Glimpse of past memory (Makoto and Nanako)

Kembali ke beberapa saat ketika Makoto berjalan ke dalam terowongan. [POV Makoto]

Makoto yang frustasi dan kesal terus berjalan masuk ke terowongan. Setelah tidak terlihat siapa siapa dia bersender di dinding dan duduk. Makoto mengeluarkan bungkus rokok dari kantung celananya dan menghisapnya. Karena suasana hati yang kacau, dia meleparkan rokoknya. Dia langsung memegang kepalanya dengan kedua tangannya sambil menunduk. Saat itu, batin Makoto benar benar kacau. Dia melihat kejadian demi kejadian sejak kecelakaan di pikirannya. Tangannya mulai memukul mukul tembok di sampingnya.

“Aku tidak mau seperti ini…..akhirnya aku berhasil masuk ke kawasan elit, malah seperti ini….” Pikirnya.

Dia terus berusaha menenangkan diri, kepalanya terus tertunduk dan di pegang oleh kedua tangannya. Dia berusaha menerima apa yang terjadi. Dia juga mengingat pembantaian pengendara sepeda motor di sungai dan perbuatannya kepada Nanako. Dia mulai membenturkan belakang kepalanya ke dinding berkali kali. Dia merasa tidak ada hal baik yang terjadi padanya setelah dia mengalami kecelakaan.

Selagi dia membenturkan belakang kepalanya ke dinding tempat dia bersender di belakang\, terdengar suara di kepalanya. [Access Memory Granted] [Downloading] Karena bingung dia langsun berdiri dan melihat sekeliling. Kemudian dia duduk kembali. Sebuah suara terdengar lagi di kepalanya [Download completed]. Makoto terpejam dan melihat kehidupan seorang pria di dunia yang tidak dia kenal. Dunia itu memiliki 3 bulan\, di langit malan tidak terlihat bintang bintang. Dia melihat sekeliling dan dia berada di sebuah desa. Dia melihat tangannya seperti bukan tangan milik nya. Tangan itu jauh lebih besar dari tangannya.

“Ini dimana ?” Tanya nya dalam hati.

Dia berdiri dan meraba raba wajah nya. Kemudian dia meraba badannya dan melihat ke bawah. Tubuh nya memakai armor seperti yang dia pakai kalau berubah bentuk. Setiap penduduk desa yang berpapasan dengan nya, menyapanya dengan nama ‘Evan’, nama yang tidak dia kenal. Tiba tiba pandangannya berpindah, dia melihat desa di depan nya di lalap api. Mayat mayat bergelimpangan. Di depannya nampak beberapa bayangan sedang begumul. Dia maju perlahan dan melihat bayangan apa yang ada di depan nya. Alangkah terkejutnya dia, di depannya segerombolan makhluk kecil hijau sedang memperkosa seorang wanita secara bergilir.

Karena muak melihat pemandangan di depannya, dia mencabut pedang nya dan membantai semua makhluk kecil hijau itu tanpa ada sisa. Sayang nya wanita yang di perkosa itu sudah meninggal dan dia terlambat menyelamatkannya. Makoto merasa dirinya berlari keluar dari desa dan melihat pasukan monster di depan nya. Beberapa di antara mereka sedang menikmati potongan tangan pria yang di ijak seekor monster besar. Pria itu masih hidup dalam keadaan mengenaskan.

“Hiyaaaaaa…….”

Makoto merasa dirinya maju menyerang semua monster di depannya. Dia menebas, menusuk, menendang, memukul dan segala macam serangan dirasakannya. Pedang yang menusuk tubuh, membelah musuh, menyayat daging, semua dirasakan seakan akan dia adalah pedang itu sendiri. Dia merasa dia memejamkan mata. Ketika matanya terbuka, dia melihat dia sedang berjalan menuju sebuah kota. Dia melihat sekeliling dan melihat luasnya ladang di samping nya. Kemudian dia mengangkat tangannya dan melihatnya. Kali ini tangannya menggenggam tangan lain. Dia menengok ke samping untuk melihat pemilik tangan itu.

Di sebelahnya ada seorang wanita cantik berpakaian hitam dan ketat, di belakang nya ada dua buah katana bersilangan di punggungnya. Karena merasa di perhatikan, wanita itu menoleh dan tersenyum.

“Kalau kamu melihat ku terus nanti matamu copot loh….ada apa Evan ?” Tanya wanita itu.

Makoto tidak menjawab, dia termenung melihat wanita yang ada di sebelah nya sambil mengamati nya. Wanita itu mendekatkan wajah nya dengan ekspresi bingung. Dia menaikkan tangan satunya dan melambaikannya di depan wajah Makoto.

“Hei Evan….ada apa ?” Tanya wanita itu dengan wajah mulai khawatir.

“Eh..ah…maaf Selena….aku tertegun melihat kecantikan mu hahaha….”

“Huu dasar, jangan menggoda ku……” Selena langsung merangkul nya dan menciumnya.

Tiba tiba pandangannya berganti menjadi sebuah medan pertempuran. Dia melihat Selena berada di samping nya bersama beberapa orang lainnya. Dia melihat sekeliling, pemandangan di sekeliling nya sangat mengerikan. Banyak sekali mayat bergelimpangan. Dimana mana ada api yang membakar. Teriakan demi teriakan silih berganti. Dia menoleh kepada Selena yang sedang membunuh beberapa monster berbentuk babi berkulit hitam. Akhirnya dia merasakan dirinya ikut bertempur.

Kemudian di depan mereka berdiri seekor monster berwujud tengkorak memakai armor lengkap layaknya seorang ksatria. Dia merasakan dirinya maju menyerang tengkorak itu. Sabetan demi sabetan di lancarkan nya ke tubuh tengkorak itu. Akhirnya dia berhasil memenggal tengkorak itu. Dia langsung menoleh mencari Selena. Ternyata Selena ada di depan dan sedang di angkat lehernya oleh monster berbentuk manusia dengan armor hitam. Dia melihat Selena meronta ronta sambil menyabetkan katana nya.

“Selena…….” Teriak nya sambil berlari mendekati Selena.

“E…van…..” Selena yang mulai lemas menengok.

Dua katana nya masih di genggamannya. Tiba tiba, manusia armor hitam itu mengayunkan pedangnya dari kiri ke kanan. Badan Selena langsung terbelah dua di bagian pinggang. Tubuh bagian atas nya di lemparkan ke Makoto yang sudah dekat dengannya. Makoto merasa dia menangkap bagian atas tubuh Selena dan langsung memeluk nya.

“Maaf….Evan…..aku….duluan….aku…cin…..” Belum selesai Selena berbicara dia sudah tiada.

“Selenaaaaaa……..” Makoto merasa dia berteriak keras.

Tiba tiba tubuh Selena menghilang dan masuk ke kedua katana yang masih di pegangnya. Pedangnya berubah warna menjadi merah. Makoto langsung menggigit satu pedang katana nya dan memegang pedang satunya. Dia langsung maju menyerang manusia berarmor hitam itu. Makoto merasa menyerang nya dengan membabi buta dan dari segala arah dengan tiga pedang yang ada pada nya. Manusia berarmor itu kewalahan. Akhirnya Makoto berhasil menebas lehernya. Dia terkejut ternyata di dalam armor itu tidak ada orang nya. Karena lengah, pedang armor itu langsung menebas lehernya.

Dia merasa kepalanya melayang dan muncul sinar putih yang sangat menyilaukan. Tiba tiba dia merasa jatuh. Ketika hampir memejamkan mata, dia merasa dirinya di angkat oleh armor itu. Dia juga melihat armor itu memegang dua katana milik Selena. Dia memejamkan mata. Ketika dia membuka mata, pandangannya sudah berubah lagi, dia melihat kalau dia ada di sebuah istana berwarna serba hitam. Dia melihat sekelilingnya, di sampingnya ada dua katana milik Selena, di sebelah nya ada sebuah perisai, sebuah kapak, sebuah busur dan sebuah sabit besar. Tiba tiba dia merasa dirinya di angkat oleh seseorang dan di hadapkan ke cermin. Alangkah terkejutnya dia karena dia sudah menjadi sebilah pedang yang indah.

Orang yang mengangkatnya berbalik. Makoto melihat ada sebuah altar berisi kan cairan hitam di dalam nya. Orang itu menaruh nya di dalam cairan itu. Mendadak dia merasakan sakit yang luar biasa sampai dia tidak merasakan apa apa lagi, kemudian dia sempat melihat senjata senjata yang lainnya bernasib sama termasuk senjata Selena. Tiba tiba dia merasa kepalanya seperti di tekan oleh berat ratusan ton dan terasa sangat sakit sekali. Akhirnya dia teriak.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaa………..”

Ketika sadar, dia sudah berada di dalam terowongan. Kepalanya masih sakit dan dia memegangnya dengan kedua tangannya. Kemudian dia merasakan seseorang memeluknya. Dia menoleh dan melihat wajah yang sudah di kenal nya.

“Selena………”

“Ya Evan, tapi sekarang aku Nanako dan kamu Makoto……Mako kun……maaf kan aku.”

“Na..na…ch..an……..” Makoto langsung pingsan di pangkuan Nanako.

Sebelum terpejam dia melihat wajah Nanako yang tersenyum dan menangis sambil memegang kepalanya. Setelah itu dia tidak sadarkan diri. Setelah itu, Makoto membuka matanya. Pandangannya berubah, dia berada di sebuah kamar.

----------------------------- {End POV}

“Dimana……..” Pikirnya sambil setengah terbangun.

Ketika sadar dia langsung duduk dan matanya tebelalak. Dia menoleh ke kanan dan kiri, melihat sekelilingnya. Dia berada di sebuah kamar dan dia sendirian. Nafasnya masih tersengal sengal karena bangun mendadak. Dia memegang kepalanya dengan satu tangannya. Kepalanya masih terasa sedikit pusing.

“Apa yang terjadi ?” Pikirnya sambil memegang kepalanya.

Tiba tiba pintu kamarnya di buka, Rika langsung masuk ke dalam bersama dengan beberapa asisten rumah tangga yang membawakan baju ganti dan baskom berserta handuk untuk membilas tubuh. Dia sadar kalau keringatnya deras sekali dan bajunya menjadi basah. Tapi dia tetap waspada. Dia langsung berjongkok dengan satu kaki dan bertanya.

“Dimana aku ?” Tanya nya kepada Rika.

“Tenang ni san, kamu ada di rumah ku, kamu yang pertama bangun…..”

“Aku yang pertama bangun ? apa yang terjadi ?” Tanya Makoto.

“Loh ni san tidak ingat ? tiga hari lalu ni san dan yang lainnya termasuk ne san pingsan di terowongan. Aku memanggil anak buah ku dan membawa kalian ke rumah. Maaf kan aku kalau aku lancang….” Rika menunduk di depan Makoto.

Melihat Rika yang menunduk, Makoto mulai tenang, dia kembali duduk bersila di atas futon (kasur jepang). Rika langsung meminta asisten rumah tangga nya memberikan handuk kepada Masato dan menaruh baskom nya. Asisten yang satunya memberikan baju ganti untuk Makoto. Langsung saja, Makoto membuka pakaian bagian atas nya dan mulai mengelap badannya menggunakan handuk yang di celupkan ke baskom. Setelah badannya kering dia langsung memakai baju nya.

“Berapa lama aku pingsan, Rika chan ?” Tanya Makoto.

“Ni san, sudah tidur selama 3 hari…..semua juga sama dan belum bangun.”

“Begitu ya…….” Makoto menunduk.

Dia tidak ingat apa yang dialami nya di dalam terowongan. Tiba tiba dia ingat kalau dia menusuk perut Nanako dengan tangannya. Kemudian dia juga ingat sekilas ada seorang wanita yang dulu sangat akrab dengannya. Wanita yang sudah lama dia lupakan. Tapi dia hanya bisa meliha sekilas saja dan tidak ingat lagi. Tiba tiba pintu kamar di buka, Nanako langsung menerobos masuk dan menerjang Makoto. Dia langsung memeluk Makoto yang baru saja berpakaian.

“Eh…Nana chan….kenapa ?”

“Tidak tahu…aku hanya ingin….dan jangan tanya kenapa. Aku senang kamu baik baik saja.”

“Sama, aku juga senang kamu baik baik saja. Maafkan aku, aku melampiaskan kekesalan ku pada mu.”

“Aku juga minta maaf sudah membohongi mu selama ini.”

“Aku mengerti, sangat mengerti……kalau aku di posisi mu, mungkin aku akan bertindak sama, bahkan mungkin lebih parah.”

“Hihihi benarkah ?” Untuk pertama kalinya Nanako tertawa.

“Hmm baru kali ini aku dengar kamu tertawa Nana chan…..”

“Ehem……maaf menganggu, tapi aku masih di sini.” Rika menegur mereka karena merasa risih.

Makoto langsung melepaskan Nanako secara mendadak. Nanako juga melepaskan Makoto. Mereka berdua duduk membelakangi satu sama lain dengan wajah merah. Rika tersenyum melihat keduanya. Kemudian ketiga nya duduk berhadapan.

“Aku merasa melupakan kejadian penting sewaktu di terowongan…..sepertinya saat itu aku ingat sesuatu, tapi apa…..”

“Sama, aku juga merasa seperti itu….aku tidak mengerti.”

Rika kemudian menceritakan kepada keduanya apa yang terjadi di terowongan setelah mereka berdua pingsan. Tatsuo, Kana, Ryoma dan Reina juga pingsan. Untuk penyebab nya, Rika hanya mengatakan kalau mereka semua memegang kepala masing masing kemudian pingsan. Makoto dan Nanako berpikir, mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi ketika mereka mencoba. Keduanya merasakan sakit di kepala mereka dan memegang kepalanya. Rika yang melihat nya langsung mencegah mereka berpikir dan tidak memaksakan diri. Pintu tiba tiba terbuka dengan kencang.

Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina menerobos masuk ke dalam, langsung memeluk Makoto dan Nanako. Mereka rupanya juga baru sadar dan akhirnya bertanya apa yang terjadi. Tapi ada satu persamaan mereka, sepertinya mereka melupakan sesuatu yang penting dan seperti mereka mengingat sesuatu tapi mereka lupa. Akhirnya mereka ber enam mencoba mengingat lagi dan akhirnya kepala mereka sakit bersamaan.

Setelah semua tenang, Rika mengajak mereka makan di bawah. Ke enam nya langsung makan dengan lahap nya, semua makanan yang di keluarkan langsung habis di santap mereka ber enam. Rika yang melihat nya menjadi senang dan bersyukur karena Makoto dan lainnya sudah pulih sebab nafsu makan mereka besar. Tentu saja Rika tidak mengetahui kalau Makoto dan lainnya sangat kelaparan karena kehabisan makanan.

Selesai makan, Rika mulai menceritakan kepada Makoto dan lainnya soal kondisi saat ini. Dome sudah di kuasai oleh dua keluarga, yaitu Takano dan Gondo. Mereka menghabisi semua keluarga yang tadinya berbagi wilayah di kota. Karena takut keturunan mereka menuntut balas, mereka sengaja melubangi dome dan membuang beberapa monster di daerah kumuh untuk membumi hanguskan kawasan kumuh. Mereka tau kemana keluarga yakuza yang lain membuang anak di luar nikah, anak tidak di akui dan lainnya. Rika bersyukur Makoto dan lainnya masih hidup dan bisa mengambil alih kembali kekuasaan keluarga mereka. Reina langsung berdiri dan bertanya kepada Rika.

“Rika chan, kamu kenal dengan Kobayashi Eijiri ?” Tanya Reina.

“Maaf aku tidak tahu….ne san, tapi aku tau keluarga Kobayashi, kalau tidak salah mereka melebur ke keluarga Gondo yang saat ini kedua terbesar di kota.”

Riena langsung duduk dan bersender di bahu Ryoma yang bingung kenapa Reina bersender padanya.

“Kalau Higerashi ? Tendouji ? Shigake ?” Tanya Tetsuo.

“Hampir semua di lebur kalau tidak ke Gondo berarti ke Takano, keluarga paling besar sekarang. Keluarga kami, Kouga juga sudah melebur kesana, tapi mohon maaf, keluarga Narukami di habisi oleh mereka dan semua bisnis nya di ambil alih. Tapi karena Makoto ni san masih hidup, masih bisa di ambil alih kembali.”

“Aku tidak mau, sejujurnya aku sendiri dendam sama kakek ku…..” Makoto tertunduk.

Rika langsung berdiri, dia berjalan menuju sebuah lemari di ruangan tengah dan membuka lacinya. Dia mencari sesuatu di dalam laci itu. Setelah menemukannya, dia langsung kembali dan memberikannya kepada Makoto.

“Baca dulu ni san, kamu akan mengerti semuanya.”

Makoto langsung mengambil amplop yang di taruh Rika dan membukanya. Dia langsung membacanya. Sebenarnya kakek nya mengasingkan papa, mama, one chan dan dirinya ke daerah kumuh untuk melindungi mereka. Sebab Makoto satu satunya cucu laki laki dan anak laki laki yang lahir di keluarga. Surat itu juga mengatakan, dia di jodohkan dengan Nanako supaya kedua keluarga mengikat tali persaudaraan dan menjadi kuat. Tujuan nya untuk menghalau keluarga Takano yang merajalela dan melanggar aturan.

Selesai membaca, tangan Makoto bergetar, dia langsung merobek suratnya. Wajah nya menjadi sangat garang dan marah. Nanako yang di sebelah nya langsung memegang tangannya. Makoto menoleh dan melihat wajah Nanako yang tersenyum. Nanako menggelengkan kepalanya dan berbisik menyuruh Makoto tenang. Saat itu Nanako juga baru mengetahui alasan dia di jodohkan dan begitu bertemu Makoto sekarang dia tidak keberatan di jodohkan, tapi saat ini dia hanya bisa diam melihat Makoto yang sedang marah.

Rika mengatakan, kalau alasan dia pindah ke shelter karena dia memimpin anak buah papa nya dan anak buah keluarga utama yaitu ayah Nanako yang masih setia dan menolak bergabung dengan Takano. Mereka hanya bersembunyi di shelter dan kenapa Rika kemarin di serang, karena dia memang di incar oleh geng geng yang bekerja untuk dua keluarga itu. Setelah mengetahui situasinya dan kebenaran kenapa dia bersama keluarganya berada di kawasan kumuh, dia betekad menuntut balas. Tapi karena hal ini adalah masalah nya, dia langsung bicara,

“Aku akan menuntaskan semuanya, setelah itu aku akan keluar dari dome ini……sekarang kita tempuh jalan masing masing.”  Ujar Makoto.

“Tidak, aku ikut kamu…..” Balas Nanako.

“Maaf Nana chan, kali ini aku harus sendiri menyelesaikan nya.” Bantah Makoto.

“Memang kalau sendirian kamu bisa apa bro ?” Sindir Tetsuo.

“Benar, sendirian di jamin mati…..” Tambah Ryoma.

“Kalian punya masalah masing masing, aku punya masalah ku, jadi kita selesaikan masalah kita sendiri sesuai kemauan hati kita, benar kan ?”  Balas Makoto.

“Salah besar, masalah mu dan aku sama…….aku ikut.” Bantah Nanako.

“Nana chan tolong jangan keras kepala, kamu masih punya keluarga, aku tidak……ini masalah ku.”  Makoto memegang pundak Nanako di sebelahnya.

“Masalah ku juga……” Nanako memegang lengan Makoto yang memegang pundaknya.

“Kenapa kamu keras kepala sekali…..” Bentak Makoto.

Kana berdiri dan langsung mendekati Makoto. Dia berdiri di depan Makoto yang sedang duduk dan langsung menamparnya. Makoto kaget karena dia di tampar Kana.

“Yo, sorry Mako kun, aku gerah mendengar ucapan mu, masalah kita semua di sini sama, kenapa kamu mau menanggung sendirian, tujuan mu pergi karena tidak mau kita terlibat kan ? apalagi Nanako sampai terlibat. Benar ? Tapi kamu lupa satu hal, masalah kita semua sama dan kita semua sudah terlibat, paham ?” Kana mengatakan isi hatinya di depan wajah Makoto.

“Kana chan benar Mako kun, masalah kita semua sama, keluarga kita sama sama lenyap, kalian yang di sini sekarang keluarga ku, benar kan Ryo ?” Reina menoleh kepada Ryoma.

“Sekali lagi aku tanya Reina chan, kenapa selalu tanya aku ? Tapi kamu benar, kita semua sama bro, rasanya egois sekali kalau kamu pergi sendiri.” Ryoma berkata sambil membetulkan kacamatanya.

“Betul egois, dan menghabisi musuh sendirian tanpa bagi bagi dengan ku ? keterlaluan kamu bro….” Tambah Tetsuo.

“Semuanya……” Makoto masih memegang pipinya yang di tampar Kana.

Nanako di samping nya langsung memeluk nya. Dia tau maksud Makoto yang sesungguh nya. Makoto tidak ingin melibatkan teman temannya bukan karena dia sok dan ingin maju sendiri, melainkan dia tidak ingin teman temannya yang baru dia kenal dan akrab, selalu bersama beberapa hari terakhir, mengalami nasib buruk karena terlibat dengannya. Terutama Nanako yang dia lihat sudah lebih dari teman tapi belum sampai pacar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!