\*\*\*\*\*\*\*\*\*
♥️♥️♥️♥️♥️
Mereka semua mulai menikmati sarapan paginya
dengan tenang.
"Duduklah Naya.. ikut sarapan bersamaku."
Noah menggeser kursi di samping nya membuat
ketiga anggota keluarganya langsung menatap
horor kearah nya termasuk Naya.
"Tidak Tuan Noah, saya hanya pelayan di sini."
"Siapa bilang ? Aku tahu siapa kamu.."
Naya dengan cepat menggeleng dan menatap
kuat mata Noah untuk segera berhenti bicara.
Dan Noah hanya tersenyum santai melihat reaksi
Naya tersebut. Para pelayan lainnya terlihat
terdiam dengan perasaan iri, bagaimana bisa
pelayan baru itu mencuri perhatian Tuan Noah
hanya dalam sekali pertemuan saja.
Suasana berubah hening saat Aham muncul ke ruangan itu di ikuti oleh Pak Ali di belakang.
Aura dingin langsung saja menyelimuti seluruh
ruangan tersebut.
Aham langsung duduk di kursi utama dengan
gaya yang senantiasa elegan. Pandangannya
sesaat mengarah pada Naya yang berdiri di
dekat Noah sambil menunduk. Alisnya terangkat
sedikit nyaris tak terlihat.
Pak Ali segera bergerak akan mulai melayani
Tuan Mudanya itu, namun tertahan saat Aham
mengangkat tangannya. Pak Ali terdiam, Aham
menatap kearah Naya yang juga terdiam.
Naya sedikit bingung, namun akhirnya dia maju
mendekat kearah Aham, Pak Ali mundur memberi
ruang untuk Naya yang mulai menuangkan jus
ke dalam gelas di depan Aham.
Perlahan Aham mulai meraih gelas jus tersebut
dan meminumnya dengan tenang. Naya beserta
pelayan lainnya seakan menahan napas. Dengan
di iringi doa dan ketegangan, Naya mulai
menuangkan makanan hasil buatannya ke piring Aham, di ikuti tatapan Nyonya Elen dan juga Meline yang tersenyum sinis.
Semua pelayan memejamkan mata bersiap untuk
menerima semua kemungkinan terburuk yang
akan terjadi.
Aham mulai menyantap makanannya, sudut
matanya melirik ke arah Naya yang kini berdiri
di samping nya. Satu suap..dua suap..dia terlihat
mengernyitkan alisnya, namun kemudian kembali
menyuapkan makanannya dan mulai menikmati sarapannya dengan lahap.
Melihat hal itu Naya bisa sedikit menarik napas
lega, sedang Nyonya Elen dan Meline tampak
saling pandang.
"Noah..bagaimana pekerjaan mu.?"
Terdengar suara Tuan Rolland memecah
keheningan saat dia sudah selesai dengan sarapannya. Dengan wajah datar Noah
menggidikan bahu nya.
"Tidak ada yang spesial."
"Apa kau memutuskan untuk tinggal lama di
sini sayang ?"
Nyonya Elen ikut berbicara.
"Sepertinya begitu, ada sesuatu yang membuatku
akan di betah di rumah ini."
Sahut Noah seraya melirik kearah Naya, dan Aham
menangkap lirikan mata Noah yang penuh arti
tersebut, dia sejenak menghentikan suapannya,
tapi kemudian melanjutkannya.
"Kau bisa kembali menangani perusahaan yang
kemarin kau tinggalkan."
Tuan Rolland mengelap mulut nya dengan serbet.
"Baiklah, tapi aku tidak ingin terlalu sibuk."
Sahut Noah. Dia kembali melihat kearah Naya.
"Naya cantik..bisa tolong ambilkan puding itu
untukku ? sepertinya itu sangat enak."
Noah menunjuk puding khusus yang telah di
buatkan Naya untuk Aham.
Naya tampak bingung, dia melirik sekilas kearah
Aham yang menjatuhkan sendok serta garpu nya
dengan kasar di atas piring makannya.
"Hei..santai lah..! bukankah itu hanya makanan.
Kenapa kau tidak mau berbagi dengan adikmu
ini Tuan Muda..?"
Noah menatap usil kearah Aham yang tampak
mengetatkan rahang nya. Suasana sedikit tegang.
"Kau bisa memilih yang lain.!"
Ujar Aham dengan tatapan menghujam nya.
"Aku tahu itu di buat khusus untuk mu, makanya
aku ingin mencicipinya. Tolong Nay.."
Naya semakin bingung, dia bergerak ingin
mengambil mangkok puding tersebut tapi
Aham meliriknya dengan tajam.
"Tuan..ini cukup untuk di makan berdua."
Lirih Naya pelan. Noah tampak tersenyum
tipis dengan sedikit menahan tawa nya.
"Tugas mu di sini hanya untuk melayaniku.!"
Naya terdiam, dia menatap bimbang kearah
Noah yang tersenyum lembut namun terlihat
sedikit kecewa.
"Baiklah..Aku bukan lah tipe orang yang suka
memaksakan kehendak."
Noah mengakhiri sarapannya dengan meminum
air putih dan mengelap mulut nya. Dia berdiri dan
mendekat kearah Naya.
"Lain kali buatkan juga untukku."
Bisiknya di dekat telinga Naya yang langsung
memerah wajahnya, setelah itu berlalu santai
dari ruang keluarga. Sementara Aham tampak
semakin dingin saja aura nya. Dengan segera
dia pun mengakhiri sarapannya, kemudian berdiri
menyambar jas yang tersampir di kursi, setelah
itu keluar dari ruangan itu di ikuti Pak Ali.
Naya memejamkan mata sembari menarik napas
berat, semua seakan serba salah baginya. Apakah
dia akan bisa bertahan dengan semua kondisi ini.
Tuan Rolland menyusul kedua pria muda tadi
meninggalkan tempat itu dengan sekilas menatap
kearah Naya.
" Apa yang sudah kamu lakukan hingga Noah
membelamu tadi hehh.?"
Suara Nyonya Elen membawa Naya kembali
ke permukaan. Dia tampak mundur saat mertua
nya itu maju mendekat.
"Jangan coba-coba mencari perhatian dengan
Noah ya kamu ! Apa kamu tidak punya malu.?
siapa kamu ini, hanya seorang wanita kelas
rendahan ! Tidak lebih dari seorang pelayan.!!"
Nyonya Elen mendorong bahu Naya dengan
keras membuat nya terhuyung ke belakang.
"Dia ini wanita munafik Mam.! Murahan..!!"
Meline turut mendorong Naya hingga akhirnya
tubuhnya membentur kursi tempat Aham tadi
duduk.
Keduanya kemudian melengos sembari
mengibaskan rambut, setelah itu berlalu
pergi dari hadapan Naya yang tertunduk
memejamkan matanya yang kini sudah tidak
bisa lagi menahan desakan cairan bening yang
dari tadi di tahannya.
Rani muncul ke ruangan itu, dia langsung maju
menghampiri Naya dan meraih tangan Naya.
Saat ini Naya masih berusaha mengontrol
tangis nya agar tidak pecah.
"Nona..sebaiknya kita ke kamar sekarang."
Lirih Rani seraya menatap iba majikannya itu.
Naya mengangguk kemudian berjalan dari ruang makan bersama Rani di ikuti tatapan komplek para pelayan.
***** *****
Hari ini jadwal pekerjaan Aham super padat.
Banyak pertemuan yang harus dia hadiri,
salah satunya acara pembukaan sebuah Mall
besar yang rencananya akan di adakan sekitar
jam 4 sore. Mall tersebut merupakan usaha
retail yang baru saja di bangun oleh anak
perusahaan AM Corporation yang bergerak
di bidang retail dan properti.
"Tuan..ini adalah berkas yang anda minta
kemarin. Berisi data lengkap tentang Nona
Kanaya."
Leo menyimpan sebuah dokumen di hadapan
Aham yang seketika menghentikan aktifitasnya.
Dia meraih berkas tersebut, membukanya dan
melihat semua isinya. Wajahnya tetap datar tidak
bereaksi apapun.
"Jadi dia adalah wanita yang sudah di lindungi
oleh kakek sejak kecil.?"
"Benar Tuan, dia adalah cucu satu-satunya Tuan
Dananjaya, sahabat baik Tuan Besar."
Aham terdiam. Dia menatap intens seluruh isi
berkas tersebut.
"Tuan Besar dan Tuan Dananjaya sudah
menjodohkan anda sejak Nona Kanaya lahir."
Aham mengepalkan tangannya. Mendengar
kata perjodohan membuat rahang nya mengeras. Karena satu kata tersebut, hidup dan hatinya kini serasa hancur. Cinta pertamanya terhadap seorang wanita berakhir nestafa karena satu kata tersebut.
Sejak itu pula sikapnya jadi berubah sangat
dingin dan tertutup sekaligus berperangai keras.
Leo tampak menunduk tegang saat rahang
Aham semakin mengeras.
"Maaf Tuan, saya tidak bermaksud menyinggung
tentang semua masa lalu anda."
"Satu kata itu telah membuat hidupku hancur.!
Dan aku kehilangannya.!"
Geram Aham dengan tatapan mata yang menyala.
Leo semakin menunduk. Dia tahu betul Tuan nya masih belum bisa melupakan semua kenangan
buruk tersebut.
3 tahun lalu, Aham kehilangan kekasih sekaligus
cinta pertamanya. Di saat cintanya sedang sangat
berkembang dan begitu mekar, kekasih nya
tersebut harus pergi meninggalkan nya karena di paksa menikah oleh kedua orang tuanya. Dia di jodohkan dengan seorang milyuner sebagai
penebus semua utang-utang orang tuanya yang berada di ambang kebangkrutan.
Dan Aham pada saat itu tidak bisa membantu
kondisi keuangan keluarga kekasihnya karena
sang kakek tidak mau mengeluarkan sedikit pun
uang untuk menolong nya. Dia sudah memohon
hingga bersujud di bawah telapak kaki sang
kakek untuk membantunya, namun kakeknya
hanya menatap datar seolah tidak tersentuh sedikitpun.
Padahal waktu itu dia juga datang bersama
dengan kekasihnya, untuk sekaligus meminta
restu dari sang kakek karena Aham memutuskan
untuk segera menikahi gadis nya itu. Tapi reaksi
apa yang di terimanya, sang kakek tidak melirik
sedikitpun kehadiran kekasihnya tersebut.
"Siapkan semua berkas pembukaan Mall, kita
berangkat sebentar lagi."
Titah Aham seraya berdiri dari duduknya membuat
Leo segera membungkuk dan bergerak.
----- -----
Cuaca sore ini terlihat sangat cerah dengan awan
membiru menghiasi langit di tengah kota yang
senantiasa di warnai oleh kesibukan dan berbagai
aktifitas dari para penghuni nya yang heterogen.
Mall besar yang hari ini rencananya akan mulai
di buka terletak di sebuah komplek real estate
super mewah di pusat kota. Keadaan di sekitar
Mall megah tersebut tampak sudah sangat padat
di penuhi oleh pengunjung dan orang-orang yang
ingin melihat langsung acara pembukaan tersebut.
Apalagi kebanyakan dari para pengunjung tahu
bahwa acara pembukaan Mall ini akan di hadiri
langsung oleh Sang Presdir AM Corporation
selaku pemilik Mall tersebut.
"Aku kesini hanya karena ingin melihat langsung
bagaimana tampannya wajah Tuan Aham.."
Ucap seorang wanita muda yang kelihatannya
seorang wanita karier setingkat sekretaris.
"Hampir semua wanita punya alasan yang sama
kali.."
Sahut teman yang di sebelahnya.
"Selain untuk berburu diskon besar-besaran
pastinya.."
"Yups..itu adalah alasan yang kedua hahaa.."
Sambung yang lain membuat mereka tertawa
riang dengan wajah bahagia.
"Aku tidak sabar ingin meleleh bersama saat
melihat dan membayangkan bisa berada di dekat
Presdir Abraham yang super tampan itu.."
Ucap wanita sekretaris tadi dengan mata terpejam
seolah membayangkan sesuatu.
"Hati-hati loh, tar kamu langsung basah hahaa.."
Ledek teman nya dengan menahan tawa .
"Tidak apa lah, siapa tahu dia akan hadir dalam mimpiku nanti malam.."
"Mimpi aja sendiri sana.."
Ledek teman-temannya yang lain. Mereka kembali
tertawa mengingat khayalan konyol teman nya.
"Siapa yang tahan coba saat melihat rupa yang
begitu tampan di depan mata. Pikiran liar kita
akan langsung bereaksi seketika.."
"Iya bener banget, bahkan hanya dengan menatap
gambar nya saja tubuhku langsung panas."
"Gila Lo ya..! tapi emang bener sih hihi.."
Obrolan itu terus saja berlanjut ke hal yang lebih
liar lagi, tidak sadar kalau mereka sedang berada
di tempat umum, berdesakan dengan pengunjung
lain yang sama antusias nya.
Sementara itu di back stage saat ini Kanaya
bersama dengan grup musik gambus nya
sedang bersiap diri, karena mereka merupakan
salah satu pengisi acara pembukaan Mall ini.
Kanaya tidak menyadari sama sekali kalau
acara yang akan di isi nya nanti berhubungan
dengan Tuan Mudanya.. suaminya..
Kanaya hanya memoles ringan wajah nya,
dia tidak suka dengan riasan yang mencolok
karena akan membuat dirinya seakan menjadi
sosok yang lain. Lagipula buat apa dia memoles
wajah nya, kalau semua yang ada dalam dirinya
sudah terlihat begitu sempurna tanpa cela
sedikitpun.
Tuhan sudah begitu baik pada dirinya hingga
menganugerahi rupa yang begitu indah serta
berbagai kelebihan yang di milikinya, salah satu
nya suara yang begitu merdu dan syahdu.
"Nay..Nay...aku gak sabar banget pengen lihat
Presdir AM Corporation itu..!"
Pekik Yara yang baru masuk dengan berjingkrak
dan menutup wajah nya yang bersemu merah.
Naya menatap heran kearah Yara yang terlihat
heboh sendiri dari pantulan cermin.
"Kamu ini kenapa sih, kok bisa sampai kayak
gitu, anehh..!"
"Naay..ini karena kamu memang tidak pernah
ingin mengetahui dunia luar yang sangat indah
ini..!"
"Iya..iya terserah kamu lah Nona Yara..lagipula
apa untungnya buatku mencari tahu yang tidak
perlu di ketahui.."
"Iiww..kamu ini ya..! Kamu tahu gak Nay, semua
wanita bermimpi bisa menjadi teman kencan
nya seorang Presdir tampan seperti dia.!"
Debat Yara sambil kemudian duduk dan
membuka ponselnya. Dia melihat semua
fhoto dan gambar yang menampilkan sosok
Aham dalam berbagai media online, terutama
di Chanel bisnis.
"Ada yang bilang kita tidak akan bisa bernapas
dengan baik saat berhadapan langsung dengan
Presdir tampan itu.."
"Berlebihan.."
Sahut Naya sambil berdiri dan merapihkan
hijabnya sebagai penutup persiapan nya. Yara
hanya meliriknya sekilas seraya mengerucut
bibir nya kearah Naya.
"Naya.. sebentar lagi kita naik ya.."
Manajer Al-arafah muncul di ambang pintu tenda
dengan menjentikkan jarinya di sambut anggukan
Naya. Sesaat dia memejamkan matanya, berdoa
memohon kelancaran untuk penampilannya kali
ini karena entah kenapa saat ini dadanya tiba-tiba
saja berdebar tak karuan.
"Ayo.. semangat sayang.."
Yara memunculkan kepalanya di atas bahu Naya
membuat dia membuka matanya seketika.
"Semoga semuanya lancar ya.."
Lirih Naya sambil kemudian mengatupkan kedua
tangan di depan wajahnya.
Keadaan di sekitar panggung utama tempat
acara berlangsung tampak heboh. Rombongan
mobil mewah nan mengkilap saat ini baru saja
tiba di area parkir khusus untuk tamu VVIP.
Puluhan pengawal dan penjaga keamanan dari
kepolisian tampak bergerak cepat mengamankan
area yang akan di lewati oleh Presdir AM Corp.
yang saat ini sudah tampak keluar dari dalam
mobil mewah nya. 6 orang bodyguard langsung
mengapitnya menjaga di sekitar dirinya dari
serbuan para pengunjung yang seketika berteriak histeris melihat kehadiran Tuan Tampan tersebut.
Aura kehadirannya memiliki magnet yang sangat
kuat hingga mampu menarik perhatian semua
orang yang ada di tempat itu, bahkan melebihi
daya tarik seorang selebritis kelas kakap.
"Ya Tuhan.. begitu sempurnanya Engkau
menciptakan manusia yang satu ini.."
Gumam beberapa pengunjung saat Aham
melintas kehadapan nya, membuat mereka yang
terlewati langsung bengong di tempat. Semerbak
wangi yang keluar dari tubuh Aham seketika
membakar gejolak jiwa para pengunjung wanita.
Mereka menjerit histeris dengan mata terkesima.
Sementara orang yang menjadi pusat kehebohan
tersebut tampak datar saja, berjalan gagah dan
tenang penuh dengan kharisma dengan wajah
super dingin nya. Kacamata hitam setia menemani
bertengger manis di atas hidung mancung nya
menambah aura kegagahannya meningkat berkali
kali lipat.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
andi hastutty
smoga i2 juga perusahaan peninggalan kakek untuk Naya hahahah
2023-10-24
0
AAN SUMARNI
jangan bilang kalo naya juga merupakan bagian dari pemegang saham di AM comperation
2023-05-02
0
Aida Sufianto
ceritanya keren
2022-11-26
0