Setelah berubah kembali dan memakai pakaian mereka, ke enam nya langsung duduk di depan sebuah batu besar membentuk lingkaran.
“Sepertinya sekolah kita di serang oleh monster kemarin bukan karena dome tertembus dari luar.” Makoto mengawali pembicaraan.
“Ya, perasaan ku juga mengatakan demikian, terlalu kebetulan monster yang sama muncul disini sekarang. Sepertinya ada yang mengaturnya.” Ryoma menanggapi.
“Seharus nya tadi kita sisakan satu orang untuk di interogasi ya…tapi rupanya semua keterusan hehe.” Tambah Kana.
“Kalau kita geledah mobil mereka bagaimana ? dan kita cek reruntuhan kabin.” Usul Tetsuo.
“Aku mengenali tato di lengan anak buah di sana…..mirip seperti milik Nanako chan….” Reina menoleh kepada Nanako.
“Ya, aku juga kenal…….” Balas Nanako singkat.
Semua nya langsung menoleh kepada Nanako. Mereka sedikit mencurigai Nanako, tapi karena mereka berada di kapal yang sama, jadi mereka membuah jauh jauh pikiran mereka.
“Bisa ceritakan Nanako chan, apa yang kamu ketahui ?” Tanya Makoto.
“Aku sebenarnya bukan di usir dan di buang ke sini. Aku melarikan diri. Karena sebagai pewaris, aku harus menikah dengan keluarga lain dan aku tidak mau itu. Sepertinya mereka menyerang sekolah gara gara aku.” Jawab Nanako menunduk.
Tetsuo, Kana dan Reina langsung berdiri. Mereka terlihat kesal dengan jawaban Nanako. Ryoma berusaha menenangkan mereka. Makoto bergeser sedikit mendekati Nanako.
“Nana chan, bisa jelaskan maksudnya gara gara kamu kenapa ?” Tanya Makoto perlahan.
Dia tidak memaksa Nanako yang terlihat sangat resah karena melihat teman teman nya marah kepada dirinya.
“Aku sendiri tidak mengerti, kenapa mereka mau membunuh ku….” Jawab Nanako sambil gemetar.
Tiba tiba Ryoma yang sedang menenangkan ketiga temannya berjalan kembali ke tempat potongan tubuh berserakan, dia mengamati satu persatu mayat yang sudah tidak utuh itu. Kemudian dia langsung kembali berkumpul dengan yang lain.
“Bukan dari keluarga Nanako chan saja, dari keluarga ku juga ada….sepertinya ada sesuatu di balik serangan kemarin dan bukan hanya terfokus pada Nanako chan.” Ryoma memberi penjelasan kepada yang lain.
Mendengar penjelasan Ryoma, Tetsuo, Kana dan Reina mulai berkeliling, ternyata mereka menemukan juga beberapa potongan tubuh yang memakai tato seperti mereka. Setelah mengetahui semua nya, mereka bertiga langsung kembali ke yang lain dan meminta maaf kepada Nanako karena sudah membuat suasana menjadi tidak nyaman. Nanako tersenyum dan mengatakan tidak apa apa. Suasana kembali tenang seperti semula. Mereka ber enam kembali duduk bersama.
“Siapa ossan yang bertanya pada ku tadi ? kenapa dia tau keluarga ku juga ya……” Tanya Makoto.
“Gimana kalau kita bertanya kepada kepala sekolah, sepertinya dia tau sesuatu…” Usul Tetsuo.
“Yang jelas, sekolah kita, lingkungan kita tinggal, semua hancur karena kejadian kemarin. Dan kalau ini adalah perbuatan manusia manusia seperti mereka, aku jelas tidak memaafkan nya.” Kana menunjuk kebelakang dengan jempol nya.
“Yah seperti yang kita tau, sekolah kita memang berisi dengan anak anak seperti kita, bahkan kadang guru saja sentimen sama kita.” Tambah Ryoma.
“Jadi sekarang bagaimana ? ada yang punya usul ? kita semua di sini terlibat.” Reina bertanya kepada yang lainnya.
“Sementara kita kembali ke sekolah di shelter dulu….lihat reaksi mereka kalau kita kembali hidup hidup.” Makoto memberikan usulannya.
“Dan bertanya kepada kepala sekolah….” Tambah Tetsuo.
“Untuk bertanya kepada kepala sekolah sepertinya jangan dulu bro, kita mau lihat reaksinya. Aku lebih suka melihat reaksi kepala sekolah dari pada bertanya kepadanya.” Balas Makoto.
“Hmm benar juga ya….kalau dia bereaksi ketika kita kembali baru kita bertanya.” Tetsuo berkata sambil berpikir.
Tiba tiba Nanako berdiri dan membersihkan seragam nya yang kotor. Dia menoleh kepada semuanya.
“Tunggu apa lagi, ayo pulang…..” Ajak Nanako dengan wajah dingin seperti semula.
Ke lima nya langsung berdiri dan berjalan menuju mobil mobil yang terparkir di depan hutan. Tetsuo yang bisa mengemudikan mobil, duduk di kursi pengemudi, Makoto duduk di sebelah nya dan sisanya empat orang duduk di belakang. Mereka langsung pergi menggunakan mobil menuju pintu masuk shelter. Mobil berhenti agak jauh dari pintu masuk di kota yang sudah sepi. Karena di dalam mobil ada beberapa baju pekerja, mereka semua mengganti pakaian mereka di sebuah gedung yang sudah kosong. Bagi yang tidak mendapat kan pakaian, mereka mengambil dari toko yang ada di dalam gedung itu.
Kemudian, mereka masuk ke shelter melalui saluran air bawah tanah karena tidak mau menimbulkan kecurigaan tentara yang berjaga di pintu masuk shelter. Setelah menelusuri lorong bawah tanah, mereka sampai dan keluar dari sebuah pipa pembuangan di dalam kota yang berada di shelter. Setelah keluar, mereka langsung pergi ke sebuah gang kecil, mengganti pakaian dengan seragam mereka. Kemudian mereka langsung kembali ke asrama seperti tidak terjadi apa apa.
Makoto, Tetsuo dan Ryoma kembali ke kamar mereka di asrama pria. Begitu mereka sampai di kamar mereka, kamar mereka sudah di huni oleh orang lain. Mereka langsung turun dan bertanya kepada petugas asrama. Petuga asrama langsung kaget melihat mereka, dia di info oleh pihak sekolah kalau mereka sudah tidak ada atau meninggal. Petugas langsung mengangkat telepon nya untuk mengkonfirmasi kembali kepada pihak sekolah. Makoto dan Ryoma mencegahnya, mereka mengatakan akan tidur di luar saja. Karena semua barang mereka ada di counter, mereka langsung mengambil nya dan keluar dari asrama. Di depan pintu asrama.
“Yap, ini sudah jelas, sekolah terlibat, kepala sekolah juga terlibat.” Makoto berkata kepada yang lain.
“Benar, sekarang kita keluar dulu dari sini…..” Tambah Ryoma.
“Huuuh ingin rasanya aku menghancurkan gedung ini dan gedung sekolah….” Ujar Tetsuo sambil mengepalkan tangannya.
“Sabar bro, kita keluar dulu dari sini…..kita mau apa ke depannya kita pikirkan setelah keluar.” Makoto memegang pundak Tetsuo.
Mereka bertiga berjalan keluar menuju pagar asrama. Setelah keluar pagar, mereka melihat, Nanako, Reina dan Kana sudah menunggu di depan asrama dengan membawa barang barang mereka. Ternyata perlakukan yang mereka dapat di dalam asrama mereka juga sama, kamar mereka sudah terisi oleh orang lain. Ke enam nya berjalan kembali keluar dari shelter dan menuju ke sekolah lama mereka yang di biarkan terbengkalai setelah penyerangan. Mayat mayat dan darah di sana rupanya sudah di bersihkan oleh petugas kawasan, karena sudah banyak penduduk sekitar sekolah yang sudah kembali ke rumah nya. Walau begitu, sepertinya pemerintah tidak akan membangun kembali sekolah mereka.
Makoto, Nanako, Tatsuo, Kana, Ryoma dan Reina masuk ke dalam sekolah. Mereka tinggal di dalam kelas yang sudah di bersihkan dan hanya ada sedikit bercak darah nya. Mereka ber enam menata ruangan seperti sebuah kamar dan di batas oleh tirai tirai yang mereka cabut dari kelas kelas yang lain. Setelah semua di tata rapi, mereka semua berpencar keluar dari sekolah untuk mencari makanan. Karena masih banyak convini dan super market yang kosong, mereka mengambili bahan bahan makanan untuk di masak di kelas nanti. Karena tidak punya uang, mereka meninggalkan kertas bertuliskan “maaf, suatu hari kami akan membayar apa yang kami ambil.” Di counter untuk membayar. Selain itu, mereka juga mengisi penuh batere smartphone mereka masing masing.
Mereka berkumpul kembali di atas atap sekolah dan membuat api unggun, karena tidak ada listrik di sana. Malam itu mereka ber enam berbaring di atap sambil melihat kubah dome di atas mereka.
“Aku mau keluar dari dome ini….walau kita bisa ke kawasan elit tapi masih terkurung di dome buat apa.” Gumam Makoto.
Semua teman teman nya yang berada di samping nya, menengok kepada nya. Mereka berpikir Makoto mau ke kawasan elit dan tinggal di sana.
“Bro, bukannya kamu mau ke sebrang ?” Tanya Tetsuo.
“Iya, kenapa tiba tiba mau keluar dome ?” Tanya Ryoma.
“Keluar dome ya….tidak pernah terpikir sebelumnya….” Gumam Kana.
“Sama aku juga tak terpikir sama sekali, aku hanya ingin mencari oni chan…” Tambah Reina.
“Bagus juga, keluar dome…..” Celetuk Nanako singkat.
Semua langsung menoleh kepada Nanako yang mengatakan hal seperti itu. Mereka semua jadi termenung, karena setelah perang berakhir 30 tahun yang lalu, tidak pernah ada orang yang keluar dari dome. Jadi semua orang tidak pernah terpikirkan untuk keluar dome karena keluar dome di anggap sebagai sesuatu yang tabu.
“Kalian lihat ? di atas kita tidak terlihat apa apa, hanya ada kubah yang berbentuk seperti besi, bisa di buat terang atau gelap sesuai keadaan. Aku mau lihat langit yang asli, yang ada di buku buku….” Gumam Makoto.
“Yah, selama ini memang tidak pernah ada orang yang melihat langit yang asli….tapi kenapa tiba tiba kamu kepengen seperti itu bro ?” Tanya Tetsuo.
“Sebab aku sudah muak, sejak kecil, aku selalu memandangi lampu lampu di sebrang, orang tua ku meninggal, aku hanya berdua dengan one chan. Belum lama, one chan juga meninggal karena terjebak di tengah tengah perang geng dan sekarang aku malah semakin jauh dari bisa ke sebrang. Jadi cita cita ku bergeser sedikit, tinggalkan saja semuanya, hidup tenang.” Jawab Makoto.
“Aku ikut….” Tambah Nanako.
“Eh….” Semuanya langsung menoleh kepada Nanako yang berbaring di paling ujung.
“Kenapa ?” Tanya Nanako dengan wajah dingin.
“Ah tidak, ternyata kamu ada hati ya dengan Makoto kun….” Balas Kana.
“Bukan itu, sama seperti dia, aku juga sudah muak….” Balas Nanako dengan wajah dingin.
“Kalau mau bilang muak, aku juga sudah muak dan cape. Tapi tetap, aku mau ke sebrang…iya ga Ryo kun…” Reina menoleh kepada Ryoma yang ada di sebelah nya dan diam saja.
“Eh….kenapa tanya aku ? aku kemana saja ok, toh aku anggap aku sudah tidak punya keluarga, walau ibu ku di sebrang.” Jawab Ryoma.
“Jadi, kita sekarang mau ke sebrang apa keluar ?” Tanya Tetsuo.
“Dua duanya….selesaikan dulu di sini baru kita keluar.” Jawab Makoto.
“Ok setuju….” Tambah Nanako.
“Tapi ngomong ngomong, kita ini dulu adalah senjata, apa pemakai kita juga ada ya ?” Tanya Kana.
“Huh…aku tidak mau punya pemakai, aku saja baru bisa menerima kalau dulu kita senjata. Sampai kemarin aku masih tidak percaya sama sekali. Tapi malah bagus, dah muak sama manusia dan tidak akan aku ijinkan manusia memakai ku.” Jawab Reina ketus.
“Hehehe jawaban bagus….aku juga sama dengan mu Reina chan.” Balas Kana.
“Satu hal yang pasti, kita harus cari tau siapa kita, dan menyelesaikan urusan dengan sebrang sana. Setelah itu tinggal di luar dengan tenang.” Ujar Makoto.
“Setuju….” Nanako mengangkat tangannya dengan wajah dingin.
“Hahaha…dan kalau aku bertemu dengan orang atau apapun yang mengutus kita ke sini, aku akan protes dengan keras, kehidupan macam apa ini, di buang keluarga, di asingkan di tempat kumuh. Walau senjata, aku ini manusia juga yang mau hidup damai.” Ujar Tetsuo.
“Masalahnya wajah mu tidak bisa membuat sekitarmu damai bro….” Ledek Ryoma.
Semuanya tertawa mendengar ucapan Ryoma. Sekarang cita cita mereka sedikit berubah, setelah menyelesaikan urusan mereka dengan orang orang yang ingin membunuh mereka, mereka berniat keluar dari dome untuk hidup di luar. Baru hari ini mereka memikirkan semuanya setelah apa yang mereka alami dan mengetahui jati diri mereka di kehidupan sebelum nya.
“Ok sekarang bagaimana cara kita bisa ke sebrang ?” Tanya Makoto.
“Entah, aku belum tau….” Jawab Tetsuo.
“Waktu itu rasanya senpai pernah membuat rencana, dia taruh semua rencana di gudang di gedung olah raga.” Ujar Reina.
“Besok kita coba cek saja ke sana, siapa tau masih ada….” Tambah Kana.
“Ok, besok kita cek…” Tegas Makoto.
“Reina chan, apalagi selain rencana yang ada di gudang olah raga, apa ada petunjuk lain ?” Tanya Ryoma.
“Sebenarnya sih banyak, kadang mereka diam diam berkomunikasi melalui surat yang di tinggalkan di loker dan sebagainya. Selain itu di kelas, mereka juga mengadakan rapat kecil kecilan.”
“Tujuan senpai itu sebenarnya apa sih ?” Tanya Ryoma lagi.
“Katanya dia mau mengambil alih keluarga nya kembali, dia datang ke sini karena mau mengumpulkan pasukan. Kebetulan aku di kenalkan sama salah satu senpai perempuan teman sekelasnya. Karena dia jatuh hati padaku, sekalian aku manfaatkan, rencana ku kalau aku sudah di bawa ke sebrang, dia akan ku bunuh supaya aku bebas, sebab aku sebenarnya jijik sama dia hehe….” Reina menoleh kepada Ryoma.
“Ok mengerti….kamu menjawab lebih dari yang aku tanya sebenarnya.” Ryoma malas meneruskan pembicaraan setelah mendengar jawaban Reina.
“Sudah lah, aku mau tidur…..” Makoto langsung duduk dan berdiri.
“Aku juga….” Nanako juga langsung duduk dan berdiri.
Kemudian mereka berdua berjalan masuk ke dalam. Tetsuo, Kana, Reina dan Ryoma berdiri dan mengikuti mereka dari belakang masuk ke dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments