6. Kena Tampar

\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Naya masih terisak di dalam kamar nya. Rani

muncul membawa kotak obat, dia tampak

menatap iba wajah Nona muda nya yang

terlihat kacau itu.

"Biarkan saya mengobati luka anda Nona."

"Tidak usah Rani, biar aku saja."

Naya menggeleng, kemudian meraih kotak

obat yang telah di buka oleh Rani.

"Sikap Tuan Muda memang keras. Makanya

tidak ada yang berani mengusiknya."

Naya terdiam, obat merah yang telah di genggam

nya kini hanya di biarkan begitu saja. Tatapannya

terlihat kosong, dia kembali mengingat semua

perlakuan kasar Aham barusan.

"Sebaiknya Nona istirahat saja di sini, tidak usah

keluar lagi. Saya akan membawakan makanan

kesini sebentar lagi."

"Jangan Rani, sebentar lagi Tuan Aham akan

berangkat kerja, saya harus melayani nya

sarapan pagi."

"Tapi Nona, luka anda.."

"Ini hanya luka kecil saja kok."

Naya dengan segera menyibak lengan baju nya

hingga ke siku dan mengoleskan obat merah di

sekitar luka lecet di siku nya. Rani tampak

menatap diam majikan baru nya itu tanpa bisa mencoba membantunya.

Di ambang pintu tiba-tiba muncul 2 pelayan

wanita dengan penampilan yang cukup seksi,

baju seragam mereka tampak tercetak dengan

jelas hingga memperlihatkan lekuk tubuh

keduanya dengan tonjolan yang mencolok di

setiap bagian sensitif tubuh mereka.

Mereka berdiri dengan melipat kedua tangan di

dada seraya menatap tidak suka terhadap Naya.

"Ohh..jadi ini pelayan baru Tuan Muda.! Punya

nyali juga ya kamu untuk memegang posisi yang sangat penting ini.!"

Salah seorang dari pelayan itu dengan dandanan

yang super menor tampak masuk ke dalam kamar

kemudian berdiri bertolak pinggang di hadapan

Naya yang hanya menatap datar kearah kedua

pelayan seksi tersebut.

"Mau apa kalian ? Tolong jangan ganggu kami ya."

Rani berdiri menghadap pelayan yang barusan

masuk ke dalam kamar.

"Memang nya siapa yang menggangu.? Aku

hanya ingin melihat pelayan baru yang sudah

berani melangkahi kita sebagai senior nya.!"

"Apa maksud kamu.?"

Rani menatap tajam pelayan itu yang kini

tersenyum sinis pada Rani.

"Seharusnya aku yang menempati posisi sebagai

pelayan pribadi Tuan Muda, itu adalah sebuah hal

yang selama ini kita impikan, tapi.. tiba-tiba saja

pelayan baru model begini melangkahi ku.!"

"Kepala pelayan sendiri yang sudah menempatkan

Naya di posisi itu.!"

"Cihh..! Aku yakin dia tidak akan bertahan lama.!

Kau lihat..baru di hari pertama saja keadaan nya

sudah menyedihkan seperti ini haa..!"

Pelayan itu tiba-tiba melempar kotak obat yang

ada di pangkuan Naya hingga jatuh berantakan

membentur lemari kayu di ujung ruangan. Naya

tampak tersentak, dia langsung berdiri dan

menatap tajam wajah pelayan itu.

"Tolong..hargai posisi kita masing-masing. Aku

disini hanya ingin bekerja dengan baik."

Pelayan tadi membulatkan matanya dan

menopang tangan di dada kemudian

memiringkan kepalanya di depan wajah Naya.

Dia tampak menatap intens wajah cantik Naya, terdengar decakan kekesalan dari mulut

pelayan itu.

"Kita lihat nanti, sampai berapa lama kamu

bisa bertahan di posisi ini..!"

Tangannya mendorong bahu Naya dengan

keras hingga membuat Naya terduduk paksa

di pinggir tempat tidur. Rani tampak mengepalkan tangannya geram melihat perlakuan teman

pelayannya itu terhadap Nona Muda nya.

Kedua pelayan itu mengibaskan rambut dengan

gaya centil nya kemudian berlalu pergi dari tempat

itu meninggalkan Naya dan Rani yang hanya bisa

mendesah pelan.

----- -----

Suasana di ruang makan kini sudah mulai terlihat

sibuk. Nyonya Elen beserta Tuan Rolland sudah

duduk menempati posisi masing-masing. Tidak

lama muncul Melin yang sudah siap dengan

pakaian seksi nya, padahal hanya akan pergi ke

kampus, dan dengan gaya pakaian yang seperti

itu, sungguh..dunia memang sudah semakin kacau.

"Pagi Mami, Papi.."

Gadis cantik bertubuh tinggi itu langsung

mencium pipi kedua orang tuanya.

"Pagi darling.."

Sahut Nyonya Elen dengan senyum merekah.

Mereka memulai sarapannya tanpa menunggu kedatangan Sang Tuan rumah yang sesungguhnya. Karena memang setiap harinya juga seperti itu.

Aham adalah sosok yang sangat dingin dan

susah di tebak suasana hatinya. Nyonya Elen

sendiri sebagai ibu yang sudah mengandung

dan melahirkannya tidak pernah bisa mendekati

sosok putra nya itu. Sikap Aham berubah dingin

terhadap dirinya, saat Nyonya Elen memutuskan

untuk menikah kembali ketika Aham menginjak

usia 9 tahun.

Dari arah dapur muncul Naya membawakan

sarapan pagi yang biasa di santap Aham

sesuai jadwal harinya. Mereka bertiga tampak

saling pandang dan memandang sinis kearah

Naya.

"Akhirnya dia menyadari juga tempat dan posisi

yang sesuai dengan dirinya.!"

Nyonya Elen buka suara seraya menatap sinis

wajah Naya yang terlihat sedang menata

hidangan di depan kursi Aham yang kini

menempati kursi yang biasanya di duduki

oleh Tuan Adi.

"Hei..sini kamu.!"

Naya menatap sebentar ibu mertuanya itu,

kemudian mendekat dan berdiri di samping nya.

"Iya Ibu.."

"Siapa yang memberimu ijin memanggilku ibu.?"

"Maaf, sebutan seperti apakah yang sepantasnya

saya berikan untuk anda ?"

"Panggil aku Nyonya besar.!"

Naya terdiam, beberapa pelayan yang ada di

tempat itu terlihat menunduk tidak ada yang

berani mengangkat muka saat melihat

kemunculan Aham di pintu masuk. Jantung

Naya seketika berdebar dengan ritme yang tidak beraturan.

"Selamat pagi Tuan Muda."

Semua pelayan menyapa serempak saat Aham

berjalan melintas. Wajah nya terlihat datar dan

tatapannya begitu dingin hingga membuat seisi

ruangan seakan di selimuti aura dingin yang

membekukan suasana.

Mata Aham menatap sebentar kearah Naya yang

tampak berdiri di samping Nyonya Elen.

"Pagi Kakak tampan ku.."

Melin menyapa dengan tersenyum manja di balas

lirikan malas dari Aham membuat gadis itu hanya

bisa mengerucutkan bibirnya.

Aham tampak duduk tegak penuh gaya elegan

yang sangat menawan. Dengan ragu Naya

mencoba mendekat dan mulai menuangkan

jus ke dalam gelas nya.

"Pak Ali..!"

Aham berucap dengan suara beratnya dan wajah

yang terlihat mengeras. Dengan cepat Pak Ali

maju mendekat dan berdiri patuh di samping nya.

"Iya Tuan Muda."

"Siapa yang memberikan izin wanita ini untuk

melayaniku."

"Sa-saya Tuan."

Brak !!

Aham menggebrak meja makan dengan kuat

membuat guncangan yang cukup hebat hingga

semua makanan berkuah diatas meja langsung

saja tumpah keatas meja. Semua orang tampak terkejut dan membeku di tempat, termasuk Naya

yang langsung mundur. Dia menarik napas dengan

berat berusaha menguasai dirinya.

"Maafkan saya Tuan. Kalau anda tidak berkenan

biar saya yang melayani anda."

Pak Ali segera menenangkan dan membungkuk

dalam di hadapan Aham. Sementara Nyonya Elen

tampak berdiri dari duduknya langsung mendekat

kearah Naya.

Plak !

Tanpa basa basi dia langsung menampar wajah

Naya yang sontak memekik dan berpaling

memegang wajahnya yang terasa panas dan

langsung memerah.

"Dasar pelayan kurang ajar.! baru hari pertama

sudah membuat napsu makan putraku kacau.!"

Sumpah serapah dari mulut Nyonya Elen keluar

bak semburan lahar. Pak Ali nampak terkesiap

melihat apa yang di lakukan Nyonya Elen tersebut. Semenyara Aham terlihat datar saja, namun

rahangnya sedikit mengeras, matanya menatap

tajam kearah Naya yang kini tertunduk berusaha menahan air mata.

"Suruh wanita itu pergi dari sini.!"

Titah Aham, Pak Ali mengangguk gugup.

Dia segera menghampiri Naya dan berbisik

"Sebaiknya Nona istirahat sekarang. Tunggu

suasana hati Tuan Muda membaik."

Naya mengangguk pelan, dia tampak melirik

sekilas kearah Aham yang tidak di sangka saat

ini sedang menatap nya juga. Keduanya saling

tatap sebentar. Setelah itu Naya melangkah

pergi meninggalkan ruang makan.

Pak Ali kembali mendekat kearah Aham dan

mulai menuangkan makanan di piring nya.

"Aku sudah tidak berselera.!"

Aham berdiri dari duduknya kemudian tanpa

kata lagi dia berlalu pergi keluar dari ruangan

itu di ikuti oleh Pak Ali yang segera menyambar

tas kerja Aham yang tersimpan rapi diatas lemari

besi di dekat tangga menuju lantai atas.

------ -----

Pagi hari ini di jalani Naya dengan cukup berat.

Wajahnya saat ini masih tampak bengkak sedikit. Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi, Naya terpaksa harus pergi ke kampus nya karena

ada beberapa hal yang harus di urus nya untuk menyelesaikan masalah penyusunan skripsi nya.

Selain itu hari ini dia ada jadwal mengisi acara di sebuah pesantren bersama grup musik gambus

nya.

Bagaimana kini dia harus mengatur semua

jadwal hariannya, sementara status nya walau

tidak di akui kini sudah menjadi seorang istri. Meskipun pernikahannya tidak boleh di publish,

tapi dia tetap menyadari posisi nya kini.

"Nona..anda akan di antar supir pribadi mulai

sekarang kemanapun anda pergi."

"Tidak perlu Pak Ali, saya sudah memanggil taxi

online, dan tolong..jangan memaksa saya untuk

memakai fasilitas yang telah di siapkan. Semua

pelayan akan curiga."

Naya berucap sambil terus berjalan keluar dari

halaman untuk segera mencapai gerbang depan

yang berjarak sangat jauh dari halaman

belakang.

"Tapi Nona..semua adalah hak anda.! Tuan besar

sudah menyiapkan semuanya untuk anda. Bahkan

mobil pribadi hadiah khusus dari Tuan besar untuk

Nona sudah beliau siapkan jauh-jauh hari."

Naya menghentikan langkahnya seketika.

Matanya tampak mengerjap beberapa kali

mencoba menahan desakan air mata yang

kini sudah mulai terkumpul di pelupuk matanya.

Rasa perih di dalam hatinya kembali mencuat mengingat segala kebaikan Tuan Adi kepadanya.

"Akan ada saatnya nanti saya menggunakan nya.

Tapi bukan sekarang Pak, biarkan saat ini berjalan

apa ada nya. Sebaiknya Pak Ali kembali ke dalam.

Saya bisa terlambat kalau tidak cepat- cepat pergi."

"Baiklah Nona, hati-hati."

Naya mengangguk lalu dia keluar dari gerbang

istana megah itu, di luar telah terparkir sebuah

kendaraan online yang tadi di pesannya.

Selama di perjalanan Naya hanya bisa terdiam

mencoba menelaah semua hal yang telah terjadi

pada hidup nya setelah pertemuan nya dengan

Tuan Adi.

Tidak !! ternyata semua ini bukanlah mimpi

belaka. Ini adalah sebuah realita yang mau

tidak mau harus di jalaninya seikhlas mungkin.

Naya menghela napas dan memejamkan mata

mencoba menepis semua kesedihan yang kembali

menyeruak dari dasar hatinya ketika mengingat

pertemuan singkat nya dengan mendiang Tuan

Adi yang berujung dengan nasibnya sekarang.

***** *****

Siang hari di sebuah ruangan megah kantor

Presdir AM Corporation.

Saat ini Aham baru saja kembali dari ruang

meeting. Dari pagi dia mengadakan rapat

penting untuk membahas masalah kepergian

Sang Tuan Besar.

Sehingga kini semua wewenang dan kendali

atas semua aset dan properti yang di miliki oleh seluruh anak perusahaan, untuk sementara ada

dalam kendali penuh dirinya. Setidak nya sampai

surat wasiat di bacakan nanti pada waktunya.

Rapat ini di hadiri oleh hampir semua direktur

perusahaan cabang dari seluruh wilayah.

Dia tampak sedikit lelah. Duduk bersilang kaki di

atas sofa dengan membuka jas dan melonggarkan

dasi nya. Matanya terpejam mencoba memulihkan

kondisi tubuh dan pikirannya yang saat ini

dipenuhi oleh berbagai beban dan masalah.

Leo masuk kedalam ruangan dengan membawa

setumpuk dokumen di ikuti oleh dua orang

sekretaris yang membawakan nampan berisi

makan siang untuk Aham.

Kedua sekretaris cantik dan seksi itu tampak

mencuri pandang wajah Bos nya yang saat ini

masih terpejam menyandarkan kepala ke sofa.

Dengan cekatan mereka menata makanan di

atas meja dengan tak lepas mencuri pandang,

ini adalah kesempatan emas bagi mereka bisa

menikmati pesona ketampanan Bos nya itu

tanpa takut di ketahui.

Pesona ketampanan Aham yang memiliki daya

pikat luar biasa, di tambah dengan sikapnya yang

super dingin membuat wanita manapun yang berdekatan dengannya akan merasa terbang ke

awan dan dalam sesaat mereka akan berfantasi

liar tentang betapa bahagianya mereka seandainya bisa naik ke atas ranjang pria dingin itu dan bisa menikmati satu malam membara bersamanya.

Semerbak wangi memabukan yang menguar dari

tubuh gagah Aham membuat kedua sekretaris

itu semakin larut dalam fantasi liarnya, hingga

membuat tubuh mereka panas sendiri. Napas

mereka tiba-tiba saja menjadi berat.

Namun di saat keliaran pikiran kedua sekretaris

itu semakin melebar, kesenangan mereka tiba-

tiba terganggu saat Leo berdehem dengan tatapan tajam menghujam mengarah pada mereka. Pria

muda berwajah sama datar nya dengan bos nya

itu tahu pasti apa yang ada dalam pikiran dua

sekretaris itu, karena ini adalah hal yang biasa

terjadi saat wanita manapun berada di dekat Aham.

"Kalau sudah selesai kalian bisa keluar.!"

Kedua sekretaris itu tampak kecewa dengan wajah

yang memerah. Mereka hanya mengangguk tanpa

bersuara dan segera keluar dari dalam ruangan.

Aham membuka matanya dan melihat hidangan

yang telah tersedia di atas meja dengan tatapan

malas tidak berselera.

"Sebaiknya Tuan makan dulu, dari pagi anda

belum makan apapun."

Leo ikut duduk di hadapan Aham dan mulai

menuangkan makanan ke piring Aham yang

kini tampak menegakkan badannya.

"Apa yang sedang di rencanakan oleh wanita

pembawa sial itu hingga dia berada di rumah

belakang..!"

"Nyonya besar sendiri yang telah menempatkan

Nona Kanaya di rumah belakang. Saya sudah

mendapatkan informasi akuratnya dari Pak Ali."

Aham terdiam, namun wajahnya kini terlihat

semakin dingin.

"Dan wanita itu tidak protes?"

"Nona Kanaya sudah terbiasa dengan keadaan

yang serba menyulitkan dirinya."

"Apa kau mencoba membela wanita itu Leo.?"

Leo sontak terkejut dengan raut wajah berubah

sedikit takut.

"Tentu tidak Tuan, tapi itu kenyataannya."

Leo menundukan mukanya. Aham mulai meraih

piring makannya.

"Aku butuh informasi lengkap tentang wanita itu.

Carikan segera !"

"Baik Tuan.."

Keduanya terdiam mencoba menikmati makan

siang nya dengan tenang.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung....

Jangan lupa kasih like, koment and vote nya

ya zeyeeng ..😁🤗🙏

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

smoga segera bucin

2023-10-23

0

fitriani

fitriani

aish blm taw aja si babang aham ini kl kanaya adalah wanita tangguh... aku tunggu kebucinan tingkat akutmu k kanaya y babang aham

2023-07-08

0

Siti Atia Jumadin

Siti Atia Jumadin

sekejam nya saga tpi tdk prnh membiarkan keluarga nya Bermain fisik dgn istri nya

2023-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!