H-1

《 DISCLAIMER 》

Cerita ini hanya fiktif belaka dan hasil dari imajinasi Author .Jika ada kesamaan nama tokoh ,tempat kejadian ataupun cerita ,itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan .

*

*

*

Pagi itu, di sebuah rumah sakit ternama di kota Jakarta, semua orang sibuk hilir mudik keluar masuk rumah sakit, para dokter dan suster pun sibuk melayani para pasiennya. Sebuah mobil ambulance tiba di depan lobby rumah sakit, membuat beberapa dokter dan suster yang melihatnya buru-buru berlari cepat membantu supir ambulance untuk mengeluarkan si pasien dari mobil.

Sementara itu, seorang perempuan berjas dokter baru saja tiba di parkiran rumah sakit, lalu matanya menatap kaget, dan berlari menghampiri rekan kerjanya yang tengah berusaha mengeluarkan si pasien dari mobil. Begitu hampir sampai, Jihan perempuan itu melihat rekan kerjanya berdiri mematung menatap orang yang terbaring lemah di atas brankar, membuat Jihan semakin mempercepat larinya karena penasaran.

Deg!

Mata Jihan terpaku, tubuhnya nyaris limbung jika perempuan itu tak memegang bahu rekan kerjanya secara spontan.

"Dokter Jihan!" Seru rekan nya.

Perempuan itu masih tak bergeming, menatap orang yang berada di atas brankar rumah sakit, "FAJAR" kekasihnya. Pria itu sekarang tengah terbaring lemah, dengan mulut mengeluarkan banyak darah. Tubuh Jihan langsung lemas, dia tidak menyangka kekasih yang dia cintai sekarang terbaring lemah di hadapannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jihan dengan suara parau. Tenggorokannya sangat sakit karena perempuan itu menahan tangisnya.

"Salah satu warga menelpon, dia berkata jika ada kecelakaan di dekat bandara, dan aku pun kaget, ternyata orang yang di maksud Dokter Fajar." Jawab rekannya.

Jihan menatap kekasihnya nanar, dirinya merasa sangat bersalah karena tidak menjemput pria itu. Sebelum dia berangkat ke rumah sakit. Fajar menelponnya meminta perempuan itu untuk menjemputnya, karena pria itu mengatakan jika dia mendadak tidak enak badan, takut jika menyetir sendirian akan terjadi hal yang tidak di inginkan. Dan akhirnya yang di takutkan pria itu terjadi.

"Tunggu apa lagi! cepat bawa ke IGD" Seru Jihan mencoba menegarkan hatinya.

Namun sebelum mereka sempat mendorong brankar, tubuh Fajar mendadak kejang, urat-urat di lehernya menonjol, lalu pria itu memuntahkan banyak darah dari mulutnya membuat lantai rumah sakit licin karena darah.

Salah satu suster yang terkena cipratan darah dari Fajar mendadak ambruk, lalu kejang-kejang membuat semua orang yang melihat itu berlarian panik menyelamatkan diri.

Namun, si suster yang tadi kejang tiba-tiba bangkit dan menyerang semua orang secara acak, teriakan panik, raungan kesakitan dan darah menambah kengerian di rumah sakit pagi itu.

"Tolongg." Ucap seorang pria memegang kaki Jihan. Dokter yang terkenal ramah itu menatap ngeri pada si pria dan tanpa sadar menendang kepala pria itu.

"DOKTER JIHAN!" Teriak salah satu suster yang selamat seperti Jihan.

Suster itu langsung menarik tangan Jihan pergi menyelamatkan diri, sementara itu, tanpa mereka sadari seorang wanita yang sudah terinfeksi berhasil lolos melewati tangga darurat rumah sakit .

****

Sementara itu, di sebuah kontrakan kecil. Bayu tengah sibuk mengolesi rotinya dengan selai coklat diskonan yang dia beli di minimarket.

"Kak." Panggilan dari arah belakang membuat pria itu menoleh, lalu tersenyum menatap adiknya yang tengah mengucek-ngucek matanya karena masih mengantuk.

"Kamu udah bangun dek, sana mandi dulu"

Ara adiknya Bayu mengangguk, lalu berjalan sempoyongan ke kamar mandi, membuat Bayu menggeleng pelan melihat adiknya. Lalu kembali mengoleskan selai pada roti yang sudah 1 minggu lalu dia beli.

10 menit kemudian, Ara sudah selesai mandi, adik Bayu itu berjalan menghampiri Bayu dengan seragam yang sudah rapi melekat di tubuhnya. Tanpa ada pembicaraan, mereka melahap rotinya dalam diam .

"Dek kakak nanti bakal pulang malam mungkin, tolong jaga diri baik-baik ya!" Ucap Bayu pada Ara yang sedang memakai sepatu nya.

"Memangnya kakak mau kemana? melamar kerja lagi?" Tanya Ara tanpa menoleh.

"Iya dek hm, nanti makan malam beli saja di warung depan ya." Ucap Bayu mengelus pucuk kepala adiknya.

"Memangnya kakak punya uang?"

"Ada dek, nih" Bayu pun memberikan uang 20 rb pada adiknya.

Ara mengangguk, lalu pamit pada kakaknya, setelah kepergian adiknya, Bayu membereskan rumahnya sebentar lalu bergegas pergi berangkat melamar kerja.

Sesampainya di sekolah, Ara langsung bergegas masuk ke dalam kelas karena bel sudah berbunyi. Gadis itu kemudian duduk di kursinya dan menunggu sang guru memasuki kelas. Beberapa menit kemudian gurunya datang dan memulai pelajarannya.

"Baiklah anak - anak, buka buku pelajaran halaman 124." Ucap seorang Guru pada muridnya.

"Baik Bu." Jawab semua murid.

Ara dengan malas membuka buku pelajarannya, gadis cantik itu kemudian menatap ke luar jendela saat melihat seorang wanita yang ingin menerobos masuk gerbang sekolahnya. Wanita yang berperilaku aneh di mata gadis itu membuatnya memicingkan matanya penasaran.

Adik dari Bayu itu melihat satpam sekolahnya yang sedang mencoba menghentikan si wanita yang akan masuk ke dalam sekolahnya.

"Ara apa yang sedang kamu lakukan!" Seru gurunya membuat ara kaget.

"Maaf bu." Jawab Ara cengengesan.

"Karena kamu tidak memerhatikan pelajaran, maka ibu akan menghukummu! pergi ke perpustakaan dan hitung semua buku yang ada disana." Perintah gurunya membuat Ara menatap horror pada guru yang terkenal killer itu.

Karena Ara merasa itu memang kesalahannya, dengan lesu Ara berjalan pergi meninggalkan kelas tanpa mengetahui jika wanita yang dia lihat tadi sudah terbujur kaku bersama si satpam yang sedang kejang - kejang memuntahkan darah dari mulutnya.

****

Sementara di tempat kakaknya, Bayu sedang di interview oleh si pemilik toko tempatnya melamar kerja, pria itu menatap cemas pada Pak Dadang si pemilik toko karena takut tidak di terima.

"Kamu mantan pemadam kebakaran?" Tanya pak Dadang pada Bayu.

Bayu menggaruk kepala belakangnya kaku, lalu mengangguk pelan membenarkan perkataan pak Dadang.

Pak Dadang terdiam sejenak menatap Bayu, pria tua itu berdiri dari kursi dan menepuk pelan bahu Bayu mengangguk setuju.

"Maksud bapak aku di terima?" Ucap Bayu tidak percaya.

"Jika kamu tidak mau, silahkan pergi" Jawab Pak Dadang melenggang masuk ke dalam ruangannya.

"Terima kasih pak, dengan senang hati aku menerimanya" Seru Bayu senang menatap bosnya.

Pak Dadang yang mendengarnya tersenyum kecil, sambil melambaikan tangannya tanpa menoleh pada Bayu.

"Akhirnya aku dapat pekerjaan" Ucap Bayu tersenyum bahagia.

*****

Sedangkan di rumah sakit, semua orang tengah kejang-kejang dan menyerang satu sama lain bahkan ada yang menyerang diri mereka sendiri. Membuat Jihan dan Ningsih yang menatap pemandangan mengerikan di layar cctv rumah sakit berigidik ketakutan.

"Dok bagaimana ini?" Tanya Ningsih pada Jihan dengan raut wajah ketakutan.

Jihan yang tidak tahu harus bagaimana pun hanya mengelengkan kepalanya pada Ningsih. Perempuan itu juga bingung dengan apa yang sedang terjadi sekarang.

Tok.. tok

Suara ketukan pintu membuat Ningsih dan Jihan kaget, Dua perempuan itu saling memandang satu satu sama lain lalu berjalan pelan menghampiri pintu.

"Aku akan mengeceknya." Ucap Jihan mengintip di balik lubang kunci.

"Ada apa dok?" Tanya Ningsih ketakutan .

Jihan memicingkan matanya mengedarkan pandangannya ke sekitar dari lubang pintu. Meskipun dia tahu hanya bisa melihat dari satu arah, tapi setidaknya dia bisa melihat bayangan orang jika memang ada.

"Aku pikir tadi ada orang." Ucap Jihan merasa lega.

Sambil tersenyum dokter cantik itu menghampiri suster Ningsih yang sedang ketakutan.

Tok..tok..tok

Belum sempat Jihan berjalan 5 langkah, suara gedoran pintu kencang terdengar kembali, membuat mereka menutup mulutnya seketika, karena takut jika orang itu seperti yang mereka lihat di layar cctv.

"TOLONG.. SIAPA SAJA TOLONG BUKA PINTUNY!APA ADA ORANG DI DALAM?" Sebuah suara yang familiar di telinga Jihan, membuat dokter itu menatap pada Ningsih dan pintu secara bergantian.

"Itu suara Bu Mega resepsionis." Ucap Ningsih nyaris berbisik, suster itu langsung berjalan ke pintu dan menatap Jihan meminta izin.

Jihan mengangguk setuju, lalu Ningsih pun dengan pelan membuka pintu. Dan saat pintu di buka, terlihat Mega menatapnya ketakutan.

"Argh sial! kenapa lama sekali membukanya."Ucap Mega pada Ningsih.

Perempuan resepsionis itu langsung masuk dan tanpa babibu mengunci pintu ruang cctv.

"Hoshh.. hoshh ada apa dengan rumah sakit ini?membuatku kesal saja." Kesal Mega menatap Jihan meminta jawaban. Sebenernya perempuan itu sangat takut saat dia keluar keluar dari toilet keadaan rumah sakit sangatlah kacau.

Tanpa rasa malu Mega duduk di meja, lalu meminum air yang ada rak dekat Jihan. Untung saja ruangan cctv di rumah sakitnya menyediakan stok makanan dan minuman.

Setelah selesai menghilangkan rasa hausnya, Mega menatap tajam Jihan, membuatnya langsung menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Aish jadi ini salah kekasih mu?" Umpat Mega kesal.

Jihan yang mendengar nya langsung menundukkan kepalanya menatap lantai sambil tersenyum kecut.

"Bu Mega, bisa tidak jangan bicara seperti itu di depan dokter Jihan, dia baru saja kehilangan seseorang yang dia cintai." Jelas Ningsih memegang pundak dokter cantik itu.

"Aku tahu, tapi kenyataannya seperti itu" Jawab Mega malas.

Drtdd... drtddd

Suara dering hp membuat Mega langsung mengambil hpnya, diamelihat notif siapa yang masuk, Dan saat perempuan itu melihat notifikasi yang tertera di layar hpnya.

prak!

Hpnya langsung jatuh dari genggamannya, tubuhnya bergetar ketakutan menatap hpnya, lalu menoleh pada Jihan dan Ningsih.

《 PERINGATAN!.TELAH TERJADI SERANGAN VIRUS DI SEBUAH SEKOLAH SMA JAKARTA 01 YANG MENYEBABKAN BANYAK KORBAN BERJATUHAN. DI MOHON UNTUK SEMUA WARGA YANG DEKAT DENGAN SEKOLAH UNTUK JANGAN PERGI KELUAR RUMAH. SAYA UCAPKAN KEMBALI JANGAN ADA SATU PUN ORANG YANG KELUAR DARI RUMAH SEBELUM PIHAK PEMERINTAH MENGIZINKANNYA 》.

*

*

*

**Hai sobat sachie...

Wah ceritanya mulai mendebarkan haha

Dan siapa yang di episode satu kemarin udah nebak kenapa sama dokter Fajar ?hihi aku udah kasih kisi - kisi loh .

Yang tahu dokter Fajar kenapa jawab ya ?

Terus pantengin cerita ini sampai tamat ya** ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!