4. Kehilangan

**************

♥️♥️♥️♥️♥️

Sore ini cuaca tampak suram di area sekitar

pemakaman pribadi keluarga Mahendra. Semua

pelayat yang tadi sempat mengiringi kepergian

Tuan Adi ke tempat pembaringan terakhir nya

kini sudah mulai meninggalkan tempat itu satu

persatu.

Keadaan dunia maya sempat heboh dengan berita meninggalnya Tuan Adiyaksa Mahendra yang

begitu mendadak. Padahal sehari sebelumnya

berita nya masih begitu membekas saat dia menghadiri acara ulang tahun universitas

miliknya.

Para pejabat pemerintahan serta para relasi bisnis

yang sempat hadir dan datang melayat kini sudah

kembali ke kendaraan masing-masing dengan

wajah-wajah mereka yang masih di liputi rasa

tidak percaya akan kepergian orang penting itu.

Kini yang tersisa di kuburan yang masih berupa

gundukan tanah merah itu hanya tinggal Aham

dan juga Naya di temani 2 orang asisten.

"Na-ya..te-tap-lah berada..di de-kat A-ham

ap-apun yang ter-jadi nanti. Jangan per-nah

per-gi dari sisinya, dia memer-lukan ke-hadiran-mu."

Itulah kata-kata terakhir yang terucap dari

mulut Tuan Adi sesaat sebelum dia menarik

napas terakhir nya yang hingga kini masih

terus terngiang di telinga Naya membuat dia

terpejam dan mengigit bibirnya untuk meredam

tangis yang kini kembali memaksanya ingin

tertumpahkan.

Aham yang berdiri tidak jauh dari tempat Naya

bersimpuh tampak terdiam dengan wajah datar

dan tatapan mata yang hampa. Tidak ada yang

tahu bagaimana terguncang nya dia saat ini.

Ada segudang penyesalan dalam dirinya karena

pada hakikatnya sang kakek pergi karena dirinya.

Karena keegoisan dan keangkuhannya.

Dalam keheningan suasana, tiba-tiba saja hujan

turun dengan derasnya. Seiring air mata Kanaya

yang kembali luruh membasahi wajahnya. Hatinya

perih bagai tersayat beribu duri, kenapa Tuan Adi

yang baru saja di kenalnya dan di ketahui sebagai

orang yang selalu melindungi dirinya selama ini mendadak pergi begitu saja.

Bahkan dia belum sempat berbicara atau sekedar mengucapkan terimakasih karena telah

menjaganya selama ini.

Tuhan..ini rasanya sangat berat untuk diterima,

lirih Naya dalam hatinya.

Hujan turun semakin deras bagai mewakili tangis

dan kesedihan sepasang suami istri yang baru

tadi pagi melakukan ijab kabul itu, kini keduanya

terdiam dalam kebisuan dan kehampaan.

"Tuan muda..kita harus segera pergi dari sini.

Anda bisa sakit kalau terlalu lama kehujanan."

Leo sang asisten pribadi Aham mendekat dan

memayungi Aham yang masih berdiri mematung

di tempat nya. Sudut mata Aham tampak menatap

sebentar kearah Naya yang masih menundukan

mukanya dengan mata yang terpejam.

Air hujan tiada ampun dengan kejamnya

mengguyur tubuh gadis rapuh itu hingga

kini pakaian dan seluruh badannya sudah

basah kuyup.

Pak Bastian baru saja kembali setelah tadi dia

berlari kearah mobilnya. Dengan sigap dia memakaikan mantel ke tubuh bagian belakang

Naya dan memayungi tubuhnya. Gadis itu tampak sedikit terkejut dan melihat kearah Pak Bastian.

"Kita pulang sekarang Nona.."

Pak Bastian berucap dengan lembut. Aham masih

berdiri di tempatnya dengan tatapan tajam yang

kini mengarah ke wajah Naya.

Gadis itu tampak berdiri dengan gontai, matanya

terlihat sembab, wajah nya yang putih mulus

tampak sedikit memucat karena kedinginan.

Sesaat matanya berbenturan tatap dengan mata

elang Aham. Keduanya terdiam saling menatap.

"Apa bapak bisa mengantar saya sebentar ke

Panti, saya akan mengambil beberapa barang."

"Tentu saja Nona, mari.."

Pak Bastian mengangguk, setelah itu dia mulai

berjalan untuk membimbing langkah Naya yang

saat ini nampak berdiri sebentar di samping

Aham yang masih berdiri di tempatnya dengan

wajah datar nya.

Setelah beberapa saat akhirnya Naya melangkah

pergi tanpa kata meninggalkan Aham yang tampak mengepalkan kedua tangannya.

***** *****

Malam sudah mulai menyapa saat Pak Bastian

menghentikan mobil nya di depan pintu utama

Mansion megah milik keluarga Mahendra.

"Kita sudah sampai Nona.."

Kanaya tampak tertegun sebentar saat melihat

bagaimana megahnya Mansion yang kini akan

dia tinggali, Haahh..dan itu juga masih belum

ada dalam bayangannya, apakah dirinya akan

bisa menyesuaikan diri di dalam nya.

Dan apakah ini sesuatu yang benar. ??

Bahkan status nya sebagai istri seorang Abraham

saja belum mendapat pengakuan resmi. Naya

mencoba menarik napas dalam-dalam berusaha

menstabilkan debaran jantung nya yang kini tiba-

tiba berdetak tidak beraturan.

"Anda tidak perlu cemas Nona, Tuan Besar sudah

memberi amanat kepada saya untuk melindungi

Nona. Saya hanya ingin berpesan, apapun yang

terjadi Anda harus kuat, demi amanah Tuan Besar.."

Pak Bastian berucap seolah mengerti kegelisahan

hati nona mudanya. Bibir indah Naya tersenyum

tipis dan dia kembali menghela napas.

"Mari..saya akan mengantar anda ke dalam."

Pak Bastian turun duluan dari dalam mobil dan

memberi perintah kepada pelayan yang berjaga

di depan pintu untuk membawakan koper kecil

dari bagasi mobil nya.

Dengan hati yang penuh keraguan, Naya

akhirnya keluar dari mobil dan berdiri sesaat

melihat keadaan sekitar istana megah itu.

Beberapa pelayan yang berada di teras depan

tampak saling lirik dengan sorot mata penuh pertanyaan.

"Nona..mari ikuti saya "

Naya mengangguk dan mulai melangkah

mengikuti Pak Bastian yang mulai menaiki

tangga menuju ke teras depan. Para pelayan

yang tampak kompak mengenakan seragam

ungu gradasi putih itu serempak menundukan

wajah saat Pak Bastian melewati mereka.

Keduanya mulai masuk ke dalam ruang depan.

Lagi-lagi Naya hanya bisa bengong melihat

bagaimana indah dan megahnya setiap sudut

ruangan yang ada di dalam istana itu. Tapi dia

berusaha menguasai dirinya agar tidak terlalu

terlihat sangat norak melihat semua kemewahan

dan kemegahan tempat baru nya ini.

Mereka sampai di ruang tengah yang luasnya

menyaingi luas sebuah ballroom . Ruangan ini

terlihat begitu gemerlap dengan nuansa silver

gold yang sangat menyilaukan dari semua

furniture dan desain ruangan yang semuanya

tampak elegan.

Kanaya mencoba untuk melangkah tenang

walau sesungguhnya hatinya semakin terasa

tidak nyaman saat ini.

Akhirnya mereka sampai di ruang keluarga.

Pak Bastian menghentikan langkahnya saat

melihat di ruang itu semua anggota keluarga

telah berkumpul dan duduk santai di sofa yang

terlihat melingkar dengan jarak cukup jauh.

Hanya saja tidak terlihat kehadiran Aham di

tempat itu.

"Selamat malam Nyonya Elen, Tuan Rolland."

Pak Bastian menyapa seraya membungkuk

sedikit. Naya hanya bisa berdiri kaku di belakang

Pak Bastian.

Nyonya Elen tampak menatap kehadiran Pak

Bastian dan Naya dengan sorot mata tidak suka.

Sementara laki-laki setengah baya yang masih

terlihat segar dan bugar itu menatap intens ke

arah Naya yang saat ini hanya bisa menundukkan

wajahnya.

"Nyonya, Tuan, Nona Meline, perkenalkan ini

adalah Nona Kanaya..istrinya Tuan Muda."

Pak Bastian memperkenalkan Naya pada

anggota keluarga Mahendra.

"Nona Naya..dia adalah ibu mertua mu.! dan

Tuan Rolland adalah ayah sambung Tuan muda,

sementara nona Meline adalah adik satu ibu Tuan muda."

Naya mengangguk lalu perlahan maju mendekat

kearah Nyonya Elen ingin menyalaminya. Namun

terhenti saat Nyonya Elen mengibaskan tangan

nya seakan jijik kalau harus bersentuhan kulit

dengan Kanaya.

Wajah Naya berubah pucat mendapati perlakuan

tidak mengenakan dari ibu mertuanya itu. Dia

menarik napas perlahan dan akhirnya berdiri di

tempat. Meline yang duduk tumpang kaki di

sebrang tampak menyebikkan bibir nya sambil tersenyum sinis kearah Naya. Sementara Tuan

Rolland masih bergeming dalam diam, menatap

lekat keseluruhan diri Kanaya yang memiliki

daya tarik tersendiri di matanya hingga menyedot seluruh perhatiannya.

"Nyonya..mohon anda untuk berlaku lebih baik terhadap Nona Naya.."

Pak Bastian tampak tidak suka dengan sikap

dan penerimaan dari keluarga Tuan Muda nya itu.

"Apapun yang terjadi, Nona Naya sudah sah

menjadi istri Tuan muda."

"Cihh..!! istri yang bahkan tidak di anggap sama

sekali oleh Aham !"

Nyonya Elen berdiri dengan melipat kedua tangan

di dadanya, dia berjalan kearah Naya dengan

tatapan tidak suka yang begitu kental dan tidak

di tutup-tutupinya.

"Apa yang membuat ayah mertua begitu ngotot

memilihnya menjadi istri Aham.? Apa yang bisa

di banggakan dari seorang gadis model begini.!"

Dia kembali berucap sambil menunjuk wajah

Naya dengan ujung telunjuk runcing nya.

Naya memejamkan matanya yang kini mulai

terasa perih terdesak oleh cairan bening yang

meronta ingin keluar.

"Justru karena dia tidak berguna, makanya

kakek memilihnya Mam hahaa..!"

Meline ikut nimbrung sambil menatap sinis

kearah Naya di akhiri tawa renyahnya. Lagi-lagi

Naya hanya bisa menelan semua hinaan itu

dengan meremas jemarinya sendiri.

"Cukup Nyonya, Nona..! Saya kesini bertugas

untuk mengantar Nona Naya. Saya harap anda

dan anggota keluarga lain nya bisa menerima

kehadiran Nona Naya dengan baik."

Pak Bastian tidak tahan lagi. Dia berpaling pada

Naya yang terlihat masih menunduk dalam.

"Nona..sekarang istirahatlah.! saya harus pulang,

Semoga anda bisa betah tinggal di tempat ini."

Kanaya menatap berat kearah Pak Bastian yang

sudah begitu baik dan dalam waktu singkat bisa

memberikan kenyamanan terhadap dirinya,

seakan dia memiliki seorang pelindung.

"Anda akan menempati kamar utama di rumah

ini bersama dengan Tuan muda. Pelayan akan

mengantar semua barang yang anda bawa.

Saya permisi sekarang."

"Pak Bastian..terimakasih banyak atas semua

yang sudah bapak lakukan untuk saya."

"Itu sudah tugas saya Nona.."

Naya membungkuk di hadapan Pak Bastian.

"Permisi semuanya, selamat malam.."

Setelah sedikit membungkukkan badan, Pak

Bastian akhirnya melangkah keluar dari ruang

keluarga menuju ke luar istana.

Semua orang yang berada di tempat itu kini

kembali menatap tajam kearah Naya yang

seketika semakin merasakan tidak nyaman.

"Permisi Nyonya..saya di perintahkan Pak

Bastian untuk mengantar Nona Kanaya ke

kamar Tuan muda."

Seorang pelayan tiba-tiba datang dengan

membawa koper berisi pakaian Naya.

"Hei..siapa disini majikan mu.!"

Suara bentakan Nyonya Elen menghentikan

langkah pelayan tadi. Dia tampak bingung.

"Tempatkan dia di kamar belakang.!"

Deg !

Jantung Naya seakan tertumbuk benda keras.

"Tapi Nyonya.."

Pelayan tadi terlihat kaku di tempat.

"Sekali lagi bicara, besok angkat kaki dari rumah

ini ! Cepat bawa dia ke kamar pelayan.! itu adalah

tempat yang pantas untuknya.! mataku rasanya

sakit melihat keberadaan nya di sini.!"

Nyonya Elen kembali membentak membuat

pelayan tadi menundukkan wajahnya dalam.

Naya sebisa mungkin menguasai dirinya.

"Baiklah ibu..tidak masalah bagi saya tidur di

manapun, kalau begitu saya permisi,

selamat malam !"

Akhirnya Naya berucap membuat Nyonya Elen

mengerjapkan matanya, sementara Melin terdiam

mendengar suara lembut Naya. Sedang seringai

senyum miring tersungging di bibir Tuan Rolland.

Naya melangkah mengikuti pelayan tadi

menyusuri ruangan yang sangat luas, melewati

ruang makan, dan akhirnya keluar dari pintu

belakang. Kemudian kembali berjalan melewati

taman dan kolam ikan yang cukup besar setelah

itu barulah sampai ke bangunan kamar- kamar

yang berderet seperti sebuah kontrakan kecil.

"Nona Muda maafkan saya.."

Pelayan tadi yang kira-kira berumur 25 tahunan

itu tampak menundukkan wajahnya merasa

bersalah.

"Tidak apa, ini bukan salahmu, lagipula tidak

masalah bagi saya kalau harus tidur di kamar

ini.."

Naya tersenyum lembut, kemudian berjalan

masuk ke dalam kamar nya.

"Siapa namamu.?"

"Rani Nona muda.."

"Apa pelayan lain ada yang tahu tentang semua

ini, bahwa saya istrinya Tuan Aham.?"

Pelayan yang bernama Rani tadi mendongak

dan menatap ragu wajah Naya, lalu menggeleng

pelan.

"Tidak ada Nona, Pak Bastian hanya berbicara

mengenai Nona kepada saya saja."

"Bagus kalau begitu.!"

Rani tampak menautkan alisnya.

"Bisakah kita berteman sekarang ?"

"Hahh..?? apa maksud anda Nona ?"

Rani tampak bengong, sedang Naya hanya

tersenyum lembut membuat pelayan itu

terkesima melihat bagaimana cantik dan

ayu nya Nona muda yang baru tadi pagi resmi menyandang gelar sebagai istri Tuan mudanya itu.

"Saya minta jangan sampai ada pelayan lain

yang tahu tentang identitas saya. Biarkan mereka semua menganggap saya sama seperti kalian."

"Tapi Nona.?"

Rani terkejut dan bengong seketika. Sementara

Naya lagi-lagi hanya tersenyum tenang.

"Ibu mertuaku menempatkan posisiku sebagai

pelayan di sini.! Dan aku akan berada pada posisi

seperti yang dia inginkan."

"Tidak Nona..Tuan muda tidak akan membiarkan

semuanya begitu saja."

"Maka dari itu, aku akan melihat, apakah

kehadiranku cukup di akui oleh nya atau hanya sebagai angin lalu saja."

Rani menggelengkan kepalanya keras, tidak

mengerti dengan keputusan konyol Nona

muda nya itu.

"Pak Bastian pasti akan memecat saya Nona."

"Biar itu jadi urusan saya, yang penting sekarang..

Mau kah kamu berteman dengan saya, dan

menutup rapat semua ini dari teman-teman mu.?"

Rani terdiam dan terlihat ragu serta bimbang.

Tapi saat melihat kesungguhan di mata Naya,

akhirnya pelayan muda itu mengangguk dan tersenyum tipis .

"Baiklah Nona..mulai sekarang, saya

mengikrarkan diri untuk menjadi pelayan

setia anda."

Naya tersenyum lebar, keduanya menautkan

jari kelingking seraya tersenyum.

"Panggil aku Naya kalau begitu."

"Tentu saja tidak Nona.."

"Bukankah kita teman seprofesi?"

Sinta kembali menggeleng keras.

"Baiklah..hanya di depan yang lain saja."

Akhirnya Rani mengangguk dengan ragu.

Bagaimana dia bisa menempatkan Nona Muda keluarga Mahendra tersebut sejajar dengan

dirinya dan yang lain. Ini benar-benar sesuatu

yang sangat konyol dan menggelikan. Dan

anehnya, Nona muda nya itu tampak santai saja menghadapi semua ketidakadilan ini.

"Baiklah Rani..sekarang kau boleh pergi. Aku

ingin istirahat."

"Baik Nona..kalau perlu sesuatu, kamar saya

tepat di sebelah kamar ini."

Naya mengangguk seraya tersenyum manis.

Rani keluar kamar meninggalkan Naya yang kini

hanya bisa menghempaskan bokong nya di atas tempat tidur dengan ukuran mini itu. Wajahnya

kini tertunduk lesu, tak terasa air matanya

kembali mengalir deras.

Tuhan..kuatkan aku menghadapi semua ujian

dariMu ini..

Lirih Naya seraya memejamkan matanya meresapi

segala rasa perih dalam hatinya..

***********

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

heem kayanya Naya orang kaya deh

2023-10-23

0

Andi Fitri

Andi Fitri

mgkin harta kakeknya adalah hak nya naya makax menjodohkan aham dengan naya..

2023-08-27

0

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

Ngpain si tinggal satu rmh sama mreka.. Ga ada rmh lain atau apartemen si aham thor

2022-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!