AAP 19: Serangan Bertubi-tubi

*Akira Anak Perampok (AAP)*

 

Kecuali Slonga, semua anggota Tim Dua berada di wilayah Tim Satu. Alexandria memimpin agresi tersebut.

Saat ini, bola memantul-mantul rendah hanya di kaki kanan Rossifa. Murid wanita itu sengaja menahan bola di kakinya dan mengulur waktu, membiarkan pemain lain menunggu.

Tidak sabar menunggu, seorang pemain dari Tim Satu maju mencoba merebut bola di kaki Rossefa.

Dak!

Dengan enaknya Rossifa menendang bola rotan itu agak lebih kencang, mengenai dagu anak buah Gugum.

“Gugur!” teriak Master Holfor.

Dengan demikian, Tim Satu tinggal enam anggota yang masih hidup, sementara Tim Dua masih utuh tujuh anggota, bahkan memiliki cadangan enam orang.

“Siaaap! Lanjut!” teriak Master Holfor.

Rossifa yang memegang bola melemparkannya kepada Nadin Hen. Ferilly cepat berusaha memotong lemparan dengan maju ke depan Nadin Hen. Namun, ketika melihat Ferilly mencoba memotong lemparan, Nadine Hen yang lebih lincah dan bugar berinisiatif maju juga memepet Ferilly sambil melakukan lompatan yang tinggi lebih dulu.

Nadin Hen yang sudah melompat terlebih dahulu menyambut bola dengan sundulan, membuat Ferilly sulit melompat karena terhalang.

Duk!

Bola disundul Nadin Hen kepada kaki Finna Riwe yang langsung disepak mengoper kepada Alexandria yang berlari ke dekat tiang telur naga. Srugal sebagai kiper Tim Satu cepat pasang diri untuk menghalangi laju tembak Alexandria.

Secara bersamaan Gugum dan Ferilly bergerak cepat ke arah Alexandria. Melihat pergerakan bersama Gugum dan Ferilly, Rossifa segera berteriak.

“Belakang!”

Ketika Gugum dan Ferilly datang dari dua arah depan Alexandria, Rossifa berlari mendekati belakang Alexandria.

Menghindari sergapan kedua pemimpin Tim Satu, Alexandria mencongkel pelan bola dengan ujung kakinya, membuat bola melambung ke belakang tubuhnya. Saat itulah tendangan keras Rossifa berkelebat. Buru-buru Alexandria berlari kabur ke samping.

Tak! Dak!

Ternyata tendangan Rossifa menargetkan Ferilly. Bola melesat begitu cepat. Ferilly hanya bisa berbalik guna menghindarkan wajahnya dari ancaman bola. Bola menghantam lambung kanannya.

“Gugur!” teriak Master Holfar.

Ferilly Gugur setelah berjuang keras. Ia berjalan menghampiri Rossifa.

“Awas jika kalian berbuat keterlaluan kepada Akira!” ancam Ferilly kepada wanita yang lebih tinggi darinya itu.

Rossifa hanya tersenyum sinis.

“Tiga tendangan ke muka aku rasa cukup!” balas Rossifa.

Terdiam Ferilly memikirkan perkataan Rossifa. Ia tidak bisa mengartikan maksud perkataan itu, sebab satu tendangan eksekusi saja bisa membuat Akira gugur, bagaimana bisa mendapat tiga tendangan, pikirnya.

Akhirnya Ferilly berjalan pergi ke luar lapangan. Ia hanya bisa menunggu dan menyaksikan Alexandria dan teman-temannya menghajar Akira.

Permainan kembali dilanjutkan.

Mudah bagi Alexandria dan teman-temannya untuk membunuh dua anggota Tim Satu lainnya. Tim Dua sengaja tidak menargetkan Akira, membiarkannya berlari ke sana ke mari tanpa bola.

“Gugur!” teriak Master Holfor.

Tidak lama, ….

“Gugur!” teriak Master Holfor lagi.

Kini, Tim Satu yang bertahan tinggal Gugum, Akira dan Srugal. Tiga lawan tujuh orang.

Tujuh pemain Tim Dua, termasuk kiper Slonga, kini berada di wilayah pertahanan Tim Satu. Mereka mengepung tiang telur naga. Jika kiper meninggalkan posisinya di sekitar tiang telur naga, maka fungsinya akan berubah menjadi pemain biasa dan kekebalannya terhadap eksekusi akan hilang, hingga ia kembali lagi ke posisinya.

“Siaaap! Lanjut!” teriak Master Holfor.

Bola dilempar kepada Finna Riwe. Bola ditangkap oleh kaki lalu memantul-mantulkannya di kaki sambil menghadap ke tiang telur naga.

Srugal segera berdiri menghadang di depan Finna Riwe. Namun, Finna hanya tertawa kecil sambil mengoper ke samping, kepada Alexandria.

Ketika Alexandria menerima bola, Akira datang mencoba mengganggu. Akira datang dengan senyuman sambil menatap tajam, membuat Alexandria tersentak jantungnya.

“Anak ini seperti tidak merasa terancam,” membatin Alexandria sambil memantulkan bola di kakinya.

Tiba-tiba Akira mengibaskan kakinya, mencoba merebut bola.

Tak!

Namun, buru-buru Alexandria lebih dulu menyambar bola, ditendang jauh menyeberangi posisi tiang telur naga. Sementara kaki Akira menendang tempat kosong.

Anehnya, bola melambung dan akan jatuh di atas kepala Gugum yang sedang menjaga pergerakan Rossifa. Sepertinya Alexandria tidak akurat.

Karena operan Alexandria justru jatuh kepadanya, Gugum pun hanya menunggu. Namun, tidak bagi Rossifa. Ia melompat tinggi di dekat Gugum, kakinya naik lebih tinggi dari kepala Ketua Tingkat Lima itu.

Tak! Dak!

Gugum hanya bisa terkejut dan ngeri ketika kaki Rossifa berkelebat deras di atas kepalanya mengeksekusi. Bola melesat kencang menghantam telur naga sehingga replika telur itu terpental jatuh dari atas tiangnya.

“Waw!” desah Akira terpukau melihat tendangan salto Rossifa yang tinggi, kencang dan akurat.

“Tiga eksekusi!” teriak Master Holfor dengan nada lebih kencang.

“Yeaaa!” teriak seluruh Tim Dua gembira.

Akira agak bingung denga apa yang terjadi, ia belum mengerti aturannya.

“Akira!” panggil Gugum dari seberang tiang telur naga.

“Ya?” sahut Akira.

“Kita dihukum tiga eksekusi, tidak boleh pindah tempat, tidak boleh menghindar, tapi hanya boleh menangkis dengan kaki!” kata Gugum menjelaskan.

“Hah!” kejut Akira. Lalu ucapnya lirih, “Pasti menegangkan.”

“Dan menyakitkan, Akira,” sambar Alexandria yang mendengar ucapan Akira sambil berlalu. “Ingat, jangan pindah!”

Akira hanya terdiam mendengar perkataan Alexandria. Akira melihat Gugum dan Srugal berdiri di tempatnya, tidak bergeser.

Tim Dua sudah bersiap, mereka mengatur posisi. Mereka tidak menargetkan Akira karena mereka mengepung posisi Gugum. Alexandria dan teman-temannya hanya tersenyum-senyum melihat ketegangan di wajah Gugum.

“Licik Alexandria!” rutuk Ferilly kepada Tajay di bangku tribun penonton, setelah mengerti maksud dari taktik Alexandria untuk memberi pelajaran kepada Akira.

“Licik bagaimana?” tanya Tajay tidak mengerti.

“Gugum mau dibunuh dulu sebelum Akira, supaya Akira naik menjadi Ketua Tim. Artinya, mereka bisa mengeksekusi Akira sebanyak tiga kali, bukan sekali,” jelas Ferilly, gusar.

“Alexandria benar-benar jahat. Kita lihat saja, separah apa mereka mengeksekusi Akira,” kata Tajay.

Dari pinggir lapangan Master Holfor telah berteriak.

“Eksekusi! Mulai!”

Finna Riwe melambungkan bola tinggi ke belakang Gugum. Bola itu diumpankan kepada Alexandria.

Tak! Beg!

Alexandria melompat salto dengan kaki melakukan sepakan kuda. Bola pun keras mengenai punggung Gugum.

Gugum hanya mengerenyit, tetapi itu bukan hal yang membahayakan.

“Dua eksekusi!” teriak Master Holfor.

“Itu namanya eksekusi sayang kalau mengincar punggung,” kata Alexandria sambil menepuk bahu Gugum dari belakang.

Gugum hanya mendelik mendengar perkataan Alexandria. Namun, ia tidak komentar.

Tim Dua kembali bersiap. Alexandria kini berposisi di depan Gugum.

“Eksekusi! Mulai!” teriak Master Holfor.

Finna kembali melempar bola, mengumpan. Kali ini kepada Nadin Hen. Kaki Nadin Hen menedang bola, langsung melambung tinggi diperuntukkan kepada Alexandria.

Alexandria melompat tinggi, tetapi tidak bersalto. Kaki kanannya melakukan tendangan mengibas yang keras. Karena eksekusi berasal dari arah depan, maka Gugum mencoba memblokir serangan itu dengan menaikkan kaki kanannya sebagai perisai.

Namun, ternyata bola datang lebih cepat dan menghantam dada kiri Gugum.

“Satu eksekusi!” teriak Master Holfor menghitung mundur jumlah eksekusi yang tersisa.

“Itu namanya eksekusi cinta,” kata Alexandria sambil tersenyum manis, memberikan pesona kecantikannya kepada Gugum.

Gugum hanya tersenyum kecut mendengar kata-kata Alexandria. Namun, ia tidak komentar.

Tim Dua kembali bersiap. Alexandria tetap berposisi di depan Gugum.

“Eksekusi! Mulai!” teriak Master Holfor.

Finna kembali melempar bola, mengumpan kepada Nadin Hen. Bola kemudian diumpankan lagi agak tinggi kepada Rossifa. Gadis tinggi itu hanya menyundul halus memberi umpan lezat kepada Alexandria.

Alexandria melompat tinggi bersalto, sementara kakinya menyepak keras.

Tak! Dak!

Cukup keras bola menghantam wajah Gugum, meski sudah dicoba memasang kaki sebagai perisai. Hantaman itu memang menyakitkan dan membuat wajah Gugum memerah, tetapi tidak sampai mencederai.

“Gugur!” teriak Master Holfor.

Alexandria melangkah mendekati Gugum.

“Itu namanya ekssekusi cemburu!” desis Alexandria dengan sorotan mata yang tajam.

Mendelik Gugum mendengar perkataan Alexandria.

“Hahaha!” tiba-tiba Gugum tertawa sambil memandang Alexandria. Lalu ia berbalik pergi meninggalkan gadis itu dengan membawa tawanya.

Melihat Gugum justru tertawa, mendelik cantik Alexandria. Ia tidak mengerti maksud Gugum tertawa setelah dieksekusi sebanyak tiga kali.

Sebagai Ketua Tim, Gugum dan Alexandria memiliki jatah tiga nyawa dalam permainan. Tiga eksekusi membuat nyawa Gugum habis.

Maka, Tim Satu tinggallah Akira dan Srugal. Kondisi itu membuat Akira otomatis menjadi Ketua Tim, yang berarti ia kini memiliki tiga nyawa.

Alexandria menghampiri Akira dan menjelaskan aturan itu.

“Selamat, kau naik pangkat menjadi Ketua Tim,” ucap Alexandria, memberi sindiran karena justru itu akan memberi Akira lebih banyak jatah terima eksekusi. (RH)

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

mantap

2023-04-28

0

🍁Mhes❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ

🍁Mhes❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ

waahh.. cerdik.. cerdik... ayo Akira.. semangat

2023-03-24

1

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅

Ayo Akira.. keluarkan keterampilan mu 😄

2023-02-16

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!