Mahligai Cinta Yang Tergoyah
💐💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
Adriel Raditya Afkar, seorang CEO muda yang berumur dua puluh tiga tahun. Pemuda ini adalah calon pewaris satu-satunya, karena dia adalah anak tunggal. Ayahnya yang mulai sakit-sakitan membuat Adriel harus mengurus perusahaan Afkar group, mengantikan sang ayah.
Adriel sudah tidak memiliki ibu, karena beliau sudah meninggal dunia ketika Adriel masih berumur sepuluh tahun. Semenjak itu ayahnya yang bernama Marcel Afkar tidak mau menikah lagi, karena dia sangat mencintai mendiang istrinya.
Jadinya Adriel hanya dibesarkan oleh ayahnya saja. Maka dari itu, ketika ayahnya ingin menjodohkan Adriel dengan Talitha Oktavia. Gadis cantik yang merupakan sahabat Adriel sendiri. Dia tidak bisa menolaknya, apalagi saat itu ayahnya sedang tidak sehat.
Padahal Adriel sudah memiliki kekasih bernama Faranisa Aulia, yang juga berumur dua puluh tiga tahun sama seperti dirinya. Gadis cantik tersebut berprofesi sebagai seorang model terkenal. Pekerjaannya bukan hanya didalam negeri sendiri. Akan tetapi merambah sampai keluar negeri.
Bagi model terkenal seperti Faranisa, pergi bersama laki-laki manapun tidak ada masalah karena pekerjaannya mengharuskan bergaul dengan siapa saja. Lebih banyak mengenal pengusaha atau sebagainya. Maka semakin besar pula peluang mendapatkan job pekerjaan, karena sudah dipastikan mereka akan memakai jasa mereka sebagai bintang iklan.
Hal itulah yang membuat ayahnya tidak merestui hubungan Adriel dan Faranisa. Namun, sebelum menjodohkan putranya dengan Thalita. Lelaki paruh baya itu sudah pernah memberi restunya pada Adriel, tepatnya satu tahun lalu. Agar putranya bisa memilih pendamping hidupnya sendiri. Sebagai orang tua tunggal, Tuan Marcel juga tidak ingin egois.
Akan tetapi dengan syarat beliau ingin Faranisa meninggalkan pekerjaannya dan cukup menjadi istri, dari putranya saja. Namun, gadis itu tidak mau karena perjuangannya untuk bisa menjadi model nomor satu bukanlah hal mudah.
Selain dengan kekasihnya, Adriel memang hanya dekat dengan Thalita, karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Umur Thalita lebih muda hampir satu tahun daripada Adriel. Akan tetapi mereka lulus sekolahnya serempak, karena Thalita adalah gadis yang sangat pintar. Thalita bekerja sebagai seorang desainer di perusahaan sahabatnya yang juga merupakan sahabat Adriel.
Thalita juga bukan anak dari orang kaya. Namun, keluarganya berkecukupan. Rumah lama Adriel sebelum mereka memiliki rumah yang ditempati sekarang, bersebelahan dengan rumah Thalita. Makanya mereka berdua bisa bersahabat.
Sekarang Thalita hanya tinggal seorang diri, karena ibunya baru saja meninggal dunia dua bulan yang lalu. Saat ini dia hanya menyibukkan dirinya dengan cara bekerja disetiap hari. Dia dan Adriel sama-sama anak tunggal, tidak memiliki sanak saudara. Hanya saja, jika Adriel masih memiliki ayah, sedangkan dia tidak.
Adriel dan Thalita tumbuh dan besar bersama. Mereka berpisah hanya semenjak lulus sekolah SMP. Semenjak itu keduanya memiliki kesibukan masing-masing. Jadi sudah jarang bertemu. Namun, disetiap ada waktu luang. Gadis manis itu selalu datang berkunjung untuk menjenguk Tuan Marcel yang sudah dianggapnya seperti paman sendiri.
Jadi walaupun rumah mereka sudah berjauhan, hubungan yang sudah terjalin lama tidak pernah putus. Tuan Afkar pun sangat menyayangi Talita seperti dia menyayangi putrinya sendiri. Malah terkadang Adriel suka protes karena ayahnya selalu membela sang sahabat.
Merasa tidak ada wanita yang pantas mendampingi putranya selain Talita, Tuan Marcel pun memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua.
*
*
"Adriel, nanti sore setelah pulang dari perusahaan kamu langsung pulang. Ada hal penting yang ingin Papa sampaikan pada kalian berdua ," ucap Tuan Marcel memecahkan keheningan diantara dia dan Adriel. Saat ini ayah dan anak itu lagi sarapan bersama sebelum Adriel berangkat ke perusahaan.
Mendengar ucapan sang ayah, Adriel menyergit keningnya lalu bertanya. "Kalian siapa, Pa? Bukannya kita hanya tinggal berdua?" tanya Adriel sampai menghentikan makannya.
"Aish kamu ini. Tentu saja Thalita, memangnya siapa lagi," ujar beliau.
"Memangnya Papa sudah memberitahu Thalita?" tanya Brian yang mengetahui kalau sahabatnya juga sibuk bekerja.
"Tentu saja sudah! Kamu kan tinggal serumah dengan Papa. Jadi Thalita yang Papa hubungi duluan," Tuan Marcel bila bicara memang kasar. Namun, beliau orang yang sangat baik. Hanya gadis penyabar seperti Thalita saja yang betah menghabiskan waktu berjam-jam bersamanya.
Tuan Marcel memiliki Taman dan kebun sayuran di belakang rumah mewahnya. Hampir setiap akhir pekan, Thalita datang menemani beliau merawat tanamannya. Bukannya di rumah itu tidak ada tukang kebun. Tapi memang Tuan Marcel ingin mengerjakan nya sendiri. Namanya juga duda. Tidak ada pekerjaan dan juga istri yang menemani.
"Tumben sekali,"
"Ada hal penting yang perlu kalian ketahui, Ini untuk masa depan kalian berdua. Jadi jangan sampai pulang terlambat!" tekan beliau lagi.
"Iya, iya! Papa seperti tidak kenal Adriel saja, kapan anak tampan Papa ini tidak menepati janji," jawab Adriel sambil tersenyum.
"Tampan juga sampai sekarang belum menikah," cibir Tuan Marcel tidak ingin kalah. Mereka berdua memang sering saling ejek. Namun, semua itu hanya gurauan semata.
"Ck, Papa juga sama belum menikah," decak Adriel berdiri dari tempat duduknya.
"Sudah siang, Adriel berangkat dulu, ya. Papa jangan lupa buat istirahat," pamit Adriel mencium punggung tangan sang ayah.
"Hanya Thalita yang pantas menjadi pendamping hidup mu, Nak. Papa akan tenang bila dia yang menjadi istri mu,
Gumam beliau melihat kepergian Adriel. Anak yang menjadi kenangan bersama Almarhum istrinya.
Braaak ...
Suara pintu mobil Adriel, dia memang selalu seperti itu, apa-apa selalu terburu-buru. Jadinya bila orang yang belum mengenal sifatnya akan mengira kalau Adriel sedang marah atau memiliki masalah. Jadi terlihat jika lagi emosi, karena diapun orangnya sangat dingin pada orang-orang yang tidak dekat dengan nya.
Setelah memasang salt belt pada tubuhnya, Adriel mulai menjalankan kendaraan tersebut membelah jalanan ibu kota yang belum terlalu ramai karena masih pagi.
Tttdddd ...
Tttdddd ...
Ponsel milik Adriel bergetar, dilihatnya yang menelepon adalah sang kekasih. Gadis yang selalu ia rindukan.
"Selamat pagi! Apa kamu sudah sarapan?" tanya Faranisa dari seberang sana.
"Iya, sayang, pagi juga! Aku sudah sarapan, ini lagi di mobil menuju perusahaan." jawab Adriel sambil menyetir mobilnya.
"Hem, aku sudah menduganya. Oiya rencananya Minggu depan aku akan kembali. Tapi hanya dua hari," ucap gadis itu dengan suara riangnya. Tidak hanya Adriel saja yang merindukan sang kekasih, tapi juga sebaliknya.
"Benarkah? Tidak apa-apa dua hari juga. Setidaknya kita punya waktu untuk berdua," seru Adriel tak kalah bahagia.
Adriel sangat mencintai kekasihnya, jadi mau kapanpun Fara kembali, dia akan selalu sabar menantinya. Terkadang mereka tidak bertemu sampai satu setengah bulan lamanya.
"Iya benar! Buat apa aku membohongi kekasih ku. Eum... sudah dulu ya, aku mau melakukan pemotretan sekarang. Aku mencintaimu," ucap Fara sebelum memutuskan sambungan telepon. Dia menelpon memang tidak pernah lama, karena bagi mereka sudah bisa bertukar kabar saja, itu lebih dari cukup.
"Aku pun sangat mencintaimu," Adriel tersenyum sambil menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Saat ini mobil Lamborghini miliknya juga sudah tiba di perusahaan Afkar group.
"Selamat pagi Tuan muda," sapa sekertaris pribadinya yang sudah menunggu sejak setengah jam lalu. Pagi ini sekertaris tersebut memang tidak menjemput Adriel, karena tadi malam mereka berdua lembur sampai jam sebelas malam.
"Pagi juga, Gi! Ayo keruangan ku. Ada hal yang harus kamu rubah untuk jadwal kerjaku hari ini," jawab Adriel berjalan lebih dulu.
Begitu melihat kedatangan sang Presdir semua karyawan langsung menunduk hormat. Bisik-bisikan dari para karyawan pun mulai terdengar seperti hari-hari sebelumnya.
Sosok laki-laki seperti Adriel adalah dambaan bagi setiap wanita. Tidak hanya tampan, tapi juga pewaris tunggal perusahaan. Tapi sayangnya pemuda itu tidak pernah tertarik pada perempuan manapun, kecuali kekasihnya meskipun jarang bertemu
.
Ting ...
Pintu lift, lantai tujuh puluh dua sudah terbuka. Lalu Adriel dan sekretarisnya keluar dari kotak besi tersebut dan berjalan menuju kantor tempat Adriel menghabiskan waktunya berhari-hari.
"Gio, nanti sore luangkan waktu ku lebih awal. Jam setengah lima, aku harus sudah tiba di rumah. Tadi papa menyuruhku agar cepat pulang, karena ada hal penting yang ingin dia sampaikan," ucap Adriel sudah duduk di kursi kebesaran perusahaan.
"Baik Tuan muda. Saya akan mengatur ulang jadwal kerja Anda." jawab Gio, yang sudah siapa mengerjakan tugasnya.
"Oiya sama Minggu depan, luangkan waktu ku dua hari. Fara akan kembali selama dua hari, jadi waktu tersebut ingin aku manfaatkan liburan bersama dirinya," kata Adriel yang sudah mulai menyalakan laptop untuk memulai pekerjaannya.
"Saya akan mengatur semuanya. Kalau begitu Saya pamit keruangan Saya," Sekertaris Gio pun kembali keruangan nya sendiri.
Sambil bekerja Adriel tidak tenang, karena sangat penasaran apa yang akan papanya sampaikan. Adriel sudah tidak sabar untuk mengetahui hal penting yang disampaikan papanya.
*BERSAMBUNG*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
takut nya cinta Thalita tidak dibalas oleh Adriel
2024-07-05
0
Ibelmizzel
aku mampir ya Thor.💪💪💪
2023-06-04
1
Seuntai Kata
Ah, Adriel. Bikin takut aja, tatapannya dingin banget.😅
2023-02-17
2