SAH

"Ambillah. Hapus airmatamu."

Ayesha seketika terkejut, menoleh kesamping menatap siapa tangan yang memberinya sapu tangan sambil menatap teduh.

Namun belum sempat berterima kasih nyatanya Adam memilih pergi meninggalkan Ayesha dalam kebingungan.

Menyusut sisa airmata disudut matanya Ayesha pun kembali ke kamar.

Waktu berlalu bergitu cepat tak terasa kata yang sejak kemarin Ayesha khawatirkan kini jelas terdengar di telinganya.

Statusnya kini seketika berubah menjadi Nyonya Adam Razka Alfarezel.

Berbalut kebaya broken white cantik lengkap dengan mahkota di kepalanya, Ayesha begitu cantik mempesona.

Ayesha di apit oleh Mom Hawa kini berjalan menuju meja dimana Adam baru saja mengucap akad di hadapan penghulu.

"Silahkan ditanda tangani buku nikahnya."

Suara penghulu membuyarkan lamunan Ayesha dan ia pun membubuhkan tanda tangan di dokumen keramat tersebut.

Ayesha menghela nafas dalam. Menghirup udara sepenuh dada.

Rasanya tak percaya kini ia sudah menikah.

Rasa haru berbalut sedih teringat mendiang sang Ayah mengelayuti perasaan Ayesha saat ini.

Rupanya larut dalam lamunan membuat Ayesha kini tak menyadari intruksi MC agar mencium tangan sang suami, ya Boss Killer bin dingin bin nyebelin yang kini resmi berstatus suami telah menunggu tangannya dicium Ayesha sebagai bakti pertama sebagai seorang istri.

"Begitu saja lama sekali." Begitu pelan hingga hanya Ayesha yang bisa mendengarkan gerutu Adam.

Suasana yang semula haru bagi Ayesha seketika kembali ke model awal, kesal dan pasti menyebalkan setelah mendengar gerutuan sang suami, ah serius nih suami!

Nyatanya cium tangan Ayesha berbalas kecupan kening yang dilakukan Adam membuat Ayesha terpaksa diam mengingat sejumlah mata dan jepretan lensa mengabadikan moment romantis keduanya meski palsu.

"Modus!" Ayesha reflek bergumam meski suaranya hanya Adam yang mampu mendengar.

Adam tak menanggapi reaksi Ayesha memilih tersenyum kearah lensa yang membidik moment bahagia itu.

Doa dan restu sekaligus sungkeman kepada orang tua yang dalam hal ini hanya ada Mom Hawa, karena dari pihak Ayesha tak ada siapapun.

Banyak pesan dan wejangan yang Mom Hawa berikan kepada keduanya teriring doa serta harapan agar keduanya menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah dan amanah.

Tak lupa diselipkan harapan agar keduanya bisa memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah.

Undangan yang menyaksikan akad keduanya kini bergantian memberikan doa dan ucapan selamat.

Meski nanti malam resepsi megah akan diselenggarakan di hotel bintang 5 tentu saja sejumlah relasi bisnis dan teman Adam juga Mom Hawa tak lupa seluruh pegawai perusahaan juga menjadi bagian dari tamu undangan nanti malam.

"Sayang, Kalian berdua istirahat saja dulu. Siapkan tenaga untuk resepsi nanti malam." Mom Hawa menepuk bahu Adam dan Ayesha.

Sepeninggal Mom Hawa dan tamu undangan sudah pulang, Adam dan Ayesha terlihat masih belum beranjak dari posisinya.

"Antar Aku ke kamar. Aku lelah." 

Tanpa banyak protes Ayesha mendorong kursi roda Adam membawa sang suami menuju kamar pengantin yang memang disiapkan oleh Mom Hawa untuk keduanya.

"Bantu Aku, Aku mau berbaring." 

Lagi Adam meminta bantuan Ayesha membawanya ke ranjang.

Tentu saja tubuh Adam yang tinggi dan tentu athletis membuat Ayesha kesulitan membawa Adam.

"Huft!" Ayesha menghembuskan nafasnya setelah berhasil membawa Adam dalam pembaringan.

"Kau mau kemana?"

Saat Ayesha hendak membuka pinta kamar, Adam segera memanggilnya.

"Aku mau ke kamar Mom, mau menanyakan pakaian ganti untukku." 

Ayesha memang sudah mencari di kamar itu nyatanya tak ada pakaiannya yang sudah ia siapkan.

"Tidak perlu. Buka lemari disana."

Adam menunjuk sebuah lemari yang berada disudut.

"Bapak mau ganti baju?" Ayesha menyangka Adam meminta bantuannya mengambilkan pakaian ganti.

"Ya, bajuku dan milikmu ada disana." Adam menatap sang istri yang masih lengkap dalam balutan busana akad beserta asesorisnya.

Ayesha sudah gerah, ingin rasanya berganti baju, mandi dan menghapus make upnya.

Ayesha membawa langkahnya membuka lemari yang dimaksud Adam.

Rupanya sepasang piyama sudah tersedia dan piyama dengan warna dan corak yang sama.

"Couple!" 

Ayesha saat melihat piyama milik Adam dan untuknya serupa hanya berbeda ukuran.

"Itu Mom yang siapkan, Aku mana tahu!" 

Adam tak mau Ayesha menyangka dirinya yang mempersiapkan semuanya.

"Bantu Aku melepas baju."

Adam yang mengenakan pakaian akad kesulitan membuka sendiri pakaiannya hingga ia meminta Ayesha membukanya.

Meski terkesan cuek, ini pertama kali bagi Ayesha harus membuka pakaian pria selain saat Ayah Ridwan sakit tentunya, itupun hanya sebatas kaus saja sedangkan sekarang Ayesha parno duluan takut Adam meminta bantuan lebih dari itu.

"Kenapa bengong? Gugup!" Adam menyindir Ayesha.

"Siapa yang gugup. Memang apa bagusnya!" Ayesha mendengus kesal sambil mendekat dan hendak melaksanakan tugasnya.

"Tadi malu-malu, sekarang ga sabaran!" Adam kembali meledek.

"Sudah Bapak mau Saya bantuin apa enggak!" Ayesha sedikit ngegas.

"Berani ya Kamu, mentang-mentang sudah jadi istriku?" Adam membulatkan matanya.

"Lagian Bapak sendiri bikin kesal saja. Jadi ganti baju atau tidak?"

Adam merentangkan tangannya sebagai kode perintah pada Ayesha.

Naura dengan cepat sambil mengalihkan pandangannya dari wajah Adam.

Adam sendiri senang sekali rupanya memandang wajah cantik istrinya yang kini begitu dekat.

Baru kali ini sedekat dengan Ayesha Adam bisa menyusuri wajah cantik wanita yang berstatus istrinya sekarang.

"Sudah Pak, celananya bisa sendiri kan pak?"

"Kalau Kamu tidak keberatan bukakan saja sekalian." Adam santai namun Ayesha malah melotot.

"Saya juga herah, mau ganti baju!"

Ayesha dengan cepat membawa baju ganti langsung menuju toilet.

Sikap Ayesha yang gugup dengan wajahnya yang memerah membuat Adam tersenyum.

"Lucu sekali dia." Adam tak henti menyunggingkan senyum saat Ayesha dengan keras membanting pintu toilet.

Bunyi ponsel Adam berdering nyatanya dari Mom Hawa.

"Ya Mom?"

"Diantar saja ke kamar."

"Ok Mom. Terima kasih."

Tepat setelah Adam menutup telpon Ayesha keluar dari kamar mandi.

Rambut basah Ayesha yang tergerai menyita perhatian Adam.

Bukan Adam namanya kalau tak bisa langsung mengontrol mimik wajahnya meski jantungnya berdebar-debar.

Bagaimanapun sebagai pria normal Adam terpancing juga melihat wanita yang kini halal untuk disentuhnya.

"Kita makan dikamar saja, Aku capek." 

"Ok."

Jawaban singkat Ayesha membuat Adam mengernyitkan dahi.

Naura yang memilih duduk disofa kemudian menyalakan televisi duduk santai terlihat tanpa beban.

"Kamu bisu?" 

Adam yang sejak tadi tak diajak berbicara karena Ayesha fokus menonton acara TV merasa diacuhkan lama-lama ia gatal juga untuk angkat suara.

"Saya lelah Pak, Bapak tidur saja. Nanti malam acaranya masih panjang kan?" 

Ayesha menjawab tanpa menoleh pada Adam.

"Aku tuh ngomong sama Kamu bukan sama TV!" Adam mulai kesal dengan acuhnya sikap Ayesha.

Ayesha berjalan mendekati ranjang tempat Adam berbaring.

"Jadi Bapak maunya apa?"

Posisi Ayesha yang kini berhadapan dengan Adam dan jarak mereka cukup dekat membuat Adam mati kutu seketika.

"Kalau mau Kamu bagaimana?"

Tanpa kata-kata sukses membuat Ayesha membulatkan mata pada suami yang berada dihadapannya kini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!