Ryoma and Reina

[POV] Ryoma

Perlahan lahan, Ryoma membuka matanya. Dia langsung melihat sekeliling nya, dia menyadari dia berada di dalam sebuah ruangan yang sangat besar. Dia menoleh ke samping dan melihat banyak ranjang berderet di sebelah kanan dan kiri nya. Dia juga melihat di sebrang nya juga ada banyak ranjang berjejer membentang dari kiri ke kanan. Dia mencoba duduk dan melihat tangannya. Dia juga memperhatikan tubuh nya, dia melihat dirinya sama ketika berubah. Dia menoleh dan melihat sebuah sabit besar dengan gagang lurus berdiri di samping ranjang nya. Dia turun dari ranjang dan berjalan keluar ruangan. Begitu membuka pintu, di depan nya ada bangunan kuno yang megah seperti biara yang megah dengan gaya arsitektur eropa abad pertengahan.

“Aku dimana ?” Pikirnya.

Tiba tiba dia merasakan dirinya berjalan menuju kolam di tengah tengah taman yang berada di antara pilar pilar di dalam biara. Ketika dia melihat ke dalam kolam, dia bisa melihat wajah nya yang terpantul di air yang tenang. Wajah nya sama dengan wajah nya yang sekarang hanya saja rambutnya berwarna pirang. Kemudian dia merasakan kalau dia berjalan menuju sebuah ruangan besar di ujung lorong dan dia tiba di dalam biara, lengkap dengan altar dan patung dewa yang berada di tengah. Di dalam banyak orang, ternyata biara sedang mengadakan pernikahan untuk kalangan atas.

Ryoma merasakan dirinya bersembunyi di belakang pilar dan berdiri sambil memegang sabit nya. Entah kenapa dia merasakan dirinya tidak cocok berada di sana. Setelah itu dia melihat sepasang pengantin masuk dari pintu depan menuju altar di iringi alunan suara orgen yang menggema di dalam biara. Pandangan matanya bertemu dengan mempelai wanita yang sepertinya seorang putri dari sebuah kerajaan. Putri itu melihat dirinya tanpa melepaskan pandangan nya kepada dirinya.

Dia berjalan maju perlahan mengiringi mempelai menuju altar dari balik tiang. Di depan altar, cadar mempelai wanita itu di buka dan pendeta memulai upacaranya. Wajah mempelai wanita itu sangat dia kenal.

“Reina ?” Pikirnya.

Mempelai wanita terus melihat ke arah dirinya walau pendeta sudah memulai upacara nya. Setelah beberapa waktu, pendeta sampai kepada pengikatan janji keduanya. Dia melihat wajah mempelai wanita itu mulai khawatir. Pendeta mulai bertanya kepada pasangan nya dan pasangan nya membacakan janjinya. Kemudian pendeta bertanya lagi dan pasangannya menjawab “Aku bersedia.” Setelah itu pendeta berbalik melihat mempelai wanita dan meminta mempelai wanita mengucapkan janjinya. Aneh nya mempelai wanita itu diam saja dan terlihat resah. Karena pengunjung mulai berbisik dan kasak kusuk, pendeta meneruskan pertanyaan nya. Jawaban mempelai wanita itu sangat mengejutkan. “Aku tidak bersedia.”

Mempelai wanita itu langsung melepas tiaranya dan mengangkat rok nya, dia langsung berlari ke arah Ryoma yang merasakan dirinya juga maju berlari ke arah mempelai wanita itu. Ketika bertemu mereka langsung berpelukan, mempelai wanita itu membisikkan sesuatu padanya.

“Joshua, bawa aku pergi dari sini….”

“Baik Helen sama……” Jawab nya secara tidak sadar.

Ryoma merasa dirinya berlari menerobos keluar biara sambil menggendong mempelai wanita itu. Dia merasa melompati kursi, menendang dan berjalan zig zag menghindari orang orang yang ingin menangkap nya. Setelah itu dia tiba di pintu dan keluar dari biara. Cahaya terang menyelimuti pandangan nya dan membuat nya terpejam.

Ketika dia membuka mata, pandangannya sudah berubah, dia berada di sebuah pegunungan bersama dengan mempelai wanita tadi yang berpakaian sama seperti Reina kalau sedang berubah dan membawa busur besar yang indah. Wanita itu berjalan di depan nya sambil menarik tangannya dengan ceria.

“Ayo Josh, cepat……..”

“Baik Helen sama…….”

Tiba tiba Reina berbalik dan langsung berdiri di depannya. Wajah nya terlihat cemberut dan marah.

“Sudah berapa kali ku bilang jangan pakai ‘sama’, sekarang aku istri mu bukan putri mu. Kamu juga bukan buttler ku melainkan suami ku…paham Josh….”

“Eh..ah…baiklah Helen sam…eh Helen…..”

“Nah gitu dong, kita kan sekarang petualang, jauh di luar dari negara ku….santai saja…..”

“Hahaha iya kamu benar Helen……”

Keduanya meneruskan perjalanan, ternyata mereka di tugasi oleh guild untuk memburu monster salju bernama wendigo di pegunungan es. Setelah berjalan lama, mereka sampai di puncak yang di selimuti es abadi. Disana mereka melihat sebuah gua dan di depan gua itu ada seekor mahkluk berbentuk manusia yang besar, badannya di selimuti rambut berwarna putih seperti salju, wajah nya seperti kera yang memiki taring yang mencuat ke atas di bagian bawah mulut nya. Tangan nya besar dan sepertinya kuat. Di samping kanan dan kiri kepalanya keluar dua tanduk yang melengkung.

“Helen, aku maju dan pancing dia, kamu siap memanah dari jarak aman….”

“Baik Josh…hati hati….”

Mereka berdua langsung keluar dari balik semak semak. Ryoma langsung berlari ke arah monster itu dengan kecepatan tinggi. Tubuh nya kadang menghilang dan kadang muncul ketika dia sedang berlari. Dia langsung ke belakang monster itu dan menyabetkan sabitnya. Monster itu ternyata memiliki reflek yang bagus, dia berbalik dan menangkap sabit Ryoma. Reina yang melihat nya langsung menembakkan panah nya ke punggung monster itu. Karena bulunya yang tebal, panah panah itu hanya mengenainya dan terjatuh tanpa menancap. Mosnter berbalik melihat Reina dan langsung menerjang ke arah nya. Monster itu melayangkan pukulan nya ke arah Reina yang menghindarinya dengan salto sambil menembakkan panah nya. Ryoma mengejar nya dan menyerang kaki monster itu dengan sabit nya.

Badan Ryoma berputar sambil mengayunkan sabit besarnya ke arah kepala. Monster itu mengangkat tangannya untuk menutupi kepalanya, tapi tangannya malah terputus terkena sabetan sabit Ryoma.

“Graaaaaaaaa…..” Monster meraung kesakitan sambil memegang luka tangannya yang terputus.

Melihat erangan monster itu, Ryoma langsung menyabetkan sabit nya bertubi tubi ke badan monster itu. Setelah monster terluka dan terjongkok, Ryoma mendirikan sabitnya. Reina langsung melompat dan berdiri di atas sabit Ryoma. Dia langsung menembak monster itu tepat di tengah tengah kedua matanya. Monster itu langsung jatuh ke belakang dan mati. Reina turun dari sabit Ryoma dan langsung jatuh di pelukan Ryoma. Mereka berputar putar dan tertawa tawa karena senang berhasil mengalahkan monster yang katanya harus di lawan oleh pasukan. Setelah itu, mereka memotong salah satu tanduk di kepala nya dan memasukkan nya ke tas mereka.

Pandangan Ryoma berubah lagi, dia merasa dirinya ada di sebuah gedung dan banyak orang di sana. Dia melihat Reina ada di samping nya. Dia merasa dirinya berjalan ke counter sambil menggandeng Reina. Begitu sampai di counter, dia langsung mengambil tanduk wendigo yang dia lawan dan memberikan nya kepada petugas yang menjaga counter. Setelah tanduk itu di teliti petugas, tiba tiba petugas lari ke lantai 2. Tak lama kemudian dari lantai 2, petugas itu turun bersama seseorang yang terlihat cukup berwibawa. Mereka langsung menghampiri Ryoma dan Reina. Kemudian orang yang berwibawa itu menyalami mereka dengan wajah lega. Kemudian dia menghadap ke keramaian dan berteriak.

“Wendigo sudah di kalahkan, stampede tidak akan terjadi…. pasangan suami istri, petualang rank S ini sangat berjasa……” Orang itu berdiri di tengah tengah Ryoma dan Reina sambil memegang pundak mereka.

“Uoooooooohhhh……” Semua orang di dalam gedung bersorak sambil mengangkat gelas nya.

Ryoma dan Reina terlihat sangat senang dan berpelukan. Kemudian mereka berciuman di depan orang banyak. Sorak sorai di dalam ruangan semakin ramai melihat keduanya. Mereka berciuman cukup lama dan saling memeluk erat sambil tertawa setelah nya.

Tiba tiba pandangan Ryoma berubah, dia berada di medan perang, Ryoma menoleh dan melihat Reina sedang memanah musuh yang datang. Kemudian dia merasa dirinya maju dan membunuh beberapa musuh. Dari kejauhan dia melihat seekor naga besar menyerang dan di robohkan oleh dua orang menggunakan pedang. Dia juga melihat dua orang yang cukup jauh di depan nya, sedang berlari menuju naga yang jatuh. Ryoma menoleh kepada Reina yang juga sedang menoleh kepada dirinya dan mereka mengangguk bersama. Kemudian mereka maju menyusul dua orang di depan nya.

Orang di depan mereka terlihat sedang melawan vampire yang menghadang nya. Salah satu dari dua orang itu mati tertusuk oleh cakar vampire dan jasadnya masuk ke dalam kapak nya. Pria di sebelah nya mengambil kapak itu dan berlari maju kedepan sambil membawa perisai besar nya. Kemudian dia melihat dua orang yang melawan naga sedang bertarung dengan manusia besar yang memakai armor serba hitam. Pria yang membawa perisai itu terdiam karena melihat seorang wanita dari dua orang itu tercengkram dan di belah dua di bagian pinggang.

Tubuh nya masuk ke dalam senjata yang di pegang nya, dia juga melihat seorang pria yang membawa pedang besar mengambil dua pedang milik wanita tadi dan menerjang manusia berarmor itu. Dia merasakan dia dan Reina berlari menuju manusia berarmor itu. Dia merasa melompati laki laki yang memegang perisai dan kapak itu. Tapi dia terlambat, pria yang menyerang dengan pedang besar itu terpenggal kepalanya dan orang beramor yang ternyata armor kosong itu sedang membetulkan kepalanya. Jasad pria yang terpenggal itu masuk ke dalam pedang besarnya.

Reina terlihat sedang memanah sambil maju dan dia merasa dia maju menyerang dengan menggunakan sabit nya. Manusia berarmor itu menangkis sabit nya dan mementalkan nya. Selagi terpental dia melihat monster itu mendekati Reina dan langsung menghujam perut Reina dengan pedang nya sampai tertembus.

“Heleeeeeeen…….” Teriaknya.

“Jo…shu…a……….la…ri…..” Helen langsung menghembukan nafas terakhirnya.

Dia merasa dirinya menyerang membabi buta. Kemudian setelah menangkis dan menyerang dengan penuh emosi, dia melihat Reina masih hidup dan memegang pedang manusia berarmor itu. Karena melihat ada kesempatan dia langsung maju menyerang. Tapi dia lengah, karena manusia berarmor itu memegang pedang besar pria tadi dan membelah tubuh nya mejadi dua. Matanya langsung terpejam, kemudian dia membuka matanya dan melihat dirinya sedang di pegang seseorang yang menyabetkan dirinya ke arah manusia beramor itu dengan satu tangan. Ternyata yang memegang dirinya adalah Reina yang perutnya masih di hujam oleh pedang manusia berarmor itu, Reina berhasil menangkap dirinya yang terpental ke arah nya. Tiba tiba manusia berarmor itu menusukkan lagi pedang nya lebih dalam sampai tangannya ikut masuk ke perut Reina.

Dia melihat Reina muntah darah dan manusia berarmor itu melemparkan Reina ke pria berperisai di depan nya. Dia sempat melihat tubuh Reina masuk ke dalam busurnya. Pria berperisai itu maju menyerang menggunakan kapak nya dan membelah dua manusia berarmor itu dari atas ke bawah. Manusia berarmor itu mati. Pria berperisai yang badannya penuh panah itu berlutut. Tiba tiba sisa sisa pecahan tangan manusia berarmor yang masih memegang pedang, terbang melayang. Ryoma berteriak tapi suaranya tidak keluar. Tangan berpedang itu, menghujamkan pedang nya di punggung pria berperisai itu sampai tembus ke dada nya. Tubuh pria itu langsung masuk ke perisainya.

Pandangannya menjadi gelap dan sepertinya dia terpejam. Kemudian dia membuka matanya lagi, dia melihat dia berada di sebuah ruangan istana yang gelap. Dia melihat sekeliling dan melihat banyak senjata di samping nya. Busur milik Reina juga ada di situ. Dia melihat seseorang berjubah hitam mengangkat pedang besar yang berada di tengah dan membawa nya ke altar di depannya. Kemudian dia juga merasa dirinya di angkat dan di hadapkan ke cermin. Ternyata dia sudah menjadi sabit milik nya dan di bawa menuju altar. Dia langsung di masukkan ke dalam cairan hitam yang kental dan kepalanya langsung sakit. Karena sakitnya dia langsung menutup mata.

Ryoma langsung terbangun dengan kaget, nafas nya terengah engah, dia melihat sekeliling dan dia menyadari dia sedang duduk di sebuah taman di dalam play land, hari sudah gelap. Dia melihat Reina berada di samping nya. Air matanya mulai mengalir, dia langsung mendekap Reina.

“Helen………” Panggil nya sambil medekap Reina.

Reina yang di dekap oleh Ryoma membuka matanya dan melihat Ryoma sedang memeluk nya sambil menangis. Dia langsung merangkul Ryoma dengan erat dan tanpa sadar dia memanggil Ryoma.

“Joshua……kita bertemu lagi……” Air mata Reina juga mengalir deras.

Mereka langsung berciuman dan tidak ragu ragu lagi. Setelah nya, mereka berdua langsung memegang kepalanya sambil saling memeluk. Pandangan nya mendadak gelap dan dia kembali terpejam.

[System Error]

[Rebooting]

Keduanya kembali tertidur, hanya saja kali ini saling berpelukan. Hari semakin malam, seorang petugas menghampiri mereka dan memegang pundak Ryoma untuk membangunkan nya. Ryoma terbangun dan melihat petugas yang sedang membangunkan nya. Dia minta maaf kepada petugas itu sambil memeluk Reina. Kemudian petugas itu langsung pergi. Setelah itu, dia baru sadar kalau dia sedang mendekap Reina. Buru buru dia melepaskan Reina yang juga baru terbangun. Keduanya langsung malu malu dan saling membelakangi. Reina memeluk dirinya sendiri dengan wajah yang merah. Keduanya terdiam dan mencuri curi menoleh. melihat satu sama lain. Tiba tiba di kepala mereka terdengar suara.

“Ryoma, Reina chan…..cepat kembali ke sekolah, ada masalah……Tetsu dan Kana chan sedang menuju ke sini.” Makoto menghubungi melalui telepati.

“Eh….” Keduanya langsung saling menoleh.

Ryoma dan Reina langsung berdiri dan mereka langsung berlari untuk keluar dari play land kembali menuju sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!