*Akira Anak Perampok (AAP)*
Kini bola dipegang oleh Tim Satu yang anggotanya tinggal tersisa Akira dan Srugal. Setelah tiga eksekusi dilaksanakan, maka tim lawan yang akan memegang bola.
“Lempar sejauh mungkin ke arah telur naga!” kata Akira kepada Srugal yang akan melempar bola dari daerahnya.
“Oke!” sahut Srugal sambil berikan acungan ibu jari.
Akira segera berlari masuk jauh ke wilayah pertahanan Tim Dua. Finna Riwe dan Nadin Hen segera mengikuti arah pergerakan Akira. Akira menempatkan posisinya agak jauh di sisi kanan tiang telur naga Tim Dua.
“Siaaap! Lanjut!” teriak Master Holfor dari pinggir lapangan.
Sest!
Dari garis tengah lapangan, Srugal dengan sekuat tenaga melempar bola ke arah telur naga Tim Dua. Pada saat itu pula, dari sisi kanan lapangan Tim Dua, Akira berlari kencang ke arah tiang telur naga dengan maksud hendak menjangkau bola yang melesat deras. Sementara Finna dan Nadin berlari kencang pula menyertai lari Akira.
Di dekat tiang naga telah bersiap Slonga menghadang laju bola. Alexandria, Rossifa, dan dua anggota tim lainnya hanya membiarkan tembakan langsung itu. Mereka mempercayakan kepada Slonga, Finna Riwe dan Nadin Hen untuk mencegah serangan itu.
Pada detik-detik ini, Akira, Finna Riwe dan Nadin Hen benar-benar adu kecepatan lari. Finna Riwe, Nadin Hen dan semua orang, harus terkejut. Ternyata Akira memiliki kecepatan lari yang tinggi. Terbukti, posisi dada Akira sedikit lebih ke depan daripada Nadin Hen, siswi paling cepat gerakan dan larinya di antara mereka.
“Wow!” seru Gugum terpukau melihat taktik dan kecepatan Akira.
“Taktik cerdas!” kata Tajay pula mengomentari.
“Ayo, Akira!” teriak Ferilly kencang memberi semangat.
Akira berlari sambil mendongak memandangi laju bola di udara. Demikian pula dengan Finna Riwe dan Nadin Hen.
Ketika berada di bawah lesatan bola, Akira berhenti mendadak dan berjongkok hendak melompat. Sementara Finna Riwe dan Nadin Hen langsung melompat bersamaan, berusaha menjangkau bola dengan kepalanya.
Duk!
Kepala kedua gadis bersahabat itu justru saling beradu, sementara bola lewat tipis di kepala mereka.
“Aaa!” rintih Finna kesakitan sambil tergeletak di lantai lapangan.
“Aduuh!” keluh Nadin Hen juga sambil terduduk di lapangan, meringis memegangi kepalanya.
"Hahaha ...!"
Akira tertawa terbahak-bahak melihat Finna Riwe dan Nadin Hen saling berebut bola di udara. Dan itupun tidak ada yang berhasil mengenai bola.
Gugum dan rekan-rekannya juga tertawa melihat insiden itu. Ternyata Akira tidak berniat melompat menyundul bola, ia hanya berjongkok tertawa.
Sementara bola terus melesat ke arah Slonga. Murid bertubuh besar itu melompat kecil untuk menyambut bola karena kemungkinan akan tepat mengarah ke telur naga.
Dak!
Bola berhasil tersundul oleh Slonga, tetapi bola kemudian terbuang liar ke lantai lapangan.
"Tim Satu!" teriak Master Holfor sebagai tanda bahwa bola masih milik Tim Satu.
Slonga mengelus-elus kepalanya yang berasa sakit karena menyundul bola yang datang dari jauh.
"Kurang ajar si Akira, dia mengerjai kita," rutuk Alexandria kepada Rossifa.
"Hebat juga, bisa langsung mengancam telur naga kita," kata Rossifa memuji. "Saat kita pegang bola, kita langsung saja serang telur naganya. Kita lihat, bisa apa dia."
Alexandria dan teman-temannya segera mendatangi Finna Riwe dan Nadin Hen.
“Kalian cedera?” tanya Alexandria kepada kedua sahabatnya.
“Kenapa kau ikut melompat, Finna?” Bukannya menjawab pertanyaan Alexandria, Nadin Hen justru menyalahkan Finna Riwe.
“Kok aku?” protes Finna, tidak mau disalahkan.
“Tidak ada gunanya berdebat. Lihat, mereka menertawakan kita!” hardik Alexandria.
Akhirnya Akira berhenti tertawa. Ia bangun berdiri.
"Srugal!" teriak Akira memanggil.
"Srugal! Maju!" teriak Gugum dari luar lapangan.
"Siap!" sahut Srugal sambil tertawa senang. Sambil senyum-senyum ia berlari maju ke daerah tiang telur naga. Menyerang tiang telur naga adalah suatu kebanggaan, apalagi ketika kondisi dua lawan tujuh orang.
Akira berlari kecil mendatangi kedatangan Srugal. Ia bertindak sepantasnya sebagai seorang Ketua Tim, meski tubuhnya jauh lebih kecil dibandingkan Srugal.
"Lari ke arah sebaliknya saat aku berteriak melempar!" bisik Akira. "Langsung eksekusi!"
"Siap!" jawab Srugal manggut-manggut sambil beri tanda jempol. Ia segera pergi mengambil posisi.
Rossifa yang bertugas mengawal Srugal. Cukup Rossifa. Fisik dan tinggi mereka seimbang.
Sementara Alexandria dan lainnya menyebar ke sekeliling lingkaran tiang telur naga.
Akira sudah bersiap memegang bola yang akan dilemparkannya kepada Srugal. Ia melihat peta posisi Tim Dua dan menganalisa ke mana ia harus melempar bola. Srugal sudah bersiap di depan tiang telur naga, satu garis lurus menghadap kepada Akira.
Akira siap, tinggal menunggu aba-aba dari Master Holfor.
“Siaaap! Lanjut!” teriak Master Holfor penuh semangat. Baginya, ini pertandingan yang seru, dua lawan tujuh, tetapi Akira dan Srugal bisa mengancam telur naga Alexandria dan timnya.
“Kanaaan!” teriak Akira sambil menggerakkan tangannya hendak melempar ke arah kanan tiang telur naga.
Srugal bergerak cepat. Rossifa cepat mendahului bergerak ke sisi kanan tiang telur naga. Alexandria dan Finna Riwe juga bergerak ke kanan untuk mengantisipasi jika Rossifa gagal.
Namun, mereka terkejut. Ternyata Srugal tidak bergerak ke kanan, ia justru berlari cepat ke sisi kiri tiang telur naga.
Ternyata Akira yang terlihat hendak melempar bola ke kanan, tiba-tiba menarik tangannya dan melempar ke kiri.
Buru-buru Rossifa mengerem gerakannya dan berbalik mengejar Srugal, tetapi jaraknya sudah tidak memungkinkan.
Di sisi kiri sebenarnya ada Nadin Hen dan seorang anggota lelaki, tetapi jarak mereka dengan bola tidak lebih dekat dengan Srugal. Sementara Slonga selaku kiper, dia mati langkah. Gerakan awalnya cenderung ke arah kanan.
Srugal melompat tinggi menyundul.
Duk! Tak!
Lambungan bola cepat membuat Srugal hanya mengadukan kepalanya, tidak begitu kuat menyundul. Maka bola pun terpantul pelan demi jatuh tepat kepada telur naga. Dan arah pantulannya tepat ke telur, membuat semua orang yang melihatnya tegang.
Gugum dan kedua puluh dua rekannya yang sudah gugur duluan siap berteriak dan melompat girang melihat eksekusi Srugal.
Alexandria dan semua anggota Tim Dua mendelik terkejut melihat eksekusi Srugal ternyata akurat.
“Yeee!” teriak semua Tim Satu girang ketika melihat bola rotan jatuh mengenai telur naga.
Namun kemudian….
“Tim Dua!” teriak Master Holfor, memutuskan bahwa bola kini milik Tim Dua, tidak menyebut “tiga eksekusi”.
“Yaaah!” teriak kecewa seluruh Tim Satu. Kegirangan mereka seketika berbalik lesu.
Ternyata, bola yang memang jatuh mengenai telur naga, terlalu lemah daya hantamnya, sehingga telur naga hanya tergerak di tempat tanpa jatuh dari atas tiang. Hal itulah yang membuat eksekusi Srugal dianggap gagal.
“Hahaha …!”
Akira tertawa sendiri melihat kegagalan itu.
Plok plok plok!
Gugum bertepuk tangan melihat hasil kerja kedua rekannya. Tepuk tangan itu kemudian diikuti oleh Ferilly dan teman-teman lainnya. Bahkan sebagian anggota Tim Dua juga ikut bertepuk tangan memuji taktik yang ditunjukkan Akira dan Srugal. Mereka tidak memiliki rasa permusuhan dengan Akira, berbeda dengan Alexandria dan ketiga sahabatnya.
Akira melambaikan tangan kepada rekan-rekannya seraya tersenyum lebar.
Akira dan Srugal lalu berjalan berdampingan kembali ke wilayah lapangannya. Kini bola ada di tangan Tim Dua, kemungkinan besar Alexandria dan teman-temannya akan mengincar telur naga.
“Alexandria pasti akan mengincar telur naga agar bisa mengeksekusi aku sebanyak tiga kali. Aku minta kepadamu, Srugal, ketika mereka menembak telur naga, kita harus berposisi berdiri berhadapan dan merapat,” kata Akira.
“Siap, Ketua!” ucap Srugal sambil tersenyum lebar. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
rajes salam lubis
mantap abiiez
2023-04-28
0
🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
ayo ... kerja tim yg keren
2023-03-24
1
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Ha ha ha.. kurang power sundulannya Srugal tp bolehlah tak tik nya 👍
2023-02-16
2