Dimas langsung terdiam dan menatap tajam Dinda
" Bener kan?? Salah gak gue? Di syukuri aja, yang penting masih bisa makan" jawab Dinda lagi sambil mengambilkan nasi untuk Dimas
" Dan juga sadar Diri, seperti gue, gue sadar Diri di sini cuman numpang jadi gak mau minta minta, " tambahnya tetap santai
Dimas sudah mulai emosi dan mengepalkan tangannya
" Slow aja kali, gue aja santai kok, " ucap Dinda sebelum Dimas berlanjut
" Sadar kalau numpang gak usah brisik" kesal Dimas sambil berdiri
" Gue juga gak mau numpang lho Bang, kalau memang Abang Keberatan gak apa apa, gue cari kosan aja gak masalah, mana tau loe keganggu dengan keberadaan gue dan aktifitas gue selama di rumah" jawab Dinda yang sebenarnya sangat sakit tapi dia tahan, dan mencoba untuk tetap santai
" Tapi gue kasih info dong, di mana ada kosan, gue gak tau daerah sini" jawab Dinda lagi mencoba tetap mengalah
Dimas sama sekali tidak menjawab, dan karena emosinya yang sudah meluap tapi Dinda yang selalu merendah seolah membuat dirinya gak bisa membantah dengan tambah emosi
Dia masih berusaha mengontrol, kalau sampai Dinda keluar dari rumah dan ngekos sendiri, yang ada bisa di gorok dia sama orang tuanya,
Dimas lanjut makan, karena sangat lapar takut lambungnya kambuh lagi malah repot
Dinda melirik cara makan Dimas yang begitu terlihat lahap dan sepeeti orang kelaperan
" Gek pernah makan seperti ini ya?? " Ucap Dinda sengaja mengalihkan rasa jengkel dan dongkole dalam hatinya
Dimas menoleh dan menatap Dinda yang sama sedang menatapnya
" Gue hanya mau mecicipi aja, gimana masakan Elo, " jawab Dimas singkat
" Enak kan?? Lahab banget kayaknya " jawab Dinda sambil menaik turunkan alisnya
Dimas langsung gelagapan dan udah gak peduli dengan ucapan Dinda dan lanjut makan sampai nambah nambah
Setelah makan Dimas juga meminum es teh buatan Dinda, dan Dimas langsung bangkit dari duduknya dan ke kamarnya
Seperginya Dimas yang tanpa permisi dan terimakasih Dinda langsung membereskan makanannya dan mencuci piringnya
Dimas kembali dengan membawa uang untuk Dinda
" Ini Jatah bulanan Elo, untuk masak doang kan" Ucap Dimas sambil memberikan uang 1 juta untuk Dinda
" Okey terimakasih, gue terima ya " jawab Dinda menerima nafkah pertamanya
" Gaji dosen sama PNS sedikit ya" Ucap Dinda ngasal ceplos
Karena masak iya hidup di kota cuman di kasih 1 juta doang, dan Dinda memang kadang seneng banget kayak gitu biar gak garing garing amat
" Maksud loe apaan?" kesal Dimas
" Oh gak apa apa... Santai aja" jawab Dinda sambil mengantongi uangnya
Dinda lanjut membersihkan semuanya dan lanjut untuk mandi dan bersih bersih
Dinda hari ini sudah selesai haid dan sudah sucian, setelah itu Dinda ganti baju dan sholat asar,
Setelah sholat asar dia menganbil laptopnya dan juga ponselnya untuk mengedit video agar manjadi sesuatu konten yang di hibur sampai selesai dan tak terasa sudah adzan magrib
Dinda yang masih mempunyai wudhu dan menggunakan mukena bermaksud untuk sholat magrib berjamaah seperti yang dia lakukan saat dirumahnya
Toh sayang rasanya kalau gak jamaah, di sana ada musholla yang cukup dekat dari rumahnya, bahkan jaraknya cuman selisih 2 rumah
Dinda yang sudah menggunakan muken dan juga membawa sajadah di pundaknya keluar kamar,
Pas kebetulan bareng Dimas yang henak ke Musholla juga
" Gue izin ke Musholla depan ya" Ucap Dinda meminta izin, karena bagaimanapun Dimas adalah suaminya yang harus di pamiti saat dia keluar dari rumahnya
Dimas hanya menganguk dan Dinda tersenyum,
Senyuman Dinda sebenarnya membuat Dimas klepek klepek, dan sangat cabtik dan manis gak membosankan cuman TANPA RASA CINTA yang memang belum membuatnya tertarik sama Dinda
Dinda keliar rumah dan di ikuti oleh Dimas dari belakang, Dinda jalan dan menyapa beberapa tetangganya yang masih di luar rumah taupun yang mau berangkat jamaah ke Musholla juga
Selesai jamaah Sholat magrib, Dinda tidak langsung pulang karena masih di tanyai atau perkenalan dengan tetangganya
Dinda masih mengaku sebagai adek dari Dimas, bukan istri dari Dimas, Dinda tau Dimas tidak akan mengakui dirinya sebagai seorang istri, walaupun statusnya dia adalah istri dsri Dimas
" Ya Allah.. Jadi pindah ke sini, sekolahnya Neng?" tanya ibu yang di sana
" Iya ibuk, " jawab Dinda ramah
Tapi tak lama ibuk ibuk itu pamit duluan, dan Dinda mendekati anak anak yang sedang bermain tanpa arah
" Adek... Adek sini" Panggil Dinda pada bocil bocil
" Iya kak" jawab bocil mendekat
Dinda sengaja gak pulang walaupun dekat, karena mau di rumah ngapain toh ketemu sama kulkas 7 pintu jadi males banget
" Kalian gak ngaji? " tanya Dinda lembut
" Gak ada yang ngajat ngaji kak, pengen ngaji sebetulnya" jawab Mereka apa adanya
" Iya, dulu pak ustadz sebelumnya mengajar ngaji, tapi sekarang udah di ganti" jawab salah satu bocilnya
Soalnya imam musholla saat ini belum lama di ganti
" Mau ngaji bareng bareng sama kakak?" tanya Dinda pada mereka
" Mau mau,.. Kami ambil iqro' di rumah dulu ya kakak" jawab Mereka begitu semangat saat ada yang mau mengajarkan mereka
" Okey kakak tunggu ya, jangan lati jalan aja, nanti jatuh" jawab Dinda dan mereka mengangguk dan berlari ke rumah masing masing
Dan tak lama mereka kembali dengan iqro' masing masing dan mulai berbaris ngantri untuk ngaji bareng dengan Dinda
Sampai selesai pas di adzan isya' mereka baca doa sama sama dan berbaris kembali untuk melanjutkan sholat jamaah isya'
Selesai jamaah Dinda pulang, tapi saat tiba di luar Tumben banget Dimas belum pulang dan menunggunya di luar mesjid sambil ngobrol dengan para jamaah yang masih di sana
Melihat Dinda yang baru keluar Dimas pamit sama teman ngobrolnya
Dan Dinda mengangguk dan tersenyum pada orang di sana sebagai salam kenal atau sebuah sapaan
" Lama banget doanya" ucap Dimas datar
" Iya lah.. Semoga Allah menguatkan gue untuk menjalani hidup bersama Elo" jawab Dinda singkat tapi mak jlep
" Tumben nungguin," tambah Dinda santai
" Loe gak ngomong kan kalah loe istri gue sama para ibu ibuk dan tetangga di sini" ucap Dimas ternyata kepikiran kalau Dinda berbicara yang sebenarnya
" Ya iya dong, tadi gue bilang perkenalkan gue Dinda ayu istri tercintanya bapak Dimas, yang menjadi ibu Dimas" jawab Dinda sengaja mengguraui Dimas
" Elo..." ungkap Dimas mulai emosi
" Kwkwkwkw... " tawa Dinda meledak dj kala berhasil membuat Dimas emosi
" Enggak enggak... GR amat, gue tau, gue bukan level elo, kan level elo rendahan, gue mah level tinggi" tambah Dinda sambil tertawa dan berjalan meninggalkan Dimas yang mungkin mulai emosi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Cantika Ahtania
jangan tunjukkan kelemahanmu din,,,ayo semangat
2023-10-20
0
Wina Kusuma
sabar Dinda...anak cerdas,mandri ,ramah lg.semangat dinda
2023-04-09
1
eL_
lanjut thor
2023-02-14
0