💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
Tidak lama setelah kepergian Adriel dan Faranisa ara kekasihnya.
"Apa kita mau langsung pulang?" tanya Dokter Reza seraya berdiri setelah membayar makan dan minuman mereka.
"Iya, kita langsung pulang saja." jawab Thalita ikut berdiri. "Ini sudah sore, kan kita sudah bertukar nomor telepon. Kapan saja bisa bertemu, asalkan bukan saat jam kerjaku." lanjut gadis itu lagi.
"Oke, nanti malam aku akan menghubungimu," jawab Dokter Reza mengandeng tangan sahabatnya keluar dari Kafe. "Masuklah!" titahnya menyuruh Thalita masuk kedalam mobil mewah miliknya.
Setelah memastikan sang sahabat duduk dengan baik. Pemuda itu menutup pintunya. Lalu berjalan masuk memutari mobil dan masuk di bangku kemudi.
"Awas jangan lupa memasang salt belt nya. Jangan sampai kejadian seperti tadi terjadi lagi," Dokter muda itu kembali mengingatkan. Selama mereka di Kafe Thalita memang sudah menceritakan pada Reza. Bahwa dia terluka karena Adriel yang mengerem mobilnya secara mendadak.
"Terima kasih! Jujur aku sangat bersyukur pada luka ini," ucap Thalita sambil menyandarkan tubuhnya agar merasa nyaman.
"Aku tidak salah dengar, kan? Thalita, setelah apa yang pemuda itu lakukan, kamu masih bisa berkata seperti ini," seru Dokter Reza heran, karena belum tahu bersyukur seperti apa yang dimaksud oleh sahabatnya.
"Ck, dengarkan dulu, aku bersyukur bukan karena Adriel yang meninggalkan aku ditengah jalan. Akan tetapi karena luka ini aku datang ke klinik mu, dan kita bisa bertemu lagi. Aku sangat merindukanmu, tapi kamu malah bukannya datang mencari diriku. Benar-benar menyebabkan," rutuk Thalita kembali kesal.
"Maaf, aku lupa! Apa yang kamu katakan memang benar. Hari ini aku juga sangat bersyukur karena dipertemukan lagi dengan sahabatku." Dokter Reza membenarkan. "Caranya kamu bisa terluka saja yang kurang baik," lanjut dokter muda itu lagi.
Thalita hanya diam saja. Dia tahu kalau Dokter Reza berbicara seperti itu karena masih kesal padanya, yang mengambil keputusan menerima perjodohan dia dan Adriel. Laki-laki yang sudah memiliki kekasih dan tidak mencintai dirinya.
"Tidak apa-apa, aku mengerti," sahut Thalita mengangguk kecil. Sebagai bentuk dia tidak masalah Reza berkata demikian. "Oya Re, tolong antar kan aku ke rumah Om Marcel saja, karena mobilku ada di sana," pinta Thalita ketika mobil mereka sudah tidak jauh dari perumahan tempat Adriel.
"Baiklah, sebutkan saja alamatnya." kata dokter muda itu membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, karena di jalanan mulai macet. Banyak kendaraan para pekerja yang baru pulang dari perusahaan dan sebagainya.
"Iya, nanti bila sudah dekat. Maka aku akan menunjukkan padamu." jawab Thalita ikut memperhatikan jalanan di depan.
Untuk saat ini Thalita belum mau bertemu dengan Adriel. Makanannya dia ingin sekalian mengambil mobilnya yang tadi ditinggalkan di rumah keluarga Afkar.
Selama dalam perjalanan dari Kafe sampai ke tempat tujuan. Thalita dan Dokter Reza masih saling berbagi cerita. Rasanya waktu sehari saja belum tentu cukup untuk mereka berdua menceritakan hari-hari yang mereka lalui selama empat tahun terakhir belakangan ini.
"Ini masih lurus atau langsung belok.?" tanya dokter muda itu begitu mereka sudah mendekati gerbang menuju kompleks perumahan yang terletak di tengah-tengah pusat ibu kota B.
"Iya yang itu, kamu belok, nanti dari sana mungkin sekitar tujuh puluh meter kita sudah sampai ke rumah Adriel," jawab Thalita sambil memperhatikan anak-anak yang lagi bermain di taman pinggir jalan.
"Adriel,"
Gumam Thalita tiba-tiba mengigat calon suami.
"Lita, kamu kenapa? Apa ada sesuatu atau ada yang sakit? melihat Thalita hanya diam membuat Dokter Reza bertanya khawatir.
"Agh, tidak ada apa-apa! Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan yang belum aku selesaikan," dusta Thalita tidak mau berkata jujur. Kalau dirinya lagi memikirkan Adriel si calon suami dan juga sekaligus sahabatnya.
"Memikirkan pekerjaan boleh saja, tapi jangan lupa untuk istirahat. Apalagi kamu akan segera menikah, jadi kalau bisa ambil cuti untuk istirahat, sekaligus menenangkan pikiranmu," Saran dari Dokter Reza yang tidak ingin Thalita sampai sakit.
"Eum, terima kasih! Rencananya aku memang akan mengambil cuti, tapi hanya dua hari sebelum pernikahan kami." Papar Thalita yang belum menceritakan hal tersebut.
Mendengar gadis itu hanya mengambil cuti dua hari Dokter Reza kembali menghentikan mobilnya secara tiba-tiba.
*BERSAMBUNG*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Adi Soraya
Double up dong kk
2023-02-22
1