Memiliki Rasa Ini.

💐💐💐💐💐💐

HAPPY READING...

.

.

Malam pun tiba.

Saat ini Tuan Marcel dan Thalita sudah duduk di meja makan. Tinggal menunggu kedatangan Adriel yang masih berada di kamarnya. Namun, sudah ada sepuluh menit menunggu, yang di tunggu tak kunjung datang. Sehingga Tuan Marcel menyuruh Thalita untuk pergi melihatnya. Padahal tadi putranya sudah berpesan agar Thalita tidak masuk kedalam kamarnya.

"Sayang, coba kamu lihat Adriel di kamarnya, kenapa dia begitu lama. Jangan-jangan dia kembali tidur. Anak itu susah sekali bila dibangunkan." titah Tuan Marcel yang sudah tidak sabar bila menunggu terlalu lama.

Setengah jam yang lalu, beliau sudah membangunkan Adriel yang lagi tidur dengan nyenyak. Setelahnya dia kembali turun kelantai bawah. Jadi tidak tahu jika anaknya langsung mandi atau malah sebaliknya.

"Baik, Om. Tunggu Thalita lihat dulu." jawab gadis itu langsung meninggalkan meja makan. Lalu dia pun menaiki tangga satu persatu menuju kamar Adriel yang terletak di lantai dua.

Cek ... lek ...

"Huh!" begitu pintunya dibuka, si cantik Thalita menghela nafas panjang. Untung saja Tuan Marcel menyuruhnya melihat ke lantai atas. Kalau tidak, entah sampai kapan mereka berdua menunggu orang yang masih tidur.

"Pantas saja tidak turun-turun. Ternyata orangnya masih tidur." ucap gadis itu mendekati ranjang. Di tatapnya wajah tampan Adriel yang semakin tampan apabila sedang tidur. Wajahnya lebih tenang dan damai walaupun pekerjaannya di perusahaan menumpuk tak pernah ada habisnya.

"Kenapa kamu tampan sekali, sih? Apa kamu tahu kalau aku sudah dari dulu menyukaimu, tapi sayangnya kamu lebih tertarik sama si ulat bulu, daripada denganku entah sampai kapan rasa ini akan hilang,"

Gumam Thalita sebelum membangunkan sahabatnya. Walau bagaimanapun dia memendam perasaannya karena tidak ingin gara-gara dia menyukai sahabatnya sendiri. Membuat hubungan diantara mereka menjadi renggang. Namun, tetap saja perasaan yang dia miliki tidak bisa hilang dalam sekejap.

"Adriel, ayo bangun! Om sudah menunggu di meja makan." Thalita menggoyangkan tubuh Adriel dengan pelan. Ini bukanlah kali pertama dia membangunkan sahabat masa kecilnya itu. Tapi sudah sering, terkadang Tuan Marcel dengan sengaja menyuruh Thalita yang membangunkan Adriel. Sebab Adriel sangat tidak suka barang-barang miliknya di acak-acak oleh Thalita.

"Adriel, Adriel Raditya! Ayo bangun! Ini sudah hampir jam delapan." kembali menggoyangkan bagian bahu, karena Adriel tidurnya miring ke kiri tepatnya mengarah kearah dirinya.

"Adriel, ayo bangun!" mulai kesal. Pemuda itu bukanya bangun tapi semakin memeluk bantal guling.

"Adriel, ayo bangun! Kasihan sama om Marcel, dia sudah menunggu dari tadi."

"Eum! Sebentar lagi, Pa. Adriel masih ngantuk." jawabnya yang mengira kalau Thalita adalah ayahnya.

"Apa, papa! Aku dipanggil papa?" Thalita tersentak sambil menunjuk pada dirinya sendiri.

"Aaiish, kamu itu, ya. Adriel ini aku si cantik Thalita, bukan Om Marcel. Ayo cepat bangun!" Thalita langsung menarik paksa bantal guling tersebut. Lalu melemparnya ke sebelah Adriel.

"Papa, kenapa guling nya di ambil." protes tapi masih tetap dalam posisi tidur.

"Heh kacang panjang, ayo bangun!" Thalita yang benar-benar kesal, akhirnya memangil dengan sebutan kesayangan versi dirinya.

Melihat Adriel tidak kunjung bangun, meskipun sudah di panggil dengan nama kesayangan yang dibuat oleh gadis itu semenjak mereka berumur tujuh tahun.

Thalita pun berinisiatif untuk menarik Adriel dari atas ranjang. Akan tetapi bukan pemuda itu yang bangun. Tapi malah dirinya sendiri jatuh terjerembab di atas tubuh Adriel yang posisinya sudah menjadi telentang, sejak bantal guling a di rebut paksa.

Buuuuk ...

"Aaaakkkh!" Thalita terperanjat kaget. Begitu pula dengan Adriel. Merasa ada sesuatu yang menimpa tubuhnya. Membuat pria itu terbangun dan membuka mata dengan lebar.

"Cantik sekali," Puji Adriel didalam hatinya sambil menatap lekat wajah Thalita. Tapi pujian tersebut hanya berlaku sebelum dia tersadar dari terpesona melihat wajah cantik sahabatnya.

"Kamu mau apa? Apakah berniat untuk memperkosa ku?" menuduh karena Thalita karena berada diatas tubuhnya.

"Memperkosa! Ha ... ha ...! Adriel, dimana-mana yang memperkosa itu laki-laki. Bukannya perempuan." Thalita tertawa mendengar Adriel menuduhnya seperti itu.

"Mana tahu karena belum memiliki kekasih, membuat kamu ingin melakukan perbuatan tidak senonoh padaku." mereka berdua tetap berdebat, tapi tubuh keduanya masih saling menempel.

"Benarkah? Kalau kamu benar-benar menuduhku seperti itu, maka aku benar-benar akan mewujudkan keinginan mu." Thalita tersenyum sambil menatap mata Adriel karena berniat ingin mengerjainya.

Akan tetapi melihat Adriel juga menatap matanya membulat jantung Thalita berdebar-debar tidak menentu. Lalu dia berusaha menjauhkan wajah mereka.

"Adriel lepas! Aku mau bangun! Nanti ada yang melihat kita sedang seperti ini." ucap Thalita setelah bisa menguasai debaran jantungnya.

"Enak saja lepas! Jadi yang dari tadi berisik itu kamu, bukan papaku., tidak melepaskan Thalita tapi Adriel malah memeluknya erat pinggang gadis itu. Apabila ada yang melihat mereka berdua, pasti akan berpikiran yang bukan-bukan.

"Iya, aku. Memangnya kenapa? Ayo cepat lepaskan aku! Om Marcel sudah menunggu kita dari tadi.,seru gadis itu berusaha untuk bangun meskipun pinggangnya masih di dekap.

"Diam, jangan bergerak! Kamu membangunkan adik kecilku." ucap Adriel blak-blakan tidak disaring lagi.

"A--a--apa maksudmu?" pura-pura tidak tahu dari pada bertambah malu. Itulah yang sedang Thalita lakukan sekarang.

"Ck, aku lupa. Kalau Burung Merak sepertimu tidak tahu apa-apa."berdecak sambil merubah posisinya. Saat ini yang berada di atas adalah Adriel bukan Thalita

Deg ...

Deg ..

Jantung Thalita yang sudah tenang, kembali berdebar-debar karena ulah Adriel. Pemuda itu menatap wajahnya dengan intens. Entah apa yang sedang Adriel pikirkan.

"Adriel, Thalita! Apa yang kalian lakukan?" suara Tuan Marcel membuat keduanya terperanjat kaget dan langsung bangun dari atas ranjang.

"Om, to--tolong jangan salah paham! Apa yang Om lihat, tidak sama dengan apa yang sudah terjadi. Thalita akan jelaskan kenapa kami berdua bisa dengan posisi seperti itu." Thalita langsung mendekati lelaki paruh baya yang sudah dia anggapnya seperti ayah sendiri, karena takut beliau salah paham padanya.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Nasira

Nasira

ayo om nikah kan aj mereka🤣🤣

2023-02-13

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!