Dinda keluat rumah dengan hati yang sedikit terluka dengan tingkah Dimas barusan
" Segitunya dia sama gue" Ucap Dinda dalam hati
" Etisss Apaan sih loe Din, loe itu harus sadar diri Din" tambah Dinda lagi
" Orang itu gak penting bagi hidup elo, elo harus bisa bangkit berdiri sendiri, gak usah baperan bikin sakit hati doang" tambah Dinda di setiap jalannya
Dinda berjalan menyusuri komplek dan tak jarang dia memberi sapaan untuk mereka yang ada di sana
" Mbak Dinda sekolah" sapa tetangganya yang mengenalnya saat belanja sayur tadi
" Iya ibuk, mari" jawab Dinda ramah dan sopan
" Iya mbak Dinda" jawab Ibu tersebut yang sedang menyiram tanaman
" Itu adeknya mas Dimas Buk?" tanya suaminya yang sedang mandiin burungnya
" Iya pak, dia yang ngajarin anak anak di masjid pak, sehabis magrib dari semalam" jawab ibu tersebut pada suaminya
" Oh di Fadil lari lari ambil iqro' semalam?" Tanya suaminya lagi
" Iya pak, sopan cantik ya pak, ramah lagi, pinter juga" ucap Ibu memuji Dinda
Di rumah Dimas sudah siap dan melihat tudung saji yang sepertinya berisi
Dia membukanya dan ada beberapa lauk san sayur disana, dan cukup menggugah selera sarapan paginya
Dan Dimas segera mengambil piring dan nasi yang ada di rice coocer dan langsung melahap sarapan tersebut
Tak lama Ada Pesan masuk dari Eka yang di kirimkan padanya
Ayang Eka
Sayang, aku udah mau sampai di resto ZX, mau sarapan, nyusul ke sini ya, aku tunggu
Ayang Eka
Sekalian mau di pesankan apa untuk sarapan nanti
Dimas hanya membaca sekilas dia sudah jatuh cinta dan menikmati masakan sederhana dari Dinda, dengan tanpa sadar dia mengetik dan membalas pesan Ke Dinda
Anda
Aku udah sarapan sayang, sayang sarapan aja dulu, lanjut aja ya, Abang langsung ke sekolah nanti ini udah telat"
Begitu kiranya jawaban dari Dimas yang terbuai asmara masakan Dinda sehingga gak mau makan yang lainnya
Sedangkan di Taxi Eka langsunf ngomel dan mengerucutkan bibirnya karena gagal sarapan bareng dengan Dimas, dan sarapan Geratis lagi
" Pak langsung ke sekolah aja, " ucap Eka mending sarapan di kantin sekolah saja karena lebih murah
Setelah sarapan Dimas langsung siap siap untuk ke sekolah, dan saat mau mengunci pintunya dia teringat kalau jadwalnya sampai malam dan teringat Dinda yang biasanya pulang sore
Tapi Dimas seolah mendapa bujukan setan yang terkutuk untuk mengabaikan Dinda jadi Dimas langsung ke arah mobilnya tanpa meninggalkan kunci serep pada Dinda
Di sekolah Dinda kembali belajar dan hari ini ada seleksi untuk anggota PASKIBRAKA, dan pilihan untuk di kirim ke Tingkat kecamatan kabupaten maupun Provinsi dan Nasional
Karena SMA dia termasuk terpilih dari beberapa SMA di PKU
Dinda yang termasuk murid baru tapi dengan postur tubuhnya yang terlihat begitu kuat dan tahan serta masuk kriteria membuatnya terpilih dalam latihan saat ini
Ini memang tahun ajaran baru, dan sebentar lagi mereka akan di kirim ke tempat dimana mereka akan bertugas nanti
Dinda ikut semua kegiatan sesuai permintaan dari sekolah, dengan fokus dan niat sungguh sungguh sembari menjadi pelipur lara dalam hatinya yang harus melihat dan mendengar perkataan dan tingkah Dimas yang membuatnya pengen nuangkan minyak panas ke wajah Dimas
" Alhamdulillah...." Seharian penuh Dinda ikut kegiatan pelatihan itu
Dengan bekal keterampilan megiatan pramuka yang dia pelajari sejak SD, SMP dan Di SMA selumnya dengan barisan PBB yang sudah di luar kepala membuatnya begitu mudah untuk mengikutk semuanya
" Lho itu anak baru ikut latihan juga pak Din?" tanya Eka sudah sinis melihat Dinda
" Iya Buk Eka, kenapa emangnya?" tanya balik Pak Didin pada Eka
Pak Didin adalah guru olah raga di sana, yang memberi pelajaran ekstra pada Dinda sejak pagi tadi
" Dia kan anak baru, ngapain di ikuti, emang yang lama gak ada" sinis Eka lagi
" Baru kalau berpotensi gak masalah dong bu Eka, kan sama sama anak didik kita" jawab Wali kelas Dinda
Si Eka langsung diam dan bingung mau cari alasan apa lagi dan mencari kesalahan apa lagi pada sosok Dinda yang menjadi saingannya
Kini Eka dan putri jalan pulang bareng untuk keluar dari gerbang sekolah
" Semangat ya Din, loe hebat deh baru 2 hari sekolah langsung menjadi pilihan " ucap Putri pada Dinda sama sekali gak Iri
" Gue juga gak tau Put, kok gak elo aja atau yang lain gitu," ucap Dinda merasa gak enak sama teman teman lainnya
" Haduh Din, gue mah pendek mana bisa nanti kalau di apit sama Rafid dan Fandi ambles gue, lagian anak anak sini tuh kenapa ya, pada males begituan takut item, yang rajin anak IPA pendek semua gak masuk kriteria" jawab Putri dan memang benar apa adanya
Semua anak IPA rata rata penampilannya biasa, dan gak mentel mentel apa lagi sampe mikirin penampilan, hanya pelajaran saja
Berbeda dengan anak anak IPS yang semua menjadikan penampilan itu nomer 1, seperti Eka seperti ini
" Elo bisa aja, ya udah gue jalan duluan ya, gue gerah banget mau segera mandi biar seger" ucap Dinda saat sampai di gerbang
" Okey Bay Dinda" ucap Putri dan Dinda melambaikan tangannya
Dinda berjala perlahan dan tak jarang menyapa beberapa orang yang dia lewati walaupun gak kenal sama sekali
Sesampainya di rumah Dinda melepas sepatunya dan berjalan ke arah pintu
Cek cek cek..
Pintu sama sekali tidak bjsa di buka
" Allah ya Karim, haduh... Kunci gak di kasih lagi" Batin Dinda menepuk jidatnya
" Gue lupa juga sih minta kuncinya" Tambahnya lagi gak mau suudzon sama Dimas
" Gue telfon aja lah" ucap Dinda mengambil ponselnya yang ternyata dia gak punya nomernya
Dinda berfikir kembali untuk mencari nomer Dimas
" Kalau gue tanya pakde bude apa sama Nizam nanti mereka curiga lagi" batin Dinda lagi
" Hem... Gimana dong" batin Dinda bingung sendiri
" Ya udah gue tunggu lah, mana tau sebentar lagi pulang, sambil ilangin keringat " Batin Dinda dan mulai pasang ponselnya untuk ambil konten
Dinda yang masih menggunakan seragam olah raga mencari kesibukan untuk membersihkan kebun mininya yang jarang di rawat,
Dinda membenahkan dan memikirkan apa yang akan dia tanam agar tidak terlihat lusuh dan gersang juga
Dan membersihkan hal itu, hingga sampai jam 5 sore Dimas belum pulang juga,
Sampai akhirnya Dinda melewati trowongan samping pergi ke belakang rumah mana tau tidak terkunci dan ternyata terkunci juga
Dinda lalu cuci tangan di kran yang ada di belakang rumah karena tangannya cukup kotor untuk memberiskan taman depan tadi
" Haduh.. Ini orang, gue kekunci juga deh akhirnya" batin Dinda dan mengambil baju yang dia jemur pagi tadi
Sudah kering lalu dia pindahkan ke teras belakang
Karena waktu sudah semakin sore dan gak tau kapan Dimas pulang, Dinda memutuskan mengambil baju kemaren dan di bawanya kedepan untuk ke Musholla dan numpang mandi di sana
Ya mau gimana lagi, masuk gak bisa ya ke sama aja, sekalian sholat asar dan istirahat di sana
" Huh... Untung ada baju di laur, masak harus pake baju ini lagi kalau gak ada baju baunya aja perengus" batin Dinda sedikit berlebihan padahal keringatnya sama sekali tidak bau
Kegiatan malam dari sebelum magrib sampai isyak sudah Dinda lalui, untungnya dia bawa mukena karena setiap sekolah dia selau bawa kalau sedang tidak datang bulan
Dinda kembali kerumah dan menunggu Dimas pulang dengan duduk di teras rumah dan lampu yang belum di nyalakan hingga Dinda yang sangat capek seharian tertidur di teras rumah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Rostika Ali
Dimas gak punya hati. Kesel liatnya
2023-10-04
0
Noor Aini
Dimas cinta mati sama Eka,padahal cuma mau duitnya aja
2023-02-19
1
eL_
ayo donk thor!!! udah berapa x ngintipin msh blm ada. ☺
2023-02-15
0