\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Aham tampak kembali pada kesibukannya.
Dia membolak balikan berkas, memeriksa dan
menandatangi berbagai dokumen penting.
Namun walaupun kesibukan hampir menyita
seluruh waktunya, pesona dirinya tetap pada
performa terbaiknya.
Ke dalam ruangan muncul seorang gadis
berwajah sangat cantik, berambut hitam terurai
lurus dan indah.Tubuhnya tinggi semampai
dengan lekuk dan bentuk yang menarik di semua bagian. Sungguh sangat menggiurkan bagi mata laki-laki manapun yang melihat nya.
Senyum manis merekah sudah tersungging dari
bibir seksi gadis itu saat dia masuk ke dalam
ruangan kerja Aham.
"Hai Tuan tampan.."
Dia segera menghampiri Aham di kursi kerjanya
dan merangkul manja serta mencium lembut
pipinya. Aham menghentikan aktifitas nya,
kemudian berdiri dan dalam sekali gerakan dia mengangkat tubuh semampai gadis itu yang
seketika memekik pelan mengalungkan lengan
nya erat di leher Aham.
"Kenapa baru sekarang kamu datang hemm..?"
Aham membawa gadis itu kearah sofa tempat
dia biasa melepas lelah di ruang sebelah.
"Kemarin aku kesini baby..tapi kan kamu harus
menghadiri acara pemakaman kakekmu."
"Apa kau merindukanku.?"
Aham berdiri di dekat sofa, memandang lekat
wajah gadis itu yang tampak sudah memerah.
"Tentu saja..kenapa harus bertanya ? siapa yang
tidak akan merindukan pria sepertimu."
Aham melempar pelan gadis itu diatas sofa empuk dan langsung menindih tubuhnya. Gaun ketatnya
yang hanya sebatas lutut langsung tersingkap
membuat paha putih mulusnya kini terpampang
nyata dan menggoda di depan mata Aham.
Tanpa basa basi lagi Aham langsung *******
rakus bibir merah merekah gadis itu, di sambut
panas oleh gadis tersebut yang dalam sekejap
hasrat nya langsung bangkit saat mencium aroma wangi membuai yang menguar dari tubuh Aham.
Laki-laki ini selalu membuatnya gila dan tidak
bisa mengontrol dirinya saat berdekatan apalagi
seintim seperti sekarang ini. Sungguh harga
dirinya sebagai wanita akan langsung diabaikan
begitu saja karena rasa ingin memiliki lebih mendominasi daripada rasa malunya.
Napas mereka seketika langsung memburu
saat ciuman nya semakin panas dan membara.
Desahan demi desahan keluar dari mulut gadis
itu saat tangan Aham mulai nakal menyentuh
bagian-bagian penting dan area sensitif nya.
"Aakhh..baby..aku tak tahan lagi.."
Tangan gadis itu bergerak liar membuka
kancing kemeja yang di pakai Aham. Keduanya
kini bergumul panas di atas sofa dengan
napas dan hasrat yang semakin membara.
Gadis itu sudah terlihat tidak tahan ingin segera
menuntaskan hasrat nya, dia membalikan posisi
dan naik keatas tubuh Aham, keduanya saling
pandang lekat dengan mata yang sudah berkabut.
Tubuh bagian atas gadis itu kini sudah dalam
keadaan polos hingga pemandangan indah dan menggoda kini tersuguh di depan mata Aham.
"Apa kau ingin melakukannya sekarang.?
bagaimana kalau kita pindah ke kamar ?"
Suara gadis itu terdengar parau terdesak oleh
hasrat yang sudah menguasai seluruh tubuhnya.
Aham terdiam menatap lekat wajah cantik gadis
itu tanpa berkedip.
"Ayolah baby..aku sudah lama menantikan hal
ini, aku akan memberikan semuanya padamu."
Gadis itu merengek manja melihat Aham masih
terdiam tak bereaksi. Sudah lama sekali dia ingin
memiliki seluruh jiwa raga laki-laki jelmaan dewa
ini, tapi selama itu pula Aham tidak pernah
melampaui batas nya hingga membuat gadis ini
frustasi sendiri. Aham seperti punya benteng
sendiri untuk tidak menyerahkan raga nya yang
berharga kepada sembarang wanita.
"Aku masih banyak pekerjaan Cath.."
Kilah Aham sambil kemudian melepaskan tubuh
gadis itu yang kini hanya bisa menggeram kesal
menahan luapan hasrat yang tidak tertuntaskan.
Aham berdiri kemudian berjalan menuju kedalam
kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
"Aarrghh.."
Gadis yang bernama Catherine itu menjambak
rambutnya meluapkan kekesalan. Dia menatap
nanar kepergian Aham dengan menggertakan
giginya menahan serbuan hasrat yang masih saja
membakar seluruh aliran darahnya.
"Harus dengan cara apalagi agar aku bisa
memiliki dirimu seutuhnya Aham..Aku sangat mencintaimu. Aku sangat menginginkan dirimu.!
Aku bisa gila kalau seperti ini terus.."
Geram gadis itu. Dia mencoba mengatur
napasnya dan menenangkan diri agar
hasratnya bisa kembali menguap.
Catherine adalah teman kencan Aham beberapa
bulan ini. Tapi seperti biasa Aham enggan
menyebut hubungan mereka sebagai hubungan sepasang kekasih. Dia membutuhkan Catherine
hanya untuk menemaninya saat Aham lelah dan kesepian. Namun meski begitu Catherine sudah menganggap bahwa hubungannya dengan Aham adalah serius, dia juga sudah mengenal dekat keluarga Aham, apalagi dengan Nyonya Elen.
Catherine adalah putri salah seorang pengusaha
terkenal yang menjadi rekanan perusahaan Aham.
Dan mereka bertemu pertama kali saat acara
makan malam ketika Ayah nya mengadakan kerjasama dengan Aham. Hubungan spesialnya
mendapat dukungan penuh dari kedua belah
pihak keluarga, karena mereka merasa bahwa Catherine adalah sosok gadis yang paling
memenuhi kriteria untuk mendampingi seorang Abraham yang sangat istimewa.
Namun hingga hubungan mereka berjalan
sekitar 6 bulan ini, Tuan Adiyaksa sebagai
penguasa hakiki atas hidup Aham tidak pernah memberi lampu hijau pada kedekatan mereka.
Dan sekarang setelah penghalang itu pergi,
Catherine merasa tidak ada lagi yang bisa
menjadi batu sandungan untuk hubungannya
dengan Aham. Dia hanya tinggal meyakinkan
Aham untuk membawa hubungan mereka ke
jenjang yang lebih serius.
***** *****
Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam saat
Naya keluar dari dalam taksi yang mengantar
nya langsung dari tempat dia mengisi acara di
sebuah pesantren yang berada di pinggiran kota.
Semula Yara dan Amar ngotot ingin mengantar
Naya pulang, tapi Naya belum menemukan alasan
apa yang akan di lontarkan apabila mereka tahu
dirinya pulang bukan ke panti. Itu akan sangat
merepotkan baginya.
Taksi yang ditumpanginya ternyata tidak bisa
masuk kedalam komplek perumahan tempat
mansion keluarga Mahendra berada karena
sudah malam serta tidak memiliki surat izin,
hingga terpaksa berhenti sampai di gerbang
masuk perumahan.
Naya berdiri tertegun, jarak dari tempat ini ke
istana Mahendra masih sangat jauh, butuh waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke Mansion. Dengan menarik napas panjang akhir nya Naya
mulai melangkahkan kaki berjalan menuju ke
tempat tinggal nya sekarang.
Suasana jalan hanya remang-remang saja
tersinar lampu jalanan yang tidak terlalu terang.
Naya berjalan cepat berusaha untuk melupakan
rasa takutnya karena suasana di sekitar yang
terasa sangat sunyi dan sedikit menyeramkan.
Dan lebih sialnya lagi tiba-tiba saja ada suara petir
yang menyambar membuat Naya terpekik kaget,
dia seketika menghentikan langkah dan menutup
kepalanya memakai tas saat hujan turun dengan
deras seakan ditumpahkan langsung dari langit.
"Ya Allah..sungguh lengkap Engkau memberiku
ujian hari ini."
Naya bergumam lirih sambil kembali berjalan
dengan mendekap dada nya dan kepalanya
masih terus berusaha di lindungi oleh tas.
Tapi kini perlahan tubuhnya mulai terasa dingin,
pakaian yang di kenakannya sudah basah kuyup
membuat lekuk tubuhnya sedikit terlihat.
Saat dia menekuni langkahnya dan terlarut
dalam doa di lubuk hatinya, tiba-tiba sebuah
lampu mobil menyorotnya dengan bunyi klakson
yang terus saja berdenging. Naya menghentikan langkah dan menoleh kearah mobil yang kini
berhenti di pinggir jalan tepat di sebelah nya.
Pintu mobil tiba-tiba terbuka, terlihat sosok laki-
laki muda berwajah tidak kalah tampan dari
Aham duduk dibalik kemudi.
"Apa kau butuh tumpangan.?"
Naya terdiam, menatap penuh curiga pada pria tampan itu yang tampak mengurai senyum
menawan seraya menatap lembut kearah Naya.
"Masuklah..kau bisa kedinginan kalau harus
berjalan kehujanan seperti ini, lagi pula ini
sudah sangat malam."
Naya menggeleng pelan dan hanya membungkuk
sedikit kearah laki-laki itu, lalu kemudian dia
berjalan kembali dengan cepat. Laki-laki tadi
berdecak dan menggeleng gemas, dia melajukan mobilnya pelan berusaha mengiringi langkah Naya dengan kembali membunyikan klakson mobilnya.
"Hei..aku hanya ingin membantumu.! Aku tidak
punya niat jahat."
Pria itu berucap sedikit keras dari balik kemudi
mencoba menghalau suara air hujan yang
semakin deras turun mengguyur tubuh Naya.
Naya tidak merespon, dia tetap berjalan dengan
setengah berlari membuat pria itu kembali
berdecak sedikit kesal karena kelihatannya gadis berhijab itu tidak mempercayainya.
"Aku bukan orang jahat Nona..aku hanya ingin
memberimu tumpangan..!"
Teriak pria itu dengan seringai senyum manis
yang tiada henti dia tebar kearah Naya yang
hanya menolehnya sesaat.
"Terimakasih Tuan, tapi saya tidak butuh
tumpangan, silahkan anda lanjutkan
perjalanan anda."
"Hei..hei..kau sudah menempatkan ku seperti
seorang penjahat kalau begini."
Naya semakin mempercepat langkah nya
hingga kini napasnya terasa sedikit tersengal.
"Ayolah nona..jangan keras kepala, aku tahu
siapa kamu..!!"
Tin Tin Tiin....!!!
Suara klakson yang lebih nyaring kini terdengar
dari arah belakang membuat Naya menghentikan
langkah, pria tadi tampak melirik kearah mobil
yang ada di belakang nya, dia mendengus kesal
memukul setir nya.
"Baiklah..! lain kali aku pastikan kau tidak akan
menolak kebaikanku Nona..!
Pria tadi kembali berteriak seraya mengibaskan
jari di dekat keningnya dan berkedip nakal kearah Naya yang hanya menatap nya datar, setelah itu dia melesatkan mobil sport nya dengan cukup kencang.
Mobil yang tadi datang belakangan kini sudah
mendekat dan berhenti di samping Naya yang
tengah berdiri kaku di tempat.
Pintu mobil tiba-tiba terbuka menampilkan sosok
laki-laki angkuh dan dingin tengah duduk dengan tenang dibalik kemudi dengan wajah datar nya.
"Masuk !"
Titah Aham dengan tatapan tetap lurus ke depan.
Naya terdiam membeku di tempat, dia menatap
ragu ke dalam mobil. Aham kembali membunyikan
klakson karena kesal. Tubuh Naya terlihat mulai
menggigil kedinginan.
Naya masih bergeming dalam diam dan keraguan, Aham menoleh membuat mata mereka kini beradu pandang. Keduanya terdiam saling menatap dan
tidak sadar seakan telah masuk ke kedalaman
mata indah masing-masing. Namun tidak lama
Aham segera memutus arus pandangan yang
seakan memiliki magnet tersebut.
"Cepat masuk.!"
"Tapi saya basah. Silahkan anda duluan saja."
"Kau membantahku.!"
Suara Aham naik satu oktaf membuat Naya
terlonjak kaget, tapi dia tidak mungkin menaiki
mobil Aham dalam keadaan tubuh yang basah
seperti ini. Naya tetap berdiri di tempat nya.
Aham hilang kesabaran, dia akhirnya melajukan
kembali mobilnya dengan kecepatan penuh di
iringi tatapan hampa Naya.
Dia kembali melanjutkan langkahnya dengan
tubuh yang semakin menggigil. Dengan sisa kekuatannya dia mencoba mempercepat
langkahnya.
Namun tidak lama langkahnya terhenti dengan
wajah bengong saat melihat mobil Aham mundur kembali dengan cepat dan berhenti di dekatnya.
Aham keluar dari mobil, melangkah kearah Naya
yang membeku di tempat. Tanpa kata, dengan
gerakan cepat dia menyeret tangan Naya di bawa
ke dekat mobil, kemudian dengan kasar mendorong tubuh mungil nan rapuh itu masuk kedalam mobil.
Setelah itu dia membanting pintu mobil dan
berjalan berputar masuk kembali kebalik kemudi
dengan keadaan dirinya yang juga ikut basah
kuyup. Tidak lama dia sudah melajukan mobilnya kembali dengan kecepatan sedang. Penghangat dalam mobil otomatis menyala membuat suasana berubah sedikit hangat.
Keduanya terdiam dalam keheningan, Naya
mencoba mengatur ritme napasnya yang tadi
sempat berlarian seperti tidak terkendali. Dirinya sedikit syok mendapat perlakuan mendadak dari
Aham barusan.
Walau suasana di dalam mobil sudah mulai
menghangat namun tubuh Naya sudah sangat
basah membuat dia kembali menggigil dan
hanya bisa mendekap dadanya mencoba melawan hawa dingin yang kini semakin menusuk tulang
nya.
Bukan hanya karena kehujanan yang membuat
tubuh Naya kini merasakan panas dingin, namun
karena semerbak aroma wangi yang keluar dari
tubuh Aham memenuhi indra penciumannya
membuat jantung nya berdebar kencang seakan
sulit di kendalikan. Ada apa dengannya? kenapa
hanya dengan mencium aroma tubuhnya saja
bisa membuat dia seakan kehilangan kontrol
pada dirinya.
Naya memejamkan matanya, berusaha untuk
menguasai diri dan menenangkan perasaannya.
"Maaf kalau saya tidak bisa lebih awal bersiap
menyambut anda pulang."
Akhirnya Naya bersuara dengan sedikit bergetar.
Aham bergeming, dia terdiam masih dengan wajah
datar nya. Naya menundukan kepalanya resah.
Dengan sudut matanya dia melihat tubuh Aham
juga kini tampak basah kuyup.
Akhirnya mereka sampai di depan pintu utama.
Keduanya masih terdiam di dalam keheningan.
"Saya akan menyiapkan air hangat untuk anda."
"Urus dirimu sendiri ! Jangan coba-coba mencari
perhatian di hadapan ku !"
Naya terdiam. Aham melirik dan melihat keadaan
diri Naya yang kini tampak begitu kacau.
"Apa pantas wanita baik-baik seperti mu malam
malam begini baru kembali ke rumah.! "
Deg !
Jantung Naya seakan di remas dengan kuat
mendengar ucapan Aham membuat dia
seketika merasakan sakit di ulu hatinya.
"Maaf Tuan, saya punya alasan sendiri kenapa
harus pulang larut malam seperti ini."
"Jangan mencari alasan ! lagipula tidak penting
bagiku apapun yang kamu lakukan di luar sana !"
" Lalu kenapa anda seolah menghakimiku.?"
Aham menoleh, keduanya bertatapan panas.
Rahang Aham tampak mengeras dengan sorot
mata yang berkilat penuh emosi.
"Jadi wanita seperti inikah yang telah begitu di
banggakan oleh mendiang kakekku.? Cihh..
benar-benar memalukan.!"
Hati Naya semakin terasa sakit, tangannya
terkepal dengan kuat menahan diri untuk tidak melayangkan tamparan ke wajah laki-laki yang
fakta nya sudah sah menjadi suaminya itu.
Hanya matanya yang kini tampak memerah,
dia berusaha untuk tidak menangis di hadapan laki-laki ini. Dengan cepat Naya berpaling dan membuka pintu mobil kemudian tanpa melirik
lagi kearah Aham dia keluar, menutup keras
pintu mobil.
Aham menatap kepergian Naya dengan emosi
yang masih menguasai dirinya. Entah kenapa
tiba-tiba amarah nya muncul saat melihat Naya
masih berada di luar rumah malam-malam begini, dalam keadaan hujan pula, apalagi dia melihat
Naya sempat berinteraksi dengan pria yang lain.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
kasian ya Naya sebegi2 hinanya di mata suaminya
2023-10-23
0
Ima Yuliantina Tony
mewek mewek drtd baca novel perempuanya mewek mulu kerjaanya
2022-12-22
0
Yani
Naya harus extra tangguh
2022-11-17
0