3. Akad Nikah

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Hari ini sejak pagi suasana di panti asuhan Kasih

Bunda sudah di warnai kesibukan. Namun sesuai

permintaan dari Tuan Adiyaksa, pernikahan ini

akan di adakan secara tertutup, sesungguhnya

itu adalah syarat yang telah di tetapkan oleh cucu

Tuan Adi sendiri. Dia terpaksa menerima semua

perjodohan ini dengan catatan dan berbagai

syarat yang di ajukan.

Saat ini Kanaya bersama dua orang MUA yang

sengaja di kirim oleh Tuan Adi tengah berada di

dalam kamar. Waktu menunjukan pukul 9, sedang

ijab kabul pernikahan akan di langsungkan pukul

10 tepat, mengingat Aham tidak punya banyak

waktu karena dia memutuskan untuk tidak libur

dari semua kesibukannya.

Kedua orang MUA yang telah selesai membantu

merias sedikit wajah Naya saat ini tampak terdiam

terkesima menyaksikan bagaimana bercahaya nya

sang pengantin. Sungguh Kanaya bagaikan sebuah

rembulan yang begitu mengagumkan. Di lengkapi

dengan gaun pengantin warna putih, menambah

aura kecantikannya semakin terkesan begitu

berbeda dan istimewa.

Saat ini di halaman rumah utama tampak

beberapa mobil mewah telah tiba, Tuan Adi

keluar dari dalam mobil utama di dampingi

oleh asisten pribadi nya di kawal ketat oleh

dua orang bodyguard.

Ini cukup aneh, karena ibu kandung dari Aham

tidak turut datang untuk menghadiri pernikahan putranya ini. Selain itu Aham juga belum terlihat kehadirannya.

Tuan Adi langsung masuk ke dalam rumah di

sambut oleh orang-orang dari KUA juga Ibu

Halimah beserta ketua RW dan ketua RT

setempat yang akan menjadi saksi pernikahan ini.

Semua orang terlihat duduk melingkar di ruang

tengah yang cukup luas.

"Tuan..Maaf sebelumnya, pernikahan akan di

laksanakan sesuai adat yang ada di sini."

Pak Penghulu tampak berbicara dengan tidak

lepas menundukan wajahnya. Tuan Adi

menatap sedikit bingung.

"Lakukan saja sesuai yang berlaku di sini."

"Baik Tuan, selama ijab kabul berlangsung,

mempelai wanita akan tetap berada di kamar.

Barulah setelah akad terjadi, dia boleh

menampakkan diri sekaligus menemui suaminya."

Pak Penghulu kembali menjelaskan. Tuan Adi

mengangguk faham.

"Lakukan semuanya dengan baik."

"Baik Tuan."

Mereka semua kembali duduk menunggu

kehadiran sang mempelai pria yang belum

kunjung datang.

Adik-adik panti Kanaya yang sudah sedikit dewasa

tampak ikut bergabung di antara para tamu untuk

menyaksikan sekaligus penasaran ingin melihat

seperti apakah sosok mempelai pria yang akan

menjadi calon suami kakak kesayangan mereka.

Waktu sudah menunjukan pukul setengah 10,

namun Aham belum juga nampak batang

hidungnya membuat perasaan Tuan Adi

sedikit tidak nyaman, dari tadi dia sudah mulai

merasakan dadanya sedikit berdenyut nyeri,

namun dia berusaha untuk menahan segala

rasa tidak nyaman yang kini di rasakan nya.

Dia terlihat sedikit gelisah, kemudian memerintahkan asistennya untuk terus menghubungi Aham. Sang Asisten yang bernama Pak Bastian tampak sibuk menghubungi nomor Aham, namun berkali-kali di hubungi tetapi dia tidak mendapatkan respon sama sekali.

Pak penghulu dan beberapa tamu yang hadir

tampak saling pandang resah karena calon

mempelai pria tidak kunjung tiba. Wajah Ibu

Halimah terlihat sudah sedikit memucat

memikirkan berbagai hal buruk yang ditakutkan

akan terjadi pada pernikahan putri asuh nya ini, mengingat dia juga tahu pasti bahwa Tuan

Muda keluarga Mahendra itu tidak pernah bisa menerima perjodohan ini.

Namun di saat suasana semakin mencekam

akibat kegelisahan yang melanda, di halaman

depan tiba sebuah mobil sport warna merah

metalik. Semua orang tampak menatap penuh

harap kearah kedatangan mobil mewah tersebut.

Seorang lelaki muda bertubuh tegap yang baru

keluar dari balik kemudi segera berlari memutar

membuka pintu mobil sebelah nya. Dari dalam

mobil keluar seorang Pria muda dengan tubuh

tinggi gagah mengenakan setelan jas hitam

dengan potongan yang sangat pas di tubuhnya.

Aura kehadirannya yang kuat sudah terasa kedalam ruangan sewaktu dia masih berada di luar. Semua orang tampak terkesima melihat kemunculan pria muda itu.

Dialah sang calon mempelai pria, cucu satu-

satunya keluarga Mahendra, pewaris tunggal

seluruh kerajaan bisnis keluarga itu. Saat pria

itu muncul di dalam rumah, semua orang kecuali

Tuan Adi dan orang-orang nya, tampak hanya bisa terbengong saja menyaksikan ketampanan

Presdir AM Corp itu yang terlihat..Begitu tampan

saat di lihat dari jarak yang lebih dekat seperti ini.

Bagaimana wanita tidak akan bergetar hatinya

saat memandang nya, kalau para pria saja seakan tidak mampu berkedip saat melihat nya. Pria ini

benar-benar punya pesona ketampanan yang bisa

mematikan setiap kaum hawa yang berdekatan

dengannya. Terbukti adik-adik perempuan Kanaya

yang sudah beranjak dewasa tampak tidak bisa

melepaskan tatapannya dari wajah tampan Aham

yang begitu mendominasi ruangan itu.

Tapi..semua pesona ketampanannya yang luar

biasa mematikan itu, seakan terhalang dengan

fakta bahwa saat ini wajah nya begitu datar dan

dingin, bahkan cenderung mengeluarkan aura

intimidasi serta keterpaksaan yang sangat

kentara.Jauh dari rona wajah yang setidaknya

sedikit nyaman, apalagi bahagia..huuh jauuhh

dari semua hal positif seperti itu.

"Baiklah..kita mulai saja sekarang ijab kabul nya."

Tuan Adi menyadarkan semua orang dari keterpesonaan nya terhadap Aham. Pak

penghulu tampak tersenyum malu mengingat

dirinya juga ikut terhanyut. Akhirnya dia

berdehem dan mulai bersiap untuk memimpin

acara sakral ini.

Setelah semua siap, pak penghulu membuka

acara pernikahan ini dengan segala ritual dan

doa di awal sebelum acara inti.

Aham tampak sedikit lelah dan tidak tenang.

Namun melihat tatapan intimidasi yang di

hunuskan oleh sang Kakek, dia tampak kembali berusaha fokus.

Sementara itu, Kanaya yang berada di dalam

kamar tampak tidak tenang. Sebenarnya dia

masih setengah yakin atas semua yang tengah

terjadi pada dirinya saat ini. Bagaimana bisa

secara tiba-tiba dia harus menikah dengan

seseorang yang bahkan belum di kenalnya

sama sekali.

Tuhan..kalau ini semua adalah ketentuan yang

telah Engkau tetapkan untukku, semoga ini adalah

yang terbaik yang telah Engkau persiapkan untuk

hidupku ke depan..

Lirih Naya dalam doa nya. Saat ini dia hanya

duduk seorang diri. Sekuat tenaga Naya

mencoba menahan air matanya untuk tidak

keluar. Sesungguhnya saat ini hatinya sangat

perih, tapi dia tidak menyesali semua hal yang

sudah dan akan terjadi. Naya hanya akan

menatap lurus ke depan. Apapun yang terjadi

dia harus bisa menghadapinya dengan tetap

menguatkan hati dan jiwanya.

Dua orang gadis remaja yang merupakan adik

panti nya muncul ke dalam kamar dengan masing-masing memegang dada dan mencoba mengatur napasnya. Kanaya menatap heran

kedua adik nya itu.

"Ada apa, apa terjadi sesuatu ?"

"Ini gila mbak ! benar-benar di luar dugaan.!"

"Bener mbak, aku gak nyangka sama sekali

kalau calon suami kakak itu dia.."

Kanaya menautkan alis nya, dia semakin

menatap tajam kedua adiknya itu .

"Bicara yang jelas, apa sebenarnya yang terjadi.?"

"Mbak Naya benar-benar beruntung, aku hampir

pingsan saat melihatnya barusan, satu keajaiban

bisa melihatnya langsung sedekat ini."

"Iya kamu beber Sus..aku hampir tidak bisa

berkedip, rasanya seperti terhipnotis oleh

matanya itu."

"Hei hei..kalian ini kenapa sebenarnya.?"

Kedua adik nya itu terlihat mulai tersadar ketika

Naya mengguncang bahu keduanya. Mereka lalu tersenyum malu-malu dan langsung merangkul

tubuh Naya yang terlihat bengong sesaat namun

kemudian membalas pelukan kedua adiknya itu.

"Maafkan kami ya mbak, kami sudah sangat

lancang berani mengagumi calon suamimu di hadapan mu. Tapi ini benar-benar luar biasa Mbak.!"

Adiknya yang bernama Susi kembali heboh di

sambut adiknya yang bernama Hani membuat

Naya pusing dan menggeleng kepala berat.

"Mbak, calon suami mbak itu wajahnya

guanteeng buangett..! beneran mbak aku gak bohong.!"

"Iya mbak, mbak tahu kan Tuan Abraham

Mahendra.? Pengusaha terkenal itu yang

sering muncul di tivi.?"

Naya tampak menggeleng tidak mengerti.

Dia itu memang tidak pernah menghabiskan

waktu untuk sekedar menonton televisi atau menghabiskan waktu dengan membuka akun-

akun gosip saat membuka ponselnya. Tentu

saja dia tidak mengenal sosok Aham sama sekali. Walaupun dia kuliah mengambil jurusanan manajemen bisnis, namun dia tidak pernah benar-benar mempelajari secara detail setiap

pemilik perusahaan yang menjadi objek

penelitiannya selama ini.

Mereka terdiam sesaat dari kehebohan saat

sayup-sayup mendengar kata Sah yang terucap

dari Pak penghulu yang di runut bersamaan

oleh orang-orang yang ada di ruang tengah.

Maya menghela napas panjang seraya mengucap

hamdalah di dalam hatinya walau tetap saja

masih tidak bisa mempercayai semua ini.

"Selamat ya Mbak, sekarang Mbak sudah Sah

menjadi istri Tuan Aham."

"Iya selamat ya Mbak, semoga Mbak selalu bahagia

dan bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah

warohmah, di berkati oleh Allah selamanya."

"Aamiin..makasih ya adik-adik ku sayang.."

Naya merangkul hangat kedua adik nya itu.

Tidak lama di pintu muncul Ibu Halimah dengan

air mata yang sudah menetes membasahi

wajahnya yang sudah mulai sedikit kendur.

Naya segera menyerbu kedatangan Ibu asuhnya

itu dan memeluknya erat. Keduanya terdiam

mencoba meredam tangis agar tidak semakin merusak suasana yang seharusnya cukup membahagiakan ini.

----- -----

Semua orang yang ada di ruang tengah tampak

menarik napas lega, terlebih Tuan Adi, saat ini

wajah nya terlihat begitu cerah di penuhi oleh

kebahagiaan dan kelegaan. Namun ada sedikit

kejanggalan dari rona kulit nya saat ini, kalau di

perhatikan secara teliti saat ini Tuan Adi tampak

sedikit pucat.

"Tolong panggilkan mempelai wanita nya."

Pak penghulu berucap seraya melirik pada anak-

anak panti yang mengangguk dengan semangat,

tepat saat Aham mengangkat telpon karena dari

tadi ponselnya terus saja bergetar.

"Ada apa Cath?"

Aham sengaja mengecilkan suaranya dan berdiri

dari duduknya di ikuti tatapan tajam Tuan Adi.

"Aku ada di kantormu sekarang sayang..Aku baru

sampai dari Paris, aku kangen sama kamu."

Wajah Aham tampak berubah sumringah.

"Baiklah..! Aku ke kantor sekarang."

"Aham..!"

Suara berat Tuan Adi sontak membuat Aham

melirik dan menatap datar wajah Kakek nya yang

saat ini terlihat mengeras.

"Aku sudah memenuhi permintaan Kakek, Aku

sudah menikahi wanita pilihanmu itu.! Sekarang

aku harus pergi, saat ini urusanku lebih penting

dari pernikahan ini.!"

"Aham !! Kau jangan keterlaluan.!! temui istrimu

sekarang !"

Tuan Adi membentak keras membuat semua

orang membeku di tempat. Wajah Aham tampak semakin mengeras, dia tetap melangkah kearah

pintu.

"Kakek urus saja semuanya.! tidak penting bagiku

melihat atau tidak melihat nya !"

"Aham !! sekarang dia adalah tanggungjawab mu.!"

Tuan Adi tampak berdiri dan menghampiri Aham dengan wajah yang semakin terlihat membesi

melihat perlakuan cucu nya. Semua orang

bergetar ketakutan melihat ketegangan antara

kakek dan cucu itu.

"Waktuku sudah terbuang percuma dengan

semua hal yang tidak penting ini.!"

Plak !!

Satu tamparan keras langsung mendarat di pipi

kanan Aham yang di layangkan oleh Tuan Adi

membuat Aham memegang wajahnya yang kini

terasa panas, keduanya saling menatap tajam.

Sesaat kemudian Tuan Adi tampak memegangi

dada sebelah kirinya. Melihat gelagat tidak beres

Pak Bastian langsung merengkuh tubuh Tuan

nya dari belakang saat tubuh tua itu tampak sempoyongan dengan wajah yang semakin

memucat.

Aham tampak terkejut dan langsung meraih tubuh

Tuan Adi kedalam rangkulannya.

"Siapkan mobil.! telpon staf rumah sakit sekarang

juga, cepat !!"

Dengan wajah mengeras Aham memberi perintah

yang langsung di angguki oleh asistennya dan juga

Pak Bastian. Dalam keadaan genting seperti itu

Kanaya muncul dari ruangan lain dan segera

menyerbu kearah Tuan Adi yang saat ini sudah

terkulai tak sadarkan diri dalam pangkuan Aham.

"Kakek..apa yang terjadi.?"

Suara lemah Naya tercekat di tenggorokan nya.

Dia mendekat dan meraih tangan dingin Tuan

Adi di sambut tatapan tajam nan dingin Aham.

Keduanya untuk beberapa saat tampak saling

pandang kuat dalam keterkejutan. Mereka masih

mengenali satu sama lain dan mengingat betul

pertemuan hari kemarin.

Aham mengetatkan rahang nya mengetahui

fakta bahwa wanita yang telah di nikahi nya

adalah wanita yang sudah membuat nya kesal kemarin.

Dan wanita ini..apa istimewanya?? hingga

kakeknya begitu keukeh memilih nya, dia

hanyalah seorang wanita biasa saja tanpa

kelebihan apapun dalam pandangannya.

Dengan gerakan cepat Aham membopong

tubuh Tuan Adi di bawa keluar dan segera

masuk ke dalam mobil. Setelah itu dengan

cepat mobil meluncur menuju ke rumah sakit.

Kanaya tiba di rumah sakit bersama dengan Pak

Bastian. Di sana sudah ada Aham tentunya, dan

ada Nyonya Elen juga di dampingi suaminya.

Selain itu ada seorang gadis dan seorang Pria

muda lainnya. Mereka semua terlihat terdiam

dengan wajah datar saja tanpa ekspresi

berlebihan. Hanya Aham yang terlihat cemas

dan sedikit panik melihat berkali-kali ke arah

ruang pemeriksaan.

Melihat kedatangan Naya, semua orang yang

ada di tempat itu tampak menatapnya dengan

sorot mata yang nyata-nyata terlihat begitu tidak bersahabat dan seolah mengintimidasi nya.

Naya hanya bisa tertunduk, hatinya saat ini di

penuhi oleh kecemasan akan kondisi Tuan Adi.

Seorang Dokter muncul dengan tergesa-gesa.

"Apa nona Kanaya ada di sini.? Tuan ingin

berbicara dengannya. "

Semua orang tampak terkejut termasuk Aham.

Dengan ragu Naya melangkah masuk kedalam ruangan setelah Pak Bastian meyakinkan nya

dengan menganggukan kepala dan turut masuk mendampingi gadis itu. Tidak lama setelah itu

Aham menyusul masuk kedalam ruangan

pemeriksaan karena tidak tahan ingin segera

mengetahui kondisi kakeknya tersebut.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

kasian Naya klo kakek Adi meninggal

2023-10-23

0

Yani

Yani

Jangan meninggal kakek Adi kasian Naya

2022-11-17

0

Hana Hana

Hana Hana

Knp kalimatnya misah2 gni ya

2022-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!