\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Tidak ada pembicaraan selama mereka berada
di perjalanan. Noah hanya sesekali melirik dan
menatap Naya yang memalingkan wajahnya ke
luar jendela.
Akhirnya mobil yang di bawa Noah sampai ke
halaman depan bersamaan dengan kedatangan
mobil Aham yang menyusulnya di belakang.
Tubuh Naya panas dingin seketika saat
menyadari kedatangan mobil pria dingin itu.
"Ayo turun dear..! tidak perlu takut.!"
Suara Noah membuat Naya melirik dan
mengangguk. Perlahan dia keluar dari dalam
mobil. Di belakang nya Aham terlihat muncul
baru saja keluar dari mobilnya. Keduanya
tampak saling tatap dari kejauhan.
Naya berdiri mematung saat Aham berjalan
kearah nya. Noah yang sudah turun segera menghampiri Naya dan berdiri santai di
sebelahnya seraya menyandarkan tubuhnya
ke badan mobil.
Aham berdiri di hadapan Naya, menatap tajam
penuh aura intimidasi yang kuat.
"Jadi begini cara kerja seorang pelayan pribadi.!
Berkeliaran sepanjang hari, baru kembali saat
malam hari.! "
Suara Aham terdengar berat, tatapannya semakin
menghujam mencecar seluruh diri Naya membuat
dia sedikit gemetar.
"Maaf..! hari ini aku sedikit sibuk.!"
"Setiap hari kamu pulang malam.! wanita macam
apa kamu.!"
Naya mengangkat wajah nya, mata mereka kini
beradu panas.
"Tuan..Aku punya kesibukan sendiri.!"
"Cepat siapkan air panas .!!"
Aham berlalu saat Naya masih ingin melontarkan
protes nya. Noah hanya terdiam seraya menghela
napas, tapi ada seringai tipis di sudut bibirnya.
Naya sekilas menatap Noah yang mengangkat
bahu nya. Tidak lama akhirnya Naya melangkah
menyusul Aham yang sudah lebih dulu masuk.
Tiba di dalam kamar, Naya menyimpan tas milik
nya di atas sofa. Entah kemana Aham karena
laki-laki itu tidak terlihat di sekitar ruangan.
Naya epat-cepat masuk kedalam kamar mandi. Menyalakan air mengisi bathub, kemudian menambahkan busa sabun dan aromatherapy
ke dalam bak tersebut.
Saat semua sudah di rasa siap, Naya berbalik,
namun dia terkesiap saat melihat sosok Aham
telah berdiri di belakang nya. Naya kembali
mundur sedikit menjauh.
"Air nya sudah siap Tuan.."
Lirih Naya seraya menunduk. Aham menatap
tajam wajah Naya yang kini menunduk di
hadapannya. Naya tampak bergerak ke
samping ingin menghindar mencari jalan
keluar.
"Bukakan pakaianku..!"
Naya tersentak, langsung membeku di tempat.
Dia menggigit kuat bibir nya.
"Cepat, apa yang kamu tunggu.!"
Dengan ragu Naya maju kehadapan Aham,
kemudian perlahan tangannya mulai bergerak
membuka kancing kemeja Aham yang tampak
menatap lurus wajah nya. Naya memejamkan
mata saat kancing kemeja itu mulai terbuka
satu persatu menampilkan dada kekar Aham
yang ada di baliknya.
Dalam ketegangan yang dirasakannya, tiba-tiba
Naya terperanjat saat tangan nya di cengkram
kuat oleh Aham membuat dia mendongak
dan membuka matanya dengan cepat.
"Apa begini kelakuan kamu sebenarnya.?
Naya mengernyitkan alis, menatap tidak mengerti akan ucapan Aham. Keduanya saling tatap kuat.
"A-apa maksudmu.?"
Suara Naya terdengar sedikit gemetar.
"Setiap hari kamu berinteraksi dengan sembarang
laki-laki.? pergi dengan sembarangan laki-laki.?"
"Ti-tidak.! itu tidak benar.!"
"Lalu kenapa kamu bisa dengan mudah pergi
dengan laki-laki berandalan itu.?!"
"Maksudmu.. Noah..?"
"Hahh..kau bahkan sudah sangat akrab
dengannya.!"
"Tidak begitu.! Aku tidak sengaja bertemu
dengannya.!"
"Cihh..! Jangan sok polos kamu..!"
Dengus Aham seraya memajukan badannya
membuat Naya reflek mundur. Naya berusaha
menarik tangannya dari cengkraman Aham.
"Dia sengaja mendatangimu..! Aku yakin
kamu tahu dia akan menjemputmu.!"
Naya menggeleng kuat, dia terus berusaha
melepaskan pegangan tangan Aham yang
terasa semakin kuat membuat Naya meringis.
"Tidak ! Aku benar-benar tidak tahu kalau dia
akan datang. Itu tidak disengaja."
Aham semakin menatap tajam dan merangsek
maju hingga kini tubuh mereka terpojok sampai
ke dinding kamar mandi di bagian shower.
"Aku tidak percaya pada wanita yang pandai
bermulut manis seperti mu.! Atau mungkin
kamu yang sengaja menghubungi nya heh..?!"
"Tidak.! Aku baru mengenalnya pagi ini. Mana mungkin berani menghubungi nya."
Suara Naya semakin tercekat. Dan tiba-tiba saja
tangan kiri Aham yang bebas memutar kran
shower hingga kini tubuh mereka berdua basah terkena guyuran air. Naya memekik kaget melihat perbuatan Aham tersebut.
"Apa yang kau lakukan ?"
Pekik Naya tidak tahan lagi. Dia berusaha
mendorong tubuh Aham dengan keras walau
tidak membuahkan hasil karena tubuh Aham
tidak bergeser sedikitpun.
"Aku bebas melakukan apapun, termasuk
padamu.!"
Keduanya kini bertatapan kuat, wajah Naya yang
putih mulus kini basah terguyur air yang tiada
henti terus menghujaninya.
"Minggir.! biarkan aku pergi.!"
Teriak Naya kalangkabut saat Aham semakin
memojokan dirinya ke dinding. Tangan Aham
bergerak cepat membuka kerudung yang di pakai
Naya hingga membuat gadis itu kembali berteriak.
Rambutnya yang hitam pekat bergelombang
sampai sebatas pinggang jatuh terurai begitu
saja membuat mata Aham langsung bengong
terpesona. Apalagi sekarang rambut indah itu
basah terkena guyuran air shower.
Entah apa yang ada dalam pikiran Aham, yang
jelas saat ini dia seolah sulit untuk mengontrol
dirinya ketika berdekatan dengan gadis ini.
"Kau benar-benar keterlaluan.! Apa maumu
sebenarnya.?"
Pekik Naya sambil memukuli dada bidang Aham
yang tampak diam saja menanggapinya.
Aham melempar kemejanya ke sembarang
arah hingga kini tubuh bagian atas nya polos.
Naya seketika terdiam dan menegang melihat
tubuh polos Aham yang kini basah, terlihat
begitu seksi dan menggiurkan membuat dia
seolah tidak tahan ingin menyentuh nya .
"Aku ingin membuktikan..apa kau wanita baik-
baik atau bukan.."
Suara Aham sedikit parau, dia semakin maju
dan kini Naya sudah tidak punya ruang lagi
untuk mundur atau menjauh karena kedua
tangan Aham sudah memerangkap di kedua
sisi bagian tubuhnya.
Baju yang di kenakannya sudah merekat erat
di badannya, membuat lekuk tubuhnya yang
indah kini terekspose sudah. Aham menelan
salivanya berat saat melihat bentuk tubuh Naya
yang tercetak jelas dibalik pakaian basah nya.
Dia menggeram saat juniornya langsung bereaksi,
terbangun tanpa ampun saat melihat bagaimana
indah nya tubuh wanita yang kini ada dalam kungkungannya tersebut. Bahkan keadaanya
saat ini masih tertutupi pakaian, tapi keindahan
yang terhalang itu sudah cukup membuat darah
Aham langsung terbakar seketika.
"Tolong..biarkan aku pergi."
Suara Naya bergetar dengan pandangan mata
yang sedikit memohon, tubuhnya mulai terlihat
menggigil, bibir nya tampak gemetar.
Tangan Aham bergerak mengelus lembut wajah
basah Naya, di pandangnya lekat wajah cantik
wanita itu, darah Naya berdesir dan bergejolak
saat napas hangat beraroma mint segar menerpa
wajahnya, dan kini tangan Aham berpindah
mengangkat dagu Naya membuat gadis itu
semakin menegang, dia memejamkan matanya.
Perlahan bibir Aham mendekat, kemudian dengan
sedikit gemetar dia mulai menempelkan bibirnya
di bibir merah alami Naya. Keduanya terhenyak
saat merasakan ada semacam sengatan dahsyat
yang membakar seluruh aliran darah mereka.
Ada tarikan alami yang membuat Aham tiba-
tiba ******* bibir ranum itu. Apa ini..? Aham merasakan bibir ini begitu lembut dan manis.
Owh shit ! Aham tidak ingin berhenti dan
melepaskan bibir lembut ini begitu saja.
Tanpa aba-aba lagi Aham langsung *******
kuat bibir Naya yang tampak membulatkan
matanya mendapat serangan tidak terduga ini.
Sial..!! ini adalah ciuman pertamanya Kanaya..
dan laki-laki ini telah mengambilnya.
Namun anehnya Naya seakan tidak kuasa untuk menolak, ini adalah sesuatu yang baru baginya. Dan..Ciuman ini terasa selembut kapas serta
semanis madu.
Naya merasakan Aham menciumnya dengan
sangat lembut dan membuai. Ini gila..!! siapa
yang rela melepaskan ciuman sehangat ini,
dia ingin terus menikmatinya. Laki-laki ini
benar-benar berbahaya, dia membuat Naya
tidak bisa memungkiri kalau ciuman ini begitu
nikmat, untuk pertama kalinya dia merasakan
tubuhnya seakan terbang melayang, dia merasa
begitu tidak berdaya.
Aham semakin memperdalam ciumannya, dia berusaha menekan untuk menjelajah seluruh
ruang dalam mulut manis wangi nya Kanaya.
Tapi dia merasakan kalau wanita ini masih
sangat kaku dan tidak berusaha membalasnya.
Aham masih terus mengecap kenikmatan dari
sensasi yang sangat berbeda ini, hingga akhirnya ciuman memabukan itu harus terhenti karena keduanya hampir kehabisan pasokan oksigen.
Mereka menempelkan kening dengan keadaan
saling menatap kuat. Mencoba mengatur
pernapasan dan mengambil udara sebanyak
banyaknya.
Sesaat kemudian Naya menemukan kesadaran
nya, dengan cepat dia mendorong tubuh Aham
dan meraih hijabnya yang tergeletak di atas lantai.
Dia mulai melangkah meninggalkan Aham.
"Apa kamu akan pergi dengan keadaan seperti
itu.?"
Deg !
Langkah Naya terhenti seketika. Dia terdiam
dalam kebingungan melihat keadaan dirinya
yang basah kuyup. Apa yang kini harus di
lakukannya ? Dia tidak mungkin kembali ke
rumah belakang dalam keadaan dirinya yang
seperti ini.
"Berendam lah..! setelah itu berganti pakaian
di sana.!"
Aham menunjuk kearah walk in closet. Setelah
itu dia meraih handuk putih yang ada di kamar
mandi, mengelap tubuh bagian atasnya, lalu
keluar dari dalam kamar mandi meninggalkan
Naya yang bengong sendiri.
Sekitar setengah jam Naya merendam tubuhnya
sembari mencoba menetralkan kembali aliran
darahnya yang tadi sempat bergejolak. Wajah
Naya masih menyisakan rona merah saat
mengingatkan ciuman panas yang baru saja
terjadi. Bagaimana bisa dirinya ikut terhanyut
dan tidak kuasa untuk menolak semua itu.
Ahh..ini benar-benar memalukan ! harus di
taruh di mana nanti mukanya saat berhadapan
dengan laki-laki itu.
Naya membungkus tubuhnya dengan handuk
kimono, kemudian berjalan kearah walk in closet.
Dia membuka lemari besar dan mencoba mencari
pakaian yang bisa di gunakannya sementara agar
dia bisa kembali ke kamarnya dengan aman.
Namun sesaat kemudian matanya tampak
terbelalak saat membuka lemari yang ada di
deretan sebelah lemari berisi pakaian Aham.
Di dalam lemari ini berisi semua pakaian wanita,
dan semuanya pakaian tertutup. Naya bengong
sesaat melihat semua yang ada di depan matanya
tersebut. Apa ini, kenapa bisa ada pakaian wanita
di lemari ini.?
"Pak Ali yang sudah menyiapkan semuanya."
Naya terlonjak kaget saat mendengar suara
Aham yang kini telah berdiri santai di belakang
nya. Bersandar di dinding lemari dengan
memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Saat ini dia tampak sudah berganti pakaian. Terlihat begitu segar, dan tentu saja
selalu tampak memukau dan mempesona.
Wajah Naya langsung saja memerah saat
bertemu pandang dengan mata Aham yang
terlihat datar. Tanpa kata lagi, Naya segera
mengambil satu stel gamis berwarna krem
kemudian dengan cepat melangkah kembali
menuju kamar mandi.
"Setelah ini siapkan makan malam..!"
Ucap Aham seraya dia pun berlalu keluar dari
ruang ganti pakaian tersebut.
----- -----
Tengah malam Naya merasakan kalau tubuhnya
kini sedikit menggigil, namun suhu badannya
terasa panas. Apalagi ini, apakah dia kembali
terserang demam ? Naya meringis saat kepalanya
terasa berdenyut nyeri. Dia membuka laci lemari
mencoba mencari obat. Namun tidak juga
menemukan nya.
"Tuhan..kenapa akhir-akhir ini tubuhku rasanya
mudah sekali terserang demam begini.."
Lirih Naya seraya kemudian bangkit dan
memakai baju hangat nya. Lagi-lagi dia harus
keluar tengah malam begini untuk membuat
ramuan obat, karena dia tidak akan bisa beristirahat kalau semua rasa sakit ini di biarkan.
Naya sampai di dapur dan segera mencari
bahan ramuan kemudian merebusnya. Rasa
sakit di kepalanya kini semakin terasa dan
sangat menyiksa. Dia mencoba memijat nya
sambil terus mengaduk ramuan obat nya.
Namun dalam keadaan itu, tiba-tiba Naya
memekik saat tubuhnya di rengkuh dari
belakang, mulutnya di bungkam telapak
tangan yang sangat besar.Tubuh Naya di
seret ke atas meja kecil di tengah dapur.
Naya membelalakkan matanya saat kini dia
berhadapan dengan sosok besar yang
tengah menghimpit tubuhnya.
"Tuan..Rolland.."
Gumam Naya tertahan karena mulutnya
masih terus di bungkam dengan kuat.
"Kau sangat cantik..sayang sekali Aham tidak
menginginkan mu.."
Suara Tuan Rolland terdengar berat terhalang
oleh napasnya yang tersengal, matanya tampak
merah dan mulutnya mengeluarkan aroma
alkohol yang sangat menyengat.
Naya meronta sekuat tenaga dengan air mata
yang sudah membanjiri seluruh wajahnya, dia mencoba menendang dan terus memukuli dada
Tuan Rolland yang terlihat semakin bernapsu.
Dia mencoba memaksa melepaskan baju hangat
Naya membuatnya menjerit dalam hati. Dengan
sisa kekuatannya dia mengigit dengan kuat
telapak tangan Tuan Rolland hingga kini terlepas.
"Tuan..apa yang kau lakukan..! tolong lepaskan
aku..! toloong.."
Rintih Naya saat Tuan Rolland menyeret
tubuhnya ke dinding dapur dan kembali
menekannya. Tubuh Naya bergetar ketakutan
saat kini wajah Tuan Rolland semakin mendekat.
"Dari awal melihatmu..kau sudah sangat
menggoda bagiku..! jadilah milikku malam ini.!"
"Tidak..!! tolong..jangan..! lepaskan aku..hiks hiks.."
Naya gemetar dengan terus berontak. Tapi kini
tenaganya semakin lemah. Dia menjerit saat
Tuan Rolland menarik paksa kerudungnya,
matanya tampak semakin beringas saat melihat
rupa Naya seluruhnya. Dengan brutal dia mencoba
mencium bibir Naya, saat kemudian satu sosok
datang langsung menyeret tubuh besar itu tanpa
ampun dan melayangkan pukulan ke perutnya.
"You bastard..!!"
Suara Noah yang di penuhi amarah menggema
di ruang dapur tersebut. Dia kembali melayangkan
pukulan nya, namun terhenti saat Tuan Rolland
mengangkat tangannya.
"Cukup Noah..wanita itu yang sudah menggodaku.!"
Dia tampak ketakutan melihat kilatan amarah
yang menyala berapi-api di mata Noah.
"You think I believe in a jerk like you.? Cuihh..!!"
Noah menggeram dengan menunjuk tepat di
wajah Tuan Rolland yang terlihat mundur dengan
tubuh sempoyongan.
Noah segera menghampiri Naya yang meringkuk
memeluk lutut nya di lantai, tubuhnya gemetar
di iringi isak tangis yang tertahan.
"It's oke dear..aku di sini.."
Bisik Noah seraya membuka mantel dan
memakaikan nya ke tubuh Naya yang semakin
terisak.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
siapan ini bapak tirinya mau menyentuh yg bening ih pengen bantuin hajar deh astagfirullah
2023-10-24
0
fitriani
rolland sialan... bnr2 y tuh org 1 gak taw diri... awas aja kl nanti aham jg nuduh2 yg gak jls k naya... awas aja kl namti aham gak belain naya
2023-07-08
0
Yani
Alhamdulillah Noah datang di waktu yang tepat
2022-11-18
0