***********
♥️♥️♥️♥️♥️
Aham duduk di kursinya di ikuti oleh Catherine
yang duduk di sampingnya. Tatapan mesra
gadis itu tiada henti mengarah pada wajah datar
Aham yang tetap saja mempesona.
Beberapa pelayan segera bergerak menyiapkan
hidangan di atas meja. Sementara Naya saat ini
masih terdiam di dekat wastafel. Sedang Meline
tampak berlalu keluar dari ruangan itu.
Dengan senyum yang terus terkembang,
Catherine mulai menuangkan makanan ke piring Aham. Tapi saat ini tatapan Aham masih tetap mengarah pada Naya dengan wajah datar nya.
"Baby..mau aku suapi.?"
Catherine menyodorkan sendok berisi makanan
ke hadapan Aham. Tapi Aham menepisnya
membuat bibir seksi gadis itu langsung
cemberut.
"Apa kau masih akan terus berdiri di situ.?"
Suara Aham membuat semua orang mengarahkan
pandangannya pada Naya. Karena saat ini mata
tajam Aham sedang mengarah padanya. Seketika
wajah Catherine tampak memerah karena emosi
nya mulai naik. Naya melirik dan menatap Aham
dengan perasaan ragu. Namun tidak lama dia
berjalan menghampiri Aham.
"Bawakan makanan yang lain..!"
Naya mengernyit bingung, dia melihat kearah
makanan yang tadi di buatnya.
"Baby..ada aku disini yang akan melayanimu.!
Abaikan saja pelayan mu itu..!"
Catherine mengelus lembut punggung tangan
Aham, kemudian menggelayut manja di lengan
kokoh itu.
"Apa kau mau aku mengulang perintahku.?"
Tatapan tajam Aham menghujam wajah Naya
yang langsung bergerak mengambil makanan
yang tadi di buatnya. Kemudian dia kembali
mendekat dan menyingkirkan piring yang
sudah di siapkan oleh Catherine.
"Apa-apaan ini.! berani sekali kamu melayani
Aham selama aku ada di sini.!"
Catherine menepis tangan Naya dengan kasar,
wajahnya semakin di kuasai emosi. Dia menatap tajam wajah Naya penuh kekesalan.
"Maaf Nona..saya hanya melaksanakan perintah
Tuan Muda.."
"Pergi kamu..! Aku yang akan melayaninya..!"
Catherine mendorong tubuh Naya dengan keras
hingga mundur ke belakang, namun tangan Aham dengan sigap menahan pinggangnya. Kemudian dengan cepat menarik tubuh Naya untuk duduk
di pangkuannya.
Mata Catherine membulat, tak percaya dengan
apa yang di lihatnya. Begitupun dengan mata
semua pelayan. Mereka tampak melongo
menyaksikan kejadian di luar dugaan ini. Apa
yang sudah di lakukan pelayan baru itu, hingga
berani-beraninya dia duduk di atas pangkuan
Tuan Muda yang terhormat.
Sementara Naya sendiri tampak terkesiap, dia
segera menarik dirinya untuk berdiri namun
Aham mengunci pinggangnya dengan kuat
hingga Naya kini berusaha menekan tangan
Aham yang berada di pinggangnya.
"Baby..apa yang kau lakukan.?! Hei..pelayan hina
berani sekali kamu menggoda Aham ku.! Enyah
kamu atau aku yang akan menyeretmu..!"
Catherine berusaha menyingkirkan tubuh Naya
dari pangkuan Aham.
"Catherine stop.!"
"Baby..dia sudah lancang.! dia berani menggoda
mu di depan mataku..!"
"Dia tidak melakukannya.!"
"Tidak.! dia memang murahan..! pergi kamu.!"
Catharine berteriak seraya mengangkat
tangannya ingin menampar Naya, namun
tangan Aham menangkapnya. Mata Catherine semakin terbelalak. Dia menatap Aham penuh
rasa tidak percaya.
"Keluar dari rumah ini sekarang juga.! Aku tidak
menyuruhmu datang ! Lalu untuk apa kamu
repot-repot datang kesini..!"
"Aham..kau mengusirku..?!"
"Aku tidak akan mengulangi ucapanku.!!"
Wajah Aham terlihat datar dengan tatapan yang
sangat dingin tertuju ke wajah Catherine yang
saat ini terlihat begitu marah dan terhina.
Tatapan Catherine kini menghujam ke wajah
Naya yang menunduk terdiam masih berada
dalam pangkuan Aham.
"Ini semua gara-gara kamu, dasar pelayan
murahan.!"
Catharine mendorong bahu Naya sambil
kemudian menyambar tas mahal nya setelah itu berlalu pergi dengan wajah di penuhi kemarahan.
"Tuan..tolong lepaskan aku.."
Lirih Naya sambil menatap wajah Aham yang
kini berada tepat di sampingnya. Keduanya
saling menatap dalam diam. Akhirnya Aham membiarkan Naya berdiri.
"Duduk di situ.!"
Aham menunjuk kursi di samping nya dengan
dagu nya. Naya yang sedang menuangkan
makanan milirik ragu.
"Jangan membantah lagi..!"
Dengan ragu akhirnya Naya duduk di samping
Aham. Para pelayan semakin di buat tidak percaya
dengan semua yang di lihat nya. Apa yang telah
terjadi dengan Tuan Muda mereka.? Sejak malam
ada sesuatu yang aneh telah terjadi di sini.
"Temani aku makan.!"
Aham mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.
Naya masih terdiam memandang Aham.
"Tuan Muda, tolong jangan bersikap berlebihan.!
Mereka semua melihat kita."
Naya berucap sambil berpaling.
"Patuhi perintahku ! atau aku akan memberimu
hukuman.!"
Aham acuh saja dengan tetap melahap makanan
nya. Ada kebahagiaan di hati Naya saat melihat
Aham begitu menikmati makanan buatannya.
"Apa yang kamu tunggu.? hukuman dariku.?"
"Saya tidak lapar Tuan.."
Aham menjatuhkan sendok nya membuat
Naya terkejut, dengan cepat dia membalik
piring yang ada di hadapannya, kemudian
perlahan mulai menuangkan makanan.
Aham kembali melanjutkan sarapannya dengan segaris senyum tipis terukir di sudut bibirnya.
Dengan ragu dan sedikit terpaksa, Naya mulai
menikmati makanan di piringnya. Dia menunduk,
rasanya dirinya saat ini begitu salah tingkah.
Semua pelayan menatapnya dengan sorot mata
di penuhi berbagai pertanyaan.
"Kau harus berhenti bernyanyi mulai sekarang.!"
Naya mendongak, menatap tajam wajah Aham.
Dia menggeleng dengan kuat.
"Kenapa.? apa ada yang salah dengan itu.?
bukankah itu hak pribadiku.?"
"Aku tidak suka.!"
"Maaf, tapi aku tidak bisa.! itu adalah hoby ku.!"
"Kau hanya menjadikan dirimu sebagai objek
tontonan mata laki-laki.!"
Naya menghentikan makannya, keduanya kini
saling berpandangan kuat.
"Apapun yang aku lakukan, bukan urusanmu.!
Kau tidak berhak mengaturku Tuan..!"
"Turuti saja perintahku.!!"
"Apa hak mu padaku hingga kau merasa punya
kebebasan untuk mengaturku.?"
Mata mereka semakin panas. Rahang Aham
mengeras, dia menjatuhkan sendok dan garpu
nya dengan keras. Para pelayan kembali tegang.
"Kalau tidak mau mengikuti aturan ku, kau bisa
pergi dari rumah ini sekarang juga !"
"Bebaskan aku dulu dari ikatan kita.!"
Aham semakin mengetatkan rahang nya.
Tangannya terkepal dengan kuat.
"Owhh..jadi kamu juga tidak menginginkan
semua hubungan ini.? hoohh..baguslah.!
Itu akan lebih mudah bagiku.!!"
"Semua keputusan ada di tanganmu.!"
Aham berdiri, Naya juga ikut berdiri.
"Kita tunggu saja setelah 40 hari..!"
Dengus Aham seraya melempar serbet
kemudian berlalu pergi meninggalkan
ruang makan.
Naya menjatuhkan dirinya di atas kursi. Dia
menundukkan kepalanya mencoba menahan
gejolak perasaan yang saat ini begitu kompleks.
Tiba-tiba dua orang pelayan muda yang pernah
masuk kedalam kamar Naya menarik tangan nya
dan menyeret tubuh Naya dibawa keluar ruangan.
"Lepaskan..! Apa mau kalian sebenarnya.?"
Naya menepis tangan mereka lalu mendorong
tubuh keduanya cukup keras.
"Apa yang sudah kamu lakukan hingga kedua
Tuan Muda di rumah ini memperlakukan kamu
dengan berbeda ?"
Salah seorang dari mereka kembali mendorong
tubuh Naya di seret ke dinding bangunan. Mata
nya tampak menyala penuh kebencian.
"Aku tidak melakukan apapun.!"
"Hoohh benarkah.?? aku yakin kamu sudah
menggoda mereka..! hehh..punya nyali juga
kamu ya..!"
Pelayan yang satunya ikut mengunci tubuh Naya
yang kini berusaha berontak.
"Atau.. jangan-jangan kamu sudah menjual dirimu
dan menyerahkan tubuhmu pada mereka.?!"
Plak.!
Tidak tahan lagi, Naya melayangkan tangannya
pada wajah pelayan tadi hingga membuatnya berpaling cukup keras, keduanya terbelalak
mendapat perlakuan berani dari Naya tersebut,
mata mereka semakin berkilat dipenuhi api kemarahan.
"Jangan keterlaluan kalian ! Kita sama-sama
wanita, seharusnya kalian bisa lebih menghargai
satu sama lain..!"
"Kamu..!! berani sekali menamparku.!"
Pelayan tadi mengangkat tangannya ingin
membalas tamparan Naya namun dengan
cepat di tahan oleh Naya.
"Aku hanya memberimu satu peringatan saja !
Tolong jagalah sikap kalian mulai sekarang.!"
Tatapan Naya tampak begitu tajam hingga mampu
menciutkan nyali dua pelayan tadi. Meskipun dua
pelayan itu semakin terlihat marah, namun mereka cukup terkejut dengan sikap Naya.
Dan mereka kini terpojok saat Naya mendorong
tubuh keduanya, kemudian dia berlalu pergi dari hadapan mereka yang hanya bisa menggertakan
gigi nya dengan wajah memerah.
***** *****
Yara menyambut Naya yang baru saja keluar
dari ruang sidang nya. Dengan wajah cerah
dipenuhi rasa bahagia dan lega keduanya berangkulan. Akhirnya perjuangan mereka
untuk menyelesaikan pendidikannya berujung
dengan kesuksesan. Mereka lulus dengan
nilai yang sangat memuaskan.Keduanya hanya
tinggal menunggu proses wisuda saja yang
akan dilaksanakan beberapa waktu ke depan.
"Kita harus merayakan ini Nay setelah nanti
kamu mengisi acara oke..?!"
"Baiklah Yara..sekarang aku harus segera
menyusul yang lainnya ke acara talk show..
Ayo cepat, aku bisa terlambat nih..!"
"Tenang saja..sopirmu ini pengemudi yang
bisa kamu andalkan.."
"Hahaa..ngaco kamu.! ayo buruan..!"
Mereka bergegas masuk kedalam mobil Yara,
tidak lama kemudian Yara sudah melesatkan
mobilnya membelah jalanan ibukota.
Mereka tiba di parkiran sebuah Mall besar di
pusat kota. Hari ini Naya dan grup gambus nya
akan mengisi acara di Mall tersebut yang menjadi tempat acara talk show sebuah televisi swasta.
Amar dan teman-teman nya terlihat bernapas
lega saat melihat kemunculan Naya.
"Bagaimana hasil sidang nya Nay..?"
Amar menatap Naya yang sedang berusaha
merapihkan penampilannya. Dia dibantu Raya
dan seorang MUA memoles sedikit wajahnya.
"Alhamdulillah semuanya lancar Kak.."
"Selamat ya..aku yakin kamu adalah salah satu
mahasiswi yang berhasil lulus dengan nilai
maksimal.."
"Insyaallah Kak.. doakan saja ya.."
Keduanya tersenyum lewat pantulan cermin.
"Baiklah..kita naik sebentar lagi."
"Oke Kak.."
Amar keluar dari ruang tersebut. Naya kembali
melihat pantulan dirinya di cermin. Gaun warna
pastel di padu hijab senada dengan sedikit
aksesoris pelengkap membuat dia terlihat
begitu mempesona.
Susana di depan panggung saat ini sudah di
padati oleh pengunjung yang ingin menonton
acara ini, karena akan di siarkan langsung oleh
televisi. Semua tampak antusias dan semangat.
Di salah satu sudut cafe yang ada di Mall
tersebut ada sekumpulan gadis-gadis cantik
dengan penampilan yang serba modis dan
mewah. Mereka adalah Meline dan 4 temannya.
Saat ini mereka sedang menikmati ngopi sore
setelah tadi berjalan-jalan sekaligus belanja di
Mall tersebut.
"Aku gak sabar pengen lihat Kak Amar tampil.."
Ujar salah satu teman Meline dengan rona wajah
di penuhi rasa penasaran.
"Hei..ingat, Kak Amar itu gebetan Meline..!"
Teman yang lain menyahut, Meline tampak
menatap kedua temannya itu dengan sorot
mata kesal dan gerah.
"Kalau dia emang serius suka sama Amar, harus
nya dia dukung dong hoby nya, ini..untuk sekedar
melihat video nya saja dia tidak mau.!"
"Aku tidak suka dia menekuni bidang musik
seperti itu, kenapa gak yang lebih keren aja sih !
Bukannya musik gak bermutu kayak gitu.!"
Ketus Meline seraya mengaduk kopi nya.
"Hei..sembarangan kamu, dia keren tahu, udah
ganteng, kaya, berkomitmen pula.!"
"Cihh..! komitmen apaan.? aku udah beberapa
kali ngasih sinyal ke dia, tapi orang nya acuh
saja tuh, gak pernah ngasih respon..!"
"Haha..kamu mau dia cepat merespon gak.?"
Semua tampak memandang serius ke arah teman
Meline tersebut dengan tatapan serius.
"Apaan.? Aku bakal lakuin apapun asal dia mau
nerima aku jadi pacarnya.?"
Meline menatap temannya itu penuh harap.
"Ubah penampilan mu, tuh.. kayak vokalis
grup musiknya..!"
Jawab gadis itu seraya menunjuk keatas
panggung yang terlihat cukup jelas dari tempat mereka berada karena terletak di lantai 2. Mata mereka beralih ke arah panggung dimana saat ini Naya dan grup gambus nya sudah berada di atas
panggung.
Mata Meline membulat melihat keberadaan
Naya diatas panggung tersebut.
"Kanaya..."
Bibirnya bergetar membisikan nama Naya.
"Eehh tenyata kamu tahu juga ya sama dia."
Sambar temannya yang tadi. Meline tampak
masih menatap tidak percaya keatas panggung.
"Kamu harus seperti dia, udah cantik.. anggun..
suaranya itu loh, merduuu.. banget, dengerin deh."
"Iya aku juga cukup ngefans sama dia."
Sahut temannya yang lain.
Meline masih memperhatikan Naya yang kini
tampak sudah mulai melantunkan sholawat pertamanya di atas panggung. Assalamualaika
menjadi persembahan pertamanya di sambut
antusias oleh para pengunjung dengan ikut
melantunkan sholawat merdu tersebut.
Semua orang tampak menggerakan tangan di
depan dada seraya ikut merasakan kesyahduan
sholawat tersebut dengan sepenuh hati. Senyum
lembut menawan Naya senantiasa terkembang
dari bibirnya membuat semua begitu terpesona.
Selesai persembahan pertama, Naya dan teman
temannya duduk di atas kursi yang sudah tersedia.
Host acara tersebut yang sedang sangat populer
memulai sesi talk show nya dengan semua
bintang tamu termasuk salah satu penyanyi
religi lainnya yang saat ini menjadi bintang tamu.
"Kita kesana yukk..aku pengen ngambil gambar
mereka lebih dekat."
Ajak salah satu teman Meline sambil berdiri
dan mengambil barang belanjaannya.
"Ayoo..Gibran dan Abrar juga tidak kalah keren
dari Amar aslinya.! huuh..aku jadi pengen fhoto
bareng sama mereka..!"
Sambut yang lain dengan antusiasme yang sama .
Meline berdecak kesal, dengan sedikit malas dan
gengsi akhirnya dia mengikuti teman-temannya.
"Ohh..Kak Amar ganteng banget ya.."
Meline melirik tajam kearah temannya yang
langsung tersenyum kecut seraya mengangkat
tangannya.
"Kanaya juga cantik banget ya dari dekat kayak
gini, jauh lebih cantik dari di video.."
"Iya benar, jadi tambah ngefans.."
"Ehh kalian sudah hentikan.! Apa sih yang kalian
lihat dari cewek model begitu.!"
Teman-temannya terdiam sambil memandang ke
arah Meline yang terlihat mengatupkan bibirnya
dengan wajah sedikit emosi.
"Santai aja kali Mel.. kita hanya membicarakan
satu hal yang nyata."
"Udah deh.! Kenapa kalian jadi norak gini sih ?
Mereka itu bukan level kita, jangan bikin malu
gank kita deh..! Kampungan..!!"
"Hei..Mel mau kemana kamu.?"
"Pulang.!"
"Kak Amar gimana..?"
Tak ada jawaban dari Meline karena dia terus
saja berjalan dengan anggun menjauh dari
lokasi panggung tersebut.
**********
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
amar jangan berharap ma Naya dia sudah punya suami
2023-10-24
0
Yani
Kayanya Amar suka sama Naya
2022-11-18
0
Mmh Rilfa
sombong bgt c melin...hidup numpang jg sm kknya...klo bukn krna aham,..dia udh tinggal di kolong jembtn x...
2022-08-23
0