Sama-sama Menjengkelkan.

💐💐💐💐💐💐

...HAPPY READING...

.

.

"Kamu pikir aku sopir pribadi mu! Sehingga harus menunggu begitu lama." ucap Adriel begitu Thalita masuk kedalam mobilnya.

"Adriel, mana mungkin aku langsung pergi begitu saja. Aku harus berpamitan terlebih dahulu pada Om Marcel," jawab Thalita sambil memasang salt belt pada tubuh rampingnya.

"Benar-benar hebat sekali, dirimu tega memanfaatkan kebaikan papaku, demi tujuanmu itu, sangat licik!" cibir Adriel masih kesal karena Thalita tidak menolak saat dijodohkan dengan dirinya. Meskipun dia sendiri sudah tahu apa alasan sahabatnya itu menerima perjodohan mereka. Tetap saja ada rasa kesal yang ia rasakan.

Mendengar tuduhan Adriel membuat Thalita yang tadi hanya diam, langsung menoleh kearahnya dengan sorot mata tajam. Yaitu itu si Burung Merak bermata Burung Elang. Itulah yang ada didalam pikiran Adriel saat ini.

"Aku peringatkan kamu sekali lagi. Aku tidak tahu menahu tentang masalah perjodohan ini. Jadi berhentilah menuduhku seperti yang kamu pikirkan. Aku sudah bilang, jika kamu tidak mau, sana katakan sendiri pada Om, bukan menuduhku yang bukan-bukan,"

"Ck, tapi aku tidak percaya lagi pada ucapan mu," tersenyum mengejek dan mulai menjalankan kendaraan mewahnya membelah jalanan ibu kota yang mulai terlihat ramai.

"Huh! Terserah padamu mau percaya atau tidak. Bila kita sudah sampai tolong bangunkan aku. Sekarang aku mau tidur sebentar saja, tadi malam aku tidak bisa tidur dengan baik karena harus menyelesaikan pekerjaan ku." Thalita menghembus nafas kasar. Berdekatan dengan Adriel benar-benar menguji kesabarannya.

Sudah biasa bertengkar dan mendengar celotehan pedas Adriel. Membuat Thalita biasa-biasa saja, tidak sakit hati ataupun sebagainya.

"Agh... dasar Merak!" kata Adriel sambil menggelengkan kepalanya. Bila diluar sana, mungkin Thalita dikenal sebagai gadis feminim dan anggun. Akan tetapi semuanya tidak berlaku bila dia sedang bersama kedua sahabatnya.

Gadis itu bagaikan memiliki dua sisi berbeda. Atau juga bisa disebut mempunyai duplikat wajah yang sama. Tapi hanya saat bersama Adriel dan Riko saja dia menjadi bar-bar. Bila lagi bersama dengan pemuda lain dia terlihat begitu anggun, manis dan mengemaskan.

Sambil mengendarai kendaraan mewahnya. Sesekali mata hitam pekat milik Adriel melirik kearah gadis yang dalam hitungan hari lagi akan menjadi istrinya.

"Bila sedang tidur seperti sekarang, kamu sangat cantik. Tapi kalau sudah bangun, selalu membuatku darah tinggi,"

Gumam Adriel mengakui bahwa sahabatnya sangat cantik.

Berkata seperti itu, tanpa Adriel sadari bahwa dia sendiri tak kalah menyebalkan, sehingga mereka berdua selalu bertengkar. Intinya mereka berdua sama-sama menyebalkan.

Hampir tiga puluh menit, mobil Lamborghini milik Adriel sudah tiba didepan butik sahabat ayah nya. Sebetulnya pakaian di butik tersebut kebanyakan hasil desain Thalita sendiri,  karena butik itu sudah bekerja sama dengan perusahaan tempat Thalita bekerja.

"Thalita, Lita, ayo bagun!" panggil Adriel membangunkan sahabatnya. Seperti yang  sudah dipesan gadis itu sebelum tidur. Bila mereka telah sampai, maka bangunkan dia.

"Thalita, Thalita! Kalau kamu nggak bangun juga, aku dorong keluar dari mobilku nih," ancam pemuda itu menepuk pelan pundak si calon istrinya. Tidak ada perlakuan manis sama sekali. Sungguh menyebalkan.

"Ma--- Sebentar lagi, Thalita masih mengantuk," jawab gadis itu bergeliat kecil.

"Mama? Apa dia sering seperti ini?" tiba-tiba hati Adriel terenyuh melihat Thalita mengira kalau yang membangunkan nya adalah Almarhumah ibunya yang sudah meninggal dunia.

"Thalita! Ini aku, Adriel. Ayo bangun!" tadinya ingin marah karena sahabatnya tidak kunjung bangun. Namun, mendengar gadis itu menyebut nama orang yang sudah tidak ada, membuat Adriel tidak tega.

Ternyata dia harus banyak-banyak bersyukur, karena masih memiliki papa yang menemani. Tidak seperti sahabatnya yang hanya hidup sebatang kara.

Dengan ragu-ragu tangan kekar Adriel terangkat untuk menyibak helaian rambut Thalita. Di tatapnya sebelum mengelus pipi gadis itu, karena bila tidak kunjung bangun. Maka dengan cara seperti itulah untuk membangun kan nya.

Meskipun mereka suka bertengkar. Akan tetapi Adriel dan Thalita mengetahui banyak hal diantara mereka berdua. Namun, semua itu tidak pernah ditunjukkan. Sebab keduanya sama seperti Tom and Jerry.

Sambil mengelus pipi sahabatnya, jantung Adriel kembali berdebar-debar seperti mau keluar dari tempatnya.

"Lita--- bangunlah! Kita sudah sampai." panggil Adriel r untuk kesekian kalinya. Namun, saat ini dia membagungkan dengan suara lembut.

"Eum ... iya!" jawab Thalita membuka matanya pelan. Bagitu terbuka.

"Adriel!" seru gadis itu dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur.

"Hem! Ayo bagun, kita sudah sampai." menjawab sambil menelan Saliva nya sendiri. Jakun Adriel sudah naik turun begitu menatap bibir ranum Thalita dan mencium harum tubuhnya yang masih tetap wangi meskipun sudah beraktivitas seharian.

"Ayo, aku tidak punya banyak waktu," kata Adriel menjauhkan tubuh mereka. Lalu dia mencabut kunci mobilnya dan keluar lebih dulu. Tanpa pemuda itu sadari, kalau dia meninggalkan ponselnya yang terus berdering sejak tadi. Akan tetapi tidak diangkatnya karena benda tersebut dibuat mode silent.

"Ck, tidak ada romantis-romantisnya! Seharusnya kamu membuka pintu mobil untuk ku, seperti pasangan lainnya," berdecak kesal. Namun, Thalita tetap mengikuti Adriel dari belakang.

"Jangan manja, kamu bisa membukanya sendiri," sahut Adriel cuek. Kembali pada mode yang selalu membuat Thalita kesal.

"Selamat sore, Tuan muda, Nona muda!" sambut pegawai butik dengan sopan. Mereka sudah diberitahu, kalau hari ini ada tamu penting yang akan datang berkunjung. Jadi disuruh menunggu kedatangan mereka berdua.

"Iya, selamat sore juga, Kak. Apakah Tante Anin ada?" yang dijawab oleh Thalita, karena Adriel hanya menganggukkan kepalanya.

Thalita sengaja memangil Kakak. Sebab si pegawai masih muda. Mungkin seumuran dengan dirinya.

"Ada, beliau sudah menunggu sejak tadi. Mari Saya antar," si pegawai butik membawa pasangan tersebut naik kelantai dua. Untuk menemui pemilik butik.

"Wah, kalian sudah datang! Tante kira kalian berdua tidak jadi," wanita pemilik butik langsung menaruh alat pengukur baju, begitu melihat tamu pentingnya sudah datang.

"Maaf, sudah membuat Tante menunggu," ucap Thalita menyalami tangan wanita yang tadi dia sebut Anin. Di ikuti oleh Adriel.

"Tidak apa-apa. Ayo silahkan duduk. Biar pegawai Tante yang membawa gaunnya kemari," kata wanita paruh baya itu ikut duduk bersama tamunya.

"El, tolong bawakan gaunnya kemari," ucap Anin pada pegawai yang mengantar Adriel dan Thalita.

"Baik, Bu." jawab si pegawai membungkukkan tubuhnya sedikit. Lalu pergi dari sana. Tidak lama, hanya sekitar enam menit kurang lebih. Si pegawai sudah datang dengan rekan kerjanya, karena bila sendirian dia susah membawa satu gaun yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

"Nah, ini gaunnya!" Anin langsung berdiri sambil menerima gaun yang di rancangannya beberapa waktu lalu.

Sebelum menjawab. Thalita terdiam beberapa saat, sambil meneliti rancangannya baju tersebut.

"Maaf, Tan. Sepertinya Saya akan membuat gaunnya sendiri. Biarkan Adriel saja yang dari sini," jawab Thalita tidak cocok dengan seleranya.

"Iya, tidak apa-apa! Marcel hanya menyuruh kalian untuk melihatnya saja, mana tahu ada yang cocok. Semuanya kalian berdua yang tentukan. Apalagi kamu adalah seorang perancang terbaik di kota ini, Nak,"

Anin tersenyum karena dia sudah menduganya, kalau Thalita pasti akan memilih untuk membuat gaunnya sendiri.

"Bukannya terbaik, Tan. Hanya saja menurut Saya gaun ini terlalu ramai. Jadi kesannya seperti sedang melakukan Fashion di atas panggung."

Thalita memberikan alasan kenapa dia tidak mau, secara gembleng. Agar wanita paruh baya itu tidak tersinggung padanya.

"Iya, kamu benar, sayang. Tante juga merasa seperti itu. Kalau begitu Adriel saja yang memilih jas nya." Anin menoleh kearah Adriel yang hanya diam saja sejak tadi.

"Tidak jadi juga, Tan. Biar calon istri Saya membuatnya sendiri," tolak Adriel cepat.

"Eum... agar tidak merugikan butik Tante. Tolong pilih beberapa gaun paling mahal, untuk Thalita." jawab Adriel santai.

Sehingga membuat mata Thalita membola keluar. Jika tau seperti itu, kenapa juga mereka harus repot-repot datang ke butik tersebut.

...BERSAMBUNG ......

Terpopuler

Comments

Nasira

Nasira

bajunya untukku saja 🤭🏃🏃🏃🤣

2023-02-17

0

Adi Soraya

Adi Soraya

Lanjut lagi kk

2023-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!