Brakkkk!
Ayesha terkejut manakala Adam melemparkan berkss dihadapannya tiba-tiba tak absen tatapan dingin dengan wajah menahan marah terpasang jelas dalam raut wajah Adam.
Seolah paham maksud kerlingan mata Adam yang meminta Ayesha melihat berkas tersebut.
Ayesha memungut lembaran tang tercecer kemudian perlahan ia membacanya.
Mimik wajah Ayesha berubah sesaat ia melihat dengan jelas bahwa kenyataan yang kini ada dihadapannya.
Segala rasa sakit, sedih, kecewa dan marah semua terkumpul menyesakkan dada Ayesha.
Mata Ayesha seolah turut menganak sungai meski sekeras mungkin ia tahan agar airmatanya tak jatuh dihadapan Adam.
"Jadi, karena Bapak, Ayah Saya meninggal?" Ayesha menyorot tajam pada Adam yang kini memasang wajah tak kalah sengit.
Adam menyeringai, mendekat dengan bantuan kursi rodanya ia kini berada dihadapan Ayesha yang menatap nyalang padanya.
"Seharusnya Saya yang meminta pertanggung jawabanmu sebagai putri dari orang yang menyebablan Saya lumpuh!"
Suara Adam meninggi dengan tatapan tajam kini menusuk netra milik Ayesha.
"Bapak seharusnya minta maaf atas kelalaian Bapak berkendara hingga Ayah Saya menjadi korban dan meninggal!"
Ayesha tak ragu bahwa ia sudah lupa pria dihadapannya adalah Boss nya sendiri.
"Kau ini mengada-ada!" Adam tersenyum sinis.
"Saya akan mengundurkan diri dari kantor. Tak sudi rasanya bekerja dengan orang yang telah menyebabkan Atah Saya pergi!"
Saat Ayesha hendak berbalik, suara Adam menahan langkahnya.
"Silahkan, Jika Kamu mau masuk penjara dan bayar uang pinalti dari kontrak kerja yang telah Kamu tanda tangani saat diterima diperusahaan!"
Adam merasa menang, ia memiliki celah untuk membuat Ayesha mati kutu.
Ayesha baru ingat.
Tentu saja saat ia menandatangi kontrak kerja ia melihat salah satu poin tertulis jika mengundurkan diri sebelum masa kontrak maka pihak kedua wajib membayarkan pinalti senilai yang tertera di surat kontrak.
"Kamu pasti ga mungkin bisa membayarnya!
Dengan kata-katanya Adam merendahkan Ayesha yang masih diam mematung.
"Bapak pun bisa saja masuk penjara, karena lalai mengemudi hingga mengakibatkan korban jiwa!" Ayesha berusaha bertahan meski ia sendiri awam akan hal hukum dan seperti apa kronologis kecelakaan Ayah Ridwan.
"Silahkan saja. Kalah Kamu penasaran, silahkan ajukan gugatan. Jangan salahkan Aku jika akhirnya Kamu yang akan rugi."
Bagi Adam tak ada yang ia tak bisa lakukan dengan uang dan kekuasaan yang ia punya.
Tapi lain hal dengan Ayesha, hidup sebatang kara dan berdiri di kakinya sendiri tentu sudah terlalu berat terlebih jika harus bersangkutan dengan hukum dan membayar pinalti. Uang darimana.
Namun Ayesha tak ingin menyerah. Kenyataan Adam adalah penyebab kecelakaan Ayah Ridwan membuat Ayesha tak gentar.
Ayesha berjalan ke arah Adam.
"Jadi apa mau Bapak?" Ayesha menaikkan dagu menantang Adam.
Adam tersenyum dengan matanya memicing melihat Ayesha dari bawah hingga atas.
"Menikahlah denganku!"
Sementara sebelum kejadian Adam dan Ayesha bersitegang sehari lalu Adam bertemu dengan mantan pacarnya bersama drngan sang rival tentu saja lawab bisnis Adam, Jody.
"Hai Bro! Ku pikir Kau tak akan datang ke acara ini. Ternyata Tuan Adam yang terhormat masih punya nyali meski lumpuh! Hahaha."
"Tentu saja Aku datang. Perusahaanku adalah 1 yang terbaik dibanding perusahaanmu yang tak ada seujung kuku jika dibandingkan." Adam geram dengan penghinaan Jody padanya.
"Masih saja Kau begitu sombong. Lihatlah Baby, mantan pacarmu si lumpuh tak punya cermin sepertinya." Jody mengecup mesra Clara dihadapan Adam.
"Oh ya, Kalian berdua sebetulnya Aku malas mengundang Kalian, tapi ya sepertinya Kalian harus tahu bahwa Aku mengundang Kalian berdua untuk datang ke acara istimewaku." Adam tersenyum penuh misteri.
"Oh begitu? Apakah Kau akan membuat acara doa bersama unthmuk kesembuganmu agar bisa berjalan lagi, Hahaha, Aku rak berminat hadir. Maaf saja!" Jody kembali mengejek.
"No. Kalian harus datang tentunya, karena jika tidak, Kalian tidak akan bisa melihat langsung calon tunanganku." Adam tersenyum.
"Apa!" kali ini bukan Jody namun Clara yang terkejut dengan kata-kata Adam.
"Kenapa? Apa dia tidak pernah serius denganmu, sehingga Kau terkejut mendengar Aku akan bertunangan?" Adam tersenyum puas melihat Clara yang terkejut dan gelisah.
"Hahahaha, Adam, Adam. Rupanya tidak hanya kakimu yang lumpuh. Tapi otakmu juga sudah rusak. Kalau bercanda jangan kelewatan!" hina Jody tak percaya ia mengganggap Adam berbual.
"Silahkan datang saja nanti. Aku tak terlalu mengharapkan kedatangan Kalian. Tapi kalau Kalian datang ya silahkan. Sekalian Kalian lihat calon tunanganku, wanita yang luar biasa segalanya bagiku."
Adam menyorot tajam kearah Clara dan tersenyum penuh kemenangan.
Sepeninggal Adam yang didampingi Rian, Clara terlihat gelisah bersama Jody.
Jody melihat gelagar Clara berbeda menantakan apa yang kini Clara pikirkan.
"Jangan bilang Kau masih mencintai mantanmu yang lumpuh itu!" Jody tersenyu. Menyindir Clara.
"Tidak! Aku hanya terkejut saja." Clara bohong.
Clara yakin Adam melakukan ini hanya karena ia murka dengan Clara.
Yang menjadi pertanyaan Clara adalah siapa wanita itu.
Jody tak bergeming, ia malah sibuk dengan ponselnya malah mengabaikan Clara.
Tentu saja Clara tidak mau kehilangan tambang emasnya, kini kembali membujuk Jody agar tak mengabaikannya.
"Honey, Kamu cemburu? Sungguh Aku tak punya perasaan apa-apa lagi dengan Adam.
Jody masih tak bergeming sibuk saja dengan ponselnya.
Clara tak banyak bicara, ia langsung saja melancarkan aksinya.
Apalagi yang bisa Clara lakukan selain menjajakan tubuhnya.
Selama dulu berpacaran dengan Adam, Clara sering melakukan hal tersebut namun Adam tidak sebebas itu.
Keduanya tak sampai menyatu karena Adam selalu ingat pesan Mom Hawa.
Tentu saja Adam selalu memegang kata-kata sang Ibu.
Namjn berbeda dengan kink, Clara sudah habis dilahapnya oleh Jody.
Kucing mana yang menolak disuguhkan ikan.
Begitupun Jody, melihat Clara dengan gaya sensual dan siap dihujam sedalam-dalamnya tak memungkiri hasrat Jody tersulut dan tak perlu waktu lama keduanya kini asik mahsyuk tenggelam dalam lubang haram dan memabukkan.
Clara tentu saja memberikan service terbaik agar ladang emasnya tak pergi.
Sebagai model ia sudah biasa melakukan hal itu.
"Kau memang sangat luar biasa baby! Adam pasti dulu puas bersamamu."
Jody setelah pelepasannya yang kedua kali tersenyum sambil menatap tubuh polos Clara yang bercucuran keringat sambil mengatur nafas yang terengah-engah.
"Adam belum pernah melakukannya denganku." Clara menjawab jujur.
"Apa Aku harus percaya? Atau Adam impoten?" tawa Jody dengan keraguan.
"Tidak. Adam normal dan sehat. Hanya ia selalu mengatakan Ibunya seorang wanita maka ia tak mau merusak wanita lain."
Clara mengingat apa yang pernah Adam ucapkan.
"Hahaha. Munafik. Atau jangan-jangan ia hanya main-main denganmu?" ledek Jody.
Tak menjawab Clara langsung menyerang Jody dengan melempar bantal.
Naas Jody malah menangkap Clara dan setelahnya mereka mengulangi pergulatan panas hingga pagi menjelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
NAHHH BENARKN, MODEL TU IBARATKN JALANG MURAHN, LBH KOTOR, LBH HINA DARI LONT**E.......
2023-12-12
1
Sulaiman Efendy
TPI CINTA YG PALSU, HNY HARAPKN DUIT ADAM SAJA..
2023-12-12
1
Sulaiman Efendy
PADAHAL MMG MSH MNCINTAI..
2023-12-12
1