Siap Menjadi Wasit. ( Riko )

💐💐💐💐💐💐

...HAPPY READING......

.

.

"Bila ada masalah ceritakan saja padaku. Aku siap mendengar keluh kesah mu menceritakan kelakuan Adriel." Riko tergelak saat berkata seperti itu. Pasalnya sahabatnya itu tidak pernah bercerita hal lain, melainkan menceritakan salah satu sahabat mereka.

"Tentunya, mungkin kali ini ceritanya akan sedikit berbeda." Thalita ikut tersenyum. Konyol memang, sudah tahu mereka sering bertengkar. Namun, dia menerima perjodohan mereka, karena rasa cinta yang Thalita miliki, dan dia sangat yakin walaupun hanya sedikit, Adriel pasti memiliki perasaan suka padanya.

"Apapun ceritanya nanti, aku siap menjadi pendengar dan wasitnya." Riko berdiri dari tempatnya duduk sambil melirik jam pada pergelangan tangannya.

"Aku mau keruangan ku. Sebentar lagi ada pertemuan dengan orang yang akan mengontrak jaket yang diluncurkan oleh perusahaan kita." ucap pemuda itu yang tahu bila Thalita juga akan pulang, karena sudah memiliki janji dengan Tuan Marcel.

"Eum baiklah! Aku juga akan pulang sekarang." jawab gadis itu ikut berdiri dari tempatnya. Lalu Riko pun pergi dari ruangan sahabatnya. Namun, baru saja dia berjalan beberapa langkah suara Thalita menghentikan langkahnya.

"Ri--- Thanks, ya." seru gadis itu sembari tersenyum manis. Senyuman yang selalu membuat kaum Adam tergila-gila padanya. Sepertinya hanya Adriel seorang yang tidak berselera pada gadis itu.

"Sama-sama, jangan pernah sungkan. Kita ini sahabat, aku ikut bahagia bila kalian berbahagia." balas tersenyum kecil. Lalu dia kembali lagi melanjutkan langkahnya meninggalkan ruangan tersebut.

"Huh! Semoga semuanya berjalan seperti yang aku harapkan." ucap Thalita setelah melihat kepergian sahabatnya. Tidak menunggu lagi, gadis itu langsung menyiapkan barang-barang yang akan di bawanya pulang, karena ada beberapa rancangan baju yang belum dia selesaikan.

Setelah semuanya siap dan kira-kira tidak ada yang tertinggal lagi. Thalita pun pulang lebih awal daripada para rekan kerjanya.

"Siang menjelang sore, Kak." sapa beberapa orang rekan Thalita mendesain barang-barang baru di perusahaan tersebut.

"Iya, selamat siang menjelang sore juga. Kakak akan pulang duluan. Kalian tolong selesaikan seperti contoh yang Kakak bikin tadi, ya," kata Thalita yang menjadi seniornya di sana. Semua desain keluaran terbaru selalu dalam pengawasan gadis itu.

"Siap, Kak. Kakak hati-hati di jalan." jawab satu dari rekannya.

"Oke, terima kasih!"

Setelah itu pun Thalita langsung saja berjalan kearah lift menuju lantai dasar. Hari ini dia akan pulang ke rumah Adriel lebih dulu. Sebab tadi pagi Tuan Marcel mengatakan kalau dia dan Adriel itu harus melakukan fitting baju pengantin. Buat pernikahan mereka yang akan dilakukan dua Minggu lagi.

Braaak ...

Suara pintu mobil yang di tutup oleh Thalita. Lalu setelah meletakkan barang-barang yang di bawanya tadi. Dia memasang salt belt pada tubuhnya sebelum mengendarai mobilnya sendiri. Thalita adalah pekerja keras, dia bisa menghidupi dirinya dan Almarhum ibunya hanya dengan hasil dia bekerja.

Selama dalam perjalanan menuju kediaman keluarga Afkar. Pikiran Thalita hanya di penuhi oleh Adriel, si calon suaminya. Meskipun dia bertekad untuk mendapatkan cinta sahabatnya. Tetap saja ada rasa takut yang dia rasakan. Takut apabila semuanya berjalan tidak sesuai keinginan.

Tapi apapun itu, Thalita tetap akan mencobanya, karena dia juga tidak mau mengecewakan Tuan Marcel. Orang yang selalu membantu keluarganya. Terutama saat Almarhumah ibunya mulai sakit-sakitan, sementara Thalita belum memiliki penghasilan sendiri.

Dulu ayah Thalita juga seorang pengusaha yang sangat berjaya di masanya. Namun, karena terlalu percaya pada Sekertaris nya, dia di tipu sehingga perusahaan bangkrut. Lalu sang ayah mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.

Semenjak itu dia dan sang ibu banyak menerima bantuan dari Tuan Marcel. Mantan tetangga mereka yang sama seperti saudara sendiri.

Tiiin...

Tiiin...

"Terima kasih, Pak." ucap Thalita pada Satpam yang menjaga keamanan di kediaman keluarga Afkar.

"Sama-sama, Non." jawabnya menundukkan sedikit kepalanya. Lalu begitu mobil Thalita sudah lewat, Pak Satpam itu kembali lagi menutup gerbang tersebut.

"Selamat datang, Non." sambut pelayan perempuan, seraya membukakan pintu untuk calon nona mudanya.

"Terima kasih, Bibi. Oya Bik, Om Marcel ke mana?" berjalan masuk dengan tas kecil di bahu sebelah kanannya. Sedangkan barang-barang yang dibawanya tadi di simpan didalam mobil, karena setelah selesai fitting baju pengantin mereka. Thalita akan kembali kerumahnya sendiri.

"Tuan besar ada di ruang tengah. Beliau sudah menunggu Nona sejak tadi." beritahu si pelayan mengikuti dari belakang.

Lalu tidak bertanya lagi gadis itu pun berjalan menuju ke ruang tengah. Untuk menemui laki-laki paruh baya yang sudah dianggap seperti pamannya sendiri. Thalita memang menyanyangi Tuan Marcel maupun Adriel dengan tulus.

"Kamu sudah datang sayang," seru Tuan Marcel meletakan remote TV yang ia pegang.

"Selamat siang, Om! Maaf ya, Thalita terlambat," ucap Thalita langsung menyalami tangan calon mertuanya.

"Sore juga, Nak. Tidak apa-apa, Om tahu kalau dirimu sangat di butuhkan oleh perusahaan Riko. Apa kamu sudah makan siang? Jika belum, biar pelayan menyiapkan sebentar. Sambil menunggu kedatangan Adriel,"

"Tidak Om, terima kasih. Thalita sudah makan siang di perusahaan, kita disini saja, sambil menunggu kedatangan Adriel" tolak Thalita ikut duduk di seberang Tuan Marcel.

"Tidak usah menunggu ku, aku sudah datang. Memangnya ada hal apa? Apa Papa ingin membatalkan perjodohan yang konyol ini?" seloroh Adriel sudah tiba di rumah tepat waktu. Sesuai janjinya pada sang ayah.

"Adriel! Jaga ucapan mu!" Tuan Marcel mengelengkan kepalanya.

"Jika bukan untuk membatalkan pernikahan. Lalu buat apa lagi Papa menyuruh kami berkumpul pada saat jam kerja seperti sekarang ini?" benar-benar membingungkan, pikir Adriel.

Jangan heran bila Adriel dan Thalita selalu bertengkar, karena dengan papanya sendiri saja, Adriel juga suka berdebat. Memang sudah karakternya tidak mau mengalah. Apalagi dia dan Thalita sama-sama memiliki sifat keras kepala.

"Untuk fitting baju pengantin kalian. Sekertaris Papa sudah mengatur tempatnya. Kalian berdua tinggal pergi saja ke butik langganan keluarga kita." ucap beliau pada Adriel, karena kalau Thalita sudah di beritahu saat dia menelpon tadi pagi.

"Apa, fitting baju pengantin? Tidak, mau Pa! Adriel tidak mau melakukannya," langsung menolak karena dia dan Thalita masih belum bertegur sapa sejak malam itu. Lalu bagaimana dia bisa pergi begitu saja, sudah jelas ada sesuatu diantara keduanya.

"Adriel, Papa tidak akan mengulangi perkataan untuk kedua kalinya. Kalau kamu tidak mau menikah dengan Thalita. Maka bawa calon istrimu ke mari, Papa tidak akan menjodohkan kalian, apabila dirimu memiliki pilihan sendiri," tegas Tuan Marcel menatap Adriel dengan tajam.

"Huh! Yasudah, ayo pergi sekarang!" seru Adriel. Padahal dia belum sempat untuk duduk, tapi langsung kembali berjalan keluar menuju mobilnya.

"Adriel, mau kemana kamu? Adriel, Papa belum selesai bicara," panggilan dari ayahnya tidak dihiraukan lagi oleh pemuda itu.

"Om, sudah tidak perlu berteriak seperti ini. Thalita akan menyusulnya. Adriel pasti lagi menunggu di mobil," cegah Thalita ikut berdiri untuk menyusul si Adriel yang sudah menunggu di dalam mobil.

"Tapi----"

"Om tidak perlu khawatir, ya. Adriel tidak pergi kemana-mana. Dia pasti sedang menunggu di luar," sela Thalita yang sudah paham seperti apa kelakuan sahabatnya itu. Meskipun terlihat membangkang, akan tetapi Adriel selalu menuruti perintah Tuan Marcel.

Contohnya perjodohan mereka. Meskipun Adriel sempat menolak untuk menerima Thalita sebagai istrinya. Tapi dia tetap menerima perjodohan tersebut.

"Baiklah, kalau begitu kalian hati-hati! Bila Adriel menurunkan mu di jalanan, tolong beri tahu Om, ya." pesan lelaki paruh baya itu sembari ikut berdiri.

Tuan Marcel tidak tahu saja, jika Minggu lalu Thalita sudah ditinggal oleh putra kesayangannya. Namun, Thalita tidak memberitahu apapun.

"Iya, Om. Om Marcel tidak perlu khawatir, Adriel tidak mungkin berani berbuat seperti itu." dusta Thalita yang langsung menyusul keluar, karena Adriel sudah membunyikan klakson mobil berulang kali.

*BERSAMBUNG*...

Terpopuler

Comments

Nasira

Nasira

lansung nikahin aj om

2023-02-16

0

Adi Soraya

Adi Soraya

Lanjut semangat kk

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!