9. Jebakan Aham

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Setelah Dokter Rama dan Pak Ali keluar dari

kamar nya, Aham kembali terdiam, menatap

tenang wajah Naya yang kini mulai sedikit

berdarah kembali. Dia meraih salep dari atas

nakas untuk di oleskan di sekitar leher Naya.

Sejenak Aham termenung ragu, namun tidak

lama kemudian dia duduk di samping tubuh

Naya. Dengan ragu dia mulai melepas hijab

instan yang menutup kepala Naya.

Tangan Aham tampak bergetar, ini sungguh

aneh baginya, kenapa dia seakan tidak memiliki keberanian untuk sekedar bersentuhan dengan

wanita ini. Atau..sejijik itukah dirinya terhadap

wanita ini sehingga untuk menyentuhnya saja

ada perasaan ragu sekaligus ketegangan.?

Hijab itu telah berhasil terlepas dari kepala Naya.

Dan Aham kini hanya bisa diam tertegun saat

menatap keseluruhan wajah wanita yang sudah

di nikahinya tanpa berminat itu. Apa yang kini

di lihat Aham ? Wajah yang begitu cantik dan

anggun, lembut bagai rembulan malam yang

sangat indah dan memukau. Sejenak Aham

tampak terkesima menyaksikan keindahan

yang begitu nyata di depan matanya tersebut.

Tiba-tiba Aham menelan saliva nya berat saat

bibir merah alami Naya mendesah lirih dalam

gelisah. Matanya tidak bisa terlepas dari

keindahan yang tersuguh di hadapannya kini.

Dia mencoba untuk menguasai dirinya dengan cepat-cepat berpaling dan membuka tutup salep,

lalu perlahan dan hati-hati dia mengoleskan obat tersebut di sekitar leher putih mulus Naya yang

kini tampak memerah.

Rahangnya sedikit mengeras saat sekilas dia

mengingat kembali kejadian mengerikan barusan.

Bagaimana bisa dirinya kehilangan kontrol dan

hampir melenyapkan nyawa seorang wanita.

Naya kembali mendesah lembut saat tangan

Aham bergerak pelan mengoleskan salep di

lehernya. Ada butiran keringat yang kini kembali membasahi kening nya. Aham cepat-cepat

mengakhiri sentuhan tangannya dan kembali menghapus keringat di dahi Naya dengan handuk tipis. Dia menarik napasnya berat seraya berdiri

dan menaikan selimut menutup tubuh Naya

sampai sebatas dadanya.

Setelah itu Aham cepat-cepat berlalu masuk ke

dalam kamar mandi yang ada di sebelah kanan

ruang tidur nya.

Setengah jam kemudian Aham keluar dari kamar mandi setelah merasa tubuhnya kini kembali segar. Dia hanya memakai celana putih panjang tanpa memakai atasan. Tubuh bagian atas nya di biarkan polos begitu saja.

Dia kembali ke dekat tempat tidur, berdiri di

pinggir ranjang menatap lekat wajah Naya yang

kini sudah kembali merona. Demamnya juga

sudah mulai turun.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari.

Dengan sedikit ragu Aham naik ke atas tempat

tidur, perlahan dia membaringkan tubuhnya di

sebelah Naya yang terlihat terlelap dengan

tenang.

Aham menghela napas nya lamat-lamat karena

anehnya dia merasakan sedikit sesak saat

menyadari kini di samping nya terbaring tubuh seorang wanita. Selama ini tidak ada seorangpun

yang pernah berani menaiki tempat tidurnya.

Dan kini walau berusaha di pungkiri, wanita

yang sudah sah menjadi istrinya itu merupakan

orang pertama yang berada di tempat tidurnya, berbaring dengan tenang di sebelahnya.

Aham menatap tenang langit-langit kamarnya

yang di hiasi lampu dengan suasana temaram.

Tidak lama dia melirik kearah Naya dan menatap tenang wajah cantik nan ayu wanita yang barusan sudah di aniaya nya hingga hampir saja kehilangan nyawa di tangan nya, Aham kembali terkesiap

sendiri saat mengingat kejadian tersebut.

------ -----

Aham baru saja mencoba memejamkan matanya

saat mendengar gumaman tidak jelas dari mulut

Naya, tidak lama terdengar rintihan kesakitan.

Dengan cepat dia bangkit dan melihat keadaan

Naya, ternyata gadis itu sedang mengigau, seperti

nya kejadian barusan berusaha masuk ke dalam

mimpinya dan menimbulkan trauma yang cukup

kuat di benak gadis itu.

Aham mengusap kasar wajah nya, penyesalan

kini sudah tiada guna baginya. Naya tampak

makin gelisah dalam tidurnya, keringat dingin

mulai meremang di sekitar pelipis dan kening

nya. Aham semakin bingung, apa yang harus di

lakukannya sekarang untuk mengembalikan

ketenangan dan kedamaian jiwa gadis ini.

"Lakukan..apapun sesukamu..Aku rela..Aaa.."

Naya kembali mengigau dan menggeleng keras,

namun dia seakan sulit untuk terbangun dan

tersadar dari alam bawah sadar nya yang gelap.

Dengan ragu dan bimbang Aham mendekat,

kemudian sedikit gemetar dia meraih tubuh

mungil Naya kedalam rengkuhan nya, di peluknya perlahan tubuh itu. Lembut..halus..dan..aroma

bunga lili yang sangat menenangkan menguar

lembut dari tubuh gadis itu. Tanpa sadar Aham memejamkan matanya menikmati semua aroma menenangkan yang tercipta dari tubuh halus

lembut wanita yang ada dalam dekapannya ini.

Aham semakin mempererat pelukannya, wajah

Naya di masukan kedalam rengkuhan dada nya.

Dia mencium aroma wangi lembut dari rambut

Naya membuat jiwa nya seketika merasakan

damai. Dan demikian pun hal nya dengan Naya,

dia tampak mulai tenang.

Tubuh Aham menegang seketika saat dia

menurunkan pandangannya, dan kini mendapati

wajah cantik Naya berada dekat di depan matanya.

Ada desakan perasaan aneh yang kini menggedor

jiwanya memaksa Aham untuk menyentuhkan

bibir nya di kening Naya. Dia tertegun sendiri

merasakan hatinya yang menghangat saat bibir

nya mencium lembut kening istrinya itu. Matanya kembali terpejam mencoba menahan ketegangan yang kini melanda dirinya.

Owh Shit !

Aham menggeram saat tubuh bagian bawah nya

tiba-tiba saja bangun dan menyesakan celananya.

Apa yang terjadi dengan dirinya ? Selama ini walau

dia bersentuhan dan bercumbu mesra dengan

wanita-wanita yang menjadi teman kencan nya,

tapi tidak seorang pun dari mereka yang bisa membuat senjata perkasanya itu bangun secara tiba-tiba seperti ini. Aham mencoba menguasai

dirinya saat gejolak hasrat tanpa ampun kini

menyerbu menguasai seluruh aliran darahnya.

Dan dalam keadaan itu, tiba-tiba Naya membuka

matanya, membuat mata mereka bertemu dalam

keterkejutan satu sama lain. Naya membulatkan

matanya saat menyadari kini dirinya ada dalam

dekapan erat laki-laki yang beberapa waktu lalu

hampir saja melenyapkan dirinya.

"Kau sadar.?"

Suara Aham membuat Naya kembali pada

kesadaran penuhnya. Dengan cepat dan reflek

dia mendorong tubuh Aham, wajahnya di penuhi kecemasan dan ketakutan. Dia segera bangkit

dan bergerak turun dari tempat tidur.

"Kau mau kemana ?"

Aham ikut bangkit dan menatap tajam Naya yang

saat ini meraih kerudungnya, kemudian kembali

memakainya.

"Apa yang kau lakukan, kenapa aku bisa di sini.?"

Naya berucap lirih seraya melirik kearah Aham

yang tampak sedikit kikuk.

"Kamu pingsan tadi, aku membawamu kesini."

"Tidak ! ini bukan tempatku.!"

Naya segera melangkah menjauh, Aham dengan

cepat turun dari tempat tidur mengejar Naya

yang kini sudah berjalan kearah pintu kamar.

"Hei..kamu harus istirahat sekarang !"

Aham mencekal lengan Naya yang sontak berbalik

dan menatap tajam wajah Aham.

"Lepas.! Aku harus kembali ke kamarku !"

"Tidak ! ini larut malam.! Kau bisa tidur disini

sekarang.!"

Naya menggeleng, mata mereka kembali saling

menatap kuat.

"Bagaimana bisa aku tidur dengan orang yang

berperangai sepertimu.!"

Aham mengetatkan rahang nya, pegangan tangan

nya kini semakin kuat.

"Cepat kembali ke tempat tidur sekarang juga.!"

"Tidak !!"

"Apa kau lebih suka aku bertindak kasar ?"

Naya terdiam, mereka kembali mengadu kekuatan

mata dan bertarung di udara.

"Aku hanya seorang pelayan disini.! Tidak patut

bagiku untuk tidur sekamar dengan Tuan yang

terhormat seperti mu !"

Deg !

Aham terhenyak, matanya tampak mengerjap.

Jantungnya seakan tertumbuk benda keras.

Naya tidak menyia-nyiakan kesempatan dia

segera menepis pegangan tangan Aham

kemudian berbalik dan membuka pintu kamar

dengan cepat lalu keluar setengah berlari dari

dalam kamar Aham yang masih berdiri

mematung di tempatnya.

Aham menatap nanar kepergian Naya dengan

wajah yang mengeras dan tangan terkepal

kuat. Dia menjatuhkan dirinya di atas sofa, lalu meremas kuat kepalanya seraya bersandar ke belakang.

Entah apa yang menjejali dadanya yang kini

terasa begitu sesak dan membuat dirinya muak terhadap dirinya sendiri.

***** *****

Pagi hari di Mansion megah keluarga Mahendra

seperti biasanya selalu di warnai dengan berbagai

kesibukan para pelayan dan pekerja lainnya.

Walau kejadian semalam masih begitu membekas

dan menimbulkan sedikit trauma di hati Naya,

namun dia berusaha untuk sejenak melupakan semuanya. Dia harus berkomitmen terhadap

semua keputusan yang sudah diambilnya, di sini

dia berada di posisi sebagai pelayan pribadi Aham

yang notabene nya adalah suaminya sendiri.

Tapi tidak ! sekarang ini dia hanyalah seorang

pelayan. Ya..tidak lebih baik dari barisan pelayan

lain yang saat ini sedang berjajar mendapat pengarahan dari Kepala Pelayan.

"Tidak boleh ada kesalahan..Tuan Noah sudah

kembali, jangan mencoba mencari perhatian

padanya.! "

Pak Ali tampak berkali-kali memberi arahan

sekaligus peringatan. Beberapa pelayan muda

tampak berbinar bahagia dan bersemangat saat

mendengar bahwa salah satu Tuan Muda

keluarga ini sudah kembali. Sementara Naya

hanya terdiam saja tanpa ekspresi apapun.

Akhirnya semua pelayan kembali pada rutinitas

nya masing-masing. Dan Naya mau tidak mau

harus kembali pada tugas nya, melayani segala

kebutuhan Tuan Muda Abraham, suaminya..

"Nona..sebaiknya anda istirahat saja sekarang.!

Anda harus memulihkan kondisi."

Pak Ali tampak khawatir saat melihat Naya telah

bersiap untuk naik ke lantai atas menuju ke kamar

Aham. Naya menggeleng dan tersenyum lembut.

"Saya sudah baik-baik saja Pak, anda tidak perlu

cemas."

"Tapi Nona..semalam anda terlihat sangat lemah."

"Saya kuat kok Pak, percayalah saya sudah

membaik sekarang."

Pak Ali menatap sekilas wajah Naya yang masih

terlihat sedikit pucat.

"Baiklah kalau begitu."

Naya mengangguk, lalu dia mulai melangkah

menaiki tangga menuju ke lantai atas.

Perasaan Naya sedikit tegang saat dia mulai

melangkah masuk ke dalam kamar Aham yang

semalam sempat di singgahi nya walau tidak

ingat sama sekali.

Dia meletakkan cangkir kopi di atas nakas.

Sosok Aham sudah tidak terlihat di atas tempat

tidur. Naya dengan cepat masuk kedalam ruang

ganti pakaian. Dia memilih setelan yang akan

di kenakkan Aham hari ini. Setelah selesai dia

meletakkan semua perlengkapan tersebut di

atas meja yang biasanya.

Naya membereskan tempat tidur dengan mulai

mengganti seprai dan selimut nya. Setelah itu

dia membereskan semua berkas diatas meja

kerja kecil yang ada di kamar Aham.

"Kau masih berani masuk ke kamar ini?"

Naya terlonjak kaget saat mendengar suara

Aham yang kini berada di belakangnya. Dia

berbalik dan berhadapan dengan Aham yang

masih dalam keadaan setengah telanjang.

Rambutnya masih terlihat setengah basah.

Karuan saja pemandangan indah dan seksi

tersebut membuat wajah Naya seketika

memerah.

"A-aku disini..untuk melayanimu."

Suara Naya terdengar pelan karena berusaha

memalingkan wajah tidak kuasa melihat

keadaan Aham yang sudah kedua kalinya

menodai pandanganya itu.

Wajah Aham terlihat datar, tatapannya sedingin

es dan sorot matanya tidak terbaca.

"Kalau begitu lakukan peranmu dengan baik."

Naya mengangkat wajah dan menatap bingung

kearah Aham yang saat ini sedang menatap nya .

"Apa maksudmu.?"

"Ambilkan pakaianku.!"

Naya mengernyit alisnya, namun tak urung dia

nurut juga melangkah kedalam kamar ganti dan

mengambil semua pakaian Aham yang tadi sudah

dia sediakan.

"Silahkan.!"

Naya meletakkan pakaian itu di pinggir tempat

tidur. Aham tampak menyeringai tipis.

"Jangan tanggung.! Pakaikan .!"

"Apa ?? tapi kenapa.?"

Naya terkejut dan membulatkan matanya.Mata

Aham tampak menatap menghujam saat Naya berusaha protes keberatan dengan perintah

yang di lontarkan Aham.

"Jangan membantah.!"

"Tidak ! bukankah tugasku hanya memilihkan

pakaian untukmu saja !"

"Semuanya tergantung perintahku.!"

"Tidak !! Aku tidak bisa !"

"Kau akan mendapatkan hukuman kalau tidak

mau melakukannya.!"

"Tapi bukankah ini sesuatu yang tidak pantas.!"

Naya menggeleng dan membantah keras. Kenapa

harus seperti ini, Pak Ali tidak pernah mengatakan

ada aturan seperti ini. Aham maju mendekat

membuat Naya reflek mundur. Aham berhenti

dan kembali menatap Naya yang menundukan

wajahnya.

"Jadi kau memilih untuk menerima hukuman

daripada melaksanakan perintahku ?"

Naya menggeleng keras. Dia kembali mencoba

mengangkat wajah nya hingga kini keduanya

kembali bertatapan kuat.

"Aku tidak bisa !"

"Kau harus menciumku.!"

"Apa ??!!"

Mata Naya membulat sempurna mendengar

ucapan enteng yang keluar dari mulut Aham.

"Itu hukumannya.!"

Naya kembali menggeleng kuat, apa-apaan ini.!

Apa maksud laki-laki ini sebenarnya ? kenapa

seenaknya saja dia berbuat sesuka hatinya .

"Kau tinggal memilihnya.!"

Kembali Aham berucap dengan santai seraya

mengusap rambutnya dengan handuk kecil.

Naya tampak bingung, tidak ada pilihan yang

lebih baik untuknya selain pergi dari kamar ini.

Dia tampak melangkah ingin keluar, namun

Aham segera menghadangnya, membuat

tubuh Naya menabrak dada bidang Aham

yang polos.

"Kau sudah memilih posisi sebagai pelayan

pribadiku.! jadi laksanakan tugasmu sebaik

mungkin mulai sekarang !"

Naya menjauh, Aham tampak menatap datar

tanpa ekspresi kearah wajah Naya.

Akhirnya memang Naya masuk kedalam

jebakan yang sudah Aham siapkan. Dengan

pelan dan sedikit gemetaran dia mengambil

pakaian Aham dan mulai memakaikan kaos

dalam ke tubuh gagah sempurna Aham. Naya

memejamkan matanya saat tangannya mulai

menyentuh kulit Aham.

Darah keduanya tiba-tiba berdesir halus dan

hangat menjalar ke seluruh nadi saat kulit mereka

bersentuhan. Tubuh keduanya pun kini merasakan

ketegangan yang teramat sangat saat napas

mereka saling menerpa wajah masing-masing.

Wangi bunga lili yang menguar dari tubuh Naya

menyatu dengan semerbak aroma maskulin

yang keluar dari tubuh Aham.

Mata Aham tampak terkunci tidak bisa berpaling

dari wajah cantik Naya yang berada di depannya.

Perasaan aneh kembali menguasai jiwa Aham

membuat dia seakan tidak bisa mengontrol diri

nya. Bibir ranum Naya yang memerah alami

tampak begitu menggoda dan menggoyahkan

pertahanan keangkuhan jiwa Aham.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung....

Terpopuler

Comments

andi hastutty

andi hastutty

modus sekali hukuman enak mah klo suru cium suami sendiri 😘😂

2023-10-24

0

Yani

Yani

Aham modus masa hukumsn suruh nyium 🤭

2022-11-17

0

Novi Sulistiana

Novi Sulistiana

nggak ada yg ngalahin devan sbg lelaki yg penuh prlindungn trhdp wanita...apalgi istri nya...pingin nonjok aham....

2022-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Awal Mula
2 2. Lamaran Mengejutkan
3 3. Akad Nikah
4 4. Kehilangan
5 5. Kekacauan Di Pagi Hari
6 6. Kena Tampar
7 7. Pulang Malam
8 8. Tengah Malam Mencekam
9 9. Jebakan Aham
10 10. Perasaan Aneh
11 11. Kenangan Buruk
12 12. Peresmian Mall
13 13. Ciuman Pertama
14 14. Hampir Saja
15 15. Patuhi Perintahku
16 16. Kejutan Besar
17 17. Kembalinya Masa Lalu
18 18. Kedatangan Tamu Istimewa
19 19. Tidur Bersama
20 20. Bertemu Klien
21 21. Kau Sangat Aneh
22 22. Calon Menantu
23 23. Mengunjungi Panti
24 24. Ulang Tahun Meline
25 25. Tenggelam
26 26. Kau Memang Istriku
27 27. Pengumuman Penting
28 28. Pindah Kamar
29 29. Bantu Aku Keramas
30 30. Bertemu Mantan
31 31. Menemanimu Makan Siang
32 32. Terluka
33 33. Berikan Dirimu Padaku
34 34. Paman Kandung
35 35. Kunjungan Tak Terduga
36 36. Buatkan Aku Makan Malam
37 37. Klien Penting
38 38. Datang Ke Kantormu
39 39. Saudari Sepupu
40 40. Aku Harus Pergi
41 41. Resah Dan Gelisah
42 42. Tiga Wanita Sosialita
43 43. Terjadi Lagi
44 44. Amarah Aham
45 45. Pemilik Perusahaan
46 46. Tidak Percaya
47 47. Datang Ke Pesta
48 48. Kedatangan Tuan Tampan
49 49. Merindukanmu
50 50. Mantan Yang Merepotkan
51 51. Rencana Yang Terbaca
52 52. Perdebatan Di Pagi Hari
53 53. Nona Besar
54 54. Jangan Mengusik Wanitaku
55 55. Keluar Mansion
56 56. Berkunjung Ke Pemakaman
57 57. Selamat Dari Maut
58 58. Bersamamu Aku Tenang
59 59. Tamu Tak Terduga
60 60. Malam Mengejutkan
61 61. Kau Hanya Milikku
62 62. Aku Mencintaimu
63 63. Perseteruan
64 64. Sangat Berlebihan
65 65. Anak Pesantren
66 66. Tidak Nyaman
67 67. Malam Pertunangan
68 68. Serangan Balik
69 69. Kakak Angkat
70 70. Ngidam
71 71. Kalah Dan Pasrah
72 72. Meline Dan Noah
73 73. Siapa Wanita Itu
74 74. Konferensi Pers
75 75. Resepsi
76 # Akhir Kisah Bahagia
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Awal Mula
2
2. Lamaran Mengejutkan
3
3. Akad Nikah
4
4. Kehilangan
5
5. Kekacauan Di Pagi Hari
6
6. Kena Tampar
7
7. Pulang Malam
8
8. Tengah Malam Mencekam
9
9. Jebakan Aham
10
10. Perasaan Aneh
11
11. Kenangan Buruk
12
12. Peresmian Mall
13
13. Ciuman Pertama
14
14. Hampir Saja
15
15. Patuhi Perintahku
16
16. Kejutan Besar
17
17. Kembalinya Masa Lalu
18
18. Kedatangan Tamu Istimewa
19
19. Tidur Bersama
20
20. Bertemu Klien
21
21. Kau Sangat Aneh
22
22. Calon Menantu
23
23. Mengunjungi Panti
24
24. Ulang Tahun Meline
25
25. Tenggelam
26
26. Kau Memang Istriku
27
27. Pengumuman Penting
28
28. Pindah Kamar
29
29. Bantu Aku Keramas
30
30. Bertemu Mantan
31
31. Menemanimu Makan Siang
32
32. Terluka
33
33. Berikan Dirimu Padaku
34
34. Paman Kandung
35
35. Kunjungan Tak Terduga
36
36. Buatkan Aku Makan Malam
37
37. Klien Penting
38
38. Datang Ke Kantormu
39
39. Saudari Sepupu
40
40. Aku Harus Pergi
41
41. Resah Dan Gelisah
42
42. Tiga Wanita Sosialita
43
43. Terjadi Lagi
44
44. Amarah Aham
45
45. Pemilik Perusahaan
46
46. Tidak Percaya
47
47. Datang Ke Pesta
48
48. Kedatangan Tuan Tampan
49
49. Merindukanmu
50
50. Mantan Yang Merepotkan
51
51. Rencana Yang Terbaca
52
52. Perdebatan Di Pagi Hari
53
53. Nona Besar
54
54. Jangan Mengusik Wanitaku
55
55. Keluar Mansion
56
56. Berkunjung Ke Pemakaman
57
57. Selamat Dari Maut
58
58. Bersamamu Aku Tenang
59
59. Tamu Tak Terduga
60
60. Malam Mengejutkan
61
61. Kau Hanya Milikku
62
62. Aku Mencintaimu
63
63. Perseteruan
64
64. Sangat Berlebihan
65
65. Anak Pesantren
66
66. Tidak Nyaman
67
67. Malam Pertunangan
68
68. Serangan Balik
69
69. Kakak Angkat
70
70. Ngidam
71
71. Kalah Dan Pasrah
72
72. Meline Dan Noah
73
73. Siapa Wanita Itu
74
74. Konferensi Pers
75
75. Resepsi
76
# Akhir Kisah Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!