💐💐💐💐💐💐
*HAPPY READING*...
.
.
Setelah kejadian dimana Adriel meninggalkan Thalita di taman tempat mereka berhenti malam itu. Keduanya belum pernah bertemu lagi.? Sudah lebih dari satu Minggu. Pernikahan mereka akan tetap berlanjut karena Adriel tidak bisa menikahi Fara dalam bulan ini, dan tidak dapat mencari gadis lain pula untuk ia nikahi.
Alhasil mau tidak mau harus menerima perjodohan tersebut. Namun, sampai hari ini mereka belum juga bertemu ataupun bertukar kabar. Thalita yang masih marah karena Adriel meninggalkan dirinya. Menahan diri agar tidak menghubungi sang sahabat yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Sedangkan Adriel sendiri yang sebetulnya merasa bersalah pada Thalita. Gengsi untuk menghubungi lebih dulu, apalagi setelah mengetahui kalau Thalita menyukai dirinya. Sejujurnya ada rasa bahagia yang pria itu rasakan, saat mengetahui bahwa gadis yang selalu bertengkar dengannya. Ternyata memiliki perasaan terhadapnya. Namun, karena dia sudah mempunyai kekasih. Membuat Adriel berlaku acuh tak acuh terhadap perasaan tersebut.
Sekarang Adriel sedang berada di perusahaan Afkar group. Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Hari ini, rencananya sang kekasih akan kembali selama dua hari. Persiapan buat liburan sudah dipersiapkan oleh Sekertaris pribadinya. Tinggal menunggu gadis itu kembali saja. Namun, sampai saat ini Fara ataupun asisten sang kekasih belum ada menghubunginya.
Tttdddd ...
Tttdddd ...
Saat Adriel lagi menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi. ponsel android miliknya bergetar, karena sengaja tidak ada suaranya. Lebih tepatnya dibuat mode silent. Melihat papanya yang menelepon. Membuat Adriel menyergit satu alisnya sampai naik ke atas. Baru setelah itu dia menggeser tombol hijau pada layar teleponnya.
📱Tuan Marcel : "Halo selamat siang, Nak! Apa kamu masih berada di perusahaan?" sudah tahu kalau anaknya berada di perusahaan. Namun, Tuan Marcel tetap saja bertanya seperti biasanya.
📱Adriel : "Iya, selamat siang juga, Pa.! Iya, Adriel masih berada di perusahaan, memangnya ada apa?" tanya Adriel khawatir jika sang ayah, membutuhkan sesuatu.
📱Tuan Marcel : "Apa pekerjaannya masih banyak? Ingat jangan lupa makan," sebelum Adriel menanyakan keadaannya lebih dulu. Tuan Marcel sudah menanyakan anaknya, sudah makan apa belum.
📱 Adriel : "Pekerjaannya tinggal sedikit lagi. Mungkin setengah jam sudah beres. Aku sudah makan siang, Pa. Lalu apakah Papa sendiri sudah makan siang?" Adriel bergantian menayangkan ayahnya.
📱Tuan Marcel : "Baguslah kalau sudah makan siang. Papa cuma takut kamu lupa karena terlalu sibuk bekerja. Oya jika sudah selesai, kamu segera pulang, ya" ucap Tuan Marcel lagi.
📱Adriel : "Pulang, memangnya ada apa? Papa baik-baik saja, 'Kan?" Adriel langsung merasa khawatir karena sangat jarang Tuan Marcel menyuruhnya pulang disaat jam kerja.
📱Tuan Marcel : "Papa baik-baik saja, apa Papa harus sakit dulu baru boleh menyuruhmu untuk pulang?"
📱 Adriel : "Eh, tidak, tidak! Papa tidak boleh sakit. Sebentar lagi Adriel akan pulang, Papa tunggu saja, tidak sampai satu jam, putra Papa yang tampan ini sudah tiba di rumah," mendengar ucapan papanya. Adriel langsung mengiyakan. Tanpa dia sadari kalau jam tiga sore nanti harus menjemput Faranisa di bandara.
📱 Tuan Marcel: "Iya, baiklah! Papa akan menunggu mu di rumah. Jangan sampai terlambat, dan hati-hati di jalannya nanti," tidak menunggu jawaban dari Adriel. Tuan Marcel sudah mematikan sambungan telepon mereka.
Tuuuuut...
"Papa kebiasaan main matiin aja," Adriel menaruh ponselnya kembali.
"Ada apa, ya? Tumben sekali jam segini menyuruhku untuk pulang." tanyanya pada diri sendiri dan mulai melanjutkan pekerjaannya yang tinggal sedikit lagi.
*
*
Di Perusahaan Produksi produk.
Thalita baru saja selesai merancang pakaian yang akan di luncurkan oleh perusahaan mereka. Tadi dia makan siang didalam ruang kerjanya karena takut pekerjaannya tidak selesai sampai jam setengah tiga sore.
"Thalita, apa benar yang diceritakan oleh Adriel?" tanya Riko sahabat, sekaligus CEO tempat Thalita bekerja. Dia sudah tiba disana dari setengah jam yang lalu. Namun, karena melihat Thalita masih sibuk dia hanya duduk sambil melihat gadis itu bekerja.
Semua karyawan tahu kalau bos mereka dan Thalita adalah sahabat baik. Jadi tidak pernah ada berita miring tentang kedekatan mereka berdua.
"Memangnya kacang panjang cerita apa padamu?" bukannya menjawab, tapi gadis itu kembali melemparkan pertanyaan.
"Tadi malam Adriel ke apartemen ku, dan dia bercerita padaku. Katanya kalian berdua di jodohkan oleh Om Marcel, apakah itu benar?" Adriel, Riko dan Thalita adalah sahabat dari masa kecil. Dulunya rumah mereka bertiga berdekatan. Namun, keluarga Riko pindah ke rumah baru mereka yang jauh lebih mewah.
Akan tetapi meskipun mereka sudah berjauhan. Ketiganya masih tetap bersahabat. Hubungan Riko dan Thalita tidak sama seperti dengan Adriel. Mereka berdua tidak pernah bertengkar karena Riko selalu mengalah.
"Hem, benar!" jawab Thalita sudah duduk di samping sahabatnya.
"Apa kamu sudah memikirkan resiko kedepannya? Adriel sudah memiliki kekasih dan sangat mencintainya," ucap pemuda itu menatap sang sahabat yang selama ini dia sukai. Namun, disaat Riko akan mengungkapkan perasaannya pada Thalita. Gadis itu sudah lebih dulu bercerita kalau dirinya menyukai Adriel. Sahabat mereka sendiri, karena tidak ingin persahabatan itu rusak. Riko memendam perasaan yang dia miliki.
Mendengar pertanyaan sahabatnya. Thalita terdiam beberapa saat sebelum menjawabnya. "Aku tahu resikonya! Tapi aku tetap ingin mencoba. Setidaknya aku sudah memperjuangkan cintaku, iya 'kan,?" saat mengatakan itu terdengar jika Thalita menarik nafas berat.
"Baiklah jika kamu sudah memikirkannya. Aku hanya tidak mau kamu terluka. Adriel memiliki sifat keras kepala, begitupun dengan dirimu. Jadi bila kalian berdua menikah, aku sarankan agar dirimu harus banyak-banyak mengalah, agar kalian tidak bertengkar seperti biasanya." nasehat Riko. Sebab dia tahu seperti apa keras kepala kedua sahabatnya.
Meskipun kecewa atas pilihan Thalita. Tapi Riko tetap menasehati sahabatnya itu. Baginya cinta itu tidak harus selalu memiliki. Melihat Thalita menikah dengan laki-laki yang dicintainya saja, Riko ikut merasa bahagia.
"Riko, terima kasih! Kamu selalu mengerti aku sedari kita masih kecil. Jujur, aku juga tidak mengetahui kenapa bisa mencintai Adriel, padahal dirimu tahu sendiri kalau aku dan dia tidak pernah akur." ungkap Thalita karena dia juga heran kenapa bisa memiliki perasaan pada sahabat, tapi seperti musuhnya itu.
"Terkadang perasaan memang tumbuh pada tempat yang salah. Makanya ada hati yang tersakiti. Namun, apapun itu, selamat karena akhirnya kamu bisa menikah dengan pria yang kamu cintai. Selamat berjuang, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk hubungan kalian berdua." kata Riko sedikit menyugikan senyum manisnya.
"Riko... terima kasih! Aku sangat menyayangimu," Thalita langsung saja memeluk sahabat baiknya itu, yang langsung dibalas oleh Riko.
"Aku juga sangat mencintaimu, semoga kamu bisa bahagia dengan pilihanmu. Tapi apapun yang terjadi untuk kedepannya nanti, bahuku akan selalu menjadi sandaran untuk mu,"
Gumam Riko di dalam hatinya. Dia menyanyangi Adriel dan juga Thalita. Jadi hanya bisa berdo'a untuk keduanya. Meskipun dia sendiri yang terluka.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kalau kau juga mencintai Thalita kenapa tidak jujur saja Riko
2024-07-05
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
cinta ta harus memiliki ya Rik🤭
2023-02-16
0
Adi Soraya
Semangat lanjut lagi kk
2023-02-15
0