18. Kedatangan Tamu Istimewa

 

*********

 

♥️♥️♥️♥️♥️

Naya berniat menyiapkan makan malam untuk

Aham, saat terdengar seruan seorang pelayan

yang memberitahu kedatangan Tuan Muda

keluarga itu. Jantung Naya sontak saja berdetak dengan kencang. Dia mengusap dadanya untuk menenangkan diri. Tumben sekali laki-laki itu

pulang masih sore begini.

Dia bergegas menuju ke ruang tengah, namun

ketika sampai di ruangan itu langkahnya langsung

terhenti saat melihat Aham datang dengan menggandeng mesra seorang wanita cantik..

Ohh ralat.! dia terlihat begitu cantik dan menarik.

Tubuh Naya mematung di tempat. Pikirannya

kacau.! dan lebih kacau lagi saat melihat

kemunculan Nyonya Elen dan Meline yang

langsung menyambut kedatangan gadis itu

dengan begitu hangat, terlihat sangat bahagia .

Mereka bertiga berangkulan.

Bukan hanya Naya yang bengong, beberapa

pelayan juga terlihat sama. Pak Ali yang berdiri

di belakang Aham hanya bisa menatap Naya

dengan sorot mata berat.

"Apa kabar Feli sayang.? Mami kangen banget

sama kamu.."

"Iya Kak Feli..Meline juga kangen banget.."

Sambung Meline.

"Baik Mami, Feli juga merindukan kalian

berdua. Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu."

"Iya sayang..selama ini kamu kemana? kenapa

tidak pernah ngasih kabar ke Mami.."

"Selama ini Feli tinggal di luar negeri Mam,

ada bisnis kecil-kecilan.."

"Ohhh..pantas saja ! Mami tanya ke Aham tentang

kamu, dia tidak pernah bilang apa-apa.."

"Iya Kak..aku kira kalian sudah putus..!"

Deg !

Jantung Naya rasanya terkena benda tumpul.

Hatinya resah seketika. Dia jadi berpikiran

yang tidak-tidak dan menebak-nebak sesuatu.

"Tidak Meline sayang..kami masih berhubungan

baik kok sampai sekarang, iya kan honey..?"

Feli bergelayut manja di lengan Aham seraya

mengelus lembut rahang kokohnya. Aham yang

dari tadi terdiam kini berpaling, dan..

Tubuhnya sedikit merasa lemas saat matanya

berbenturan tatap dengan mata Naya yang

sedang berdiri di dekat tangga. Keduanya saling

menatap dalam diam. Ada kegelisahan dan rasa

tidak nyaman yang tersirat dari sorot mata Naya.

"Aku keatas dulu.!"

"Baiklah Honey..aku tunggu di sini ya."

Sambut Feli dengan senyum manisnya. Dia

kemudian duduk bersama dengan Nyonya Elen

dan Feli, sementara Aham berjalan mendekati

Naya yang menundukan wajahnya.

"Siapkan air hangat.!"

Titah Aham. Kemudian berjalan acuh di ikuti

oleh Naya masih dengan perasaan nya yang

berkecamuk.

Sampai di dalam kamar, Naya bergegas masuk

ke kamar mandi. Dia mengisi bathub dengan

pikiran yang tidak bisa fokus. Siapa gadis itu ?

Dia terlihat sangat cantik dan menarik. Aham

juga terlihat sangat nyaman saat bersama

dengan gadis itu.

Karena pikirannya larut dalam segala hal yang

coba di perkirakan nya, Naya sampai tidak

menyadari kalau busa sabun yang di tuangnya

sudah meluber keluar dari bak.

"Hei..dimana pikiranmu.?"

Naya terperanjat, dia tersadar dan langsung

menutup mulutnya saat melihat hasil

kecerobohannya.

"Maaf..ini salahku.."

Lirih Naya sambil kemudian menyalakan kran

untuk menyiram dan membersihkan sisa sabun

yang kini memenuhi lantai kamar mandi.

Aham hanya berdiri saja, diam memperhatikan,

menatap datar kearah Naya yang tampak sibuk sendiri. Namun karena lantai yang terlalu licin,

tidak sengaja kaki Naya tergelincir busa sabun

hingga mengakibatkan tubuhnya terpelanting

ke arah bathub.

Aham terkesiap, dengan cepat dia bergerak

menangkap pinggang Naya, namun tetap

saja tubuh mereka berdua tidak seimbang

membuat keduanya jatuh kecebur kedalam

bathub.

Tubuh Aham jatuh menindih tubuh Naya, busa

sabun memenuhi seluruh badan mereka. untuk

sesaat keduanya saling pandang. Tangan Naya

tidak sengaja melingkar erat di leher Aham.

Tidak lama Aham membawa tubuh Naya

untuk berdiri.

"Apa kamu bisa bekerja dengan baik.?

Dasar ceroboh..!"

Desis Aham masih dalam keadaan memeluk

pinggang Naya dan tubuh mereka kini saling

menempel dengan ketat.

"Maaf..aku tidak sengaja.."

Naya melepaskan tangannya dari leher Aham

dengan wajah yang sudah tidak terbayang

semalu apa saat ini kalau tidak tertutup busa

sabun. Dia mencoba mendorong dada Aham

yang polos untuk menjauhkan dirinya, tapi

Aham malah semakin mengunci pinggang nya.

"Kau harus menerima hukuman mu.!"

Mata Naya membulat, dia semakin meronta.

"Tidak.! lepaskan.! "

"Kau sudah berbuat kesalahan.! terima saja

hukumanmu.!"

Naya terdiam setelah usahanya untuk

melepaskan diri dirasa sia-sia saja. Dia

menatap Aham dengan ragu dan berusaha

untuk tidak menanggapi.

"Aku tidak mau.! Kau selalu saja begitu.!"

"Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau

melaksanakan hukumanmu.!"

"Tidak.! sudah lepaskan aku.."

"Atau mau aku beri hukuman yang lebih berat.?"

Naya berhenti bergerak. Kini mereka saling

menatap. Tangan Aham bergerak menghapus

busa sabun yang menempel di wajah Naya.

Dia juga melepaskan kerudung Naya membuat

tubuh gadis itu menegang.

Tangan Aham kembali bergerak meremas air

yang membasahi rambut indah Naya. Kemudian

dia mencium ujung rambut itu dengan mata

yang terpejam membuat Naya meringis geli

sekaligus gugup.

"Cium aku sekarang.!"

"Apa ??!!"

"Itu hukuman yang sangat ringan untuk wanita

ceroboh sepertimu.!"

Naya menggelengkan kepalanya kuat.

Wajah Aham mengeras, tapi dia merasa sangat

gemas sekaligus bersemangat ingin menjahili

wanita ini.

"Ayo cepat.! atau mau aku tambah.?"

"Tidak..!!"

Naya semakin menggeleng. Senyum miring

terukir di bibir Aham.

"Tunggu apa lagi.?"

Naya menatap Aham dengan wajah di penuhi

rasa malu dan semburat merah membuat Aham

semakin bersemangat.

"Tutup matamu.."

"Hehh..kenapa aku harus menutup mata.?"

"Pokoknya tutup matamu..!"

"Tidak.!"

"Kalau begitu aku tidak akan melakukannya."

"Baiklah.! hukumanmu aku tambah.!"

"Jangan !! baiklah.."

Pekik Naya dengan mengerucutkan bibirnya. Hal

itu malah membuat Aham semakin gemas. Dia

menatap intens bibir merah alami Naya. Masih

bisa dirasakannya betapa manis dan lembut

bibir ranum itu. Ahh..dia tidak tahan ingin

segera menikmatinya kembali.

"Ayo..tunggu apa lagi..!"

Aham tidak sabar. Naya mendekat, memejamkan

matanya, kemudian..

Cup.!

Dia mengecup pipi kanan Aham, kemudian

menundukan wajahnya kembali.

"Siapa yang menyuruhmu mencium pipiku.!"

Naya mendongak, menatap Aham bingung.

"Ciumanmu harus tepat disini.! Harus lama..!"

Aham menunjuk bibirnya membuat Naya

membulat kan matanya sempurna.

"Ahh tidak mau.! kau curang..!!"

"Siapa yang curang, kau sendiri yang bodoh.!

Cepat ! atau aku akan memaksamu untuk hal

yang lain.!"

Seringai senyum licik terukir dibibir Aham.

Naya tertegun sebentar melihat senyum Aham,

walau bukan senyum manis, namun tetap saja

membuat Naya terpana.

"Kau sangat licik.!"

Desis Naya sambil kemudian berpaling.

"Sampai kapan aku harus menunggu.?"

Suara Aham terdengar semakin kesal. Naya

kembali menghadap wajah Aham. Jantung

nya saat ini berpacu dengan cepat, dengan

sedikit gemetar dia mulai mendekatkan

wajahnya. Keduanya tiba-tiba menegang,

saling pandang lekat di penuhi oleh perasaan

yang sulit untuk di jabarkan.

Akhirnya dengan menahan rasa malu dan

meletakkan harga dirinya, Naya mulai

mendekatkan bibirnya, dengan gemetar dia

mencium bibir Aham membuat sengatan arus

listrik kembali mengaliri seluruh aliran darah

mereka.

Saat Naya ingin segera melepaskan kecupan

di bibir Aham, Aham langsung menyergap bibir

itu dan ********** lembut. Ini benar..! ciuman

ini yang membuat Aham lupa diri. Bibir ini seolah

memiliki candu membuat Aham enggan untuk

melepaskannya.

Namun Naya segera mendorong tubuh Aham

untuk membebaskan diri dari serangan liar

laki-laki ini. Aham terpaksa melepaskan ciuman

nya walau kehampaan langsung dirasakannya.

Keduanya kembali saling berpandangan di

tengah napas yang sedikit memburu.

"Aku akan menyiapkan makan malam.."

Naya berucap setelah naik dari bathub. Namun

lagi-lagi langkahnya terhenti saat dia menyadari

keaadan dirinya. Aham menyeringai, dia naik

dan menghampiri Naya.

"Bersihkan dirimu, aku akan mandi di kamar

sebelah.!"

Bisik Aham di dekat telinga Naya membuat

gadis itu bergidik geli.

Naya menarik napas lega saat melihat Aham

keluar dari kamar mandi. Huuhh..kenapa lagi-

lagi dia harus terjebak dalam situasi yang sama. Laki-laki itu benar-benar menyebalkan.!! Dia

sudah beberapa kali mengambil madu dari

bibirnya.

***** *****

Semua pelayan di bagian dapur terlihat sibuk

menyiapkan hidangan makan malam. Makan

malam kali ini cukup spesial karena kedatangan

wanita istimewanya Tuan Muda. Para pelayan

itu tahu kalau Felicia adalah kekasih Tuan Muda.

Hanya saja selama 3 tahun ini tidak terlihat.

"Ternyata Nona Feli tinggal di luar negeri ya

selama ini. Tapi aku dengar mereka masih

berhubungan dengan baik.."

Bisik salah seorang pelayan. Dia sedikit menekan

kata-katanya saat di dekat Naya. Entah apa

maksud pelayan itu.

"Baguslah kalau Nona Feli sudah kembali, biar

tidak ada lagi yang berani menggoda Tuan Muda,

secara kekasihnya cantiknya kebangetan gitu.

Mana bisa di sandingkan dengan seorang pelayan

rendahan..!"

Sahut pelayan yang satu lagi. Naya hanya bisa

memejamkan mata dan mencoba menguasai

dirinya mendengar ocehan para pelayan tadi.

Nyonya Elen muncul bersama dengan Feli dan

juga Meline. Sejenak mata sinis Nyonya Elen

mengarah pada Naya. Sementara Meline kali

ini tampak biasa saja. Malah dia sempat mencuri pandang dan memperhatikan Naya dengan intens.

"Duduklah sayang.."

Ujar Nyonya Elen mempersilahkan Feli untuk

duduk di dekat kursi Aham.

"Aham kemana ya Mami..kok lama banget.?"

"Tunggu saja, sebentar lagi juga turun.."

Sahut Nyonya Elen. Mereka mulai menikmati

hidangan pembuka.

Tidak lama Aham muncul dengan setelan santai

nya, membuat dia tampak lebih segar dan semakin

mempesona. Untuk sesaat Aham menatap Naya

yang kini mulai menyiapkan makanan untuknya.

"Hai honey..seger banget kamu.! bikin aku tambah

gemes."

Feli menatap lembut wajah Aham. Keduanya

terdiam dengan saling memandang. Semua

orang berusaha acuh saat melihat kemesraan

dua insan tersebut. Namun tidak dengan Naya,

dia terlihat mencengkram nampan yang kini di

pegang nya agar tidak goyang. Entah kenapa

hatinya terasa sangat tidak nyaman saat melihat

tatapan mesra kedua manusia itu.

Walau bagaimanapun Aham adalah suaminya,

dia berhak atas diri laki-laki itu.

Hei..ini terdengar konyol ! laki-laki itu bahkan

tidak mengakui keberadaan dirinya.

Ahh sudahlah.. terserah apapun yang ingin

mereka lakukan.! Tapi..kok hatinya semakin

merasa resah ya, dia ingin berkata kalau ini

tidak benar.!!

Naya terus saja berargumen dalam hatinya.

Dia menyimpan makanan di hadapan Aham.

Feli mengernyitkan alisnya melihat Naya

berdiri di samping Aham. Bahkan wanita ini

tidak menggunakan seragam seperti pelayan

lainnya.

Naya masih terdiam dengan segala pikirannya

yang sudah berterbangan kemana-mana.

"Apa kau ingin mengulang kecerobohan mu.?"

Suara Aham menarik kesadaran Naya untuk

kembali ke permukaan.

"Maaf Tuan.."

Naya segera menuangkan makanan. Feli semakin

menatap heran kearah Naya. Dia juga melihat

secara seksama wajah Naya. Ada segurat rasa

tidak nyaman di matanya.

"Siapa dia Honey..? apa dia asistenmu.?"

"Dia hanya pelayan di sini.!"

Sambar Nyonya Elen dengan ketus. Wajah Feli

kembali cerah. Aham terdiam menatap sekilas

wajah Naya dengan sudut matanya.

"Ohh..aku kira dia asisten mu..! tumben kamu

mau dilayani oleh pelayan wanita.."

Ucap Feli sambil kemudian mengambil sendok

dari piring Aham dan mulai mengambil makanan

lalu mendekatkan ke mulut Aham.

"Ayo..aku akan menyuapimu.."

Aham menerima suapan itu. Mata Naya

mengerjap dia segera mundur dan berdiri

di belakang Aham yang langsung meliriknya

dengan cepat.

Nyonya Elen terlihat tersenyum puas. Sedang

Meline hanya menatap datar kearah Naya .

Ke dalam ruang makan muncul Noah dengan

senyum secerah mentari. Wajah Feli terlihat

bereaksi melihat pangeran tampan yang murah

senyum itu.

"Feli..? are you here..??!"

Alis Noah bertaut terkejut. Feli tersenyum

lembut kemudian berdiri menyambut Noah.

"Apa kabar Noah.."

"Ohh..well..! kabarku sangat baik.! apalagi saat

melihat ada bidadari di sini.."

Semburat merah langsung muncul di wajah Feli.

Noah mendekat kearah Naya.

"Bidadari berkerudung biru maksud ku.."

Ucap Noah sambil menarik tangan Naya.Senyum

yang tadi terkulum dibibir Feli langsung saja

hilang di telan rasa malu dan kesal. Aham

menatap tajam tangan Noah yang kini masih memegang pergelangan tangan Naya, melihat

tatapan itu Noah langsung melepasnya dan

mengangkat bahu.

"Bisa kau tuangkan makanan untukku Dear..?"

Noah menatap Naya yang berdiri di sampingnya.

Naya bergerak mulai melayani Noah. Rahang

Aham tampak mengeras dengan wajah yang

semakin dingin.

"Masih banyak pelayan lain, kenapa kak Noah

harus memintanya melayanimu..?"

Meline bersuara saat melihat reaksi Aham yang

kini semakin terlihat dingin.

"Aku suka pelayan sepertinya, cantik, lembut dan

wangi.."

Oceh Noah dengan tidak tahu malunya. Tangan

Aham terkepal dengan kuat. Dia meneguk air

putih sekali habis langsung menyimpan gelas

tersebut dengan kencang. Feli tampak terkejut

dengan reaksi Aham.

"Honey..ada apa ? apa makanannya tidak enak.?"

Tangan lembut Feli mengelus mesra jemari

Aham yang terkepal. Aham melirik dan menatap

diam wajah Feli. Walaupun kini di hadapannya

ada wajah Feli yang dulu begitu di sukainya,

namun entah kenapa kekesalannya tidak jua

sirna.

"Tidak apa, aku sudah kenyang."

Sahut Aham. Naya melirik dan menatap Aham,

kemudian dia berjalan mengambil makanan

penutup yang biasa di santap Aham.

"Tuan..ini makanan penutup nya, apa anda mau

mencobanya.?"

Aham melirik dan melihat salad buah tersebut.

Sebenarnya dia ingin mencicipinya karena tahu

itu bikinan Naya, tapi kekesalan dalam hatinya

mengalahkan keinginannya.

"Singkirkan itu.! Aku sudah tidak ingin memakan

apapun..!"

Dia menepis mangkuk itu dengan keras hingga

terjatuh keatas lantai. Naya memekik pelan

melihat makanan itu kini berceceran di lantai.

Semua orang tampak terkejut dan membeku

di tempat. Noah hanya menatap sinis kearah

Aham sambil kembali acuh melanjutkan makan

nya. Sementara Naya terlihat langsung

membersihkan ceceran salad tersebut dibantu

oleh seorang pelayan.

Ingin sekali Naya menyemburkan omelan kepada

laki-laki aneh tersebut, namun mengingat saat

ini mereka sedang berada di ruang makan, dia

hanya bisa menahan rasa kesal dan dongkolnya .

 

**********

 

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

aham bebas bermesraan dengan pacarnya tapi larang Naya meladeni adeknya ih dasar laki2

2023-10-24

0

fitriani

fitriani

seegois itukah aham???😡😡😡😡😡😡dy bawa ceweknya loh krmh tapi nanya gak bisa lakuin apa pun cm bisa diam nahan semua amarahnya... giliran naya cm melayani noah dy marah sampai segitunya... bnr2 gak adil😡😡😡

2023-07-08

0

Alif Alifa

Alif Alifa

sudah 3 tahun..tapi tetep ngak bosan baca karyamu kak..

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!