\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Direktur anak perusahaan yang membawahi
Mall ini beserta Manajer Mall terlihat menyambut
kedatangan Aham dengan membungkuk hormat.
Aham hanya mengibaskan sedikit tangannya.Dia diarahkan untuk duduk di kursi utama di depan panggung. Dengan tenang Aham mendudukkan
dirinya dikursi utama di dampingi oleh para
petinggi perusahaan dan juga staf Mall tersebut.
Acara kembali bergulir, hingga tiba saat nya untuk
menjeda acara pokok, yakni sambutan dari tamu
kehormatan yang sekaligus akan meresmikan
acara pembukaan ini.
"Kita pendinginan dulu ya..dengan sebentar
mendengarkan lantunan sholawat merdu dari
grup gambus yang saat ini sedang naik daun..
Kita sambut..ini dia Al-Arafah..."
Pembawa acara berseru mempersilahkan grup
gambus Kanaya untuk naik ke atas panggung.
Dan..mata Aham tampak bereaksi terkejut saat
melihat kemunculan Naya ke atas panggung
beserta 3 pria lainnya dan seorang teman wanita
sebagai pengiring suara.
Mereka semua langsung menempati posisi
masing-masing. Naya berdiri di tengah panggung
seraya membungkuk sedikit kearah hadirin.
Namun sesaat kemudian matanya tampak
terpana di tengah keterkejutan saat dia beradu
tatap dengan sosok tamu kehormatan yang
tengah duduk di tengah barisan paling depan.
Mata mereka saling mengunci satu sama lain
masih dalam tatapan tidak percaya dengan apa
yang di lihatnya. Rahang Aham tampak sedikit
mengeras sesaat setelah Naya memutus
pandangannya.
Sesegera mungkin Naya kembali pada fokus dan konsentrasi nya karena saat ini musik sudah
mulai mengalun memulai persembahan pertama
nya. Innal Habibal Mustofa..menjadi sholawat
pertama yang kini mulai di lantunkan oleh Naya
bersama grup musik nya.
Kegaduhan suasana seketika berubah senyap
saat suara merdu Kanaya kini menggema di
seantero area Mall tersebut. Semua mata
tampak terfokus keatas panggung, yang tidak
bisa menjangkau panggung hanya bisa
menikmati ke syahduan suara lembut dan
mendayu nya Naya. Semua seakan terhipnotis
oleh sholawat merdu yang terlantun tersebut
hingga menembus relung kalbu setiap orang.
"Merdu banget suaranya.."
"Iya bener..sampe pengen nangis nih."
"Orang nya juga cantik banget tuh.."
"Lah emang kalian baru tahu mereka ya.?
lagi booming loh sekarang.."
"Iya tahu kok, ini pas banget untuk di ekspos,
udah merdu banget suaranya, orang nya juga
super cantik dan anggun.! modis lagi."
"Iya..dia juga mahasiswi berprestasi di fakultas
tempat nya kuliah."
"Woww..komplit dong ya.."
Itulah bisikan para pengunjung di tengah
menikmati kemerduan suara Naya, dan obrolan
kecil para pengunjung tersebut sempat tertangkap pendengaran Aham dengan cukup jelas. Karena mereka berada tidak jauh dari tempat duduk nya.
Saat ini Aham sedang terdiam, menatap lurus
ke atas panggung. Harus dia akui, dia sangat
menikmati ke syahduan suara lembut wanita
yang kenyataanya telah menjadi istrinya itu.
Tapi kenapa Leo tidak memberitahu kalau wanita
Panti itu tergabung dalam sebuah grup musik?
Yang anggota nya hampir semua laki-laki.??
Lah..kenapa juga pikirannya sampai melebar
seperti ini, terserahlah apapun yang di lakukan
wanita itu, toh itu bukanlah urusannya.!!
Semua hadirin tampak bertepuk tangan meriah
saat sholawat pertama selesai di lantunkan.Kini mereka kembali terfokus menikmati lantunan
lagu kedua berjudul Pintu Taubat dari Zivilia yang mulai menggema memenuhi semua pendengaran.
Beberapa kali Naya mencoba mengajak bernyanyi
bersama kepada para penonton dengan lihainya
hingga menambah semarak dan semangat suasana.
Sesekali mata Naya bertemu dengan mata Aham
yang terlihat tiada henti menatap tajam ke arah
nya dengan sorot mata tidak terbaca.
Sesungguhnya saat ini hati Naya sedang sangat
bergemuruh dan bergejolak hampir tidak
terkendali.Jadi yang menjadi pusat kehebohan
tadi adalah karena kedatangan pria dingin ini.?? Huuhh..kenapa dia sampai tidak tahu kalau
acara ini ada hubungannya dengan suaminya itu.
Walau begitu Naya sebisa mungkin untuk tetap terfokus dan tampil profesional di hadapan para penonton.
Senyum lembut dan suara merdu Naya seakan
menghipnotis semua orang saat ini, tak terkecuali
para petinggi perusahaan yang saat ini duduk di
samping kiri kanan Aham.
"Woww..cantik dan merdu banget suaranya.."
Bisik Direktur perusahaan dengan tatapan tiada
henti terfokus ke seluruh tubuh Naya yang
tertutup pakaian kekinian, terlihat begitu serasi
serta elegan namun tetap tertutup tanpa
memperlihatkan lekuk tubuhnya.
"Matanya indah banget, bercahaya..penuh
dengan semangat.."
Bisik seorang staf pada kawannya.
"Iya benar.. Senyumnya itu loh, sungguh adem
dan menenangkan..apalagi suaranya.."
"Kalau dia mau jadi istriku, aku tidak akan
pernah mengijinkan nya untuk keluar, takut
di culik orang."
"Akan ku pastikan dia menjadi ratuku satu-satu
nya, tidak boleh ada orang lain yang menyentuh
nya, hanya milikku.!"
"Hei..ngayal aja terus..!"
"Itu kan seandainya dia mau.."
"Dia masih jomblo kan, kita masih punya
peluang besar.."
"Cari akun sosmed nya ahh.."
Itulah bisikan-bisikan orang di sekitar Aham
yang membuat dia seketika merasakan gerah
dan kesal. Apa sebenarnya yang diinginkan
wanita ini.? Apa dia sedang mencoba mencari perhatian semua Laki-laki ??
Aham mengetatkan rahangnya.
"Carikan aku nomor kontak gadis itu.."
Ujar manajer Mall pada anak buahnya, dia sama
saja seperti Direktur perusahaan yang duduk di sebelah kanan Aham menatap penuh minat ke
arah Naya, memperhatikan seluruh gerak geriknya
di atas panggung.
Aham tampak semakin mengepalkan kedua tangannya. Wajahnya terlihat semakin dingin.
"Tuan..gadis itu mengirimkan surat lamaran
pekerjaan kepada perusahaan kita beberapa
hari lalu.."
Asisten sang direktur berbisik, tapi Aham cukup
mendengar dengan jelas.
"Benarkah.? loloskan dia tanpa interview.."
Sahut sang direktur di sambut anggukan
asistennya. Leo yang duduk di sebelah Aham
tampak mulai merasakan gelagat tidak beres
dari Tuan Mudanya karena saat ini wajah Aham
terlihat sedikit membesi.
"Setelah acara ini selesai, kirim surat pemecatan
untuk mereka semua.! black list mereka.!"
Geram Aham yang langsung di angguki oleh
Leo dengan sedikit menarik napas berat.
Akhirnya Naya dan grup gambus nya selesai
memberikan persembahan, mereka semua
tampak berdiri di tengah panggung seraya
membungkuk hormat kearah penonton,
terutama kearah tamu kehormatan.
Sebelum turun dari panggung, kembali mata
Naya berbenturan dengan mata Aham yang
tengah menatapnya dengan tajam. Sudut mata
Aham terus mengekori kepergian Naya dari atas
panggung hingga menghilang di balik back stage.
Akhirnya acara yang di tunggu-tunggu kini tiba.
Aham dengan di dampingi Leo naik keatas
panggung memberikan sambutan sekaligus
peresmian Mall tersebut.
Keberadaan nya diatas panggung di sambut jerit histeris para pengunjung karena saat kini mereka
bisa dengan leluasa melihat dan menikmati
pesona ketampanan seorang Geraldi Abraham.
Jepretan kamera tiada henti mengarah keatas panggung di iringi histeria para wanita yang
bahagia bisa mengambil fhoto Aham secara
langsung dan bebas.
Hal itu juga berlaku pada Yara, dia tampak
begitu excited saat berhasil mengambil
beberapa fhoto Aham. Dia kembali ke belakang
panggung dimana saat ini Naya sedang berkemas
merapihkan kembali semua barang nya.
"Ya Tuhan..Ya Tuhan..aku seneng banget Nay.
Akhirnya bisa melihat dia dengan jelas. Duuhh
ganteng banget sih dia, putih..bersih..wangi ..
aakhh..bikin aku pengen tidur bareng dia..!"
Naya melirik dengan cepat kearah Yara dengan
tatapan horor nya. Yara tersenyum kecut melihat
reaksi Naya.
"Sorry Nay..tapi gara-gara dia, aku bisa jadi
wanita liar seketika. Aku rela kok hartaku yang
paling berharga ku serahkan secara cuma-cuma
padanya, hanya untuk menikmati satu malam
yang panas bersamanya.."
"Yara stop..!!"
Naya membulatkan matanya tidak tahan dengan
racauan sahabat nya itu yang semakin tidak
terkendali. Yara mengerucutkan bibir nya
sambil berpaling.
"Aku serius Nay, pria itu membuatku gila ingin
memiliki nya.!"
Lirih Yara membuat Naya terdiam. Dia tidak
pernah mengetahui sebegitu bahanya pengaruh
kehadiran Aham untuk wanita-wanita di luaran.
"Istighfar Yara..kau itu seorang gadis. Dimana
harga dirimu kau tempatkan.?"
"Aku tidak peduli dengan harga diriku kalau bisa
memiliki nya walau sekejap saja. Bahagiaku
adalah ketika bisa tidur sekali saja dengannya.!"
"Astagfirullah Yara hentikan..!"
Naya merangkul Yara yang kini balas memeluknya.
Keduanya terdiam dengan napas yang masing-
masing berat. Naya menggelengkan kepalanya
tidak mengerti kemana pikiran Yara saat ini.
"Sadarlah Yara..Dia hanya sebuah fatamorgana
bagi kita. "
"Apa kamu tidak tertarik sama sekali padanya.?"
Naya terhenyak, diam tergugu, bibir nya seakan
berat untuk berbicara kemudian.
"Aku juga masih wanita normal Yara. Tapi kita
harus tahu batasannya."
Lirih Naya sembari memejamkan matanya,
tiba-tiba lintasan peristiwa yang terjadi antara
dia dengan Aham kini memenuhi pikirannya.
Naya bergidik sendiri saat mengingat peristiwa
mengerikan yang terjadi semalam. Apa yang
akan para wanita ini pikirkan seandainya
mereka tahu seperti apa karakter pria yang
di dambakan nya itu.
"Kenapa kamu begitu terobsesi padanya.?"
Tanya Naya kemudian setelah mereka saling
melepaskan diri. Naya kini mencoba menghapus
sisa make up di wajah nya.
"Karena dia sangat tampan Naya.. tubuhnya
begitu sempurna, tidak ada cela. Dia sangat
menarik dengan sikap dinginnya itu..Ohh..aku benar-benar gila kalau memikirkan hal itu.!"
Naya kembali menggelengkan kepalanya saat
melihat Yara terpejam seakan tengah berkhayal.
"Itu hanya luar nya saja, bagaimana kalau ternyata
dia seorang psychopath.? apa kau masih
menginginkan nya.?"
Yara nampak terkejut menatap Naya dalam diam.
Naya tersenyum tipis melihat reaksi Yara.
"Aku tidak akan pernah mundur..! apapun
kondisinya, aku rela jadi korban kebrutalannya,
kegilaannya.."
"Yaraaa...!! Kamu benar-benar sudah gila..!!"
Naya memukul ringan tangan Yara hingga gadis
itu berjingkat dan seketika mereka tertawa
bersama. Sungguh Naya berpikir sahabatnya
ini sudah benar-benar gila karena terobsesi
pria dingin yang telah menjadi suaminya itu.
Naya sempat terpikir bagaimana reaksi Yara seandainya dia tahu kalau laki-laki sumber
obsesi nya itu kini telah menjadi suaminya. Huuhh..saat ini Naya benar-benar belum siap memberitahu semuanya pada sahabatnya itu.
------ ------
Waktu sudah lewat Maghrib saat Naya keluar
dari area Mall bersama dengan Yara. Amar dan
kawan-kawan pria nya telah lebih dulu pulang.
Naya dan Yara memutuskan untuk melaksanakan
sholat magrib dulu di Mushola Mall tersebut.
"Aku antar kamu ya.."
Yara menggandeng tangan Naya menuju parkiran.
Tapi Naya tampak berhenti dan mengambil ponsel
dari dalam tas nya.
"Hei.. Nay..apa yang kau tunggu.?"
"Aku pesan kendaraan daring aja ya.."
"Kamu ini apa-apaan sih.! kan biasanya juga
pulang bareng aku.!"
"Aku sudah tidak pulang ke panti lagi sekarang."
Yara terkejut. Di menatap Naya yang juga sedang
menatapnya bingung.
"Apa kamu ada masalah.? kenapa tidak pulang
ke panti.?"
Yara menatap penuh selidik. Naya menggeleng
seraya menunduk.
"Tidak ada, aku hanya bekerja di tempat lain.
Dan harus menginap di sana. "
"Bekerja.? dimana ?"
Naya kini terdiam bingung.
"Kerja dimana Nay..? jawab aku..??"
Tatapan Yara semakin tajam penuh tanda tanya .
Dan Naya semakin bingung untuk menjawab.
"Dia bekerja jadi asisten pribadiku.."
Ada suara di belakang mereka yang membuat
keduanya sontak menoleh. Satu sosok tinggi
gagah, tampan rupawan tengah berdiri santai
seraya memasukan kedua tangannya ke saku
celana. Senyumnya terukir dengan sempurna
membuat Yara mengerjapkan matanya beberapa
kali tidak percaya dengan penglihatan nya.
Lagi-lagi dia bertemu dan melihat pria super
tampan dalam sehari ini.
"Tuan Noah.."
Lirih Naya seraya menunduk sesaat. Yara
menatap bingung kearah keduanya.
"Kau bekerja padanya.?"
"Benar..dan sekarang ini aku sedang sangat
membutuhkan nya, sudah seharian dia mangkir
dari pekerjaannya..!"
Naya menatap tajam penuh penekanan pada
Noah yang hanya tersenyum santai.
"Ohh..kenapa kamu tidak pernah cerita Nay.?"
"Karena..baru 3 hari ini dia mulai bekerja !"
Kembali sahut Noah yang membuat Naya semakin
terpojok. Yara menatap Naya berusaha mencari
kebenaran.
"Itu benar Yara..maaf aku belum sempat cerita."
Lirih Naya akhirnya membuat Yara menarik napas
lega. Dia tersenyum manis kearah Noah dengan
tatapan penuh ketertarikan.
"Baiklah kalau begitu."
"Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan
lagi, kami permisi, kami harus pulang.!"
Noah menunduk sesaat kehadapan Yara, sedetik
kemudian dia menarik tangan Naya dibawa pergi
dari hadapan Yara yang hanya bisa bengong
melihat apa yang dilakukan oleh pria tampan itu.
Naya segera menepis pegangan tangan Noah
dan menatapnya tajam. Noah membukakan
pintu mobil dengan lebar.
"Apa maksud anda Tuan Noah..?"
"Noah saja.."
Noah balik menatap lembut wajah Naya yang
saat ini terlihat emosi.
"Terserah apalah..apa maumu.? kenapa tiba-
tiba ada di sini.?"
"Aku menjemput mu..! Masuklah ini sudah
malam. Tidak baik bagi seorang gadis pulang
sendirian dengan orang yang tidak di kenal."
"Aku juga tidak mengenalmu..!"
"Aku salah satu anggota keluarga Mahendra.!"
Keduanya saling bertatapan tajam.
"Masuklah..! ayoo..!
"Tidak..!"
Naya menggeleng seraya kemudian kembali
membuka ponselnya.
"Apa kau takut ketahuan suamimu.?"
Naya melirik cepat , wajah Noah kali ini tampak
serius, tidak ada senyum yang senantiasa
tersemat di bibir seksi nya.
"Masuklah..! "
"Tidak..! terimakasih sebelumnya.!"
Naya tampak akan melangkah namun terhenti
seketika saat Noah mengambil ponselnya.
"Kembalikan.! Sebenarnya apa maumu..!"
"Masuk ke mobil sekarang juga.!"
"Noah...!!"
"Yess.. darling.."
Suara Noah tiba-tiba melembut di iringi
senyum yang terkembang dengan sempurna.
Wajah Naya di penuhi semburat merah seketika.
"Please come in dear..!"
Noah membentangkan tangannya dengan
lebar. Naya masih menatap tajam Noah.
Sebenarnya apa yang di inginkan pria ini.?
Tuhan..apalagi ini.
"Come on dear.."
Tidak sabar akhirnya Noah menarik lembut
tangan Naya di bawa masuk kedalam mobil
sport nya.
Naya terdiam seraya memejamkan mata saat
pintu mobil tertutup otomatis dan Noah mulai
melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Senyum manis terus saja tersungging di bibir
pria misterius itu.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
smoga Noah ngga ada maksud lain yah
2023-10-24
0
Yani
Noah sengaja mau buar Aham cemburu
2022-11-18
0
Mmh Rilfa
noah lbih pndai memikt hti gadis x y.,..
2022-08-23
0