Memberi Kesempatan.

💐💐💐💐💐💐

*HAPPY READING*...

.

.

"Thalita, jangan gila kamu! Ini bukan lelucon!" sentak Adriel pada sahabatnya. "Aku tidak mencintaimu, gadis yang aku cintai hanyalah Fara." Adriel kembali berkata penuh tekanan.

"Adriel ... jika kamu tidak ingin kita menikah, maka kamu sendiri yang mengatakan pada Om Marcel," kata Thalita karena dia mana mungkin mengatakan kata tidak, pada orang yang sudah banyak menolong dirinya.

"Astaga, Lita!" mengusap wajahnya kasar. Ternyata membujuk gadis itu tidak semudah yang dibayangkan."Kamu kan tahu, kalau aku tidak bisa menolak permintaan papa, hanya dia satu-satunya keluarga yang aku miliki," kesal, padahal dia saja tak bisa menolak, apalagi sahabatnya.

"Dri, aku pun sama seperti dirimu. Jika kamu bisa membatalkan perjodohan ini. Maka lakukanlah, aku tidak masalah. Tapi bila kamu meminta aku yang membatalkannya lebih dulu, aku tidak bisa melakukannya." tegas Thalita juga sadar bahwa Adriel tidak mencintainya.

Salahkah, bila kali ini saja Thalita ingin egois pada sesuatu yang dia inginkan. Saat ini tiba-tiba gadis itu ingin mencobanya demi pria yang sudah lama dia sukai.

Mendengar penuturan sahabatnya, membuat Adriel menatap Thalita dengan tatapan tajam. "Apa alasanmu tidak bisa melakukannya? Papa ku sangat menyayangi mu, pasti dia tidak akan memaksamu untuk menerima perjodohan kita. Aku mohon Lita! Bantu aku bicara pada papa, kali ini saja," mohon Adriel untuk kesekian kalinya. Mereka berdua bersahabat meskipun sering bertengkar. Makanya Adriel sampai memohon.

"Om Marcel juga sangat menyayangi mu! Beliau tidak akan membuat putranya sendiri menderita. Jadi bicara sendiri padanya. Namun, jika kamu menyuruh aku yang mengatakannya. Maaf, aku tidak bisa," tutur gadis itu hendak pergi dari sana, karena tidak ingin mereka semakin berdebat.

"Thalita, kamu mau kemana? Kita belum selesai bicara!" Adriel mencekal pergelangan tangan Thalita cukup erat. Sehingga membuat gadis itu meringis menahan sakit.

"Adriel lepas! Apa yang kamu lakukan, hah!" sentak gadis tersebut menarik paksa tangannya. Namun, bukannya terlepas malah Adriel mencekal semakin erat. "Kacang panjang, lepas tangan aku sakit." tidak mempan memangil nama, akhirnya Thalita menyebutkan nama keramat yang sudah dia sempatkan semenjak mereka masih kecil.

"Aku tidak akan melepaskan mu, sebelum kamu mau membantuku," tatapan intimidasi langsung pemuda itu berikan. Akan tetapi Thalita bukanya merasa takut, tapi malah ikut memberikan tatapan permusuhan. Hal yang sering mereka lakukan saat bertengkar.

Aneh memang, mereka bersahabat. Tapi juga sering bertengkar. Namun, apabila satu dari mereka ada yang sakit. Maka akan saling menjaga satu sama lainya lagi.

"Adrie, lepas nggak!  Aku bilangin Om Marcel nih," ancam gadis itu tidak mau kalah. "Adriel lepas!" kembali menyentak, memiliki sifat yang sama-sama keras kepala membuat keduanya sering bertengkar. Tapi dibalik pertengkaran tersebut, ternyata Thalita menyukai sahabatnya sendiri. Mungkin sikap jutek Thalita selama ini hanya untuk menutupi perasaan sukanya saja.

"Kalau kamu berani menelepon papaku, maka aku akan---"

Gleeek ...

Gleeek ...

Adriel tidak melanjutkan lagi ucapannya, karena tadi dia ingin mengancam, bila Thalita tidak mau diam. Maka Adriel akan mencium gadis itu. Sebagai ancaman saja, tidak lebih. Namun, siapa sangka baru menatap bibir ranum sahabatnya yang masih terlihat merah muda, meskipun gadis itu tidak memakai lipstik. Jakun Adriel sudah naik turun bersamaan dengan Saliva nya yang di telan kembali.

"Kacang panjang, kamu kenapa?" marah-marahnya pada Adriel. Ternyata Thalita masih tetap perduli di saat melihat Adriel hanya terdiam seperti baru saja terkena sengatan listrik.

"Adriel, kamu bisa mendengar aku, 'kan?" Thalita melambaikan tangannya naik turun dihadapan muka sang sahabat.

"Agh, iya kenapa? Tadi kamu ingin mengatakan apa?" gara-gara melihat bibir ranum Thalita. Dalam sekejap Adriel melupakan perdebatan diantara mereka. Walaupun hanya sesaat. Lalu setelahnya pasti akan bertengkar lagi.

"Aku!" Thalita menunjuk dirinya sendiri. Di dalam hatinya sedang mengingat-ingat tadi sebetulnya yang ingin berbicara Adriel atau dirinya? Kebetulan sekali Thalita memang gadis pelupa.

"Iya, kamu wahai Burung Merak!" tersenyum mengejek. Pertanda bendera perang mulai dikibarkan. Eh, salah! Mungkin benderanya memang sudah berkibar sejak tadi.

"Kacang panjang!" Thalita ikut membalas ejekan Adriel. Hal paling menyenangkan yang tidak keduanya sadari, bahwa diantara pertengkaran tersebut sudah terselip perasaan nyaman.

"Burung Merak, aku mohon jangan menerima perjodohan kita," setelah ingat Adriel kembali lagi membujuk sahabatnya itu.

"Adriel, maaf aku tidak bisa! Tolong jangan paksa aku buat memohon pada papamu, agar tidak menikahkan kita," Thalita kembali lagi duduk di samping Adriel sama seperti tadi. Setelah di pikir-pikir lagi, Thalita tetap tidak bisa menghindari untuk membicarakan hal tersebut, karena cepat atau lambat merekap berdua harus membahas hal itu.

"Kamu kan sudah tahu aku juga tidak bisa, Thalita," ikut duduk di samping sahabatnya. Namun, Adriel sudah mengubah cara bicaranya. Tidak bernada tinggi seperti tadi.

"Adriel, sekali lagi aku tegaskan. Aku tidak bisa memenuhi permintaan mu," menatap lurus ke depan. Memperhatikan lampu kendaraan lain yang lewat silih berganti.

"Apa alasanmu tidak bisa?" kali ini bertanya serius, sambil menatap wajah Thalita yang terlihat sangat cantik, bila diperhatikan dari samping. "Lita, beri aku alasannya, apa yang membuatmu tidak bisa menolak perjodohan ini? Padahal kamu tahu jika aku hanya mencintai Fara kekasihku," tanya Adriel mengulangi pertanyaannya. Sebab Thalita hanya diam.

"Karena aku ... menyukaimu! Aku sudah lama mencintaimu, Adriel," meskipun agak ragu-ragu. Gadis itu akhirnya mengatakan perasaannya. Biarlah dia dikira wanita murahan, toh sudah pasti mereka berdua akan menikah.

Deg ...

Desiran aneh langsung mengalir di seluruh tubuh Adriel. Dia benar-benar kaget mendengar pengakuan sahabatnya. "Apa maksudmu!" pura-pura tidak mengerti.

"Adriel, aku menyukaimu. Itu alasanku tidak bisa menolak perjodohan kita." tidak memiliki cara lain. Akhirnya Thalita berkata jujur bahwa dia memiliki perasaan Adriel.

"Tapi aku tidak menyukaimu!" tekan Adriel sambil mengusap wajahnya kasar. Jujur saja, sebetulnya mengetahui kalau Thalita menyukainya. Ada rasa bahagia yang dia rasakan. Tapi dia menepis rasa tersebut. "Hanya Faranisa wanita yang aku cintai, kamu bahkan sudah tahu hal itu," tidak perduli dengan perasaan yang Thalita miliki. Adriel tetap mengatakan bahwa dia hanya mencintai kekasihnya.

"Tapi aku mencintaimu," ungkap Thalita sudah membuang semua rasa malunya. Urat malunya bagaikan sudah putus, sehingga menyatakan perasaanya lebih dulu. "Mari kita jalani perjodohan ini." pinta Thalita melihat kearah Adriel yang juga sedang menatap wajahnya.

"Aku, aku tidak bisa! Kamu bisa mendapatkan laki-laki yang mencintaimu," kata Adriel membuang pandangan matanya. Dia tidak tega bila melihat Thalita menangis.

"Tapi aku yakin, suatu saat nanti kamu bisa mencintaiku,"

"Ck, jadi perjodohan ini karena ulah mu. Aku tidak menyangka kalau kamu sepicik ini," desis Adriel yang kembali emosi setelah mendengar ucapan sahabatnya.

"Aku tidak tahu menahu masalah perjodohan ini. Semua ini murni rencana Om Marcel,"

"Apapun itu, aku tidak percaya padamu. Dasar wanita picik kamu! Aku tidak menyangka kalau kamu menghasut papa, hanya karena menyukaiku," ucap Adriel langsung meninggalkan gadis itu sendirian.

"Adriel... apakah aku kurang cantik, kenapa kamu tidak mau memberi aku kesempatan, satu kali saja."

Adriel apakah aku kurang cantik? Kenapa kamu tidak mau memberiku kesempatan, satu kali saja aku sangat mencintaimu,"

Lirih Thalita menatap kepergian Adriel yang sudah menjalankan kendaraan mewahnya.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Nasira

Nasira

ditingalin ditaman awas ada anu

2023-02-15

0

Sifa Dinieka

Sifa Dinieka

semangat Talita 💪💪 lanjut Thor 👍

2023-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!