Sakit Hati Di Tinggal Pergi.

💐💐💐💐💐💐

...HAPPY READING......

.

.

Sepanjang jalan menuju ke klinik. Thalita terus menangis pilu. Meskipun dia sudah berusaha untuk menguatkan dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka jika Adriel tega menurunkan dia di jalanan, dalam keadaan terluka. Meskipun luka tersebut tidaklah parah.

"Aku harap suatu saat nanti, kamu akan menoleh ke arahku, Ril. Cinta yang aku miliki benar-benar tulus,"

lirih gadis itu sambil menghapus air matanya, karena taksi tersebut sudah sampai di klinik terdekat.

Lalu setelah membayarnya, Thalita pun langsung turun dan masuk kedalam untuk mengobati lukanya.

"Selamat sore, Nona, ada yang bisa Saya bantu?" sambut seorang suster yang berjaga di meja kasir.

"Iya, selamat sore juga, Sus. Saya ingin mengobati luka ini," jawab Thalita membuka tisu yang masih ditempel pada pelipisnya.

"Astag! Maafkan Saya, Nona. Tadi Saya tidak tahu kalau Anda sedang terluka," ucap si perawat merasa bersalah. Lalu setelahnya, dia kembali lagi berkata sambil keluar dari meja tempat dia berjaga.

"Mari Saya Antar kan pada Dokter Reza." suster tersebut berjalan mengantar Thalita ke ruangan dokter.

"Dokter Reza! Bukan Reza sahabatku waktu masih SMA kan?"

Gumam Thalita begitu mendengar nama Reza Soalnya saat dia masih SMA. Juga memiliki seorang teman dekat bernama Marsel yang memiliki cita-cita ingin menjadi seorang dokter.

Namun, setelah lulus sekolah, mereka hilang kontak, karena Marsel pindah keluar negeri bersama keluarganya.

Tok ...

Tok ..

"Masuk!" titah pria yang Thalita yakini jika itu adalah Dokter Reza seperti kata suster tadi.

Ceklek!

"Sus! Apa masih ada pasien?" tanya dokter tersebut, karena jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Sudah saatnya dia kembali ke rumah.

"Iya, Dok. Ini ada pasien yang baru saja datang." jawab si suster menggeser tubuhnya, karena Thalita malah seperti sengaja bersembunyi dibelakangnya.

"Tidak apa-apa, kalau begitu kamu juga bersiap-siaplah. Sebentar lagi kita akan tutup," titah Dokter Reza belum melihat muka pasiennya.

"Baik Dok, kalau begitu Saya permisi dulu," si suster pun meninggalkan ruangan tersebut.

"Ayo Nona, duduklah! Biar Saya periksa. Anda sakit apa?" dokter muda itu terus berbicara. Tanpa melihat siapa orang yang menjadi pasiennya.

"Saya sakit hati karena ditinggal pergi oleh sahabat Saya, yang tidak memberi kabar setelah dia pergi," jawab Thalita berjalan mendekati meja sang dokter yang ternyata benar sahabat masa SMA nya.

Mendengar perkataan Thalita, membuat Dokter Reza merasa tersinggung, karena semua itu terjadi pada dirinya. Lalu dia langsung melihat siapakah orangnya yang sudah berkata demikian.

Praaank!

Alat untuk memeriksa ditangannya langsung terjatuh ke atas lantai. Sambil mulutnya berkata. "Lita, Thalita! Kamu Thalita, 'kan?" dokter muda itu langsung termangu.

"Kenapa? Kamu kaget karena aku menemukan mu?" cibir Thalita marah disertai air mata bahagia.

Namun, meskipun begitu dia berjalan mendekati sahabatnya itu dan mereka berdua pun langsung berpelukan untuk melepaskan rasa rindunya.

"Kenapa kamu melakukannya? Mengapa kamu tidak bisa dihubungi lagi? Aku kira kamu sudah mati," Thalita menangis haru bisa bertemu dengan pria yang merupakan sahabat dekatnya juga.

Entah mengapa Thalita banyak memiliki sahabat laki-laki daripada teman perempuan. Sejauh ini gadis tersebut betah saja tidak punya teman yang bisa ia ajak tidur bersama Jikalau hari weekend ataupun hari libur lainnya.

Namun, dari sekian banyak sahabat laki-lakinya. Dia hanya dekat dengan Riko dan Reza, dan sahabat yang menjadi musuhnya adalah Adriel

Pemuda yang sudah membuat seorang Thalita jatuh cinta dan juga terluka secara bersamaan.

"Thalita, maafkan aku," kata Dokter Reza merasa bersalah. Sambil melepaskan pelukan mereka.

Lalu dia langsung terperanjat kaget, saat menghapus air mata sahabatnya. Malah melihat luka pada pelipis gadis itu.

"Astaga, Thalita! pelipis mu kenapa bisa terluka?" serunya menarik tangan sang sahabat kearah ranjang untuk memeriksa pasien.

"Tidak perlu kaget seperti itu. Ini hanya luka kecil,"

"Mau lukanya besar ataupun kecil, tetap saja itu luka," jawab dokter muda itu sambil menyiapkan perlengkapan untuk membersikan luka dan juga menjahit.

"Eh, itu kenapa harus mengunakan jarum buat menjahit juga?" protes Thalita mulai merasa takut, melihat jarum suntik.

"Diam lah! Sepertinya ini harus dijahit, kalau tidak dijahit, sembuhnya akan lama," tutur Dokter Reza yang sudah mengenal Thalita selama tiga tahun. Sudah tahu cara, agar sahabatnya itu mau disuntik.

"Benarkah? Kamu tidak membohongi aku, 'kan?" memastikan lebih dulu. Mana tahu Dokter Reza berbohong padanya.

"Tentu saja aku tidak berbohong pada sahabat ku sendiri," jawab pemuda itu menyakinkan, agar Thalita percaya padanya.

"Agh, yasudah kalau begitu jahit saja. Aku tidak mau bila membawa lukanya terlalu lama." setelah tadi menolak. Akhirnya Thalita setuju untuk dijahit.

"Tahan ya, mungkin memang terasa sakit. Soalnya ini ada obat untuk menghilangkan bekas lukanya juga," kata Dokter Reza mulai mengerjakan tugasnya.

"Auh! Ini sakit sekali." Thalita mengaduh kesakitan.

"Tahanlah, apa kamu ingat. Dulu saat kakimu terluka, lalu aku membawamu ke UKS sekolah. Kamu menangis kesakitan, gara-gara si dokter sedang putus cinta." ucap Dokter Reza menceritakan kisah mereka.

Setelah berhenti sejenak. Dokter muda itu kembali melanjutkan ceritanya, karena melihat Thalita ikut tersenyum mengigat kisah mereka.

"Hari itu, ternyata dia sedang putus cinta dengan guru olahraga kita. Jadi moodnya lagi buruk. Malah kedapatan pasien sepertimu. Jadi suasana hatinya bertambah buruk," Dokter Reza tergelak saat mengigat Thalita yang menangis, karena dokter tersebut menjahit lukanya tanpa dibius lebih dulu.

"Sudahlah! Jangan mengejek ku. Setiap bertemu dengannya, aku selalu kesal," ujar Thalita mencebik kan bibirnya. Namun, setelah itu dia ikut tertawa. Sebab aslinya dia malu, bukannya kesal.

"Sudah selesai!" sambil diajak mengobrol Thalita sampai tidak sadar kalau Dokter Reza sudah selesai menjahit lukanya.

"Sudah selesai? Cepat sekali? Kenapa tidak sakitnya cuma sebentar?" tanya gadis itu dengan pertanyaan beruntun.

Sampai Dokter Reza mengelengkan kepalanya. Ternyata biarpun sudah dewasa, tingkah sahabatnya masih tetap sama seperti dulu.

"Tidak sakit itu karena sebelum dijahit, aku sudah memberikan obat bius. Kita bersahabat cukup lama. Jadi aku tahu banyak tentang mu." jawab Dokter Reza menyimpan kembali peralatan untuk menjahit.

"Ya, ya, kamu memang tahu banyak tentang diriku. Eum ... terima kasih sudah mengobati lukanya," ucap Thalita tersenyum begitu manis.

"Tidak perlu berterima kasih, ini memang pekerjaan ku. Tapi ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa terluka? Lukanya lumayan parah, meskipun hanya empat jahitan." tanya Dokter Reza seraya membantu sang sahabat, turun dari ranjang pasien dan didudukan pada kursi dihadapan meja kerjanya.

"Huh!" Thalita menghembus nafas panjang. "Ceritanya panjang, bila ada waktu untuk bertemu, maka aku akan menceritakan padamu," jawab Thalita tersenyum kecil.

"It's oke, tidak masalah! Sekarang aku hanya ingin mendengar kabar mu saja. Tapi tunggu sebentar, aku akan membereskan peralatan kerja yang akan ku bawa pulang,"

"Memangnya kamu akan pulang sekarang?"

"Tentu saja, aku akan pulang bersamamu, tapi sebelum itu kita ke Kafe tempat kita biasa nongkrong. Bagaimana? Anggap saja merayakan pertemuan kita," ajak dokter tersebut.

"Eum, baiklah! Kebetulan mood ku juga sedang tidak baik," Thalita yang masih kesal pada Adriel, akhirnya setuju untuk pergi bersama sahabat lamanya.

Lalu setelah Dokter Reza selesai membereskan barang-barangnya. Mereka berdua pun pergi meninggalkan klinik tersebut. Menuju ke Kafe tempat yang sering mereka datangi.

Di lain tempat, sepasang kekasih juga akan pergi ke Kafe yang akan Thalita datangi.

...BERSAMBUNG......

Terpopuler

Comments

Nasira

Nasira

yeees ketemu biar adriel cemburu liat litha jalan ma sahabat nya

2023-02-20

2

Sifa Dinieka

Sifa Dinieka

seru Thor...nanti pasti ketemu Talitha sama adriel...lanjut Thor 👍

2023-02-20

0

Adi Soraya

Adi Soraya

Double up dong kk

2023-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Rencana Tuan Marcel.
2 Entah Siapa Yang Menang.
3 Memiliki Rasa Ini.
4 Penolakan Adriel.
5 Hanya Memiliki Papa.
6 Memberi Kesempatan.
7 Semoga Bahagia.
8 Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9 Sama-sama Menjengkelkan.
10 Menguatkan Diri Sendiri.
11 Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12 Hampir Di Jahit Dua Kali.
13 Panas Sendiri. ( Adriel )
14 Benar-benar Egois.
15 Kenapa Sakit Sekali.
16 Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17 Tunggu Lima Menit.
18 Terpaksa Berbohong.
19 Saling Diam.
20 Seperti Gadis Tangguh.
21 Nasehat Dari Sahabat.
22 Sama-sama Merasakan Sakit.
23 Malam Pertama Penderitaan Mu.
24 Tidak Mungkin Mundur.
25 Meminta Bukti ( Faranisa )
26 Tidak Normal.
27 Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28 Tidak Akan Menyentuh Mu.
29 Penolakan Adriel.
30 Akan Berhenti.
31 Promo Novel Baru.
32 Lakukanlah Sesukamu.
33 Tidak Ada Alasan.
34 Untung, Ketika Ada Masalah.
35 Kehilangan Pekerjaan.
36 Dilema Faranisa.
37 Lele Tua.
38 Berhentilah, Menyakitiku.
39 Hitam - Putih.
40 Rencana Apa?
41 Berangkat Bersama.
42 Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43 Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44 Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45 Ingin Menjatuhkan.
46 Saling Menyalahkan.
47 Bersikap Profesional.
48 Tinggal Satu Rumah.
49 Tidak Ada Bedanya.
50 Lakukanlah!
51 Tidak Perlu Merubah Apapun.
52 Janji Thalita.
53 Istri Sah VS Kekasih.
54 Tidak Bisa Menghargai.
55 Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56 Menyerah.
57 Keputusanku. ( Thalita )
58 Bagai Mengenggam Kaca.
59 Aku Sudah Menyerah.
60 Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61 Selamat Tinggal Kenangan.
62 Janda Cantik.
63 Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64 Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65 Berita Televisi.
66 Berstatus Janda.
67 Sangat baik.
68 Begitu Berharga.
69 Persimpangan Jalan.
70 Seperti Cicak Di Dinding.
71 Bekas Siapa? ( Adriel )
72 Lamaran Dokter Reza.
73 Janda, Tapi Perawan.
74 Merasa Tertantang. ( Thalita )
75 Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76 Hati, Yang Kau Sakiti.
77 Pengumuman Novel Baru.
78 Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79 Barang Bekas, Tapi Berharga.
80 Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81 Aku Mencintaimu ( Thalita )
82 Apakah Harus Melepaskannya?
83 Menjaga Hati.
84 Harus Menikahinya.
85 Tempat Sampah.
86 Menerima Apa, Adanya.
87 Mantan Terburuk.
88 Promo Novel Baru.
89 Pengumuman.
90 Promo novel Ongoing.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Rencana Tuan Marcel.
2
Entah Siapa Yang Menang.
3
Memiliki Rasa Ini.
4
Penolakan Adriel.
5
Hanya Memiliki Papa.
6
Memberi Kesempatan.
7
Semoga Bahagia.
8
Siap Menjadi Wasit. ( Riko )
9
Sama-sama Menjengkelkan.
10
Menguatkan Diri Sendiri.
11
Sakit Hati Di Tinggal Pergi.
12
Hampir Di Jahit Dua Kali.
13
Panas Sendiri. ( Adriel )
14
Benar-benar Egois.
15
Kenapa Sakit Sekali.
16
Tidak Cukup Waktu Satu Hari.
17
Tunggu Lima Menit.
18
Terpaksa Berbohong.
19
Saling Diam.
20
Seperti Gadis Tangguh.
21
Nasehat Dari Sahabat.
22
Sama-sama Merasakan Sakit.
23
Malam Pertama Penderitaan Mu.
24
Tidak Mungkin Mundur.
25
Meminta Bukti ( Faranisa )
26
Tidak Normal.
27
Terjebak Pada Ucapan Sendiri.
28
Tidak Akan Menyentuh Mu.
29
Penolakan Adriel.
30
Akan Berhenti.
31
Promo Novel Baru.
32
Lakukanlah Sesukamu.
33
Tidak Ada Alasan.
34
Untung, Ketika Ada Masalah.
35
Kehilangan Pekerjaan.
36
Dilema Faranisa.
37
Lele Tua.
38
Berhentilah, Menyakitiku.
39
Hitam - Putih.
40
Rencana Apa?
41
Berangkat Bersama.
42
Ayo Kita Menikah. ( Fara )
43
Ingin Ikut Ke Perusahaan.
44
Ingin Menjadi Nyonya Afkar. ( Faranisa )
45
Ingin Menjatuhkan.
46
Saling Menyalahkan.
47
Bersikap Profesional.
48
Tinggal Satu Rumah.
49
Tidak Ada Bedanya.
50
Lakukanlah!
51
Tidak Perlu Merubah Apapun.
52
Janji Thalita.
53
Istri Sah VS Kekasih.
54
Tidak Bisa Menghargai.
55
Butuh Waktu Untuk Sendiri.
56
Menyerah.
57
Keputusanku. ( Thalita )
58
Bagai Mengenggam Kaca.
59
Aku Sudah Menyerah.
60
Akan Menjadi Kenangan. ( Thalita )
61
Selamat Tinggal Kenangan.
62
Janda Cantik.
63
Welcome Kehidupan Baruku. (Thalita )
64
Tidak Ingin Berpisah ( Adriel )
65
Berita Televisi.
66
Berstatus Janda.
67
Sangat baik.
68
Begitu Berharga.
69
Persimpangan Jalan.
70
Seperti Cicak Di Dinding.
71
Bekas Siapa? ( Adriel )
72
Lamaran Dokter Reza.
73
Janda, Tapi Perawan.
74
Merasa Tertantang. ( Thalita )
75
Mahligai Cinta Yang Tergoyah.
76
Hati, Yang Kau Sakiti.
77
Pengumuman Novel Baru.
78
Do'a Restu, Dari Tuan Marcel.
79
Barang Bekas, Tapi Berharga.
80
Aku Menerima Dirimu, Apa Adanya.
81
Aku Mencintaimu ( Thalita )
82
Apakah Harus Melepaskannya?
83
Menjaga Hati.
84
Harus Menikahinya.
85
Tempat Sampah.
86
Menerima Apa, Adanya.
87
Mantan Terburuk.
88
Promo Novel Baru.
89
Pengumuman.
90
Promo novel Ongoing.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!