"Bagaimana Dok keadaan calon menantuku?" Mom Hawa mengkhawatirkan wajah pucat pasi Ayesha yang terlihat menahan sakit.
"Asam lambung Nona Naik. Nona tidak boleh stress dan banyak pikiran. Makanlah sering-sering dalam porsi kecil. Selain itu, Nona juga harus minum vitamin dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur." jelas Dokter Harun.
"Terima kasih Dok." Mom Hawa kini mengusap perut Ayesha yang terlihat menahan perutnya yang dirasakan nyeri.
Adam dan Rian mengantar Dokter Harun keluar sementara Mom Hawa masih menemani Ayesha di kamar tamu.
"Sayang, makan dulu ya. Perut Kamu sakit sekali ya? Nanti minum obat ya, agar lebih enakan." Mom Hawa membawa baki makanan yang diberikan oleh ART mereka untuk Ayesha.
"Maaf Nyonya, Ayesha jadi membuat repot." Ayesha tak enak hati telah membuat semua orang sibuk karena dirinya.
"Tentu Kamu merepotkan, bagaimana bisa Kamu tidak jaga kesehatan sementara besok Kita akan bertunangan."
Adam masuk dan lupa hingga ia kelepasan berkata demikian meski di dalam masih ada Mom Hawa.
"Adam! Kamu ini, bukannya merawat Ayesha, malah menyalahkannya. Ayesha terlalu lelah juga karenamu. Kalian mau tunangan tapi Kamu bukannya memberikan waktu libur untuk Ayesha." Mom Hawa kesal dengan bentakan Adam pada calon menantunya.
"Emang makhluk nyebelin ini ga punya perasaan sama sekali. Huft." Ayesha membatin kesal pada Adam.
"Biar Adam saja Mom yang menyuapi Ayesha."
Kini Ayesha membolakan matanya, malas dengan sikap Adam kembali akting depan Mom Hawa.
"Ya sudah. Kamu jaga Ayesha yang benar ya Adam. Awas Kamu ngomel ga jelas lagi. Jangan cari-cari kesempatan juga, Ayesha sedang sakit." Mom Adam memberikan piring makanan Ayesha kepada Adam.
"Sayang, Mom keluar dulu ya. Kamu istirahat saja. Semoga besok sudah baikan." Mom Hawa mengusap tangan Ayesha sebelum meninggalkan kamar calon menantunya.
Ayesha mengucapkan terima kasih, membalas Mom Hawa dengan senyuman.
Sungguh hati Ayesha menghangat dengan sikap keibuan Mom Hawa.
Sejak kecil Ayesha yang hanya tinggal dengan Ayah Ridwan tak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang Ibu tentu terharu dengan perhatian yang diberikan Mom Hawa padanya.
"Ingat, Ayesha, pernikahan ini hanya sementara. Dan tentu saja ssmua akan berakhir. Jadi jangan sampai pakai hati kalau tidak mau sakit sendiri." sejenak Ayesha kembali sadar dengan situasi yang ia hadapi berusaha membentengi diri agar tak terluka.
"Dasar ceroboh! Cepat makan. Besok pertunangan Kita. Jangan sampai gagal." suara Adam menyadarkan Ayesha dalam lamunannya.
"Aku bisa makan sendiri." Ayesha mengambil piring ditangan Adam sambil merengut kesal.
"Ya memang siapa juga yang mau nyuapi Kamu! Aku hanya berpura-pura didepan Mom." Adam tak kalah sengit.
"Kalau begitu Bapak bisa kekuar daei sini." Ayesha memalingkan wajahnya dari Adam.
"Kamu mengusirku? Ini rumahku ya!" Adam kesal diabaikan.
"Ia Pak Adam yang terhormat. Saya ingat. Ini rumah Bapak!" Ayesha kini menyuap makanan yang ada dipiring.
"Kamu ini, terlihat sekali kalau lapar. Baguslah! Habiskan makananmu. Jangan sakit lagi. Merepotkan saja!" Adam tak beranjak keluar kamar hanya memilih menepi disudut kamar dekat rak buku.
Sementara Ayesha memilih makan mengabaikan keberadaan Adam didalam ruang itu.
Sesekali Adam melirik pada Ayesha.
Ada senyum di wajah Adam meskipun sangar tipis.
Ayesha sebaliknya ia sesekali melirik Adam yang sedang membaca buku dengan tatapan ingin menelan bulat-bulat menahan kekesalannya pada Adam.
Tibalah waktu pagi, sinar matahari tampak mengintip manja dari valik tirai yang sedikit tersingkap di kamar yang Ayesha tempati.
Setelah semalam makan dan minum obat, Ayesha bisa beristirahat dengan nyenyak.
Ayesha juga merasakan tubuhnya lebih segar dan sudah baik seperti sediakala.
Meski agak kesiangan Ayesha menunaikan dulu kewajibannya 2 rakaat setelahnya ia mandi membersihkan diri.
Masih diatas sajadah, Ayesha menumpahkan segala isi hatinya.
"Ya Allah, hari ini hamba akan bertunangan dengan Pak Adam. Sesungguhnya, hamba sendiri tak tahu apakah ini pilihan tepat yang hamba ambil. Hamba memohon kebaikan dari apa yang hamba putuskan saat ini. Ayah, restui Ayesha, semoga Ayesha kuat menjalani semua ini tanpa Ayah disisi Ayesha." Doa Ayesha sebelum menutup sesi perbincangannya dengan sang maha kuasa.
Tok,Tok,Tok!"
Ketukan pintu terdengar dari luar kamar Ayesha.
Ayesha membuka dan seorang ART menyapanya menyampaikan pesan Mom Hawa.
"Aku makan dibawah saja Bi, Alhamdulillah sudah enakan."
Ayesha menjawab pertanyaan ART yang menitipkan pesan Mom Hawa mengenai sarapan Ayesha yang akan diantar kemana.
"Baiklah Nona. Kalau begitu Bibi permisi."
Ayesha menganggukan kepala setelahnya bersiap untuk sarapan bersama di ruang makan.
Ayesha yang baru saja turun melihat Mom Hawa sudah duduk dikursi makan namun tak melihat sang Boss menyebalkan berada disana.
"Cari Adam ya?" tebak Mom Hawa melihat ekor mata Ayesha menyisir keberadaan seseorang.
"Adam, ada diruang kerjanya. Mom bingung, hari ini acara kalian, masih saja mengurusi pekerjaan." keluh Mom Hawa.
"Sayang, sudah Kita makan saja duluan. Lama kalau menunggu Adam." Mom Hawa mengajak Ayesha duduk disisinya.
"Pagi Mom." Adam menyapa Mom Hawa namun mengabaikan keberadaan Ayesha.
Tak menjawab jawaban dari sapaan salamnya Adam justru mendapat tatapan tajam dari sang Ibu.
Seolah memahami situasi Adam seperti biasa berakting di depan Mom Hawa menyapa calon tunangannya yang nanti malam akan segera diresmikan
"Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Adam tersenyum sambil mengarahkan pandangannya pada Ayesha.
"Dasar bunglon! Bisa-bisanya wajah nyebelin itu berganti mimik dalam seketika." dumel Ayesha dalam hati.
"Alhamdulillah. Aku sudah lebih baik. Terima kasih."
Ayesha mengikuti permainan Adam meski hatinya kesal bukan main.
"Adam, Ayesha, nanti malam Kalian akan bertunagan, apakah semua orang yang ingin kalian undang tak ada yang terlewat?" tanya Mom Hawa disela-sesi sarapan mereka.
"Sudah semuanya Mom. Memang ada lagi yang mau Mom undang?"
Adam menyiratkan ada sesuatu yang Mom Hawa penasaran ingin ketahui.
"Tidak, Mom hanya berharap semoga acara nanti malam berjalan dengan lancar tanpa ada kendala."
Sejujurnya Mom Hawa resah, Mom Hawa tahu Adam sengaja mengundang, rival dan mantan kekasihnya dalam pertunangannya nanti malam.
Mom Hawa hanya khawatir akan terjadi kekacauan.
Namun Rian memberi tahu Mom Hawa agar tenang karena Adam sudah mengantisipasinya jika memang itu akan terjadi.
Meskipun begitu Mom Hawa tak lantas tenang, ia takut akan berbuntut panjang jika ada permasalahan yang terjadi.
"Baiklah kalau begitu, Mom hanya memastikan saja. Oh Iya Kalian belum lihat hasil dekorasinya kan? Lihatlah. Jika ada yang perlu ditambahkan katakan saja."
"Setelah sarapan Kami akan melihatnya Mom, iya kan Sayang?" Adam kembali berbual dan sukses membuat Ayesha kali ini tersedak.
"Sayang, Sayang pala Lo peyang!" tentu saja kata-kata tersebut hanya tertahan dalam batin Ayesha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LKI2 GK PNY IMAN & HATI... IBUNYA BAIK, ANAKNYA GK PNY AHKLAK..
2023-12-12
1