\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Selesai pertemuan di kantor Pak Hamdan, Noah
langsung berangkat membawa Kanaya menuju
ke suatu tempat di dampingi Pak Bastian juga
Pak Hamdan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah
jam karena harus menembus kemacetan akhirnya
mobil yang di bawa Noah sampai di halaman
sebuah bangunan tinggi nan megah berlantai
Kanaya tampak bengong sesaat setelah
keluar dari mobil, dia menatap kagum bangunan
yang di dominasi warna golden itu. Bangunan
ini mencerminkan sebuah karya dan keindahan
yang penuh dengan nilai seni berestetika tinggi.
"Az Zahwa Jewelry.."
Naya bergumam seraya menatap kagum
kearah bangunan tersebut. Dia cukup
mengenal perusahaan besar ini, karena ini
merupakan salah satu perusahaan perhiasan
ternama di tingkat global.
"Yes Dear..itu adalah nama belakang mu.
Ada satu perusahaan lain yang menunggu
kunjunganmu."
Noah tersenyum penuh arti. Naya hanya bisa
menggeleng tidak percaya.
"Ayo.. kejutan lain masih menunggumu.."
Noah membimbing Naya melangkah masuk ke
dalam loby perusahaan tersebut. Mereka langsung
di sambut oleh barisan resepsionis dengan gaya
pakaian yang sangat menarik namun tetap sopan.
"Selamat siang Tuan.."
Noah hanya mengibaskan tangan seraya tetap
berjalan tenang penuh dengan kharisma membuat
hati para resepsionis senantiasa bergetar saat
melihat kehadiran salah satu petinggi perusahaan tersebut.
Mereka tiba di lantai 20 setelah naik melalui
lift khusus yang hanya dapat digunakan oleh
orang-orang yang menghuni lantai teratas saja.
Kedatangan Noah di sambut oleh seorang laki-
laki berumur 35 tahunan, berpenampilan rapih
dan sangat maskulin. Laki-laki tadi menatap
penuh hormat kearah Naya di sertai dengan
sorot mata penuh kekaguman.
"Hati-hati dengan pandangan mu..!"
Tegur Noah dengan tatapan tajam penuh
ancaman membuat laki-laki itu langsung
menunduk dengan muka memerah.
"Maafkan saya..Selamat datang Tuan..Nona.."
Sambut laki-laki itu seraya membungkuk.
"Dear..dia adalah Robin, orang yang aku percaya
memimpin di tempat ini. Mulai sekarang dia ada
dibawah perintah mu..!"
"Senang berjumpa dengan anda Pak Robin.."
"Panggil saja saya Robin Nona.."
Laki-laki yang menduduki posisi sebagai direktur
itu tampak tersenyum penuh hormat.
"Apa semua staf sudah berkumpul.?"
"Sudah Tuan, mereka sudah menunggu dari tadi."
"Baiklah..kita masuk sekarang."
Noah melirik kearah Naya yang sedikit bimbang.
Apa semua ini harus di lakukannya.?
"Kamu siap dear..?"
Naya menarik napas dalam-dalam.
"Insya Allah.."
Lirihnya sambil mengangguk. Setelah itu mereka
semua masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas.
Sepertinya ini adalah ruangan meeting khusus
para petinggi perusahaan.
"Selamat siang Tuan.."
Orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut
langsung berdiri menyambut kehadiran Noah dan
rombongannya. Noah mengangkat tangannya
kemudian berdiri di depan kursi utama yang ada
di ruang meeting itu. Naya berdiri di sebelahnya.
Dia menatap orang-orang yang ada di tempat itu
dengan perasaan sedikit tegang.
"Selamat siang semuanya..! Saya tidak akan
berbasa basi kali ini. Kalian semua sengaja saya
suruh kumpul di tempat ini, karena hari ini, detik
ini, saya akan memperkenalkan pemilik sah perusahaan ini. Hari ini dia sudah bisa datang
untuk bertemu dengan kalian semua."
Noah mulai berbicara. Semua orang tampak
antusias, lalu mereka saling pandang dengan
wajah bertanya-tanya. Tatapan mereka jatuh
pada sosok wanita cantik nan ayu yang ada di
sebelah Noah. Mata mereka terlihat terpaku.
"Ya benar, dia adalah Nona Kanaya Az Zahwa
Dananjaya, pemilik sah perusahaan ini. Mulai
besok dia akan memimpin kalian di perusahaan
ini. Jadi saya minta kerjasamanya dari semua
pihak karena Nona Kanaya masih harus
menyesuaikan diri dengan suasana di kantor ini."
"Selamat datang Nona Kanaya.."
Mereka langsung serempak menyambut nya.
Noah mempersilahkan Naya untuk maju dan
berbicara sepatah dua patah kata.
"Terimakasih atas sambutannya. Saya senang
bisa berada di antara orang-orang hebat seperti
kalian, mohon kerjasama nya. Semoga saya bisa
dengan cepat beradaptasi di lingkungan baru ini."
Naya berbicara dengan lembut namun intonasi
yang kuat dan cukup berwibawa membuat semua
orang tampak begitu terkesan.
Mereka semua mengangguk dengan patuh dan
penuh semangat.
"Robin akan tetap memegang posisi sebagai
direktur, karena Nona Kanaya tidak bisa terus
berada di kantor ini. Saya sudah menyiapkan
berkas fakta integritas yang harus kalian
pelajari, kalian harus menjaga kerahasiaan
dan jati diri Nona Kanaya.."
Noah kembali menyambung, setelah itu asisten
Robin membagikan sebuah berkas kepada semua
peserta meeting. Mereka terlihat serius melihat
dan mempelajari berkas tersebut.
----- -----
Naya terlihat begitu terpukau saat melihat ruang
kerjanya yang di desain khusus dengan sangat
mewah mencerminkan sebuah keindahan.
"Duduklah..itu kursi kebesaran mu..!"
Goda Noah dengan senyum manisnya. Naya
tersipu, dia masih berdiri menatap seksama ke
seluruh ruangan. Pak Bastian dan Pak Hamdan
memutuskan untuk langsung pulang setelah
Kanaya keluar dari ruangan meeting.
Ke dalam ruangan muncul 2 orang wanita muda
berwajah cantik dan berpenampilan menarik.
Keduanya berdiri di hadapan Noah dan Naya.
"Mereka berdua adalah sekretaris di kantor ini.
Ayo kalian perkenalkan diri langsung pada atasan
baru kalian ini.!"
Titah Noah. Naya hanya menatap canggung
pada kedua sekretaris itu.
"Selamat datang Nona Kanaya, perkenalkan
saya Risti.."
"Dan saya Amel Nona.."
Naya menjabat tangan kedua sekretaris nya
dengan senyum manis yang kini tersungging
di bibir nya.
"Senang berjumpa kalian. Mohon kerjasama
nya ya.."
Naya menatap lembut mereka yang terlihat
sangat terkesan, keduanya menunduk.
"Silahkan kalian lanjutkan pekerjaan nya."
"Baik Nona..kami permisi."
Mereka berlalu pergi dari dalam ruangan.
Tidak lama kemudian Robin masuk bersama
dengan seorang wanita berpenampilan menarik namun sangat tegas dan terlihat berwibawa.
Wanita itu langsung membungkuk dalam di
hadapan Naya yang menautkan alisnya.
"Nay..dia adalah Monica, mulai sekarang dia
akan menjadi asisten pribadimu. Kau bisa
mengandalkan nya untuk segala situasi."
Noah memperkenalkan wanita bertubuh tinggi
itu pada Naya yang tampak terkesan.
"Senang bertemu anda Nona Muda. Saya sudah
mendapat perintah jauh hari dari Tuan Besar
untuk mendampingi anda.."
Monica membungkuk hormat seraya berjabat
tangan dengan Naya.
"Semoga aku tidak merepotkan mu ya.."
Canda Naya. Monica hanya tersenyum tipis.
Mereka semua akhirnya duduk di sofa yang ada
di ruangan itu .
"Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya.
Saat ini saya belum bisa untuk terus berada di
perusahaan ini. Saya tetap akan menyerahkan
semuanya pada Robin sambil terus belajar.
Tapi akan saya usahakan untuk bisa datang
kesini setiap hari. Saya tidak bisa merubah
semuanya dalam sekejap mata."
Naya membuka pembicaraan. Robin dan Monica
tampak mengangguk antusias.
"Saya siap Nona."
Sambut Robin. Naya tersenyum mengangguk.
"Anda bisa menghubungi saya kapanpun Nona.
Mulai besok saya akan mengantar anda kemana
pun anda pergi."
Monica menyambung. Naya dan Noah saling
pandang.
"Saya akan tetap menjadi Naya yang sekarang.
Saya hanyalah seorang wanita yang saat ini
sedang mengharap pengakuan dari suaminya.
Jadi biarkan saya berada pada posisi seperti
sekarang ini."
"Nona..anda bisa mengatakan semuanya pada
Tuan Muda.."
Sahut Monica dengan raut wajah sedikit tidak
setuju pada keputusan Naya.
"Tidak..! biarkan saja semuanya berjalan apa
adanya.! Semua tidak akan mempengaruhi
apapun. Saya bukanlah siapa-siapa di matanya."
Mata Naya tampak sedikit berkaca-kaca, dan
hal itu tidak luput dari pengamatan Noah.
Semua orang tampak terdiam dan hanya bisa
mengikuti keinginan Naya.
***** *****
Aham baru saja kembali dari ruang meeting.
Dia berjalan masuk kedalam ruangannya.
Tiba di dalam dia segera membuka jas nya,
di sampirkan di kursi kebesarannya, kemudian melonggarkan dasi nya.Tidak lama kemudian
dia sudah kembali berkutat dengan segala
kesibukan nya.
Masih dalam kesibukannya, seorang sekretaris
pribadi nya tiba-tiba masuk kedalam ruangan
setelah sebelum nya mengetuk pintu.
"Maaf Tuan.ada yang ingin bertemu dengan
anda, dia memaksa walau tidak punya janji
bertemu dengan anda sebelumnya. "
Aham melirik sekilas ke arah sekretaris nya itu.
"Kalian tahu peraturan di sini.! Kenapa masih
membiarkannya ada di tempat ini..!"
"Dia bilang, dia adalah bunga Flamboyan nya
anda Tuan.."
Deg !
Jantung Aham seakan berhenti berdetak.
Wajah nya terlihat sedikit membeku.
"Suruh dia masuk.!"
Titah Aham dingin.
"Baik Tuan.."
Sekretaris itu berlalu pergi dengan wajah di
penuhi rasa penasaran.
Aham mencoba mengatur irama jantung nya
yang saat ini seakan sedang bertalu. Setelah
3 tahun berlalu, kenapa tiba-tiba dia kembali.?
Aham berdehem untuk menetralkan perasaanya
yang kini berkecamuk.
Tidak lama kedalam ruangan muncul seorang
gadis yang sangat cantik..Bahkan bisa dibilang
terlampau cantik. Wajah yang sempurna di
lengkapi dengan bentuk tubuh yang aduhai..
serta kulit yang bercahaya dengan rambut
merah kecoklatan yang berkilau. Benar-benar
sangat menggoda dan menggiurkan.Tidak
akan ada laki-laki yang mampu menolak
pesonanya yang luar biasa.
Gadis cantik itu berdiri di tengah ruangan.
Aham berdiri menatap kedatangan gadis itu.
Kedua mata mereka bertemu, saling pandang
kuat, tidak bisa berpaling dan melepaskan satu
sama lain. Ada binar kerinduan yang tersimpan
dalam sorot mata mereka.
"Felicia.."
Bibir Aham bergetar menyebut nama gadis itu.
Mata gadis itu tampak berkaca-kaca, sesaat
kemudian dia berlari dan berhambur memeluk
erat tubuh Aham.
"Aham...aku sangat merindukanmu.."
Lirih gadis itu seraya mempererat pelukannya.
Untuk beberapa saat Aham masih terdiam
membeku tidak membalas pelukan gadis itu.
Namun akhirnya dia tidak tahan, membalas
pelukan gadis tadi. Keduanya larut dalam
kehangatan pelukan penuh dengan kerinduan.
Gadis inilah yang telah membuat hidup Aham
seakan berakhir setelah dia terpaksa pergi meninggalkan dirinya.
Ya..dia adalah Felicia Anderson, gadis yang
pernah begitu di cintai oleh Aham. Mungkin
hingga saat ini cinta itu masih ada.
----- -----
Aham dan Feli duduk di sofa di sudut ruangan.
Gadis cantik itu tampak sedang menunduk
dengan mata sedikit sembab. Leo ikut berdiri
tidak jauh dari Tuan nya.
"Apa yang terjadi sebenarnya.?"
Suara Aham terdengar dingin. Matanya
menatap tajam wajah Feli yang terus
menunduk di depannya.
"Pria yang menikahiku itu meninggal tidak
lama setelah kami menikah. Dia terkena
serangan jantung.."
Sahut Feli dengan wajah murung nya. Aham
tetap terdiam dengan wajah datarnya.
"Lalu kemana kau selama ini.?"
"Aku tidak berani pulang ke sini, aku malu sama
kamu. Aku sudah sangat mengecewakan mu."
Aham melempar pandangan ke tempat lain.
"Lalu utang-utang Ayahmu.? apa laki-laki tua
itu melunasinya.?"
Feli terdiam. Dia tampak bingung dan ragu.
"Dia tidak menepati janjinya.?
Aham menatap tajam wajah Feli yang terlihat
semakin menunduk.
"Tidak semuanya. Papa masih harus berjuang
untuk membangkitkan perusahaan nya lagi."
Lirih Feli dengan suara yang sangat pelan.
Aham menarik napas berat. Feli mengangkat
wajahnya, menatap lembut wajah tampan Aham
yang tidak pernah bisa di lupakan nya itu.
"Aham..aku masih sangat mencintaimu..Aku
tidak pernah melupakanmu sedetikpun.."
Aham terhenyak. Dia menatap wajah cantik
Feli yang begitu menggiurkan. Hatinya tiba-
tiba saja resah, tidak tahu penyebabnya.
"Kau tahu.! Aku hancur setelah kamu pergi.!
Kau lebih memilih kedua orang tuamu daripada
cinta kita.."
Aham berdiri, melangkah ke dekat jendela kaca
besar berbentuk cembung yang menjadi Icon
dari gedung perusahaan AM Corporation.
Feli ikut berdiri, melangkah mendekati Aham,
kemudian sedikit ragu dia memeluk tubuh
gagah Aham dari belakang.
"Maafkan aku honey..aku sangat menyesal.."
Lirihnya seraya mempererat pelukannya. Aham
membalikan badannya, keduanya kini saling
berhadapan. Saling menatap penuh kerinduan.
"Semuanya masih sama seperti dulu, baik
hati, cinta dan tubuhku ini. Semuanya hanya
milikmu, laki-laki tua itu belum pernah
menyentuhku sama sekali.."
Suara Feli terdengar berat dan bergetar. Dia
tidak bisa menguasai dirinya saat wajah tampan
Aham dan semerbak aroma wangi tubuhnya
kini menguasai seluruh pikirannya.
Dengan wajah datar dan tatapan yang masih saja dingin, tangan Aham mencengkram pinggang
ramping Feli, menarik tubuhnya hingga tidak
berjarak. Feli mendesah pelan saat bibir Aham
kini menempel di belakang telinganya.
"Aku kecewa padamu, tapi aku juga sangat
merindukanmu.."
Gumam Aham sambil kemudian mulai menjilat
halus telinga Feli, turun ke tengkuknya. Semakin
lama ciumannya semakin turun dan liar, merayap
ke leher jenjang Feli yang putih mulus.
"Aakhh.."
Feli mendesah dan menggelinjang, tidak tahan menerima sentuhan bibir Aham yang begitu
lembut. Hal inilah yang membuat dia tidak akan
pernah bisa melepaskan laki-laki paripurna ini.
Leo bergegas keluar saat melihat adegan intim
Tuanya semakin lama semakin liar. Semula dia
ingin mengingatkan bahwa sebentar lagi akan
ada meeting, namun melihat semua itu, rasanya
mustahil baginya untuk berbicara.
Feli melingkarkan lengannya di leher kokoh
Aham, dengan hasrat yang semakin
melambung Aham mengangkat tubuh gadis
itu kembali di bawanya keatas sofa. Keduanya
kembali saling memandang lekat. Aham
mulai ******* bibir merah apelnya Feli
dengan kuat. Feli membalas ciuman Aham
dengan tidak kalah panasnya. Lidah mereka
saling membelit dan menjelajah seluruh isi
mulut masing-masing.
Tapi Aham merasa ada yang aneh, dia kehilangan
sesuatu dalam ciuman ini. Dia tidak menemukan
sensasi kenikmatan yang di rasakannya saat
dirinya berciuman dengan wanita itu...ya ciuman
ini tidak semanis ataupun senikmat saat dia
mencium bibir Naya. Walaupun wanita itu
terkesan kaku dan tidak berpengalaman,
namun Aham menemukan sensasi berbeda
yang tidak bisa dia dapatkan saat ini.
Aham mengerjap, bayangan wajah ayu Naya
kini tiba-tiba saja menguasai pikirannya,
mengacaukan suasana hatinya, hingga
hasratnya yang tadi sempat melambung
kini menguap begitu saja .
Dengan cepat Aham melepaskan ciumannya.
Dia terduduk, mengatur deru napasnya yang tidak beraturan. Feli bangkit dan merapihkan pakaiannya, sekilas dia menatap Aham yang kini sedang memegang kepalanya dengan mata terpejam.
"Tidak apa honey..kita bisa lanjutkan lain kali.."
Lirih Feli sambil memeluk tubuh Aham dari
samping, sementara Aham masih terdiam tidak
bereaksi.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung...
Jangan lupa like, koment & vote nya ya gaiiss...
Tq so much...👍😘😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
keysha Azzahra
eta biwir si aham jiga na mun dipasar loak ge payuna pang panerina ges pinuh ku buluk jeng sgala,,dina payuna ge dihrtisken da,,ukur s naya anu lolong mah da,,pusing aing kamnh aham,,pirku ku aing diteluh onlene mah s aham😂😂😂😂😂
2024-02-12
0
babyanzely
bibir murahan di tambah diskonan 99%obral sana sini cih, 😤😏
2023-10-27
1
andi hastutty
aham ih ngga pantas ah klo dapat Naya yg masih suci kamu yg main nyosor semua perempuan ngga komitmen
2023-10-24
0