Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

1. Awal Mula

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Kepala pelayan yang berusia sekitar 50 tahunan

itu tampak tergopoh-gopoh menghampiri Tuan

muda keluarga Mahendra yang saat ini baru saja

tiba di dalam mansion sepulang dari kantor

dengan wajah sedikit lelah. Namun meski begitu

tak sedikitpun mengurangi ketampanan wajahnya yang dapat melelehkan salju di kutub Utara..

Pak Ali meraih tas kerja dari tangan Tuan

mudanya seraya kemudian membungkukan

badan.

"Selamat datang Tuan muda."

"Ada apa? Aku cukup lelah hari ini."

Dia tetap berjalan dengan wajah datar dan aura

dingin yang menyelimuti sekitar dirinya. Pak Ali

tampak mengikuti dengan langkah lebar mencoba

mensejajarkan langkah dengan Tuan Mudanya.

"Tuan Besar berpesan agar Tuan Muda menemui

nya sekarang juga."

Pria muda dengan wajah dan bentuk tubuh yang

sangat sempurna itu tampak menghentikan langkahnya seketika. Wajahnya terlihat sedikit mengeras, dia melempar tas kecil yang di bawa

nya ke tangan Pak Ali yang sigap menangkapnya.

"Dimana dia?"

"Di ruang kerjanya Tuan muda "

Tanpa basa basi lagi, Pria muda tersebut langsung

melangkahkan kaki ke ruang kerja di dalam istana

keluarga Mahendra.

Seorang Pria tua dengan rambut yang sudah

berubah putih seluruhnya itu tampak menoleh

kearah kedatangan cucu nya yang saat ini sudah berdiri dengan melipat kedua tangan di dada nya, menatap datar kearah lelaki tua yang masih

terlihat begitu berkharisma di masa tuanya.

"Apa kita akan membahas tentang hal yang

sama?"

Menatap tajam wajah sang kakek yang tampak

tersenyum miring dan balik menatap cucunya.

"Tentu saja. Besok Kakek akan menjemput jodoh

mu itu. Dan lusa nya, kalian akan melakukan ijab

kabul."

"Cihh..!! Kakek begitu bernapsu mencarikan jodoh

buatku ! Sementara calon yang aku inginkan tak

pernah dilirik sedikitpun !"

Pria muda itu mendengus geram. Sang kakek

terkekeh pelan. Dia melangkah menghampiri

sang cucu yang memalingkan wajah nya.

"Kakek sudah menyiapkan yang terbaik untukmu jauh-jauh jari. Dan sekarang waktu nya untuk

kakek jemput kemudian menyerahkan nya padamu."

"Aku bisa mendapatkan wanita manapun yang

aku inginkan.!"

"Hahaa..tentu saja ! siapa yang akan meragukan

hal itu.!"

Pria tua itu kembali terkekeh, tapi tatapan nya kini

semakin tajam, hingga sang Pria muda tak mampu

membalas tatapan penuh aura intimidasi itu.

"Umurmu sudah hampir kepala 3 sekarang, sudah lebih dari cukup untuk mengambil tanggungjawab

terhadap suatu hubungan serius. Sebelum kakek pergi, berikan satu ketenangan bathin pada lelaki

tua ini."

Pria muda itu dengan cepat melirik dan menatap

tajam wajah sang kakek yang tampak berjalan

menuju kursi dan meja kerja nya. Ada sorot mata

tidak nyaman yang terpancar dari mata nya mendengar ucapan kakeknya barusan.

"Baiklah..! Lakukan apapun yang bisa membuat

dirimu senang !"

Dia membalikan badannya namun terhenti saat

sang kakek kembali berucap.

"Setelah kau menikahinya, semua kekayaan akan

beralih atas nama mu..!"

Pria muda itu terdiam, tangannya terkepal kuat.

"Jadi wanita itu adalah kunci harta karun yang

selama ini begitu gigih kakek sembunyikan ?"

Dia menggeram dengan rahang mengeras.

Sang kakek menatap dingin dari kejauhan.

"Semua ada waktunya.!"

Tanpa kata lagi Pria muda itu melangkah keluar

dari ruang kerja kakeknya dengan wajah yang

sangat dingin. Dia membenci semua keputusan

sang kakek yang tidak pernah memberikan

kebebasan pada dirinya untuk menentukan

pilihannya sendiri.

Ketika melewati ruang keluarga dia berpapasan dengan seorang wanita setengah baya yang masih terlihat begitu cantik, elegan dan terawat. Wanita

itu menghampiri dan menatap lekat wajah Pria

muda tadi.

"Apa lelaki tua itu tidak menyerah dengan semua

keegoisannya.?"

Pria muda tadi hanya menatap ke sembarang arah

tidak ingin bertemu tatap dengan wanita paruh

baya yang nyata-nyata adalah ibunya itu.

"Biarkan semua berjalan seperti keinginannya.!"

Kemudian dia berlalu dari hadapan wanita paruh

baya itu yang masih menatapnya dengan sedikit

senyum tipis terukir di sudut bibirnya yang merah

menyala.

"Itu adalah keputusan yang terbaik anakku

sayang ! Dengan begitu semua kebebasan

akhirnya akan datang pada kita semua."

Gumamnya dengan raut wajah berubah cerah.

Kemudian dia menyambar tas branded di atas

meja setelah itu melangkah keluar istana.

***** *****

Pagi ini cuaca cukup cerah, matahari tampak

bersinar dengan sempurna, hingga walaupun

masih sekitar jam 9 pagi tapi hawa panas sudah

mulai terasa sedikit menggigit kulit seorang gadis

berkerudung hijau yang baru saja keluar dari

sebuah angkutan umum. Dia berjalan dengan

tergesa menyebrang jalan menuju sebuah kampus yang berada tepat di depannya.

Namun karena terburu-buru dan tidak sempat

menengok kanan kiri sebuah mobil mewah yang

melaju cukup kencang hampir saja menabraknya

kalau supir mobil tersebut tidak cepat-cepat

menginjak rem. Klakson berbunyi dengan

panjang menandakan kekagetan yang cukup

dari si pengemudi.

Tubuh gadis itu yang tadi sempat menjerit histeris

saat menyadari dirinya dalam bahaya tersebut

tampak terduduk lemas dengan wajah tertunduk,

matanya terpejam sedikit meringis merasakan

nyeri di lututnya karena sempat membentur bagian depan mobil mewah tersebut.

Sang pengemudi dengan cepat keluar dari mobil

dan berjalan menghampiri si gadis yang masih

terduduk lemas sambil memegangi dadanya yang

masih berdetak tak beraturan.

"Nona..apa anda terluka.?"

Si gadis masih terpejam tampak terkejut, dengan cepat mendongak dan melihat seorang laki-laki setengah baya tengah menatapnya dengan

khawatir. Gadis tersebut tersenyum tipis dan

berusaha untuk berdiri seraya mengambil tas

ransel nya yang tergeletak di aspal.

"Saya tidak apa-apa Pak, maaf.. saya yang salah,

tadi terlalu terburu-buru."

Dia menyampirkan tas nya ke pundak kemudian

menunduk sedikit.

"Apa tidak sebaiknya pergi ke rumah sakit, bapak

takut ada yang luka."

"Tidak usah Pak, saya sungguh tidak apa-apa."

"Tapi Nak.."

"Percayalah Pak, saya baik-baik saja."

Brakk !!

Mereka berdua terperanjat kaget saat mendengar

suara pintu mobil yang di banting dengan keras.

Keduanya menoleh kearah datang nya suara. Di

dekat pintu mobil belakang tampak seorang Pria

dengan setelan jas rapi yang sangat menawan

telah berdiri dengan aura dinginnya yang

menusuk. Kacamata hitam bertengger manis

di atas hidung mancung nya menambah kesan

gagah dan maskulin dari pria ini.

"Tuan muda.. maaf, saya hanya khawatir pada

nona ini."

Pak Supir dengan ketakutan cepat-cepat maju

mendekat dengan membungkuk dalam di hadapan

Tuan muda nya itu.

"Dia yang salah.! Waktuku yang terbuang lebih

berharga dari nyawa orang ceroboh seperti itu.!"

Deg !

Hati si gadis langsung berdenyut nyeri mendengar

ucapan pedas dari Pria yang ada di hadapannya

itu. Sungguh Arogan !!

Dengan cepat Pria itu mengeluarkan dompet

dari saku celananya, kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu, setelah itu

di lempar ke hadapan si gadis yang tampak

terhenyak dan terkejut dengan semua prilaku

arogan laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"Itu lebih dari cukup untuk mengganti semua kecerobohan yang di sebabkan oleh dirinya

sendiri."

Dia berbalik, membuka pintu mobil dan..

Blam !!

Pak Supir dan si gadis kembali terlonjak kaget

saat pintu mobil dibanting dengan keras. Wajah

pak supir tampak memucat sedikit bingung.

Namun berbeda hal nya dengan si gadis, kini

wajahnya terlihat sedikit memerah, emosi mulai

naik ke permukaan, harga dirinya seakan telah

terinjak tanpa ampun di hadapan pria angkuh itu. Dengan cepat dia memungut ceceran uang dari

atas jalanan. Setelah itu tanpa di duga dia membuka pintu mobil yang tadi di banting si Pria.

Mata si gadis yang sebening kristal dengan bola

mata coklat gelap tampak menatap tajam Pria

arogan di hadapannya yang saat ini sedang duduk

tumpang kaki dan matanya sedang terfokus

ke layar ponselnya.

"Maaf Tuan yang terhormat, saya tidak butuh

uang anda, lagipula disini saya yang salah !"

Dia segera melempar uang itu keatas jok mobil

di samping si Pria yang seketika menolehnya.

Pria itu membuka kacamata hitam nya. Kini mata

elang nya bertabrakan dengan mata indah si gadis.

Keduanya tampak saling pandang kuat seolah

tidak ada yang ingin mengalah.

Pria itu menggeram dan mengepalkan tangannya,

baru kali ini ada orang yang terang-terangan

berani mangadu tatap dengan dirinya. Selama

ini bahkan keluarganya pun tidak ada yang berani memandang dirinya dengan durasi cukup lama.

"Tolong..hargai sedikit nyawa orang, tidak semua

hal bisa anda beli dengan uang.!"

Si gadis berbalik kemudian menutup pintu mobil

dengan sedikit keras. Setelah itu tanpa basa basi

lagi dia berlari menyebrang jalan menuju ke

gerbang masuk universitas yang menjadi

tujuannya di ikuti tatapan tajam dari mata si Pria

tadi yang tampak mengetatkan rahangnya. Aura

di wajahnya terlihat semakin dingin.

"Tuan muda..maafkan saya "

"Berangkat sekarang.! waktuku sudah tersita

banyak.!"

"Baik Tuan.."

Pak Supir segera menginjak pedal gas dan meluncurkan mobilnya.

----- -----

Suasana di aula kampus tampak sudah sangat

penuh. Semua ruang di dalam aula yang sangat

luas itu sudah tidak tersisa lagi. Hari ini adalah

hari ulang tahun universitas tersebut, dan

biasanya akan di rayakan dengan sangat meriah. Apalagi hari ini kabar nya akan di hadiri langsung

oleh pemilik sekaligus pendiri Universitas tersebut.

Di sebuah ruang di belakang panggung tampak

kesibukan tengah mewarnai seluruh ruangan

yang tidak terlalu besar itu.

"Kemana saja sih Naya ? jam segini baru nongol.

Kak Amar udah dari tadi nyari kamu loh !"

Seorang mahasiswi bertubuh tinggi dengan

rambut di cat warna coklat kemerahan tampak mengomel tiada henti pada si gadis yang tadi

hampir tertabrak saat menyebrang.

Kanaya Az Zahwa..

Nama gadis tadi, dia merupakan mahasiswi

tingkat akhir jurusan bisnis manajemen di

universitas ini. Saat tiba di belakang panggung

dia langsung bersiap diri dengan merapihkan penampilan dan pakaiannya.

"Hei..aku bicara padamu.! Emang enak di cuekin.!"

Yara si gadis berambut coklat tadi yang merupakan

sahabat Kanaya tampak mengerucutkan bibirnya

kesal karena omelan nya tidak ditanggapi oleh

gadis berkerudung itu.

"Iya..maaf Yara sayang..tadi aku ada masalah

sedikit di jalan, jadi nya ya.. sedikit terlambat

gini deh."

"Itulah akibatnya karena kamu ngeyel tidak

mau aku jemput "

"Aku selalu saja merepotkan mu selama ini."

"Memang siapa yang peduli.?"

Yara memalingkan wajah cemberut. Melihat hal

itu Kanaya tampak berdiri, lalu merangkul Yara

setelah meyakini penampilannya kini sudah siap.

Yara tersenyum membalas rangkulan sahabat nya

itu, namun tidak lama kemudian dia menjauhkan tubuh Naya dan menilik penampilannya.

Dia tidak pernah tidak terpesona pada semua

yang ada pada diri sahabat nya ini. Semua

tampak begitu istimewa dan berbeda. Kanaya

itu ibarat rembulan di malam hari, menyinari kegelapan namun tetap meneduhkan siapa

saja yang melihat dan menikmati pesona kecantikannya.

Padahal kenyataannya gadis berusia 21 tahun

itu hanyalah seorang anak yang hidup di sebuah

panti asuhan biasa yang jauh dari kata mewah. Sedang Yara adalah seorang gadis yang hidup

dalam gelimang harta dan materi yang berlimpah. Namun perbedaan strata kehidupan mereka tidak pernah menjadi jarak atas persahabatan keduanya yang sudah terjalin sejak sekolah menengah atas.

"Oke perpect.!"

Dia mengacungkan kedua jempolnya seraya

mengedipkan mata bersamaan di pintu ruangan

muncul 3 orang pemuda bertubuh tinggi.

Yang paling dominan adalah seorang pemuda

dengan wajah yang sangat tampan di hiasi sedikit

jambang di sekitar dagunya memperlihatkan

aura timur tengah yang sangat kental.

"Akhirnya kamu datang juga."

Pemuda tampan dengan tatapan yang sangat

memikat tersebut mendatangi Kanaya dengan

senyum manis tersungging di bibir seksi nya.

Kanaya tampak sedikit tersenyum menyambut

ketiga laki-laki yang tergabung dalam grup musik

gambus di mana dirinya sebagai vokalis utamanya.

"Maaf telah membuat kalian menunggu."

"Gak masalah Naya, lagipula giliran kita masih

ada cukup waktu."

Pemuda yang satu lagi menyela seraya duduk

di atas bangku rias.

"Apa ada masalah di jalan ?"

Pemuda tampan yang bernama Amar dan

merupakan pimpinan grup musik mereka terlihat

menatap intens wajah Kanaya yang tampak

sedikit menegang mendengar pertanyaan Amar.

Dia menggeleng dengan cepat.

"Gak ada Kak, hanya.. sedikit masalah kemacetan

saja kok."

"Aku kan udah bilang, mending di jemput sama

Bang Amar saja, biar sekalian berangkat nya."

Pemuda yang satu lagi ikut nimbrung.

"Ehh..biasanya juga dia berangkat bareng aku.!"

Yara memprotes sambil melebarkan bola matanya

kearah pemuda tadi yang bernama Gibran. Sedang

pemuda satu lagi yang bernama Abrar tampak

hanya terdiam memperhatikan perdebatan yang

terjadi di antara teman-temannya.

"Baiklah Yara sayang..Abang mengalah deh

sama kamu."

Gibran berucap seraya menatap mendamba

kearah Yara yang langsung mendengus. Pemuda dengan wajah blasteran Eropa itu memang sudah lama mengejar perhatian Yara walau tidak pernah

mendapat respon positif dari gadis cantik itu .

"Baiklah kalau begitu kita lebih baik bersiap.

Acara sudah di mulai dan sebentar lagi giliran

kita naik ke panggung "

Amar mengakhiri percakapan dengan masih

menatap lekat wajah Naya yang mengangguk.

Hatinya saat ini begitu bergejolak melihat

bagaimana cantik dan anggunnya penampilan

vokalis grup musiknya itu.

Akhirnya mereka semua ke luar dari ruangan itu

menuju ke back stage guna bersiap diri karena

acara sudah di mulai.

Dua pembawa acara sudah berada di atas

panggung sedari tadi membuka semua rangkaian acara tahunan ini yang kali ini terasa begitu istimewa.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung...

Terpopuler

Comments

vit

vit

memulai membaca karya2 kk author 😍😍

2024-01-25

0

andi hastutty

andi hastutty

ikut menyimak 😘

2023-10-23

0

☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ

☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ

yes baca lagi, 😘😘😘

2023-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!