14. Hampir Saja

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Lampu dapur tiba-tiba menyala, sosok Pak Ali

tampak muncul di sana. Dia segera menghampiri

Naya dan Noah.

"Apa yang terjadi dengan Nona Muda Tuan.?"

Noah melirik, dia sedang merapatkan mantel ke

tubuh Naya.

"Tanyakan saja pada ******** tua itu..!"

Desis Noah sambil kemudian meraih tubuh Naya,

mengangkat nya ala bridal, setelah itu matanya

menatap tajam kearah Tuan Rolland yang saat

ini terduduk di kursi.

"Aku peringatkan padamu, jangan coba-coba

menyentuhnya lagi.!"

Setelah berkata demikian, Noah langsung angkat

kaki dengan menggendong tubuh Naya keluar

dari dapur menuju rumah belakang.

Sialnya saat dia sampai ke halaman belakang,

beberapa pelayan tampak sedang bergerombol

karena tadi sempat mendengar keributan dari

arah dapur. Wajah mereka tampak terkejut saat

melihat Naya dalam gendongan Noah.

Noah melangkah acuh melewati mereka yang

langsung membungkuk saat dia melintas.

Rani segera membukakan pintu kamar dengan

tatapan penuh kekhawatiran.

Noah membaringkan tubuh Naya dengan hati-

hati di atas tempat tidur kecil itu. Dia terlihat

meringis melihat kondisi kamar yang sangat

tidak nyaman ini, namun tidak ada pilihan lain,

dia tidak mungkin membawa Naya kedalam istana.

Naya langsung menggulung dirinya ke dalam

selimut, tubuhnya kembali bergetar menahan

tangis dan ketakutan yang masih menyisakan

trauma dalam benaknya akibat kejadian

mengerikan tadi.

"Mulai sekarang..kau harus terus mendampingi

nya, jangan biarkan dia keluar malam sendirian.!"

Titah Noah pada Rani yang baru muncul

membawakan air hangat.

"Baik Tuan Noah.."

"Temani dia malam ini..!"

"Baik."

Rani mengangguk. Noah menatap lekat kearah

Naya yang saat ini masih saja terisak. Setelah

cukup lama akhirnya dia keluar dari kamar.

"Nona..minumlah dulu.."

Lirih Rani seraya mencoba memegang tangan

Naya yang langsung menegang seketika.

"Aku sudah kotor sekarang..! orang itu sudah

menyentuhku..!"

"Tenanglah Nona, anda baik-baik saja.."

"Tidak Rani..!! dia sudah menghinaku.! dia sudah

membuatku tidak berharga lagi sekarang.!!"

"Nona..anda masih suci, anda sangat murni.."

Naya membuka selimut, keadaan nya saat ini

sangat kacau, matanya terlihat sembab. Tiba-tiba

dia turun dari tempat tidur kemudian melangkah

masuk ke dalam kamar mandi.

"Nona..anda tidak boleh menyiksa diri..! anda bisa

sakit kalau mandi malam-malam begini..!"

Rani mencoba mengetuk pintu kamar dengan

terus mengingatkan Naya yang saat ini sedang

mengguyur tubuhnya di bawah shower.

"Tuhan..ampunilah aku..hiks hiks..aku tidak bisa

menjaga diriku sendiri.."

Lirih Naya di sela isak tangis nya. Dia mengusap

kasar seluruh permukaan kulit tangannya yang

tadi sempat tersentuh oleh Tuan Rolland. Dia

juga bergetar membersihkan bibir nya dan

kembali memejamkan matanya.

Rani berjalan mondar mandir dengan wajah di

penuhi kecemasan. Sudah sekitar satu jam Naya

berada di kamar mandi, saat ini waktu sudah

menjelang pukul 1 dini hari.

"Nona..bukalah pintunya, saya mohon keluarlah.

Anda sudah terlalu lama berada di dalam.."

Kembali Rani mencoba menggedor pintu kamar.

Namun tidak ada sahutan dari dalam.

Beberapa pelayan tampak masih ada di luar

kamar Naya karena penasaran ingin tahu apa

yang terjadi. Namun Rani mengunci rapat pintu

kamar tersebut hingga mereka tidak bisa masuk.

Saat ini para pelayan itu tampak berdiri di

tempat dengan tubuh sedikit gemetar saat

melihat kemunculan Aham ke tempat itu di

dampingi Pak Ali. Wajah Aham tampak kelam

dengan aura kemarahan yang sangat jelas

terlihat. Semua pelayan semakin menunduk

dalam saat Aham tiba di depan pintu.

Rani membuka pintu saat mendengar suara

Pak Ali yang memanggilnya. Dia langsung

menunduk gemetar saat melihat kemunculan

Aham ke dalam kamar. Aham mengedarkan pandangannya.

"Dimana dia.?"

"Nona ada di kamar mandi, sudah satu jam Tuan.."

Suara Rani bergetar menahan ketakutan.

Wajah Aham semakin dingin, dia melangkah ke

depan pintu kamar, tanpa aba-aba langsung

menendang keras pintu itu dengan kakinya.

Brak.!!

Pintu kamar hancur berantakan. Mata Aham

langsung berkilat saat melihat tubuh Naya saat

ini sedang tergeletak tak berdaya di atas lantai

kamar mandi yang dingin. Dengan cepat dia

meraih tubuh lemah Naya ke dalam pangkuannya.

Pak Ali menutupkan selimut ke seluruh tubuh

Naya. Aham menatap lekat wajah pucat Naya,

dia mempererat pelukannya kemudian tanpa

kata lagi segera melangkah pergi keluar dari

kamar sempit itu di ikuti Pak Ali dan Rani

dengan di iringi tatapan penuh tanda tanya

para pelayan.

------- ------

Rani sudah selesai mengganti pakaian Naya.

Saat ini keadaan Naya masih belum sadarkan

diri. Aham sedang berada di balkon kamar nya

melakukan panggilan terhadap Leo.

"Siapkan semuanya dengan baik. Aku tidak mau

melihat laki-laki ******** itu lagi di rumah ini.!"

"Baik Tuan..saya akan urus semuanya."

Aham menutup telponnya. Dia melangkah

masuk ke dalam kamar. Rani tampak sedang mengompres kening Naya, suhu badannya kini semakin meningkat.

"Tidak...! tolong...lepaskan aku...Tuan...!"

Gumam Naya saat kesadaran mulai menyapanya.

Dia tampak menggelengkan kepalanya dengan

bulir keringat membasahi dahi nya.

"Nona.. sadarlah..!"

Rani terlihat begitu cemas melihat Naya terus

saja mengigau dan bergumam tidak jelas.Dia

mundur seraya membungkuk saat Aham

mendekat.

"Kau boleh keluar sekarang.!"

"Baik Tuan, saya permisi."

Rani segera membungkuk setelah itu berlalu

pergi dari dalam kamar tersebut.

"Aku kotor sekarang...ibu..aku kotor..."

Gumam Naya sambil kemudian terisak. Aham

segera naik ke tempat tidur, dia meraih tubuh

lemah itu kedalam rengkuhannya.

"Tenanglah..! Kau akan baik-baik saja.!"

Aham makin mempererat pelukannya.

Guncangan di tubuh Naya perlahan melemah.

Tanpa sadar Aham mencium puncak kepala

Naya dan memejamkan matanya. Perasaan

nya saat ini berkecamuk, tidak bisa di jabarkan.

Yang jelas dia langsung terbakar amarahnya saat mendengar laporan dari Pak Ali tentang apa yang terjadi pada Naya.

Beberapa saat kemudian Naya membuka matanya

perlahan. Kepalanya masih terasa begitu berat.

Saat dia menyadari kini dirinya ada dalam pelukan

seseorang dia kembali menegang dan langsung

bereaksi dengan mendorong keras tubuh Aham.

"Lepas.. tolong.. lepaskan aku...!"

Naya meronta dan memukuli dada Aham, kilasan

kejadian mengerikan tadi kembali melintas dalam

pikirannya hingga dia ketakutan.

"Tenanglah..ini aku.."

Aham mencoba menenangkan dengan memegang

tangan Naya dan menatap tajam wajah nya. Naya

terhenyak, matanya kini beradu tatap dengan

Aham. Sesaat kemudian tanpa di duga Naya

memeluk erat tubuh Aham sambil menangis

tersedu. Dia menyembunyikan wajahnya dalam rengkuhan dada bidang Aham.

"Aku kotor sekarang..apa yang bisa aku berikan

padamu..! semuanya sudah ternoda..!"

Aham yang sempat tertegun saat Naya tiba-tiba

memeluknya kini membalas pelukan itu lebih erat.

"Tidak..! semuanya tidak benar..! Kau masih suci.."

Suara Aham terdengar berat. Keduanya terdiam

saling memeluk. Naya masih menumpahkan

air matanya yang terus saja jatuh bercucuran.

"Dia sudah menyentuhku, aku tidak bisa menjaga

diriku..Maafkan aku Tuan.."

Aham menggeleng mendengar ucapan Naya.

Dia mencoba melonggarkan pelukannya,

kemudian mengangkat wajah Naya.

"Dengarkan aku..tidak terjadi apa-apa padamu.!

Akan ku pastikan bedebah itu pergi dari tempat

ini..! Kau bisa tenang sekarang..!"

Naya mengangguk pelan, Aham menghapus air

mata yang terus saja meleleh di pipi mulus Naya.

Kemudian dia mengecup lembut kening Naya,

lama..keduanya memejamkan mata.

"Sekarang tidurlah, kau harus istirahat..Aku

akan menjagamu disini.."

Ucap Aham sambil kemudian kembali meraih

tubuh mungil Naya kedalam pelukannya.

Aneh !! Naya tidak punya keinginan untuk

menolak pelukan ini. Karena ini memberikan

kenyamanan dan kedamaian padanya. Perlahan

mata Naya mulai terpejam, rasa lelah dan sakit

di kepala yang menderanya membuat dia tidak

berdaya, dan hanya dengan tidur dia berharap

semuanya akan kembali normal.

Aham menarik napas berat saat dia memastikan

bahwa Naya kini sudah tertidur. Di tatapnya lekat

wajah pucat tidak berdaya itu. Apa yang kini

sudah terjadi pada gadis itu, baru beberapa hari

dia tinggal di rumah ini, tapi rentetan kejadian

buruk sudah menimpanya.

Aham kembali mengecup lembut kening Naya.

Ada perasaan aneh yang selalu menggelayuti

hatinya saat dia berdekatan dengan gadis ini.

Perlahan Aham melepaskan pelukannya. Dia

menarik selimut menutupi tubuh Naya sampai

ke dadanya. Darahnya kini tiba- tiba memanas

saat melihat bibir ranum Naya, rasa manis dan

lembut bibir itu masih terasa dan terbayang

dalam ingatannya.

Aham mengusap kasar wajah nya, dia segera

bangkit turun dari tempat tidur. Menatap Naya

sebentar, setelah itu berlalu keluar dari dalam

kamar. Entah dia akan pergi kemana.

****** ******

Adzan subuh sayup-sayup terdengar. Naya

menggeliat, membuka matanya perlahan. Dia

bergumam memanjatkan doa. Saat ini kepalanya

masih terasa sedikit sakit. Dia menggerakkan

badannya, melihat ke sekitar ruangan. Naya

sempat tertegun saat menyadari dirinya kini

ada di dalam kamar tidur Aham. Tapi dimana

pria itu, sosoknya tidak terlihat dimanapun.

Naya bergegas turun dari tempat tidur. Dia

meraih kerudung di sandaran kursi kerja Aham.

Setelah itu cepat-cepat berlalu keluar kamar.

Setelah melaksanakan sholat subuh, Naya

kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat

tidur. Dia merasa dirinya tidak akan kuat untuk melayani Aham pagi ini. Tidak lama dia sudah

kembali tertidur dalam lelah dan rasa sakit yang

masih di rasakannya.

Suasana di ruang keluarga saat ini sedang

terjadi sedikit kegaduhan. Nyonya Elen dan

Meline terlihat sedang berdebat.

"Kenapa Papi tidak bilang kalau dia akan pergi

ke luar negri Mami..?"

Meline cemberut sambil menghempaskan

bokongnya di atas sofa.

"Mami juga tidak tahu darling.. tiba-tiba saja

dia pergi tanpa bilang terlebih dahulu.."

"Selalu begitu deh.! Dia suka aneh..!"

"Yasudah lah..! nanti Mami akan coba untuk

menghubungi nya lagi."

Sahut Nyonya Elen sambil melipat tangan di

depan dadanya. Keduanya terdiam.

"Hallo tante sayang...apa kabar..?"

Ke dalam ruangan muncul Catherine. Berjalan

dengan gaya elegannya, menenteng tas super

mahal serta pakaian yang mewah dan pastinya

terlihat sangat seksi..

"Hai Catherine sayang.. senangnya kamu bisa

berkunjung kesini."

Nyonya Elen menyambutnya dengan senyum

cerah seraya merangkul hangat gadis itu.

"Hai kak Catherine cantik.."

Meline menyusul dengan memeluk dan mengecup

lembut pipi Catherine. Mereka bertiga duduk, dan

tidak lama kemudian perbincangan hangat pun

terjadi diantara ketiganya.

"O iya Tan, apa Tuan Tampan ada di rumah.?

Aku lihat mobil nya masih ada di sini."

"Entahlah..! seperti nya hari ini dia tidak pergi

ke kantor, dia juga tidak turun untuk sarapan."

"Oya..? dimana dia sekarang.? biar aku yang

akan mengantarkan sarapan untuknya."

"Dia ada di ruang kerjanya."

"Baiklah..kalau begitu aku akan membawakan

sarapan untuknya."

"Ayo kak, aku antar kakak ke ruang makan.."

Meline ikut berdiri dan berjalan beriringan

dengan Catherine menuju ruang makan.

Sampai di ruang makan, Meline terlihat menatap

sinis kearah Naya yang saat ini sedang berkutat

menyiapkan makanan untuk Aham. Setelah dia

merasa cukup segar, akhirnya Naya memutuskan

untuk pergi ke dapur saat mengetahui bahwa

Aham tidak berangkat ke kantor dan memilih

bekerja dari rumah. Pak Ali mengatakan saat ini

Aham menyuruhnya untuk membawakan

sarapan ke ruang kerjanya.

"Hei..apa itu yang kau siapkan..!"

Meline mendekat kearah Naya yang tampak

menatap sekilas kearah nya juga kearah

Catherine. Gadis itu tampak sedang berdiri

menopang kedua tangan di depan dadanya.

"Ini sarapan untuk Tuan Aham Nona.."

"Sini.! Biar kak Catherine saja yang bawa.!"

"Tapi Nona, ini adalah tugas saya.."

"Hehh..kau ini hanya pelayan di sini.! Kak

Catherine itu calon tunangannya Kak Aham.."

Deg.!

Jantung Naya seakan di remas. Dia menatap

kearah Catherine yang terlihat tersenyum manis.

"Memang siapa dia Mel..? Aku baru liat pelayan

pake pakaian model begini..!"

Catharine maju mendekat, berdiri di hadapan

Naya, menatapnya dengan seksama. Alisnya

terangkat sedikit, ada raut tidak suka di wajahnya.

"Dia pelayan pribadi kak Aham..!"

"Apa..?? kok bisa.? bukankah selama ini Aham

tidak pernah memakai pelayan pribadi selain

Pak Ali.?"

Mata Catherine tampak membulat. Sorot mata

tidak suka semakin terlihat jelas dari raut mukanya.

"Entahlah..! Aku juga tidak mengerti.!"

Catherine menatap tajam wajah Naya yang kini

mundur dan berusaha untuk tidak peduli, dia

mengangkat nampan yang berisi makanan

untuk Aham.

"Hei..kau sungguh tidak sopan ya.! Aku sedang

berbicara padamu.! "

Catherine mendorong bahu Naya, tatapannya

semakin tajam.

"Jangan mentang-mentang kamu pelayan

pribadinya Aham, terus bisa bersikap seenaknya.!"

"Maaf Nona, saya merasa tidak ada yang salah

dengan sikap saya.!"

"Kurang ajar, berani menjawab kamu ya.? Kamu

tahu gak siapa saya.?"

Naya menggeleng dan menunduk.

"Aku ini calon tunangan majikan kamu..!! Jadi

kalau kamu masih mau bekerja disini, jangan

mencari masalah denganku.!"

"Maaf Nona..! urusan pekerjaan saya tidak ada

hubungannya dengan masalah pribadi anda.!"

"Jelas ada hubungannya.! Karena aku tidak suka

kalau Aham harus dekat-dekat dengan wanita

lain ! Apalagi wanita macam kamu..!!"

Catherine kembali mendorong bahu Naya

membuat Nampan yang di bawanya terguncang

dan makanan yang ada di atasnya jatuh berceceran

hingga menodai pakaian yang di kenakan Naya.

Naya akhirnya menyimpan kembali nampan nya.

Dan keadaan sedikit tegang saat Aham tiba-tiba

muncul ke ruangan itu. Tatapan nya langsung

mengarah pada Naya yang saat ini sedang

mengelap pakaiannya dengan tisu.

"Hai Aham Sayang..kenapa kamu kesini.? Aku

baru saja mau membawakan sarapan untukmu.."

Catharine segera menghampiri Aham dan

merangkulnya dengan mesra, mengecup bibir

nya cukup lama. Sementara Aham tidak bereaksi,

saat ini matanya sedang beradu tatap dengan

mata Naya, tatapan keduanya sungguh sulit

untuk di artikan.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

keysha Azzahra

keysha Azzahra

cuma novel nie yg awal2 bikin ane gdek bnget thor,,deeeeuuuhh s aham pngen we rujak x ya ma cabe mrcon di ulek ampe hlus dah

2024-02-12

1

andi hastutty

andi hastutty

mau di sate ini aham klo main cium2 yg bukan muhrim depan istri lagi

2023-10-24

0

fitriani

fitriani

aham awas aja y kl lu balas ciuman dan pelukan dr tuh ulet keket... kl perlu dorong aja dy biar taw rasa

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!