Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina melangkah masuk ke dalam gerbang menuju gedung sekolah yang jaraknya cukup jauh. Semua siswa dan siswi yang melihat mereka masuk berbisik dan mulai bergosip. Sepertinya benar, dari sekolah mereka yang lama, hanya mereka yang datang ke sekolah di shelter itu. Samar samar, Makoto dan lainnya mendengar percakapan murid dari berbagai macam sekolah yang sedang berbisik bisik. Ada yang mengasihani mereka, ada yang takut kepada mereka, ada juga yang mengumpat mereka. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina tidak terperngaruh, mereka terus berjalan menuju papan pengumuman untuk melihat pembagian kelas.
Ketika melihat pengumuman, sekolah mereka tidak tercantum di papan. Seorang guru pembimbing menghampiri mereka. Dia mengajak mereka ke ruang kepala sekolah. Di dalam mereka melihat seseorang pria paruh baya duduk di meja kerja nya sambil melihat mereka. Nama pria itu Kuroda Genta. Yang mengejutkan adalah kepala nya yang botak dan penuh tato sampai ke lehernya. Karena memakai jas lengan buntung, seluruh otot tangan yang bertato terlihat jelas.
“Ini kepala sekolah ?” Tanya Makoto dan lainnya dalam hati.
Kuroda sensei berdiri dan menyambut mereka, dia melihat Makoto dan lainnya satu persatu. Setelah itu dia kembali berdiri di depan mejanya.
“Selamat datang….maafkan aku sebelumnya, kupikir semua yang ada di Tekoku High sudah tiada, kami tidak menyediakan tempat untuk kalian karena hal itu. Tapi sekarang karena sudah ada kalian, berarti kami harus menyediakan tempat untuk Tekoku High, sebab ada kemungkinan siswa lain yang selamat selain kalian.”
“Terima kasih sensei….” Makoto dan lainnya menjawab.
“Tunggu di sini sebentar ya, aku akan membuat penyesuaian di luar.”
Kemudian Kuroda langsung keluar ruangan bersama dengan guru pembimbing yang datang bersama mereka. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina mulai berpencar dan melihat lihat seisi ruangan. Nanako menemukan sebuah buku di lemari dan langsung duduk di sofa untuk membacanya. Seisi ruangan berisi barang barang model lama yang sudah di anggap antik peninggalan dari peradaban di luar dome. Makoto sangat senang berada di dalam, sebab dia memang penasaran dengan apa yang ada di luar dome. Dia mengambil sebuah buku yang berisi daftar monster monster mutasi yang sudah di ketahui. Makhluk yang mereka lawan kemarin bernama Gigan Eye. Monster ini sering di temui di luar dome dan yang terbesar bisa mencapai puluhan meter tingginya.
Selain itu, banyak monster lainnya, seperti Matron yaitu monster humanoid perpaduan singa dengan manusia yang bemutasi. Tiba tiba di belakang Makoto, “Prang….” Terdengar sesuatu yang jatuh dan pecah. Makoto menoleh, ternyata dia melihat sebuah mangkuk peninggalan peradaban lalu jatuh karena tersenggol oleh Tetsuo yang menunduk di marahi oleh Reina. Di sebelah mereka, Kana sedang melihat sebuah senapan yang sangat panjang, yang dulu biasa di gunakan untuk menembak dari jarak jauh. Dia mencoba membidik sesuatu. Ryoma juga sedang mengamati sebuah alat eletronik yang sudah kuno. Dia melihat dengan seksama sambil memegang kacamatanya. Tak lama kemudian, Kuroda sensei dan seorang guru pembimbing masuk ke dalam ruangan. Makoto dan lainnya langsung berkumpul dan berdiri di depan sensei. Tetsuo yang memecahkan mangkuk meminta maaf. Kuroda sensei tidak mempermasalahkan nya, dia malah memberikan sebuah mangkuk lagi untuk Tetsuo.
“Sekarang kalian ikut Fujikoto sensei menuju kelas kalian….silahkan Fujikoto sensei.”
“Baik Kuroda sensei, ayo semuanya, ikuti aku, kalian akan masuk ke kelas 2-4.”
“Baik sensei….terima kasih Kuroda sensei.” Makoto dan lainnya menunduk.
Mereka langsung keluar dari ruang kepala sekolah dan berjalan menuju kelas mereka. Karena kelas 2, mereka naik satu lantai ke atas. Makoto melihat sekeliling, ternyata sekolah itu cukup besar, seperti sekolah di kawasan elit yang pernah dia baca. Di tengah tengah gedung yang berbentuk kotak itu ada taman yang cukup luas, ada sebuah patung di tengah tengah nya. Setelah lumayan jauh berjalan, mereka sampai di depan kelas mereka yang terletak di sebelah cafetaria. Fujikoto sensei langsung masuk ke dalam kelas dan meminta Makoto dan lainnya menunggu di luar sebentar. Tak lama kemudian, sensei mempersilahkan mereka masuk. Ke enam nya langsung masuk dan berdiri di depan kelas.
“Sekarang perkenalkan nama kalian dan asal sekolah kalian…..mulai dari yang paling kiri….”
Fujikoto sensei membuka perkenalan untuk Makoto dan lainnya, di mulai dari yang berdiri di sebelah nya. Makoto dan lainnya maju sedikit ke depan,
“Namaku Narukami Makoto, Tekoku high kelas 2…….” Makoto mundur kembali.
“Kouga Nanako, Tekoku high kelas 2…..” Nanako mundur di sebelah Makoto.
“Nama ku Higerashi Tetsuo, Tekoku high kelas 2…..salam kenal.” Tetsuo mundur
“Tendouji Kanaka, sekolah sama, salam kenal…..” Kana mundur.
“Shigake Ryoma, Tekoku high kelas 2, mohon kerjasamanya…” Ryoma mundur sedikit.
“Hai, namaku Kobayashi Reina, Tekoku high kelas 2, salam kenal dan mohon kerjasamanya.” Reina mundur sedikit.
“Sekarang ada yang mau di tanyakan ke mereka ?” Tanya Fujikoto sensei.
Siswa siswi teman sekelas yang berjumlah sekitar dua puluh orang, diam dan tidak berani melihat ke depan. Mereka sepertinya kesal karena ke enam nya sekelas mereka. Selain penampilan, reputasi buruk Tekoku High yang terkenal suka berkelahi membuat teman teman sekelas merasa canggung melihat ke enam nya berdiri di depan mereka. Karena tidak ada pertanyaan, Fujikoto sensei meminta Makoto dan lainnya duduk di tempat duduk mereka. Kebetulan ada empat kursi kosong di paling belakang dan dua di depan nya. Makoto, Tetsuo, Ryoma dan Kana langsung mengisi empat kursi kosong paling belakang dan di depan Makoto di isi oleh Nanako, sedangkan di depan Kana di isi oleh Reina. Setelah mereka duduk, pelajaran di mulai.
Seorang siswa laki laki di depan Nanako menoleh kebelakang dan memperkenalkan diri kepada Nanako.
“Hai, namaku Sasaki Hideo, perkenalkan…..” Sapa siswa itu.
“Sudah dengar nama ku kan tadi ?” Tanya Nanako ketus.
“Iya sudah, Kouga san kan ? salam kenal ya…” siswa itu menujulurkn tangannya.
Nanako tidak menjawab, dia menyibakkan rambut yang menutup sebelah matanya. Siswa itu langsung melihat telinga Nanako yang penuh dengan anting dan dia langsung berbalik menghadap ke depan. Awal nya dia mengajak Nanako berkenalan karena dia menganggap Nanako berbeda dengan yang lainnya. Setelah tau Nanako ternyata sama saja, dia tidak menganggu lagi sepanjang pelajaran. Bagi Nanako hal ini sangat menguntungkan, karena dia tidak bisa bersosialisasi. Saat pergantian kelas, semua siswa cepat cepat keluar kelas untuk menuju kelas berikut nya meninggalkan Makoto dan lainnya di kelas.
“Huh….kita di anggap virus rupanya….” Guman Reina.
“Biarkan sajalah, yang penting sekolah, iya ga…..” Tetsuo menoleh ke yang lain.
“Benar, tumben otak mu bekerja bro….” Ledek Makoto.
“Heh….meledek…awas ya.” Balas Tetsuo.
Mereka berdiri berjalan keluar kelas untuk menuju kelas berikutnya. Tiba tiba di luar jendela, mereka melihat beberapa mobil sedan hitam masuk ke dalam gerbang. Banyak orang orang berpakaian jas dan membawa senapan mesin keluar dari mobil mobil itu. Di mobil paling belakang keluar seorang paruh baya yang menutup hidung nya dengan sapu tangan, seakan akan jijik menginjakkan kaki di sekolah itu. Mereka masuk ke dalam gedung sekolah bersama sama. Makoto dan lainnya cuek saja berjalan ke kelas berikutnya. Ketika Makoto dan lainnya menuruni tangga, beberapa orang berjas hitam mencegah mereka turun, karena bos mereka yaitu pria paruh baya yang menutup hidung nya dengan sapu tangan lewat.
Pria itu menoleh ke arah Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina. Dia berhenti dan menghadap mereka. Pria itu berjalan mendekati mereka.
“Kamu….perempuan yang pakai gelang….kamu pacar anak bos ku kan ?” Tanya Pria itu kepada Reina.
“Siapa ? oh maksudnya Jirou senpai ?” Tanya Reina.
“Hmmm….kenapa kamu masih hidup ?” Tanya Pria itu.
“Memang seharus nya aku sudah mati ?” Kembali Reina bertanya kepada pria itu.
Pria itu berbalik dan bicara kepada beberapa anak buah nya, sambil menunjuk Makoto dan lainnya yang memakai seragam Tekoku high.
“Bawa mereka semua keluar, nanti ku susul begitu urusan di sini beres…”
“Baik bos….” Jawab anak buah nya.
Pria itu langsung berjalan menuju ruang kepala sekolah, di ikuti beberapa anak buahnya. Anak buah yang di perintakan, langsung menggiring Makoto dan lainnya keluar dari gedung sekolah dan membawa mereka ke lapangan. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina santai saja di bawa oleh para anak buah itu. Tapi di batin mereka timbul pertanyaan, karena melihat sikap pria itu yang kaget Reina masih hidup.
“Reina chan, hubungan kamu sama senpai itu sebenarnya gimana sih ?” Tanya Makoto penasaran.
“Ya biasa saja, namanya pacaran, tapi dia memang mau mengumpulkan orang untuk menyusup ke kawasan sebrang dan kembali ke rumah nya. Sepertinya orang tadi adalah orang suruhan keluarganya.” Reina menjelaskan.
“Berarti dia kenal kamu Reina chan ?” Tanya Kana.
“Seharusnya sih tidak ya, aku ini kan hanya main main sama senpai itu, karena tujuan ku sebenarnya mau ke kawasan itu mencari oni chan ku.” Jawab Reina.
“Oni chan ?” Tanya Nanako.
“Ya, oni chan….dia di bawa ke sana, awalnya aku di bawa ke sini dari sana oleh pengasuh bersama dengan oni chan, karena aku dan oni chan hanya anak selir papa. Setelah mama kita meninggal, kita mau di bunuh, tapi di selamatkan oleh pengasuh kita berdua. Waktu oni chan sudah kelas 3 smp, dia di jemput dan di bawa kesana, masalah penerus keluarga atau apalah aku tidak mengerti, nah aku mau kesana mencari dia.” Jawab Reina menjelaskan semuanya.
“Tapi senpai itu mau kesana juga ya, aku tidak perduli apa alasannya, tapi kalau dia masih ada aku mau bergabung hehe….” Balas Makoto.
“Hahaha jelas lah, aku juga mau kalau tau dari awal.” Tambah Tetsuo.
“Sayang terlambat kenal nya……” Nanako berkata dengan wajah datar.
“Sekarang pertanyaannya, kita di bawa ke sini mau apa ?” Tanya Ryoma.
“Iya nih, kita jadi tidak ikut kelas deh, walau sebenarnya aku ngantuk juga sih hehe.” Tambah Kana.
“Ku tanya mereka sebentar….” Makoto langsung mendekati salah satu anak buah yang mengepung mereka.
Dia langsung menanyakan kenapa mereka di bawa ke sini, anak buah itu diam saja dan malah membentak Makoto dengan mengatakan nanti juga mereka akan tau. Makoto berjalan kembali ke teman temannya sambil mengangkat tangannya. Tak lama kemudian, pria paruh baya itu kembali dan menemui mereka. Dia tetap menutup hidungnya dengan sapu tangan, seakan akan jijik dengan Makoto dan lainnya.
“Jadi, kita di bawa ke sini untuk apa ?” Tanya Makoto.
“Hmm…..buka kaki mu….” Perintah pria itu.
Makoto langsun menaikkan celana panjang nya dan memperlihat kan kakinya yang bertato kepada pria itu.
“Benar dugaan ku, kamu anak dari salah satu pewaris Naru Group. Berarti kalian semua lolos ya…..” Gumam Pria itu sambil menutup hidungnya.
“Maksudnya lolos ?” Tanya Kana geram.
Pria itu tidak menjawab pertanyaan Kana, dia berjalan kembali menuju anak buah nya. Kemudian dia berbalik dan berbicara kepada anak buahnya.
“Urus mereka, bawa ke perbatasan dan buang di tempat biasa…..” Katanya kepada anak buah nya.
“Baik bos…..”
Anak buah nya langsung menggiring Makoto dan lainnya keluar ke arah gerbang tempat mobil mereka di parkir. Anak buah pria itu, memasukkan Makoto, Tetsuo dan Ryoma ke mobil sedan di depan dan Nanako, Reina, Kana di mobil yang berada di belakangnya. Kedua mobil itu berjalan menuju keluar dari shelter dan naik ke kawasan kumuh. Kemudian menuju ke perbatasan dengan kawasan elit yang merupakan hutan lebat di dalam dome. Kedua mobil itu berhenti di depan pintu masuk hutan. Para anak buah di dalam mobil, menyuruh Makoto dan lainnya turun dari mobil dan membawa mereka masuk ke dalam hutan.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina santai saja mengikuti perintah mereka semua. Di tengah hutan, mereka melihat ada sebuah kabin kecil terbuat dari beton dan kayu. Di belakang kabin ada tanah lapang yang cukup luas. Makoto dan lainnya di dorong ke dalam tanah lapang itu. Kemudian para anak buah berbaris di depan mereka dan menodongkan senjata kepada mereka. Ketika para anak buah yang berjumlah 10 orang itu siap menembak. Makoto berteriak.
“Tunggu….ijinkan aku ganti baju dulu…..”
Makoto langsung membuka seragam nya dan hanya memakai kaos dalaman dan celana boxer nya. Melihat Makoto membuka pakaiannya, semua langsung mengikutinya sambil malu malu. Tetsuo yang tidak mau kaos dalam nya rusak langsung membuka kaos nya dan memperlihatkan bagian atas tubuh nya yang kekar. Nanako, Reina dan Kana memakai kaos olah raga sekolahnya dan celana pendek nya karena memang sudah mereka lapisi sebelum nya, mereka juga melepas pakaian dalam mereka. Para anak buah yang melihat mereka membuka pakaian nya tertawa karena meremehkan mereka.
“Nah sudah, sekarang……change form….” Teriak Makoto.
“Change form….” Teriak yang lainnya bersamaan.
[Weapon mode executed]
Cahaya terang menyelimuti tubuh ke enam nya. Para anak buah yang siap menembak menutup mata mereka karena silau. Setelah beberapa saat mereka membuka mata mereka karena cahaya sudah menghilang.
[Transformation completed]
Para anak buah itu kaget melihat Makoto dan lainnya sudah berubah ke bentuk asli mereka. Wajah Makoto dan lainnya tersenyum. Semua anak buah yang berada di sana langsung menodongkan senjatanya kepada mereka ber enam.
“Te..tembaaaakkk…..” Salah satu anak buah berteriak.
Semuanya langsung menembak ke enam nya dengan bertubi tubi. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina saling melihat satu sama lain sambil melindungi wajah mereka dengan tangan. Tidak ada satu peluru pun yang bisa melukai mereka ketika mereka dalam wujud perubahan nya. Makoto langsung berbalik dan maju menyerang beberapa anak buah dengan tebasan tangannya. Badan anak buah di depannya yang terkena tebasan tangannya terpotong potong dan jatuh ke tanah. Darah segar mulai membanjiri tanah. Nanako, Kana, Ryoma langsung maju menebas dengan tangan mereka masing masing. Tetsuo menyerang dengan tapak nya dan menghancurkan badan beberapa anak buah di depan nya. Reina menembakkan sinar dari telunjuk nya tangannya seperti pistol kepada beberapa anak buah di depan. Kepala anak buah yang terkena sinar Reina hancur berantakan.
Dalam sekejap, sepuluh orang anak buah pria yang mereka temui di sekolah itu mati dengan tubuh yang tidak utuh. Seorang anak buah yang masih mengintip di semak semak, berlari masuk ke dalam kabin. Tiba tiba dari dalam kabin muncul ledakan yang menghancurkan kabin. Seekor monster yang berbentuk sama seperti yang menyerang sekolah mereka keluar dari dalam kabin. Hanya saja ukuran nya lebih kecil dari yang menyerang sekolah mereka.
“Hmm kok monster itu ada di sini ?” Tanya Makoto.
“Bereskan dulu, baru bicara….” Jawab Nanako yang langsung maju melompat.
Di udara, Nanako langsung mencabut pedang katana yang menyilang di punggungnya. Dia langsung menebas beberapa tentakel yang menyambutnya dan begitu turun langsung menusuk mata monster itu. Kana yang tidak mau kalah langsung belari maju, dia mencabut double ax nya dari punggung dan menebas monster dari atas ke bawah. Akibat nya monster itu terbelah dua dari atas ke bawah dan mati. Setelah itu, jasad monster mulai meleleh dan menimbulkan bau yang sangat menyengat. Mereka langsung mengumpulkan pakaian mereka masing masing dan lari masuk ke dalam hutan.
[Human form activated]
[Transformation completed]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments