Resepsi

"Jadi Bapak maunya apa?"

Posisi Ayesha yang kini berhadapan dengan Adam dan jarak mereka cukup dekat membuat Adam mati kutu seketika.

"Kalau mau Kamu bagaimana?"

Tanpa kata-kata sukses membuat Ayesha membulatkan mata pada suami yang berada dihadapannya kini.

Ayesha reflek menghempas tangan Adam yang memegang pergelangan tangannya membuat Adam terkejut seketika.

"Hei! Kau preman pasar huh!" Adam yang tubuhnya terdorong menyorot tajam Ayesha.

"Sudah Bapak ga usah macam-macam. Ingat perjanjian yang Bapak buat."

Ayesha tak menghiraukan Adam memilih kembali merebahkan tubuhnya di sofa mengistirahatkan sejenak.

Nyatanya Ayesha yang lelah tertidur di sofa sementara Adam masih terjaga.

"Enak sekali dia bisa tidur begitu?" Adam yang sejak tadi gelisah namun keterbatasan gerak membuat ia tetap berbaring di ranjang sambil menunggu kantuk datang.

.

.

Nyatanya waktu bergulir cepat tepat malam hari, Resepsi mewah dan megah yang menampilkan raja dan ratu telah menyita mata para undangan yang sudah memenuhi ballroom hotel.

Mengebakan taxedo dengan tatanan rambut yang klimis Adam sukses membius undangan meski langkahnya masih terbatas dibantu kursi roda.

Sementara Ayesha tak kalah mempesona, gaun panjang bak princess membalut tubuh Ayesha yang terlihat sempurna hingga membuat sejuta mata yang memandang enggan berkedip.

"Cantik sekali Sayang." Puji Mom Hawa saat melihat sang menantu kini sudah bersanding dipelaminan bersama sang putra.

"Kenapa lihat-lihat?" Ayesha yang sebal sejak tadi Adam membangunkannya dengan air langsung ke wajah Ayesha nyatanya sukses membuat Ayesha rasanya ingin meraup wajah pria yang kini berstatus suaminya.

"Siapa juga yang lihat? Aku hanya tak habis pikir bagaimana bisa wanita tidur seperti kebo mati!" Adam dengan seenak jidat mengatai Ayesha.

Bisik-bisik keduanya dianggap moment romantis oleh sejuta mata memandang meski tak tahu bahkan keduanya sedang adu mulut.

Pesta yang Mom Hawa siapkan dibantu WO kenamaan sukses berjalan dengan deretan tamu undangan yang hadir daei sejumlah kalangan.

Tak tertinggal 2 makhluk Tuhan paling ga tahu diri tentu saja sang mantan bersama rival Adam kini rampak mesra hendak memberikan ucapan selamat.

"Hai Adam. Wah Kau berani juga ya. Memang dengan kondisimu yang seperti ini bisa memuaskan istrimu?" Bisik Jody ditelinga Adam.

"Tentu saja, Aku bahkan sudah membuktikan bahwa istriku begitu luar biasa. Tidak salah aku memilih wanita yang kini bersanding denganku, Ayesha Sayangku adalah wanita mahal yang bahkan menjadikan aku yang pertama dalam segala hal." Tantang Adam membalas hinaan Jody.

"Apa-apaan dia! Mengarang bebasnya sempurna sekali. Pelajaran bahasa Indonesianya pasti punya nilai bagus!" Batin Ayesha yang kesal dengan bualan Adam.

Mendengar kata-kata Adam, Clara merasakan tertampar secara tak langsung Adam menyindirnya.

Kedua pasangan laknat turun setelah memberikan hinaan pada Adam yang dibalas telak.

"Selamat Pak, semoga Bapak dan Ibu berbahagia selalu." Rian yang datang memberikan ucapan selamat dan doa bagi kedua bossnya.

"Terima kasih Rian." 

Pesta begitu meriah. Nyatanya Mom Hawa tak ketinggalan mengundang Diva tanah air yang turun memeriahkan resepsi pernikahan Adam dan Ayesha.

Ayesha yang menyukai lagu-lagu sang Diva, secara tak sadar mengikuti lagu yang sedang dinyanyikan sang diva.

"Ga sangka suaranya bagus juga." Adam membatin dalam hati.

"Kamu ga usah ikut nyanyi, menghalangi suara Diva saja dengan suara jelekmu itu!" Tetap dengan gengsinya Adam menghina suara Naura.

"Bodo amat. Lagi pula kalau suara Saya bagus, Saya sudah jadi penyanyi, bukan sekretaris Tuan Adam yang terhormat!" Ayesha terlanjur kesal.

Belum sempat Adam membalas MC sudah meminta sang Diva bergabung untung foto bersama kedua mempelai.

"Selamat ya Pak Adam dan Bu Ayesha. Waduh cantik dan tampan, semoga keturunan Kalian mengikuti kedua orang tuanya."

"Terima kasih Mbak KD. Mbak Aku ngefans loh sama Mbak KD. Apalagi saat lihat Gemmi main sama cucunya, Ameena ya? Rasanya Aku gemes sama cucu Mbak KD." Ayesha yang tak bisa lagi mengungkapkan rasa bahagianya bisa bertemu dan berfoto langsung dengan salah satu penyanyi idolanya.

"Wah, terima kasih Bu Ayesha. Saya doakan semoga bisa cepat dikaruniai momongan." Ucap sang diva.

Adam tersenyum sebagai respon dari doa yang diucapkan sang diva sedangkan Ayesha baru sadar dengan apa yang ia dengar.

"Kamu itu norak sekali. Seperti ga pernah lihat artis saja." Adam menyindir Ayesha.

"Gapapa. Memang Saya ngefans kok. Lagi pula Bapak ga tahu kan cucunya Mbak KD itu gemesin tahu." Ayesha membayangkan cucu sang diva yang sering ia lihat di laman instagram bercontreng biru milik sang diva.

"Jadi Kamu mau punya anak? Gampang, tinggal buat saja!" Adam kali ini sengaja membuat Ayesha kesal.

Sambil menatap tajam pada Adam dengan enteng Ayesha berucap " Ya nanti kalau Saya sudah pisah sama Bapak, Saya bakal bikin anak dengan suami Saya!"

"Mana ada laki-laki yang mau sama perempuan yang tidurnya kayak kebo, mana ngiler tadi!" Ledek Adam.

"Jangan ngarang Pak! Mana ada saya ngiler! Saya tuh kalau tidur kalem kayak putri!" Ayesha ga kalah sengit.

"Hahahahaa, sejak kapan putri tidurnya begitu!" Adam malah mengatai Ayesha.

"Sudahlah, bicara sama Bapak seperti bicara sama angin. Ga ada habisnya!" 

Adam dan Ayesha kembali menerima ucapan selamat dari undangan yang kini antri bergantian naik kepelaminan menyalami keduanya.

Adam melihat Ayesha audah kelelahan, 

"Pestanya selesai jam berapa sih Pak?" Ayesha menggerakkan kakinya yang pegal ditambah heels 17 cm yang ia kenakan membuat siksaannya terasa lama.

"Kenapa, Kau tidak sabar mau ke kamar? Ah dasar mesum!" Adam tertawa.

"Enak saja! Saya tuh pegel Pak! Bapak enak duduk doang!"

Ayesha lupa dan tak niat menyinggung kondisi Adam, ia hanya meluapkan rasa lelah dan kakinya yang pegal.

Melihat perubahan wajah Adam, Ayesha jadi semakin tak enak hati.

"Pak, maaf. Saya ga maksud," Ayesha belum selesai menuntaskan kalimatnya sudah dipotong lebih dulu oleh Adam.

"Enak aja Kamu bilang maaf. Kamu harus Saya hukum karena buat hati Saya kesal!" Adam sebetulnya tak terlalu menyoalkan kata-kata Ayesha tadi, namun melihat wajah penyesalan Ayesha, Adam memanfaatkan keadaan untuk mengerjai Ayesha.

"Si Bapak dendaman amat!" Ayesha mengerucutkan bibir kesal dengan sikap Adam.

"****! Kenapa sih suka banget mancing! Kenapa bibir dimanyun-manyunin gitu! Gemes!" Batin Adam mengutuki hatinya sendiri.

"Ya pokoknya kalau mau Saya maafin Kamu karena Kamu tadi buat Saya tersinggung, Kamu harus terima hukuman dari Saya." Adam melirik ke arah Ayesha yang menatap kesal padanya.

"Memang hukuman apa sih, Bapak hobi banget hukum Saya!" Ayesha terpaksa memasang senyum saat masih ada tamu yang memberikan ucapan selamat kepada mereka.

"Sabar, nanti saja kita bahas dikamar." Adam tersenyum penuh arti.

"Jangan mesum Pak! Nih!" Ayesha mengepalkan tangannya sambil berbisik.

"Terserah Saya, kan Saya yang kasih hukuman." Adam mengedipkan sebelah matanya tersenyum penuh arti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!