\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Rumah besar bercat putih itu terletak di
lingkungan perumahan elite yang hanya di
huni oleh orang-orang kalangan atas dan para bangsawan saja.
Saat ini di ruang makan yang berdesain interior
mewah, semua anggota keluarga sedang
menikmati sarapan pagi nya dengan tenang.
Di kursi utama duduk seorang laki-laki berumur
sekitar 55 tahunan. Dia terlihat cukup berwibawa
dengan potongan wajah campuran Indo-Eropa.
di samping kanan nya duduk seorang wanita
setengah baya yang masih sangat cantik dan
terawat. Sedang di sebelah kirinya duduk putri cantiknya.. Felicia..
Ya rumah itu adalah rumah kediaman keluarga
Harris Anderson, orang tua Felicia.
"Feli, bagaimana pertemuan mu dengan Tuan
Abraham, semuanya lancar kan.?"
Tuan Harris Anderson menatap putrinya penuh
dengan sejuta harapan.
"Semuanya sesuai dengan yang Papah perkirakan.
Sampai saat ini Aham tidak bisa melupakan ku.."
"Hahaa.. bagus-bagus..! Itulah yang papah
inginkan. Perusahaan kita memerlukan suntikan
dana sesegera mungkin. Kamu harus bergerak
cepat, taklukan kekasihmu itu sampai dia
bertekuk lutut di kakimu.!"
"Tapi Pah, Feli masih mencintai Aham. Feli tidak
ingin kehilangan dia lagi.."
Tuan Harris menatap tajam wajah Feli penuh
dengan ancaman.
"Tentu saja kamu boleh jatuh cinta padanya. Itu
tidak masalah.! Tapi jangan lupakan misi yang
Papah berikan padamu."
"Kemarin aku sudah berkorban untuk Papah. Jadi untuk sekarang..aku tidak akan mengorbankan
diri lagi. Aku menginginkan Aham dengan seluruh
jiwa ragaku.!"
Tegas Feli dengan tatapan yang penuh dengan
keyakinan. Tuan Harris melirik kearah Nyonya
Eva, meminta tanggapan nya.
"Tentu saja Feli sayang. Tuan Aham adalah pria
idaman setiap wanita. Kau termasuk yang paling
beruntung karena di sukai oleh pria itu. Ini adalah
kesempatan emas untukmu..!"
Nyonya Eva ikut berbicara. Feli menatap lembut
wajah ibunya itu dan mengangguk.
"Tentu saja Ma..aku merasa sangat beruntung
bisa memiliki hati seorang Abraham Mahendra.
Dan aku tidak akan pernah lagi bertindak bodoh
kali ini.."
"Baiklah sayang..Mama akan dukung kamu."
Keduanya tersenyum, kembali melanjutkan
sarapannya.
"Usaha Papah saat ini sedang kolep, kalau saja
semua harta kakekmu bisa kita kuasai, tentu
kita akan menjadi salah satu pesaing kekayaan
Tuan Muda keluarga Mahendra itu.."
Nyonya Eva dan Felicia melirik kearah Tuan Harris.
"Sudahlah Pah. Selama ini Papah saja yang tidak
bisa menjaga amanah Kakek dengan baik."
Feli menyahut. Tuan Harris tampak tersenyum
miring.
"Tidak ! kita harus mendapatkan semua nya. Itu
adalah milik kita. Papah akan kembali mencari
keberadaan putri Daniel itu. Dia adalah kunci
harta Karun kita.."
Nyonya Eva dan Feli saling pandang.
"Apa papah yakin kalau anak itu masih hidup?
Bukankah sudah jelas waktu kecelakaan itu
terjadi anak itu turut menjadi korban.?"
Nyonya Elen bertanya dengan raut wajah di
penuhi pertanyaan.
"Tidak.! setelah penyelidikan lebih mendalam.
Ternyata anak itu tidak ada di sana..!"
"Kalau memang begitu, kita harus segera mencari
keberadaan anak itu Pah..!"
"Hemm..Papah akan kembali meminta orang
ahli untuk melacak keberadaannya.! Tapi untuk
ini peran Feli sangat di butuhkan.!"
Feli menatap Tuan Harris dengan datar.
"Kau harus segera meminta Tuan Aham untuk
membantu menyuntikkan dana segar pada
perusahaan kita. Setelah itu yakinkan dia untuk
segera melamarmu dan menikahimu..!"
Feli menarik napas panjang. Dia hanya bisa
menundukan wajahnya di penuhi keraguan.
"Baiklah..! Feli akan mencoba berbicara padanya.
Tapi tidak sekarang juga, Feli masih harus tahu
sedalam apa perasaan Aham pada Feli sekarang
ini, Feli tidak mau salah langkah lagi..!"
"Baiklah..! putri yang cerdas..!"
Tuan Harris mengacak rambut Feli yang di sambut
kerlingan malas mata indah gadis itu.
***** *****
Hari ini adalah hari pertama Naya terjun langsung
di perusahaan nya. Tanpa jeda, dia memutuskan
untuk menemui kliennya di sebuah tempat yang
sudah disepakati. Kanaya sengaja memanifulasi
posisi dirinya menjadi seorang asisten pribadi
Direktur Robin.
Semula Robin dan para staf lainnya merasa
tidak terima dengan keputusan bos mereka itu.
Namun keputusan Naya adalah mutlak. Di luar
Naya berperan sebagai asisten pribadi Robin,
tapi di dalam kantor nya, di ruang teratas dia
adalah Sang Pemilik perusahaan. Tidak ada
yang tahu tentang hal itu selain orang-orang
tertentu saja.
Naya datang bersama dengan Monica, dan juga Carissa, desainer di bagian berlian andalan perusahaan nya. Saat tiba di restoran yang
menjadi tempat pertemuan, kliennya tersebut
sudah tampak menunggu kedatangan mereka.
"Perkenalkan..saya Kanaya..mewakili Pak Robin.
Dan ini adalah Carissa, desainer kami."
Naya memperkenalkan diri seraya membungkuk
dan mengatupkan kedua tangannya. Sementara
Carissa berjabat tangan seperti biasa.
"Saya Owen, dan ini kekasih saya Natalie.
Senang bertemu dengan anda."
Sambut kliennya dengan tatapan sesaat tampak
terpukau melihat kecantikan Kanaya. Hari ini
Naya memakai setelan semi formal yang sangat
menawan. Sangat berpadu dengan kecantikan
nya, hingga membuat dia begitu mempesona.
Mereka kini sudah duduk berhadapan di satu
ruangan VVIP yang cukup nyaman dan private.
Kliennya ini merupakan sepasang kekasih dari keluarga bangsawan ternama yang akan segera melangsungkan pernikahan. Mereka berdua ingin memesan cincin pernikahan satu paket dengan kalungnya. Dan berlian adalah pilihan sepasang kekasih tersebut.
"Baiklah.. Tuan..Nona.. silahkan anda pilih sendiri
desain dan model yang di inginkan. Kami sudah
menyiapkan rekomendasi nya. Anda juga bebas
mengajukan model sendiri jika ingin dan kami
akan segera membuatkan nya.."
Naya berbicara dengan suara yang sangat
lembut namun kesan wibawa nya tetap terjaga.
Dia menatap sebentar kearah pasangan tersebut
yang duduk berdampingan dengan mesra.
Tapi..yang menggangu Naya, ini..dari tadi
kenapa mata pria kliennya itu selalu saja mencuri pandang pada dirinya. Sangat risih ! dan tidak nyaman.! Sejak awal mereka bertemu tadi, pria
tinggi berwajah tampan dengan potongan
oriental yang sangat kental itu tampak menatap
Naya dengan sorot mata yang menyimpan rasa
kagum dan ketertarikan yang sangat kentara.
"Maaf Tuan, apa anda mendengarkan saya.?"
Naya gerah dengan mata Pria itu yang terus
saja menatap lekat kearah dirinya saat dia
sedang berbicara.
"Owhh..tentu Nona, saya mendengarkan anda
dengan sangat baik."
Pria itu menjawab sedikit tergagap. Kekasihnya
tampak melirik dan menatap sedikit heran pada
calon suaminya itu.
"Apa yang kau pikirkan sayang.? Apa urusan
pekerjaan membuatmu tidak fokus.?"
"Tidak sayang..semua baik-baik saja."
Kilah Pria itu dengan wajah sedikit tegang.
Sang wanita akhirnya tersenyum tenang.
"Apa anda memiliki rekomend yang bagus untuk
kami ? Saya pikir anda pasti memiliki selera yang
bagus untuk urusan ini Nona.?"
Tanya Pria itu seraya kembali menatap intens
wajah Kanaya. Hati nya bergetar saat melihat
bibir indah Naya tersenyum lembut.
"Tentu Tuan..kalau anda berkenan saya bisa
memberi rekomend untuk model yang terbaru
dan exlusive yang baru saja di buat oleh desainer
kami. Dia yang akan menjelaskan detail nya."
Naya melirik kearah Carissa yang menyambut
nya dengan mengganguk dan tersenyum.
Setelah itu barulah Carissa memberi penjelasan
untuk setiap desain terbaru yang telah di buatnya.
Semua model cincin dan kalung berlian tersebut
sangatlah mewah dan istimewa. Modelnya juga
terlihat exlusive.
Carissa adalah salah satu desainer berbakat yang sempat akan di beli oleh perusahaan perhiasan terkenal dari Prancis. Namun wanita berumur 28
tahun itu lebih memilih untuk tetap berkarir di perusahaan lokal dan menjatuhkan pilihannya
di Az Zahwa Jewelry.
"Semuanya terlihat bagus. Aku sangat
menyukainya sayang.."
Sang wanita atau Natalie terlihat begitu
bersemangat. Dia melihat dengan seksama
setiap gambar yang di tampilkan oleh Carissa
dari layar tablet nya .
"Tentu saja. Kau tinggal pilih saja yang mana
yang kau suka.!"
Owen menanggapi. Kembali matanya mengarah
pada wajah Naya yang saat ini sedang terfokus
pada layar ponselnya. Sepertinya dia mendapat
panggilan dari nomor yang tidak di kenalnya.
"Permisi Tuan.. Nona..saya ada perlu sebentar.!"
Naya berdiri lalu melangkah pergi ke ujung
ruangan di iringi tatapan penasaran mata Owen.
"Assalamualaikum..siapa ini.?"
"Dimana kamu.?"
Mata Naya membulat saat mendengar suara laki-
laki angkuh itu yang kini memenuhi telinganya.
"Eumm.. a-aku sedang bekerja."
Suara Naya sangat pelan. Dia memegang kening
nya. Kemudian menggigit bibir bawahnya.
"Bekerja.? dimana.? Apa kau sedang pamer suara
jelekmu itu ?"
Apa.??? mata Naya kembali membulat. Giginya
gemeletuk menahan rasa kesal dan dongkol.
Enak saja dia bilang kalau suaranya jelek.!!
"Pokoknya aku sedang bekerja. Memang apa
pedulimu.? Kau bilang suaraku jelek.?
Memang nya suaramu bagus.?"
"Tentu saja ! suaraku bisa menarik wanita mana
pun untuk mendekat !"
"Iihh..Selalu saja urusan wanita.! kau terlalu
percaya diri Tuan.?!"
"Aku pantas percaya diri.! Aku punya segalanya.!"
"Terserah.! Aku juga tidak peduli.!"
Keduanya terdiam sebentar. Mengatur napas
dan detak jantung yang saat ini berlarian.
"Ada dimana kamu.?"
Naya memejamkan matanya kembali.
"Aku kan sudah bilang, aku sedang bekerja.!"
"Dimana ??"
"Bukan urusanmu.!"
"Hei..kau berani membentak ku..?!"
Naya meringis, dia kembali menggigit bibirnya
dengan wajah sedikit merasa bersalah.
"Maaf, aku tidak bermaksud..! sudah ya aku
tutup dulu.."
"Tunggu dulu.!"
"Apa lagi.?"
"Aku melihat semua perbuatan mu. ! dan kau
harus di hukum nanti.!"
"Apa.?? tunggu dulu..!"
Tut Tut Tut..
Sambungan telpon terputus begitu saja. Naya
menatap nanar layar handphone nya.
"Apa-apaan ini.? kenapa dia bilang dia melihat
semuanya.? apa dia menempatkan mata-mata ?
Ohh.. tidak.! dasar orang aneh..!!"
Naya bergumam sendiri sambil kemudian
kembali melangkah menghampiri kliennya.
Owen tampak menatap kedatangan Naya
dengan sorot mata tidak terbaca.
Sementara Aham saat ini sedang berdiri di dekat jendela ruangan VVIP restoran yang sama dengan Naya. Ruangan mereka bersebrangan. Maka dari
itu Aham bisa dengan jelas melihat keberadaan
Naya saat ini.
Apa yang sedang dilakukan wanita itu ?? Apa
benar dia sekarang sudah bekerja.? Lalu dimana.? Aham melirik kearah Leo yang saat ini masih melakukan pembicaraan serius dengan salah satu klien penting.
Saat melihat keberadaan Naya, Aham yang sedang
serius berbicara langsung saja meminta nomor
kontak Naya pada Leo. Setelah itu dia berjalan
kearah sisi ruangan di ikuti pandangan mata
klien nya yang bingung karena Aham memutus
pembicaraan begitu saja. Namun tentu saja klien
nya itu tidak berani menegur nya sama sekali.
"Leo..!!"
Asisten nya itu buru-buru beranjak mendekati
Aham dan berdiri di hadapannya.
"Iya Tuan..?"
"Cari informasi tentang wanita itu. Bekerja
dimana dia sekarang.!"
"Baik Tuan, nanti saya ca.."
"Sekarang juga !!"
"Baik Tuan, permisi."
Tidak ada pilihan lain. Leo segera mengambil
ponselnya untuk menghubungi agen rahasianya.
Sementara Aham kembali duduk dengan klien
nya, melanjutkan pembicaraan yang tertunda.
----- -----
Seusai pertemuan bisnis dengan kliennya,
Aham tampak duduk santai memainkan
ponselnya. Tidak lama ke dalam ruangan
muncul Feli dengan pesona yang senantiasa menggiurkan.
Aham menatap tenang kedatangan Feli dengan
wajah datar dan sorot mata yang tidak terbaca.
Begitu sampai di hadapannya, Aham langsung menarik tubuh gemulai gadis itu untuk duduk di pangkuannya.
Tangannya perlahan mulai membelai wajah
cantik gadis itu dengan sedikit sentuhan seringan laba-laba. Seketika Feli memejamkan matanya. Tangan Aham yang nakal mulai liar, bergerak ke daerah sensitif tubuh Feli, meremas pelan
gunung kembarnya.
"Akhh..Ahaam.."
Darah Feli mendidih saat bibir Aham mulai
menempel di lehernya, menjilat nya halus.
Sentuhan laki-laki ini dalam sekejap telah membangkitkan gairah dan hasrat yang
membara dalam diri Feli. Ini gila.!
Bagaimana dia bisa bertahan untuk pura-pura
memiliki harga diri tinggi di hadapannya kalau
hanya dengan sentuhan begini saja sudah
membuat dirinya lupa diri.
Keringat mulai meremang, tubuh bagian
bawahnya sudah sangat basah saat ini. Tidak.!!
dia tidak akan tahan kalau hanya begini saja.
Dia harus segera memiliki raga laki-laki ini
seutuhnya. Tidak boleh ada wanita lain yang mendahuluinya, apalagi memiliki dia seutuhnya.
Tiba-tiba Aham menghentikan aksinya.
"Ayo kita makan, aku sudah sangat lapar..!"
Feli menatap hampa kearah Aham. Dengan
sedikit malu dan kecewa, Feli turun dari atas
pangkuan Aham. Dia merapihkan pakaiannya
yang sedikit kusut. Sementara pria itu malah
terlihat duduk santai dengan wajah datarnya
seolah tidak habis berbuat sesuatu hal. Wajah
Feli merah padam, dia mencoba mengatur
napasnya yang sedikit memburu.
Tidak lama keduanya menikmati makan siang
dengan tenang. Leo muncul menyerahkan
informasi yang di inginkan Aham.
Alis Aham terangkat dengan rahang sedikit
mengeras melihat hasil pencarian Leo.
"Jadi dia bekerja sebagai asisten pribadi.?"
"Benar Tuan.."
Aham menyerahkan tablet ke tangan Leo.
Tatapannya kini terlihat semakin dingin. Feli
melihat Aham dengan bingung.
"Ada apa Aham.? apa ada sesuatu yang terjadi ?"
Aham melirik kearah Feli. Menatap nya sebentar.
Feli melihat sekilas kearah tablet di tangan Leo
yang masih menampilkan gambar Naya di sana.
"Bukankah dia pelayan di rumahmu.? ada apa
dengannya.?"
Aham terdiam. Dia meneguk air putih dengan
cepat.
"Dia bukan pelayan.! "
"Ahh..? bukan pelayan.? lalu siapa dia.?"
Aham menatap wajah Feli dengan serius.
"Dia istriku.!"
Feli menutup mulut nya dengan wajah langsung
berubah pucat. Dia menggelengkan kepalanya
dengan kuat. Air mata langsung menetes
menyusuri wajah putih nya.
"Ti-tidak..! bagaimana bisa Aham..?"
"Dia wanita pilihan Kakek.! Dia bukan wanita
yang aku inginkan.! Sampai saat ini aku tidak
bisa menerima kehadiran nya.!"
Aham meraih tubuh Feli kedalam rengkuhannya.
Gadis itu masih terdiam menangis. Tapi setelah
mendengar ucapan Aham barusan, rasa sakit
yang tadi dirasakan nya perlahan hilang.
"Aku kira aku sudah kehilangan mu Aham.."
Lirih Feli seraya memeluk erat tubuh Aham dan
menyembunyikan wajah di dadanya.
Aham terdiam, entah kemana saat ini hati dan
pikirannya, yang jelas bayangan wajah Naya
saat ini sedang memenuhi otaknya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
keysha Azzahra
walo ane dah bc ni novel bbrpa x tp ke s aham teuteup aja ane sebal ya😂
2024-02-12
0
Ismu Srifah
ya di naya tapi ego mu terlalu besar tuan
2023-11-10
1
andi hastutty
sepupu Feli dan Naya dan keluarga Veli yg melenyapkan keluarganya Naya
2023-10-24
0