Menguatkan Diri Sendiri.

💐💐💐💐💐💐

...HAPPY READING...

.

.

"Kenapa harus aku yang membuatnya?" tanya Thalita tidak habis pikir, yang benar saja Adriel menyuruh dia membuat jas pengantin mereka.

"Thalita, yang mau menikah kita berdua. Jadi ketika membuatnya juga harus pasangan, nggak boleh misah," jawab Adriel menyakinkan.

"Iya, baiklah, tidak masalah! Nanti malam aku akan mulai membuat rancangan baju untukmu, karena kalau punya aku sendiri. Sudah ada, tinggal membuat saja." jawab gadis itu mengalah.

Mendengar perkataan Thalita. Anin tersenyum simpul. Sebetulnya, dia sudah menduga kalau gadis itu pasti akan membuat rancangan gaunnya sendiri. Lagian aneh saja, masa iya, seorang desainer hebat seperti Thalita. Mana mungkin tidak memiliki rancangan gaunnya sendiri.

"Tante Anin--- Maafkan kami, ya. Sudah membuat Tante menunggu, mana gaunnya tidak jadi. Sebagai gantinya, Thalita akan mencari gaun yang lain saja." ucap gadis itu merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa! Marcel tidak bilang kalau kalian harus membeli gaun disini. Dia hanya berkata, menyuruh kalian melihat-lihat dulu. Bukan langsung fitting baju seperti yang dia katakan pada kalian," jelas Anin yang mengetahui jika Thalita merasa tidak enak pada dirinya.

"Benarkah?" seru Thalita tersenyum kecil. Pikirannya langsung menduga, kalau Tuan Marcel sengaja melakukannya agar mereka memiliki waktu bersama.

Namanya juga orang tua. Meskipun Adriel dan Thalita tidak mengatakan kalau lagi marahan, versi mereka berdua. Tetap saja sebagai orang tua, Tuan Marcel akan tahu.

"Iya, benar! Ayo silahkan diminum lebih dulu jus nya. Setelah ini terserah kalian, mau mencari pakaian disini atau mau pergi jalan-jalan, yang jelas hari ini Marcel Ingin kalian memiliki waktu bersama." terang Anin memang sudah tahu jika Thalita dan Adriel dijodohkan.

Apalagi mereka berdua terlihat sangat serasi. Laki-lakinya tampan dan yang perempuannya memiliki paras cantik. Akan tetapi semua itu tidak seindah yang orang pikirkan.

"Eum, i--iya Tan. Setelah ini biar kami membeli beberapa pakaian dari sini. Anggap saja sebagai permohonan maaf kami sudah merepotkan, Tante." yang dijawab oleh Thalita, karena Adriel hanya diam saja.

"Agh... papa kenapa harus berbohong seperti ini, sih. Bila ingin kami menghabisk waktu berdua, tidak perlu merepotkan orang lain seperti ini. Kan jadi nggak enak sama Tante Anin,"

Gumam Adriel didalam hatinya. Dia diam karena juga lagi memikirkan rencana papanya.

Beberapa saat setelah itu. Adriel dan Thalita pergi keruang tempat pakaian yang bisa digunakan saat di rumah, bukan gaun untuk ke pesta. Namun, meskipun pakaian rumahan, harganya tetaplah mahal, karena tempat tersebut adalah butik terkenal.

"Thalita, apa ini bagus?" tanya Adriel memperlihatkan sebuah baju kemeja. Ini bukanlah kali pertama mereka pergi berbelanja pakaian. Biasanya bila Adriel Ingin membeli pakaian, dia selalu membawa sahabatnya itu, karena seleranya dalam memilih dan memadukan sangat bagus.

"Dicoba dulu, biar aku bisa melihatnya." jawab Thalita sambil melihat-lihat yang cocok buat dia sendiri.

"Oke, baiklah!" Adriel pun pergi masuk kedalam ruang ganti, mencoba pakaian tersebut satu persatu.

"Apa yang ini bagus?" tanyanya setelah mencoba baju yang akan ia beli.

"Eum ... lumayanlah! Tapi menurutku bagian lengannya terlalu kecil. Jadi kesannya seperti baju kekecilan." ungkap Thalita memutari tubuh Adriel.

Lalu akhirnya, Adriel mencoba beberapa baju lainya lagi. Setelah mendapatkan yang cocok. Mereka pun langsung membayar dan pergi dari sana.

Thalita hanya membeli satu gaun, karena tidak ada yang cocok untuk dirinya. Alhasil hanya Adriel saja membeli beberapa potong baju kemeja.

"Pasang sabuk pengamannya!" kata Adriel melihat kearah Thalita malah mengeluarkan ponselnya.

"Bentar, aku mau membalas pesan dari Riko," sahut Thalita begitu serius karena lagi membalas pesan dari sahabatnya.

"Dia bilang apa?" tanya Adriel mulai menjalankan kendaraan mewahnya. Tapi sesekali dia melirik kearah Thalita.

"Tidak ada, Riko hanya mengabarkan. Kalau dia sebentar lagi sudah sampai bandara---"

Kriiiiiiiit ...

Mendengar ucapan Thalita yang menyebutkan kata Bandara. Membuat Adriel langsung menginjak rem secara mendadak.

Sehingga membuat kepala Thalita membentur kaca mobil, karena dia belum memasang sabuk pengamannya.

"Aaagk... Adriel!" Thalita mengaduh kesakitan. Sambil memegang keningnya yang terluka. Meskipun tidak parah, tapi kening gadis itu mengeluarkan darah.

"Auh! Apa kamu berniat ingin membunuh ku?" sentak gadis itu menatap kearah sang sahabat yang malah sibuk menelepon seseorang. Bukannya meminta maaf pada dirinya.

📱 Adriel : "Halo sayang, kamu berada dimana? Maafkan aku, tadi ada rapat mendadak. Jadi aku tidak sempat menghubungi mu," dusta Adriel begitu panggilan teleponnya sudah tersambung.

Deg ...

"Jadi karena Nara, kamu hampir membahayakan nyawa kita berdua, Bri."

"Jadi karena Fara, kamu hampir membahayakan nyawa kita berdua,"

Batin Thalita merasakan sakit yang tidak terkira bila dibandingkan dengan luka di pelipisnya.

📱Fara : "Aku sudah berada di apartemen. Huh! Sudahlah, tidak apa-apa. Kesini saja, aku sangat merindukanmu." seru Fara yang sebetulnya ingin marah. Namun, dia sangat merindukan Adriel.

Ya, yang membuat pemuda itu mengerem mendadak adalah, karena dia baru ingat kalau kekasihnya kembali ketanah air sore ini, dan Adriel berjanji akan menjemput Fara di bandara. Namun, dia malam melupakan janji tersebut.

Bagaikan sudah tuli, Adriel tidak menghiraukan kalau Thalita mengaduh kesakitan. Bahkan pelipis calon istrinya sampai terluka dan mengeluarkan darah.

📱 Adriel : "Oke, oke, aku akan ke sana sekarang," jawab Adriel langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Tanpa bertanya lebih dulu pada Thalita, dia langsung mengambil keputusan untuk pergi ke Apartemen Faranisa, dan melupakan jika Thalita juga membutuhkan dirinya.

"Thalita, maaf aku tidak bisa mengantar mu pulang. Kamu naik taksi saja, biar aku yang membayar ongkosnya." kata Adriel melihat kearah Thalita yang masih memegang pelipisnya dilapis tisu, agar darahnya bisa berhenti.

"Adriel, kamu tidak lagi bercanda, 'kan? Apa kamu tidak melihat keningku berdarah karena perbuatan mu?"

"Ck, itu hanya luka kecil, jangan berlebihan. Aku lagi serius, karena aku mau ke Apartemen Fara. Tadi aku sudah tidak menjemputnya." decak Adriel dengan cuek dan tidak memiliki simpati sama sekali.

"Apa, nggak, aku tidak mau pulang naik taksi. Lagian aku sedang terluka." tolak Thalita tetap duduk pada tempatnya.

"Lita... Kamu turun sendiri, atau aku yang akan menyeret mu untuk turun dari mobil ku?" karena sudah kesal, Thalita menolak permintaannya lagi. Adriel pun membentak sahabatnya. Padahal dia sangat tahu, jika Thalita sangat anti bila dibentak.

"Keluarlah sekarang, aku mohon! Fara sudah menunggu ku," menurunkan into suaranya sebab melihat mata calon istrinya sudah memerah mau menangis.

Thalita memang keras kepala, sama seperti Adriel. Namun, kelemahannya adalah bila dibentak, dan Adriel tau hal itu. Makanya dia langsung menurunkan nada bicaranya.

"Keterlaluan, kamu!" seru Thalita langsung keluar dari mobil tersebut dan membanting pintunya cukup keras.

Lalu Thalita pun langsung menyetop taksi, karena tahu kalau Adriel menyusulnya keluar dari dalam mobil.

"Lita, Lit, Thalita! Ayo aku akan mengantar kamu lebih dulu," sadar akan kesalahannya, Adriel berusaha mencegah calon istrinya pergi. Namun, gadis itu sudah pergi membawa luka pada dahi dan juga hatinya.

"Kamu harus kuat, Thalita. Ini belum apa-apa! Suruh siapa kamu menerima perjodohan ini." ucap Thalita pada dirinya sendiri.

"Adriel, aku nggak akan menyerah!" kembali bergumam di disertai air matanya. "Perjuanganku baru saja dimulai, kuat, kuatlah Thalita! Jangan menjadi gadis cengeng," ucapannya untuk memperjuangkan cinta yang dia punya.

*BERSAMBUNG*...

Terpopuler

Comments

Edi Suwandono

Edi Suwandono

gak sabar nunggu Thailand menikah terus cerai hahah. gimana tuh nyeselnya si Adrian

2023-02-19

1

Nasira

Nasira

jangan mudah menyerah ya lit🤭🤣

2023-02-19

1

Adi Soraya

Adi Soraya

Double up dong kk

2023-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!