*********
♥️♥️♥️♥️♥️
Naya berniat menyiapkan makan malam untuk
Aham, saat terdengar seruan seorang pelayan
yang memberitahu kedatangan Tuan Muda
keluarga itu. Jantung Naya sontak saja berdetak dengan kencang. Dia mengusap dadanya untuk menenangkan diri. Tumben sekali laki-laki itu
pulang masih sore begini.
Dia bergegas menuju ke ruang tengah, namun
ketika sampai di ruangan itu langkahnya langsung
terhenti saat melihat Aham datang dengan menggandeng mesra seorang wanita cantik..
Ohh ralat.! dia terlihat begitu cantik dan menarik.
Tubuh Naya mematung di tempat. Pikirannya
kacau.! dan lebih kacau lagi saat melihat
kemunculan Nyonya Elen dan Meline yang
langsung menyambut kedatangan gadis itu
dengan begitu hangat, terlihat sangat bahagia .
Mereka bertiga berangkulan.
Bukan hanya Naya yang bengong, beberapa
pelayan juga terlihat sama. Pak Ali yang berdiri
di belakang Aham hanya bisa menatap Naya
dengan sorot mata berat.
"Apa kabar Feli sayang.? Mami kangen banget
sama kamu.."
"Iya Kak Feli..Meline juga kangen banget.."
Sambung Meline.
"Baik Mami, Feli juga merindukan kalian
berdua. Sudah lama sekali ya kita tidak bertemu."
"Iya sayang..selama ini kamu kemana? kenapa
tidak pernah ngasih kabar ke Mami.."
"Selama ini Feli tinggal di luar negeri Mam,
ada bisnis kecil-kecilan.."
"Ohhh..pantas saja ! Mami tanya ke Aham tentang
kamu, dia tidak pernah bilang apa-apa.."
"Iya Kak..aku kira kalian sudah putus..!"
Deg !
Jantung Naya rasanya terkena benda tumpul.
Hatinya resah seketika. Dia jadi berpikiran
yang tidak-tidak dan menebak-nebak sesuatu.
"Tidak Meline sayang..kami masih berhubungan
baik kok sampai sekarang, iya kan honey..?"
Feli bergelayut manja di lengan Aham seraya
mengelus lembut rahang kokohnya. Aham yang
dari tadi terdiam kini berpaling, dan..
Tubuhnya sedikit merasa lemas saat matanya
berbenturan tatap dengan mata Naya yang
sedang berdiri di dekat tangga. Keduanya saling
menatap dalam diam. Ada kegelisahan dan rasa
tidak nyaman yang tersirat dari sorot mata Naya.
"Aku keatas dulu.!"
"Baiklah Honey..aku tunggu di sini ya."
Sambut Feli dengan senyum manisnya. Dia
kemudian duduk bersama dengan Nyonya Elen
dan Feli, sementara Aham berjalan mendekati
Naya yang menundukan wajahnya.
"Siapkan air hangat.!"
Titah Aham. Kemudian berjalan acuh di ikuti
oleh Naya masih dengan perasaan nya yang
berkecamuk.
Sampai di dalam kamar, Naya bergegas masuk
ke kamar mandi. Dia mengisi bathub dengan
pikiran yang tidak bisa fokus. Siapa gadis itu ?
Dia terlihat sangat cantik dan menarik. Aham
juga terlihat sangat nyaman saat bersama
dengan gadis itu.
Karena pikirannya larut dalam segala hal yang
coba di perkirakan nya, Naya sampai tidak
menyadari kalau busa sabun yang di tuangnya
sudah meluber keluar dari bak.
"Hei..dimana pikiranmu.?"
Naya terperanjat, dia tersadar dan langsung
menutup mulutnya saat melihat hasil
kecerobohannya.
"Maaf..ini salahku.."
Lirih Naya sambil kemudian menyalakan kran
untuk menyiram dan membersihkan sisa sabun
yang kini memenuhi lantai kamar mandi.
Aham hanya berdiri saja, diam memperhatikan,
menatap datar kearah Naya yang tampak sibuk sendiri. Namun karena lantai yang terlalu licin,
tidak sengaja kaki Naya tergelincir busa sabun
hingga mengakibatkan tubuhnya terpelanting
ke arah bathub.
Aham terkesiap, dengan cepat dia bergerak
menangkap pinggang Naya, namun tetap
saja tubuh mereka berdua tidak seimbang
membuat keduanya jatuh kecebur kedalam
bathub.
Tubuh Aham jatuh menindih tubuh Naya, busa
sabun memenuhi seluruh badan mereka. untuk
sesaat keduanya saling pandang. Tangan Naya
tidak sengaja melingkar erat di leher Aham.
Tidak lama Aham membawa tubuh Naya
untuk berdiri.
"Apa kamu bisa bekerja dengan baik.?
Dasar ceroboh..!"
Desis Aham masih dalam keadaan memeluk
pinggang Naya dan tubuh mereka kini saling
menempel dengan ketat.
"Maaf..aku tidak sengaja.."
Naya melepaskan tangannya dari leher Aham
dengan wajah yang sudah tidak terbayang
semalu apa saat ini kalau tidak tertutup busa
sabun. Dia mencoba mendorong dada Aham
yang polos untuk menjauhkan dirinya, tapi
Aham malah semakin mengunci pinggang nya.
"Kau harus menerima hukuman mu.!"
Mata Naya membulat, dia semakin meronta.
"Tidak.! lepaskan.! "
"Kau sudah berbuat kesalahan.! terima saja
hukumanmu.!"
Naya terdiam setelah usahanya untuk
melepaskan diri dirasa sia-sia saja. Dia
menatap Aham dengan ragu dan berusaha
untuk tidak menanggapi.
"Aku tidak mau.! Kau selalu saja begitu.!"
"Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau
melaksanakan hukumanmu.!"
"Tidak.! sudah lepaskan aku.."
"Atau mau aku beri hukuman yang lebih berat.?"
Naya berhenti bergerak. Kini mereka saling
menatap. Tangan Aham bergerak menghapus
busa sabun yang menempel di wajah Naya.
Dia juga melepaskan kerudung Naya membuat
tubuh gadis itu menegang.
Tangan Aham kembali bergerak meremas air
yang membasahi rambut indah Naya. Kemudian
dia mencium ujung rambut itu dengan mata
yang terpejam membuat Naya meringis geli
sekaligus gugup.
"Cium aku sekarang.!"
"Apa ??!!"
"Itu hukuman yang sangat ringan untuk wanita
ceroboh sepertimu.!"
Naya menggelengkan kepalanya kuat.
Wajah Aham mengeras, tapi dia merasa sangat
gemas sekaligus bersemangat ingin menjahili
wanita ini.
"Ayo cepat.! atau mau aku tambah.?"
"Tidak..!!"
Naya semakin menggeleng. Senyum miring
terukir di bibir Aham.
"Tunggu apa lagi.?"
Naya menatap Aham dengan wajah di penuhi
rasa malu dan semburat merah membuat Aham
semakin bersemangat.
"Tutup matamu.."
"Hehh..kenapa aku harus menutup mata.?"
"Pokoknya tutup matamu..!"
"Tidak.!"
"Kalau begitu aku tidak akan melakukannya."
"Baiklah.! hukumanmu aku tambah.!"
"Jangan !! baiklah.."
Pekik Naya dengan mengerucutkan bibirnya. Hal
itu malah membuat Aham semakin gemas. Dia
menatap intens bibir merah alami Naya. Masih
bisa dirasakannya betapa manis dan lembut
bibir ranum itu. Ahh..dia tidak tahan ingin
segera menikmatinya kembali.
"Ayo..tunggu apa lagi..!"
Aham tidak sabar. Naya mendekat, memejamkan
matanya, kemudian..
Cup.!
Dia mengecup pipi kanan Aham, kemudian
menundukan wajahnya kembali.
"Siapa yang menyuruhmu mencium pipiku.!"
Naya mendongak, menatap Aham bingung.
"Ciumanmu harus tepat disini.! Harus lama..!"
Aham menunjuk bibirnya membuat Naya
membulat kan matanya sempurna.
"Ahh tidak mau.! kau curang..!!"
"Siapa yang curang, kau sendiri yang bodoh.!
Cepat ! atau aku akan memaksamu untuk hal
yang lain.!"
Seringai senyum licik terukir dibibir Aham.
Naya tertegun sebentar melihat senyum Aham,
walau bukan senyum manis, namun tetap saja
membuat Naya terpana.
"Kau sangat licik.!"
Desis Naya sambil kemudian berpaling.
"Sampai kapan aku harus menunggu.?"
Suara Aham terdengar semakin kesal. Naya
kembali menghadap wajah Aham. Jantung
nya saat ini berpacu dengan cepat, dengan
sedikit gemetar dia mulai mendekatkan
wajahnya. Keduanya tiba-tiba menegang,
saling pandang lekat di penuhi oleh perasaan
yang sulit untuk di jabarkan.
Akhirnya dengan menahan rasa malu dan
meletakkan harga dirinya, Naya mulai
mendekatkan bibirnya, dengan gemetar dia
mencium bibir Aham membuat sengatan arus
listrik kembali mengaliri seluruh aliran darah
mereka.
Saat Naya ingin segera melepaskan kecupan
di bibir Aham, Aham langsung menyergap bibir
itu dan ********** lembut. Ini benar..! ciuman
ini yang membuat Aham lupa diri. Bibir ini seolah
memiliki candu membuat Aham enggan untuk
melepaskannya.
Namun Naya segera mendorong tubuh Aham
untuk membebaskan diri dari serangan liar
laki-laki ini. Aham terpaksa melepaskan ciuman
nya walau kehampaan langsung dirasakannya.
Keduanya kembali saling berpandangan di
tengah napas yang sedikit memburu.
"Aku akan menyiapkan makan malam.."
Naya berucap setelah naik dari bathub. Namun
lagi-lagi langkahnya terhenti saat dia menyadari
keaadan dirinya. Aham menyeringai, dia naik
dan menghampiri Naya.
"Bersihkan dirimu, aku akan mandi di kamar
sebelah.!"
Bisik Aham di dekat telinga Naya membuat
gadis itu bergidik geli.
Naya menarik napas lega saat melihat Aham
keluar dari kamar mandi. Huuhh..kenapa lagi-
lagi dia harus terjebak dalam situasi yang sama. Laki-laki itu benar-benar menyebalkan.!! Dia
sudah beberapa kali mengambil madu dari
bibirnya.
***** *****
Semua pelayan di bagian dapur terlihat sibuk
menyiapkan hidangan makan malam. Makan
malam kali ini cukup spesial karena kedatangan
wanita istimewanya Tuan Muda. Para pelayan
itu tahu kalau Felicia adalah kekasih Tuan Muda.
Hanya saja selama 3 tahun ini tidak terlihat.
"Ternyata Nona Feli tinggal di luar negeri ya
selama ini. Tapi aku dengar mereka masih
berhubungan dengan baik.."
Bisik salah seorang pelayan. Dia sedikit menekan
kata-katanya saat di dekat Naya. Entah apa
maksud pelayan itu.
"Baguslah kalau Nona Feli sudah kembali, biar
tidak ada lagi yang berani menggoda Tuan Muda,
secara kekasihnya cantiknya kebangetan gitu.
Mana bisa di sandingkan dengan seorang pelayan
rendahan..!"
Sahut pelayan yang satu lagi. Naya hanya bisa
memejamkan mata dan mencoba menguasai
dirinya mendengar ocehan para pelayan tadi.
Nyonya Elen muncul bersama dengan Feli dan
juga Meline. Sejenak mata sinis Nyonya Elen
mengarah pada Naya. Sementara Meline kali
ini tampak biasa saja. Malah dia sempat mencuri pandang dan memperhatikan Naya dengan intens.
"Duduklah sayang.."
Ujar Nyonya Elen mempersilahkan Feli untuk
duduk di dekat kursi Aham.
"Aham kemana ya Mami..kok lama banget.?"
"Tunggu saja, sebentar lagi juga turun.."
Sahut Nyonya Elen. Mereka mulai menikmati
hidangan pembuka.
Tidak lama Aham muncul dengan setelan santai
nya, membuat dia tampak lebih segar dan semakin
mempesona. Untuk sesaat Aham menatap Naya
yang kini mulai menyiapkan makanan untuknya.
"Hai honey..seger banget kamu.! bikin aku tambah
gemes."
Feli menatap lembut wajah Aham. Keduanya
terdiam dengan saling memandang. Semua
orang berusaha acuh saat melihat kemesraan
dua insan tersebut. Namun tidak dengan Naya,
dia terlihat mencengkram nampan yang kini di
pegang nya agar tidak goyang. Entah kenapa
hatinya terasa sangat tidak nyaman saat melihat
tatapan mesra kedua manusia itu.
Walau bagaimanapun Aham adalah suaminya,
dia berhak atas diri laki-laki itu.
Hei..ini terdengar konyol ! laki-laki itu bahkan
tidak mengakui keberadaan dirinya.
Ahh sudahlah.. terserah apapun yang ingin
mereka lakukan.! Tapi..kok hatinya semakin
merasa resah ya, dia ingin berkata kalau ini
tidak benar.!!
Naya terus saja berargumen dalam hatinya.
Dia menyimpan makanan di hadapan Aham.
Feli mengernyitkan alisnya melihat Naya
berdiri di samping Aham. Bahkan wanita ini
tidak menggunakan seragam seperti pelayan
lainnya.
Naya masih terdiam dengan segala pikirannya
yang sudah berterbangan kemana-mana.
"Apa kau ingin mengulang kecerobohan mu.?"
Suara Aham menarik kesadaran Naya untuk
kembali ke permukaan.
"Maaf Tuan.."
Naya segera menuangkan makanan. Feli semakin
menatap heran kearah Naya. Dia juga melihat
secara seksama wajah Naya. Ada segurat rasa
tidak nyaman di matanya.
"Siapa dia Honey..? apa dia asistenmu.?"
"Dia hanya pelayan di sini.!"
Sambar Nyonya Elen dengan ketus. Wajah Feli
kembali cerah. Aham terdiam menatap sekilas
wajah Naya dengan sudut matanya.
"Ohh..aku kira dia asisten mu..! tumben kamu
mau dilayani oleh pelayan wanita.."
Ucap Feli sambil kemudian mengambil sendok
dari piring Aham dan mulai mengambil makanan
lalu mendekatkan ke mulut Aham.
"Ayo..aku akan menyuapimu.."
Aham menerima suapan itu. Mata Naya
mengerjap dia segera mundur dan berdiri
di belakang Aham yang langsung meliriknya
dengan cepat.
Nyonya Elen terlihat tersenyum puas. Sedang
Meline hanya menatap datar kearah Naya .
Ke dalam ruang makan muncul Noah dengan
senyum secerah mentari. Wajah Feli terlihat
bereaksi melihat pangeran tampan yang murah
senyum itu.
"Feli..? are you here..??!"
Alis Noah bertaut terkejut. Feli tersenyum
lembut kemudian berdiri menyambut Noah.
"Apa kabar Noah.."
"Ohh..well..! kabarku sangat baik.! apalagi saat
melihat ada bidadari di sini.."
Semburat merah langsung muncul di wajah Feli.
Noah mendekat kearah Naya.
"Bidadari berkerudung biru maksud ku.."
Ucap Noah sambil menarik tangan Naya.Senyum
yang tadi terkulum dibibir Feli langsung saja
hilang di telan rasa malu dan kesal. Aham
menatap tajam tangan Noah yang kini masih memegang pergelangan tangan Naya, melihat
tatapan itu Noah langsung melepasnya dan
mengangkat bahu.
"Bisa kau tuangkan makanan untukku Dear..?"
Noah menatap Naya yang berdiri di sampingnya.
Naya bergerak mulai melayani Noah. Rahang
Aham tampak mengeras dengan wajah yang
semakin dingin.
"Masih banyak pelayan lain, kenapa kak Noah
harus memintanya melayanimu..?"
Meline bersuara saat melihat reaksi Aham yang
kini semakin terlihat dingin.
"Aku suka pelayan sepertinya, cantik, lembut dan
wangi.."
Oceh Noah dengan tidak tahu malunya. Tangan
Aham terkepal dengan kuat. Dia meneguk air
putih sekali habis langsung menyimpan gelas
tersebut dengan kencang. Feli tampak terkejut
dengan reaksi Aham.
"Honey..ada apa ? apa makanannya tidak enak.?"
Tangan lembut Feli mengelus mesra jemari
Aham yang terkepal. Aham melirik dan menatap
diam wajah Feli. Walaupun kini di hadapannya
ada wajah Feli yang dulu begitu di sukainya,
namun entah kenapa kekesalannya tidak jua
sirna.
"Tidak apa, aku sudah kenyang."
Sahut Aham. Naya melirik dan menatap Aham,
kemudian dia berjalan mengambil makanan
penutup yang biasa di santap Aham.
"Tuan..ini makanan penutup nya, apa anda mau
mencobanya.?"
Aham melirik dan melihat salad buah tersebut.
Sebenarnya dia ingin mencicipinya karena tahu
itu bikinan Naya, tapi kekesalan dalam hatinya
mengalahkan keinginannya.
"Singkirkan itu.! Aku sudah tidak ingin memakan
apapun..!"
Dia menepis mangkuk itu dengan keras hingga
terjatuh keatas lantai. Naya memekik pelan
melihat makanan itu kini berceceran di lantai.
Semua orang tampak terkejut dan membeku
di tempat. Noah hanya menatap sinis kearah
Aham sambil kembali acuh melanjutkan makan
nya. Sementara Naya terlihat langsung
membersihkan ceceran salad tersebut dibantu
oleh seorang pelayan.
Ingin sekali Naya menyemburkan omelan kepada
laki-laki aneh tersebut, namun mengingat saat
ini mereka sedang berada di ruang makan, dia
hanya bisa menahan rasa kesal dan dongkolnya .
**********
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
aham bebas bermesraan dengan pacarnya tapi larang Naya meladeni adeknya ih dasar laki2
2023-10-24
0
fitriani
seegois itukah aham???😡😡😡😡😡😡dy bawa ceweknya loh krmh tapi nanya gak bisa lakuin apa pun cm bisa diam nahan semua amarahnya... giliran naya cm melayani noah dy marah sampai segitunya... bnr2 gak adil😡😡😡
2023-07-08
0
Alif Alifa
sudah 3 tahun..tapi tetep ngak bosan baca karyamu kak..
2023-05-22
0