《 DISCLAIMER 》
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hasil dari imajinasi Author .Jika ada kesamaan nama tokoh ,tempat kejadian ataupun cerita ,itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan .
*
*
*
Agung dan Johan terlihat cemas melihat jarum jam yang tinggal 1 menit lagi .Mereka ingin tahu apa obat anti kanker itu berfungsi atau tidak .
" Semoga obat itu berfungsi " Ucap Agung pelan .
Johan mengangguk dan kembali melihat reaksi si dokter dari balik pintu .Terlihat si dokter yang sedang terlelap karena mereka terus memberikan obat bius setiap dokter itu kejang .
Kringg'
Suara alarm yang Agung setel berbunyi ,membuat mereka langsung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan si dokter .Johan pun menyuruh anak buahnya untuk mengecek keadaan si dokter .
Anak buah Johan mengangguk pertanda aman , Agung dan Johan berjalan pelan menghampiri si dokter .Kemudian asisten si dokter itu langsung memeriksa keadaan tubuh atasannya ,dan terdiam mematung melihat hasil tes yang ada di tangannya .
Ia kemudian menoleh pada Johan sambil tersenyum .Pria tanpa babibu langsung memeluk tubuh ketua PBB itu.
Ia sangat senang karena akhirnya obat itu berfungsi meskipun hanya memperlambat penyebaran dalam tubuh sebelum anti body di temukan.
" Ada apa? " Ucap Johan kaget
Ia langsung melepaskan pelukan Agung yang membuat Agung malu sambil menatap sang ketua PBB itu .
Ia langsung menjelaskan apa yang terjadi dan membuat Johan bernafas sedikit lega .
Kemudian Johan dan Agung menyuruh anggota tentara yang berjaga memberitahu mereka jika terjadi sesuatu .Dua pria itu bergegas pergi kembali untuk memberitakan kabar baik pada sang Presiden.
****
Clek'
Suara pintu terbuka membuat pak Presiden menoleh ,ia melihat Agung dan Johan menatapnya dengan raut wajah yang berseri .
" Pak kita berhasil " Seru Agung tersenyum lebar pada Presiden.
" Betul pak ,obat itu berfungsi meskipun hanya untuk memperlambat penyebaran , kita bisa mengulur sedikit waktu untuk mencari kembali anti body nya " Timpal Johan.
" Syukurlah "
Semua orang langsung bernafas lega begitupun dengan pak Presiden .
" Cepat beritahu semuanya ,dan kirimkan obat anti kanker ke semua tempat pengungsian " Perintah sang Presiden .
Semua orang langsung sibuk menelpon kepada setiap kapten yang berada di pengungsian .
****
****
" Ara makam dulua ya " Ucap Bayu pada adiknya .
Ara menoleh pelan sambil menatap roti yang ada di tangan kakaknya ,ia kemudian mengambilnya dan langsung ia makan ,tapi belum sempat gadis itu menelan roti itu .Ara langsung memuntahkan roti dalam mulutnya keluar membuat semua orang kaget melihatnya .
" Kenapa Ara?apa ada yang sakit? " Tanya Jihan langsung menghampiri Ara .
Sedangkan Mega dengan segera memberikan air pada Bayu untuk Ara minum.
" Aku sudah tidak merasakan sakit kak ,tapi entah kenapa perutku menolak makanan " Ucap Ara .
Ia langsung meminum air yang di berikan kakaknya secara bruntal .
Semua orang yang mendengarnya penjelasan dari Ara menatap gadis itu aneh ,Budianto langsung menyuruh Jihan memeriksa kembali tubuh Ara .Sedangkan Bayu menatap Ara khawatir sambil menunggu Jihan yang sedang memeriksa Ara .
Setelah memeriksa keadaan Ara ,Jihan menggelengkan kepalanya pada semua orang .Ia berkata jika Ara baik - baik saja .
" Aku belum tahu kenapa perutnya menolak makanan tapi Ara masih bisa menerima air, itu sedikit bagus "
Bayu mengangguk ia berpikir sambil menatap adiknya mungkin maagnya sedang kambuh .
Semua orang langsung kembali makan untuk menambah energi .
" Jadi apa kondisimu sudah mulai membaik? " Ucap Budianto pada Ara .
Ara mengangguk , membuat Budianto langsung menyunggingkan bibirnya tersenyum pada gadis itu.Mereka semua langsung bergegas melanjutkan perjalanan ke post pengungsian 3 yang sudah tidak jauh dari mereka .
****
****
" Baik pak " Ucap kapten tentara di post pengungsian 3 .Pria itu langsung memerintahkan tentara yang berjaga di depan gedung untuk segera mengirimkam paket dari pemerintah padanya jika sudah datang .
" Ada apa pak? " Tanya seorang tentara pada kaptennya .Ia baru saja membagikan makanan jadi tidak tahu apa yang terjadi .
" Pemerintah sudah menemukan obat untuk memperlambat penyebaran , kamu juga cepat bantu yang lainnya " Ucap sang kapten .
Si tentara langsung bergegas pergi membantu yang lainnya .
Kringgg'
Dering telepon membuat sang kapten menoleh, ia berpikir apa atasanya itu melupakan sesuatu sampai harus menelponnya kembali.
" Halo pak "
" Halo " Suara yang familiar di telinga sang kapten membuat nya kaget .
" Pak Budianto akhirnya " Ucap sang kapten pada Budianto di telepon .
" Haha apa kamu begitu senang kapten Gilang "
" Hah tentu saja pak ,saya sangat khawatir saat tidak menemukan pak Budianto disana "
" Disana? "
" Iya ,saat itu saya dan anggota lainnya di perintahkan untuk menolong anda dan istri anda yang sedang bertarung dengan orang yang terinfeksi. Tapi saat kami sampai disana anda sudah tidak ada di tempat " Ucap kapten bernama Gilang itu .
" Memangnya kamu tahu dari mana? " Tanya Budianto di sebrang telpon.
" Atasan pak ,beliau melihatnya dari drone pengintai "
" Terima kasih ,aku hanya ingin tahu apa di post mu aman? "
Kapten Gilang terdiam sejenak mendengar ucapan dari Budianto .Bagaimana ia memberitahukan jika ada banyak orang yang terinfeksi di post 3 meskipun berbeda ruangan tapi tetap saja .
" Kapten Gilang? " Suara Budianto kembali terdengar .
" Bisa di katakan aman tidak aman pak ,karena disini ada beberapa orang yang sudah terinfeksi di kurung di ruangan berbeda dan hanya anggota kita yang mengetahuinya karena takutnya jika warga tahu itu akan memperkeruh keadaan " Jawab Kapten Gilang .
Suara di telpon hening membuat kapten Gilang cemas sambil menatap telepon di genggamannya .
" Baiklah ,kami juga punya satu orang yang terluka karena orang yang terinfeksi dan sangat membutuhkan alat untuk mengeceknya ,apa disana ada alatnya? "
" Ada pak "
" Baiklah aku akan segera kesana dalam waktu 10 menit " Kapten Gilang mengiyakan .Kapten tentara itu langsung menutup telponnya dan berganti menelpon atasannya .
" Halo pak ,saya melapor jika Kapten Budianto selamat,ia baru saja menelpon saya dan akan segera menyusul ke post 3 dalam waktu 10 menit " Ucap kapten Gilang .
Ia kemudian mematikkan telponnya setelah melapor pada atasannya .
Tok..tok..tok
Ketukan pintu membuat kapten Gilang menoleh , ia langsung melihat anggotanya yang membawa beberapa kardus obat yang di berikan oleh pemerintah .
" Pak ,kami sudah membawanya " Ucap nya.
" Berikan obat itu pada orang yang sudah terinfeksi dan ingat apa yang di katakan ketua Johan saat melumpuhkan orang yang terinfeksi " Jawab kapten Gilang .
Si tentara mengangguk pelan ,ia kemudian pergi pamit meninggalkan sang kapten.
*****
*****
" Jadi bagaimana pak?apa mereka punya alatnya? " Tanya Bayu pada Budianto .
" Mereka punya alatnya, jadi kamu jangan khawatir Bayu " Ucap Budianto menenangkan Bayu .
Bayu dan lainnya bernafas lega tak terkecuali dengan Ara yang mendengarnya .
Jujur ia sedikit takut jika ia benar - benar terinfeksi tapi mau bagaimana pun hasilnya nanti ,ia akan tetap menerimanya walaupun ia harus berpisah dengan kakaknya suatu saat nanti .
" Jangan khawatir dek, kakak yakin adik ku yang cantik ini tidak terinfeksi " Ucap Bayu menenangkan sang adik .
Jihan dan Mega pun mengangguk tersenyum pada Ara begitupun Budianto ,Karina dan Rini.
*
*
*
Hai sobat sachie..
Gimana kabar hari ini?Ngak nyangka ya kalau cerita Jakarta is in danger sudah sampe sini huhu terharu sachie tuh ...
Siapa yang ngefans sama pak Agung ?dan apa Ara positif terinfeksi atau negatif?jawabannya di next episode..
Terima kasih yang udah setia bareng sachie
Love seuniverse buat kalian💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments