Determination and preparation

Makoto berdiri di hadapan teman teman nya dan dia langsung menunduk meminta maaf karena meragukan teman temannya. Nanako tersenyum dan langsung merangkul nya. Tetsuo dan Kana langsung menghampiri nya dan menepuk nepuk pundak nya. Begitu juga dengan Ryoma dan Reina, mereka langsung menyalami nya. Setelah itu, mereka duduk di lantai membentuk lingkaran. Makoto mulai mengusulkan rencana nya.

“Sekarang cara kita masuk ke sana jelas tidak bisa frontal, kita harus masuk melalui celah yang tidak mereka sadari. Aku usul kita sekolah di sekolah kemarin, kita bisa mencari info dan celah di sana, syukur syukur bertemu anak dari kedua keluarga itu.”

“Hmm saat ini memang cara paling logis seperti itu, Rika dan anggota di sini bersembunyi saja, biar kita ber enam yang bergerak.” Tambah Ryoma.

“Benar, kita bisa lebih leluasa juga, lagipula nama kita sudah berganti kan sekarang.” Tetsuo juga setuju.

“Tapi bukannya mereka kenal Nana chan ya ?” Tanya Reina.

“Tidak, mereka tidak tau aku ada…..” Jawab Nanako.

“Maksudnya gimana Nana chan ?” Tanya Kana.

“Biar aku jelaskan, kenapa aku memanggil Nana ne san dengan sebutan ne san ? karena aku di asuh di keluarga inti, untuk bersosialisasi paman biasanya mengajak ku, jadi wajah ku yang selalu terlihat di luar. Sedangkan wajah ne san tidak pernah muncul satu kalipun. Itulah kenapa yang di jodohkan adalah ne san, bukan aku. Supaya ne san bisa bergerak di belakang, oji san sudah mengatur semuanya.” Rika menjelaskan kepada semuanya.

“Hmm aku mengerti, kalau begitu kita ber enam bisa bergerak tanpa masalah.” Makoto menanggapi cerita Rika.

“Kita pakai data waktu itu saja…..aku masih simpan datanya di usb ku. Rika chan, apa di sini ada laptop dan printer ?” Tanya Ryoma.

“Ada, silahkan ke ruang sebelah ni san…..” Rika berdiri bersiap mengantar Ryoma.

“Baiklah, sebentar, aku kerjakan dulu….” Ryoma langsung berdiri.

“Aku ikut……” Reina juga berdiri.

“Mau ngapain Reina chan ? aku sendiri lebih cepat…….” Ryoma mencegah Reina ikut dengannya.

“Tapi….masa kamu berdua saja dengan Rika chan, Ryo kun ?” Tanya Reina.

“Eh…memang nya kenapa ya ?” Tanya Ryoma polos.

“Uhhh…..ya sudah sana…bodoh…..” Reina langsung duduk lagi dan cemberut.

“Aaaah…ya sudah lah, kalau mau ikut terserah saja, tapi jangan ganggu….” Ryoma berkata sambil membetulkan kacamatanya.

“Ok, aku pergi ya….” Reina pamit kepada Makoto dan lainnya.

Mereka langsung mengikuti Rika ke ruangan sebelah. Makoto, Nanako, Tetsuo dan Kana mengeluarkan seragam yang masih di plastik dari tas mereka. Design nya sama dengan seragam mereka, hanya saja blazer nya berwarna putih, dasi hitam dan celana hitam. Untuk perempuan sama, hanya beda warna blazer putih, dasi merah dan rok hitam. Mereka juga mengecek seragam milih Ryoma dan Reina yang pergi ke ruang sebelah. Setelah memastikan semua seragam masih dalam kondisi yang bagus, mereka menumpuknya dan duduk kembali.

“Eh, si Reina naksir Ryoma ya ?” Tanya Tetsuo kepada yang lain.

“Tidak tahu dan tidak perduli….” Jawab Makoto.

“Sama….” Tambah Nanako.

“Hehehe kalian sih sudah asik sendiri soalnya ya…..” Ledek Kana.

“Biasa saja…..” Jawab Makoto dan Nanako bersamaan.

“Sepetinya Reina ada hati juga sama Ryoma, cuma dia masih tsun tsun saja.” Kana menjawab pertanyaan Tetsuo.

“Hmm ya bagus lah, busur ketemu sabit hehehe….” Canda Tetsuo.

“Trus, kalau kalian sendiri gimana ? Beruang ketemu gorilla.” Ledek Makoto.

“Hah kami ?....kami ya ?.....tanya Kana chan deh….” Tetsuo membuang wajah nya ke samping.

“Heh gorilla, kenapa tanya aku, itu kan pertanyaan mudah….” Kana memukul punggung Tetsuo.

“Coba kalau mudah di jawab.” Celetuk Nanako.

“Eh….kami ya….kami hehehe….” Kana mengelus kepala nya sendiri sambil tertawa di paksakan.

“Huh sendirinya ga bisa jawab, dasar gorilla betina…..”

“Kamu bilang apa gorilla ?”

Makoto dan Nanako yang melihat mereka menjadi tertawa dan menoleh satu sama lain. Tetsuo dan Kana terlihat akrab.

“Kalian akrab….” Celetuk Nanako lagi.

“Siapa yang akrab….huh…” Keduanya menjawab bersamaan dan begitu sadar saling membuang wajah.

Tak lama kemudian, Ryoma, Reina dan Rika kembali ke ruangan tengah dan duduk bersama sama lagi. Ryoma langsung memberikan kartu pelajar baru dengan foto mereka yang memakai seragam. Setelah itu, Rika meminta kepada pengurus keluarganya untuk menjadi perwakilan mereka dan memberikan surat pengantar sebagai murid pindahan. Sebuah sekolah di kawasan elit, kebetulan di kelola oleh anak buah keluarga Kouga yang diam diam tidak bergabung dan masih setia, walau pun tidak besar, tapi cukup punya nama. Sekolah itu akhirnya di anggap sekolah lama mereka. Siang itu juga mereka berangkat ke sekolah untuk bertemu dengan kepala sekolah.

Ke enam nya keluar dari shelter langsung ke kawasan elit dan naik taksi menuju ke sekolah. Ketika sampai, mereka ber enam langsung menuju ruang kepala sekolah. Di dalam mereka menyerahkan surat pengantarnya. Kepala sekolah meminta staff nya mengecek kartu pelajar mereka. Tak lama kemudian, staff yang di tugasi oleh kepala sekolah kembali dan mengatakan mereka ber enam terdaftar di sekolah. Kepala sekolah kemudian meminta mereka ber enam masuk sekolah ke esokan harinya. Setelah semua selesai, mereka keluar dari sekolah.

“Bro, untuk tempat tinggal….” Belum selesai Tetsuo berbicara.

“Kita tinggal di rumah dua android cair itu.” Makoto langsung memotong ucapan Tetsuo.

Semua langsung menoleh kepada Makoto. Mereka bingung dengan usulan Makoto, kecuali Tetsuo yang memiliki ide yang sama. Makoto menjelaskan alasannya, mereka tidak mungkin memperlihatkan diri terlibat dengan Rika karena tujuan mereka sekolah bukan buat belajar atau mencari teman, melainkan mereka ingin mencari informasi dan bergerak bebas walau di luar lingkungan sekolah.

“Tapi mereka mau meneliti kita….” Reina mulai khawatir.

“Silahkan saja teliti. Tidak ada ruginya juga buat kita, lebih rugi kalau kita sampai mencelakakan Rika chan kan.” Balas Tetsuo.

“Nah, gorilla pintar nih….maksudku juga sama, lagipula kalau kita bersama dengan Rika chan kita tidak bisa bergerak bebas.” Tambah Makoto.

“Hmmm benar, kita perlu bergerak bebas. Rika chan pertahanan kita yang terakhir.” Ryoma berkata sambil memegang kacamatanya.

“Aku ikut saja….” Nanako berkata dengan wajah dingin.

“Sama, aku juga ikut saja, asal menelitinya tidak menyakiti aku rasa tidak apa apa.” Tambah Kana.

“Baiklah, sekarang kita kesana….” Ajak Makoto.

Mereka ber enam langsung berjalan menuju rumah Kira dan Momo yang berada di dekat sekolah. Mereka juga berniat menjalankan rencana mereka sebelumnya, yaitu bekerja part time untuk menyokong hidup mereka. Setelah berjalan sebentar, mereka sampai di gerbang rumah Kira dan Momo. Makoto menarik nafas dan bersiap membuka gerbang. Tiba tiba gerbang terbuka sendiri.

“Selamat datang kembali, silahkan masuk, kami sudah menunggu kalian.” Terdengar suara anak kecil seiring gerbang terbuka.

Makoto dan lainnya masuk ke dalam gerbang, kali ini mereka sedikit memutar karena di tuntun oleh suara itu. Di balik penampilan alang alang yang tinggi dan rumput yang lebat, mereka menemukan taman indah dan sebuah rumah yang tidak rusak dan masih di bagus di belakang nya. Tampilan depan hanya untuk mengecoh orang orang yang masuk ke sana tanpa di ijinkan. Kira dan Momo menyambut mereka dengan wujud anak kecil. Mereka langsung mengajak Makoto dan lainnya ke ruang tengah.

Di dalam, Makoto menceritakan semua yang mereka alami semenjak pergi dari rumah itu dan tujuan mereka kembali ke sana. Kira dan Momo mengerti, mereka menginjinkan Makoto dan lainnya tinggal untuk menjaga bagian atas rumah, sebab Kira dan Momo tinggal di sebuah fasilitas yang berada di dalam tanah, mereka mengajak Makoto dan lainnya masuk ke dalam nya. Fasilitas itu adalah peninggalan dari mediang professor yang menciptakan mereka. Di dalam lab dan gudang di bawah, banyak sekali senjata yang di pajang di dinding, beberapa contoh armor robot hi tech yang di pakai sewaktu perang.

Di ruang penelitian, banyak tabung tabung berisi sample darah dari berbagai makhluk. Ada sebuah tabung besar berukuran manusia dewasa dalam kondisi kosong. Menurut Kira, tabung itu di gunakan untuk perawatan dan penyembuhan luka bagi prajurit yang bertempur selama perang. Kira dan Momo mengatakan kalau mereka berniat membantu Makoto dan lainnya untuk menguak misteri diri mereka. Makoto menolaknya untuk saat ini sebab dia ingin fokus mengerjakan apa yang ada di depannya saat ini. Kira dan Momo menghargainya dan mengijinkan mereka tinggal di rumah dengan catatan mereka harus menjaganya.

Tentu saja Makoto dan lainnya menyanggupi syarat nya. Kira dan Momo masuk ke ruang fasilitas di bawah dan hanya sesekali keluar. Pada awalnya mereka memang tinggal di bawah dan ke atas hanya sekedar membersihkan rumah atau kalau ada penyusup yang masuk. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina memilih kamar mereka masing masing karena di lantai dua ada banyak kamar. Mereka membersihkan kamar mereka masing masing. Malam itu setelah mereka makan malam, Makoto sedang berada di dalam kamar sambil berbaring dan melihat langit langit.

“Jadi begini ya….akhirnya aku kembali ke sini…” Pikirnya.

Tiba tiba, di atas nya terdengar bunyi langkah kaki yang sedang berjalan jalan. Karena sudah mengetahui kalau yang berjalan adalah Kira atau Momo, dia tenang saja. Tak lama kemudian kamarnya di ketuk. Makoto langsung bangun dan turun dari ranjang nya. Dia membukakan pintu, ternyata Nanako berada di depan pintu membawa bantal tidurnya.

“Um…ada apa Nana chan ?” Tanya Makoto.

“Aku masuk….takut.” Jawab Nanako singkat.

Tanpa basa basi, dia langsung menerobos masuk ke dalam kamar dan berbaring terlungkup di ranjang Makoto sambil mendekap bantal yang di bawanya. Makoto menutup pintu, kemudian dia mengambil futon dari lemari dan menggelarnya di lantai sebelah ranjangnya. Kemudian dia berbaring di futon.

“Kenapa tidur di situ ?” Tanya Nanako sambil melihat Makoto di futon.

“Kan kamu di ranjang ku….aku di sini saja.” Jawab Makoto.

“Ranjang ini muat dua orang…..” Balas Nanako sambil membuka selimutnya.

“Tidak aku di sini saja….”

“Baiklah….” Nanako bangun dan duduk di ranjang.

Kemudian dia turun dari ranjang dan masuk ke dalam futon bersama dengan Makoto. Melihat Nanako ada di sebelahnya, Makoto jadi serba salah.

“Kenapa kamu malah turun ?”

“Kan aku bilang, aku takut….kalau di atas sendirian ya sama saja dong.”

“Ah….terserah kamu lah…ayo naik ke atas.”

“Iyaa….thanks ya.”

Akhirnya mereka berdua tidur di atas setelah Makoto melipat kembali futon nya dan menyimpannya di lemari. Tak lama kemudian, Nanako tertidur pulas. Makoto yang tidak bisa tidur, bangun perlahan dan keluar dari kamar. Di luar, dia melihat Tetsuo dan Ryoma juga sedang keluar kamar.

“Belum tidur ?” Tanta Makoto.

“Tidak bisa tidur, sempit.” Jawab Tetsuo.

“Sama….” Tambah Ryoma.

“Hmm ya sudah, kita ke bawah, aku mau merokok di luar.” Ajak Makoto.

“Ikut lah, payah deh nih. Ga bisa tidur.” Gumam Tetsuo.

“Aku juga ikut bro….” Tambah Ryoma.

Mereka bertiga langsung turun ke bawah dan keluar dari samping melihat halaman samping. Mereka duduk di samping rumah sambil merokok. Ketiganya diam memikirkan apa yang akan mereka lakukan besok di sekolah.

“Bro, Nana chan ke kamar mu ?” Tanya Tetsuo.

“Iya, aku ga tau kenapa, trus di kamar mu ada Kana ?” Tanya Makoto.

“Yap, dan di kamar dia ada Reina.” Tetsuo menunjuk Ryoma.

“Hei, aku belum bilang apa apa….” Protes Ryoma.

Mereka kembali terdiam sambil menghisap rokok mereka. Arah pembicaraan mulai serius, Makoto mengangkat topik kalau dia merasa kenal dengan mereka semua, khusus nya Nanako.

“Hmm…aneh…aku juga sama. Bahkan aku sudah merasakan saat melihat kamu, Nanako dan Reina di kelas.”

“Ya, aku juga merasa seperti itu waktu melihat Kana di kelas. Dan perasaan ku menjadi lebih kuat sewaktu kita berada di gudang bersama sama. Saat itu aku berani bertanya kepada kalian, padahal aku tidak bisa bergaul.” Tambah Ryoma.

“Aku tanya Nanako, katanya dia juga sama.” Balas Makoto.

“Ya, Kana juga, bahkan dia bilang katanya sudah kenal lama dengan ku bahkan sebelum kenal kalian semua.” Tambah Tetsuo.

“Hmm aku juga pernah menanyakan hal ini kepada Reina, dia bilang dia tidak tahu, tapi dia tau kalau kita pernah sama sama keliling dunia dan terjadi sebelum bertemu dengan kalian juga.” Tambah Ryoma lagi.

“Sepertinya ingatan kita semua berhubungan.” Makoto berkata sambil menghisap rokok nya.

“Mungkin aku bisa bantu jelaskan sedikit.” Terdengar suara di belakang mereka.

Makoto, Tetsuo dan Ryoma menoleh kebelakang, ternyata Kira sudah berdiri di belakang mereka dengan wujud anak kecil nya. Kemudian dia menjelaskan kalau apa yang mereka rasakan adalah bagian dari ingatan mereka di masa lalu, karena jiwa manusia menyimpan ingatan dari masa lalu. Makoto, Tetsuo dan Ryoma mendengarkan penjelasan Kira dengan serius walau mereka masih sedikit tidak percaya. Belum selesai Kira memberi penjelasan, tiba tiba Kira menghilang. Nanako, Kana dan Reina berada di belakang nya. Mereka terengah engah, sepertinya mereka turun dengan teburu buru. Nanako langsung menarik Makoto dan membawanya kembali ke atas. Kana langsung mengajak Tetsuo naik ke atas dan Reina mendorong Ryoma naik ke atas. Malam itu akhirnya mereka langsung tidur.

Keesokan paginya, mereka ber enam sudah siap di depan gerbang dan keluar. Mereka berjalan menuju sekolah tempat mereka mencari informasi. Setelah berjalan beberapa saat, mereka sampai di depan gerbang. Wajah mereka terlihat bersemangat dan bertekad ketika melangkah masuk ke dalam gerbang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!