Adam membuka netranya perlahan.
Sekeliling dan langit-langit berwarna putih, memaksa memory Adam mengingat apa yang telah terjadi.
"Dam, Kamu sudah bangun Nak?" Mom Hawa menekan bell memanggil Perawat dan Dokter.
Adam memegang kepalanya yang masih terasa pening namun memaksakan diri untuk bangkit meski raga terasa berat dan sulit.
"Jangan banyak bergerak Dam. Kondisimu belum pulih?"
"Kenapa Kakiku tidak merasakan apapun?" Adam baru menyadari saat kepala dan badannya terasa remuk redam namun pinggang ke bawah tak merasakan apapun.
Wajah panik Adam sambil menepuk kaki dan pahanya terasa baal membuat Adam panik dan terus merasak kakinya dengan pukulan keras meski tak ada reaksi dan rasa apapun.
"Mom, ada apa dengan kakiku?" Adam berteriak masih terus memukuli kakinya berharap merasakan sakit namun sia-sia.
"Jangan dipukuli Dam. Hentikan." Mom Hawa tak sanggup menyampaikan kenyataan yang sesungguhnya pada Adam.
Dokter didampingi perawat memasuki ruang rawat Adam.
Terlihat Adam menyorot nyalang kedatangan para medis menuntut jawaban dari apa yang telah terjadi pada dirinya.
"Kenapa Kakiku tak bisa bergerak. Kenapa!" Bentak Adam dengan wajah dan tatapan marah.
"Pak Adam, Anda sebaiknya tenang dulu. Kondisi Anda saat ini memang tidak baik. Kecelakaan yang menimpa Anda menyebabkan Anda mengalami kelumpuhan." Dokter dengan berat hati menyampaikan kenyataan pahit itu.
Adam tersenyum getir. Kepalanya masih menolak bahwa ia lumpuh saat ini.
"Tidak! Aku tidak mungkin lumpuh!"
Adam berusaha bangkit, beberapa perawat hendak membantu Adam namun tangan Adam menepis kasar, menghardik siapapun yang membantu.
"Aku tidak lumpuh! Jangan asal bicara Dokter!"
Adam berteriak hingga ia memaksakan bangkit namun hampir saja terjatuh kalau tidak ditahan beberapa perawat yang menjaga disekitar Adam.
Adam menyadari ia benar-benar lumpuh saat ini. Betapa hancur, marah, emosi semua Adam luapkan.
Mom Hawa menangis memandang putra tercintanya kini terpuruk.
Hati Ibu mana yang tak sakit melihat penderitaan dan cobaan berat yang kini dialami putranya.
Adam yang terus mengamuk, dengan terpaksa Dokter menyuntikkan obat penenang agar Adam bisa relax dan beristirahat.
Rian yang baru saja selesai mengurus hal yang berkaitan dengan kecelakaan Adam pun harus melihat bagaimana Bossnya saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Nyonya, sebaiknya Nyonya istirahat dulu. Biar Pak Adam Saya yang menjaga."
"Terima kasih Rian. Tapi biarkan Aku menjaga Adam. Adam saat ini tidak dalam kondisi baik-baik saja." Wajah sendu dengan mata bengkak terlihat jelas di raut wajah wanita yang tak lagi muda namun masih terlihat cantik.
"Tapi Nyonya lelah sekali. Pak Adam akan sedih jika Nyonya sakit. Sebaiknya Nyonya beristirahat dulu. Saya sudah meminta pihak RS untuk menyiapkan ruang dekat sini. Jadi Nyonya masih bisa memantau Pak Adam." Rian tentu sangat khawatir melihat Adam dan Ibunya dalam kondisi seperti ini.
"Baiklah Rian. Aku mengikuti saranmu. Segera beritahu Aku jika Adam sudah siuman."
Rian mengantar Mom Hawa menuju ruang istirahat setelahnya Rian kembali menemani Adam yang kini tertidur dalam pengaruh obat penenang.
Meski mendampingi Adam, Rian tetap menyelesaikan tugasnya dan terus memantau perkembangan kasus kecelakaan yang menimpa Adam.
Rian menerima laporan polisi bahwa terlihat dari cctv jalan bahwa Adam menghindari tabrakan sebuah mobil dari arah berlawanan.
Rian juga mengetahui bahwa pemilik mobil tersebut juga tewas ditempat dan telah dikebumikan.
Rian melihat data korban yang sama-sama menjadi kerban kecelakaan bersama Adam.
"Muhammad Ridwan. Usia 60 tahun. Pekerjaan Pengemudi Online. Alamat : Jl. Xxx. Memiliki seorang putri bernama Ayesha Naura Putri." Rian membaca dengan seksama hingga menyadari satu hal.
"Bukankah ini nama pegawai AFR Corporate yang kemarin aku hadiri pemakaman orang tuanya?" Rian kembali melihat foto yang diambil pegawai dalam group chat perusahaan.
"Benar, korban adalah Ayah dari Ayesha. Pegawai baru yang akan menjadi sekretaris Pak Adam. Bagaimana ini bisa kebetulan? Aku harus menyelidiki dengan rinci."
Rian menghubungi seseorang dan meminta untuk mencari tahu soal Ayesha lebih detail.
"Semoga Pak Adam bisa menerima kenyataan ini." Rian melirik pada Adam dan merasakan empati akan kejadian yang menimpa sang Boss.
Adam membuka matanya. Melihat ruangan yang masih sama dengan sebelumnya.
Adam terdiam sejenak. Ia menerima kondisinya kini yang lumpuh meski amarahnya belum reda.
Adam mengingat kejadian saat kecelakaan terjadi.
Adam ingat sebuah mobil dari arah berlawanan yang membuat ia berusaha menghidari dan akhirnya berakhir seperti ini.
"Pak, Anda sudah siuman?" Rian mendekat pada Adam dan duduk di tepi brangkar.
"Dimana Mom? Apakah baik-baik saja?" Bagaimanpun Adam mencemaskan keadaan Ibunya.
Adam memahami Mom Hawa adalah wanita yang lemah lembut. Mom Hawa sudah cukup terluka saat meninggalnya Daddy Adam.
Tentu saja kejadian ini akan menambah kesedihan Mom Hawa.
Jauh di lubuk hati Adam ia tak tega jika harus melihat Mom Hawa bersedih.
"Nyonya sedang beristirahat. Beliau terlihat lelah sekali Pak. Perlu Saya panggilkan?" Rian bertanya.
"Biarkan Mom istirahat dulu. Bella? Apakah dia sudah tahu Aku disini?" Selain Mom Hawa tentu Adam juga mengkhawatirkan Bella kekasihnya.
"Nona Bella sudah tahu Pak Adam disini." Rian tentu tak sampai hati menyampaikan bagaimana reaksi Bella yang tahu saat Adam lumpuh dan tidak kembali menjenguk Adam.
"Mana ponselku? Aku mau menghubunginya?" Adam meminta pada Rian.
"Adam, Kamu sudah siuman Nak. Bagaimana kondisimu? Apakah masih sakit?" Mom Hawa datang segera duduk di brangkar dekat Adam berganti dengan Rian memilih mundur membiarkan Ibu dan Anak saling berbagi perasaan.
"Aku tidak berguna Mom. Anakmu kini lumpuh." Suara parau Adam tercekat di tenggorokan tak ada lagi amukan justru terdengar sangat menyayat hati saat Adam dengan lirih berkata begitu di telinga Mom Hawa.
"Jangan berkata seperti itu Dam. Kamu pasti sembuh. Kita akan berobat. Kita akan cari pengobatan terbaik yang akan bisa mengembalikan kondisimu. Jangan berputus asa Dam." Mom Hawa memeluk Adam mendekapnya dengan erat memberikan penguatan.
"Aku akan mencari orang yang sepantasnya bertanggung jawab akan kejadian ini Mom. Akan Adam pastikan dia harus bertanggung jawab dan merasakan apa yang kini kurasakan."
Adam menatap pada Rian dengan tajam, Rian paham maksud dari pandangan Adam padanya namun sementara Rian akan menyimpan dulu apa yang ia ketahui sampai waktunya lebih pas.
Disis lain, Bella kekasih Adam malah saat ini asik dengan dunia sendiri seakan ia tak peduli dengan apa yang menimpa Adam.
"Hai baby, Kau tidak menjenguk kekasihmu itu?" Jody kini bersama Bella menghabiskan malam sambil berpelukan mesra.
"Buat apa huh, Adam sekarang sudah jadi pria cacat! Dia lumpuh Jo! Masa super model sepertiku memiliki kekasih lumpuh dan cacat! Mau ditaruh dimana wajahku? Bukankah Kau sejak dulu selalu menginginkanku? Aku sekarang akan bersamamu Honey."
"Pilihan yang tepat Baby! Sudah jangan lagi pikirkan mantan kekasihmu yang cacat itu! Kita have fun saja!"
Jody dengan senyum penuh kemenangan sambil meneguk air neraka yang memabukkannya sambil menikmati kehangatan tubuh Bella kekasih Adam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BENARKN, TU SI JODY SELINGKUHAN BELLA....
2023-12-12
1
Sulaiman Efendy
ORGNYA SDH MENINGGAL, LO MAU MNTA TANGGUNG JAWAB SAMA SIAPA, SEMUANYA TAKDIR ALLAH..
2023-12-12
1