Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina langsung masuk ke dalam gedung sekolah dan menuju kantor kepala sekolah. Karena status mereka adalah murid pindahan, mereka sementara menunggu di kantor kepala sekolah. Seorang guru wanita masuk ke dalam. Kepala sekolah langsung memperkenalkan guru itu.
“Perkenalkan, beliau bernama Surabashi Yayoi. Wali kelas 2-4, kelas kalian ber enam.”
“Salam kenal, Yamada san, Satou san, Kaname san, Saikoji san, Takezo san, Mori san, kita tunggu sebentar, nanti kita ke kelas sama sama.” Yayoi sensei memperkenalkan diri.
“Baik Surabashi sensei, salam kenal, mohon kerja samanya….” Balas ke enam nya.
“Panggil aku Yayoi ya, jangan nama belakang ku.”
“Baik Yayoi sensei….” Balas ke enamnya.
Tak lama kemudian bel berbunyi, Yayoi langsung keluar dari ruang kepala sekolah bersama dengan Makoto dan lainnya. Mereka berjalan menuju kelas 2-4 yang berada di lantai dua. Makoto dan lainnya melihat sekeliling ketika sedang berjalan. Semuanya sepertinya terlihat normal, seperti sekolah pada umum nya. Karena Makoto, Tetsuo dan Ryoma termasuk tampan, banyak siswi yang berada di dalam kelas, melihat mereka ketika mereka lewat. Sedangkan banyak siswa yang melihat Nanako, Reina dan Kana yang sangat memukau ketika mereka melewati kelas kelas lain. Banyak yang bertanya tanya siapa mereka, kelas berapa dan lain sebagainya.
Ketika mereka sampai di depan kelas mereka, Yayoi masuk ke dalam. Kelas yang sebelum nya berisik, langsung menjadi tenang. Setelah itu, Yayoi membuka pintu dan mempersilahkan Makoto dan lainnya masuk. Dengan santai, Makoto dan lainnya masuk berbaris di depan. Semua siswa teman sekelas memandang mereka. Tanggapan mereka bermacam macam. Yayoi membuka perkenalan.
“Mereka murid pindahan dari selatan, silahkan perkenalkan diri, mulai dari kamu di sebelah saya.”
“Nama ku Yamada Makoto, salam kenal…” Makoto memperkenal kan diri dengan singkat.
“Satou Nanako……”
“Aku Kaname Tetsuo, salam kenal….”
“Namaku Saikoji Kanaka….”
“Takezo Ryoma, salam kenal…..”
“Namaku Mori Reina, salam kenal, mohon kerja samanya.”
Setelah semuanya memperkenalkan diri, para siswa dan siswi banyak yang mengajukan pertanyaan, seperti makanan favorit, hobi nya apa, ikut club apa dan sudah punya pacar belum. Karena terlalu berisik, Yayoi memukul papan tulis dengan spidol nya dan meminta kelas supaya tenang. Yayoi memberikan tempat duduk untuk mereka. Makoto, Tetsuo dan Ryoma duduk di paling belakang, barisan ke tiga, empat dan lima. Nanako di baris ke dua tengah tengah, Kana di sebelah nya dan Reina di belakang nya. Pelajaran langsung di mulai. Karena duduk dekat jendela, seperti nya kelas satu sedang pelajaran olah raga.
Lapangan olah raga di sekolah itu terbagi menjadi tiga bagian, pertama lapangan sepak bola dan base ball, lapangan untuk atletik dengan track lari nya dan ketiga kolam renang. Gedung olah raga ada di belakang gedung sekolah yang di dalamnya ada lapangan bola basket, voli dan badminton. Tetsuo yang berbadan besar juga bisa melihat keluar jendela dari sebelah Makoto. Akhirnya sepanjang pelajaran mereka melihat keluar. Ketika pelajaran selesai, kelas satu yang sedang berolah raga juga selesai. Tetsuo mendadak berdiri melihat guru olah raga yang berbalik dan berjalan menuju gedung utama sekolah.
“Ossan…….” Gumam nya.
“Ossan ?” Tanya Makoto dan Ryoma karena gumaman Tetsuo cukup keras.
“Ada apa Kaname kun ?” Tanya Yayoi dari depan kelas.
“Oh maaf sensei, tidak ada apa apa…..” Tetsuo kembali duduk.
Tentu saja, Nanako, Kana dan Reina juga menoleh melihat Tetsuo yang tiba tiba berdiri dan di tegur. Dari depan mereka melihat wajah Tetsuo sedikit pucat. Makoto dan Ryoma yang berada di sebelahnya terus mengamati nya. Banyak pertanyaan yang ingin mereka tanyakan kepada Tetsuo karena melihat sikap nya yang tidak biasa. Wajah Tetsuo berubah, dia terlihat seperti orang yang marah tapi juga takut.
Setelah pelajaran selesai dan sensei keluar dari kelas, Makoto dan Ryoma langsung menoleh kepada Tetsuo.
“Bro, tadi apa maksudnya ossan ?” Tanya Makoto.
“Bisa jelaskan ke kita bro ?” Tambah Ryoma.
Nanako, Kana dan Reina berjalan kebelakang untuk bertanya juga kepada Tetsuo. Setelah semua berkumpul, Tetsuo baru berbicara.
“Guru olah raga itu adalah ossan ku, salah satu adik papa ku. Dia tangan kanan di keluargaku, aku hanya kaget kenapa dia bisa ada di sini dan mengajar olah raga menjadi sensei.”
“Oh jadi begitu, aku pikir kamu menemukan pembunuh orang tua mu atau apa….” Kana menanggapi nya.
“Ada kemungkinan, sebab setau ku, dia dendam pada papaku karena merebut mama ku darinya. Dan yang membuat ku di buang ke kawasan kumuh adalah anak buah keluarga.” Tetsuo menanggapi Kana dengan serius.
“Eh…bener ya…aduh, maaf, aku maksudnya hanya bercanda.” Kana menjadi tidak enak
“Santai, bukan berarti semua yang aku katakan benar, itu hanya perkiraan ku, sebab ketika di buang ke kawasan kumuh aku sangat dendam dengannya.” Tambah Tetsuo.
“Kita akan selidiki kebenarannya. Banyak yang harus kita cari di sini…..” Ujar Makoto kepada yang lainnya.
“Setuju, selain kita ber enam, jangan percaya siapapun….” Tambah Ryoma.
“Yap, aku hanya percaya kita ber enam dan khususnya Ryo kun, iya ga….” Reina memeluk lengan Ryoma.
“He..hei….apa apaan Reina chan….kamu terlalu lengah….” Ryoma melepaskan pelukan Reina.
“Ayo pindah, pelajaran berikutnya sudah mau mulai…” Celetuk Nanako.
Mereka semua langsung berdiri dan berjalan keluar dari kelas. Di depan kelas, ke enamnya berpapasan dengan guru olah raga barusan yang sedang berjalan menuju ruang staff. Tetsuo melihat wajah nya dan guru itu juga melihat wajah Tetsuo. Mereka saling melewati satu sama lain. Tiba tiba guru itu berbalik.
“Hei, kamu yang besar, tunggu……” Panggil nya sambil berjalan menuju ke Makoto dan lainnya.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina langsung berbalik. Guru olah raga itu langsung berdiri di depan Tetsuo yang berbadan lebih besar darinya. Dia mengamati wajah Tetsuo. Tiba tiba dia memegang pundak Tetsuo.
“Maaf, aku pikir orang lain yang aku kenal, cepatlah, kelas sudah mau di mulai….” Guru itu berbalik dan berjalan kembali menuju ruang staff.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina menjadi lega, mereka sudah siap tempur kalau sampai terjadi apa apa. Kemudian mereka bergegas ke kelas mereka berikut nya. Pada saat makan siang, mereka semua keluar menuju taman dekat lapangan. Untuk menghemat biaya, mereka membawa bento dari rumah. Mereka membawa bento mereka keluar dari kelas. Setelah sampai taman dan sudah selesai makan,
“Bro, kok dia tidak mengenali mu ?” Tanya Makoto.
“Hampir mengenali…bukan tidak mengenali….” Ryoma mengoreksi.
“Mungkin karena aku dulu berbeda jauh dengan sekarang.” Jawab Tetsuo.
“Hah…sejauh apa bedanya ?” Tanya Kana.
Tetsuo mengambil smartphone nya, dia membuka gallery nya dan memperlihat kan sebuah foto sewaktu dia kelas 1 SMP dan baru di buang di kawasan kumuh. Kana yang melihat nya tidak percaya, di foto itu Tetsuo berbadan kecil, kurus, berambut hitam klimis, memakai kacamata dan bungkuk karena dia terlalu tinggi. Kana melihat ke arah Tetsuo yang sedang duduk dan membandingkan nya. Sekarang Tetsuo berbadan gempal besar dan kekar. Tidak bungkuk melainkan sangat tegap.
“Kalau begini sih pantas saja dia tidak mengenali mu…..tapi kok bisa berubah sejauh ini ?” Tanya Kana.
“Dulu aku sering di bully, tapi aku ketemu dengan guru ku di kuil, dia mengajari ku bela diri dan aku malah jadi sering berkelahi sejak itu, kita juga ketemu saat berkelahi kan Mako ?” Tetsuo menoleh ke Makoto.
“Yap, semua sudah tumbang tinggal kita berdua dan satu orang lagi yang akhirnya sama sama bonyok hahaha….” Jawab Makoto.
Tetsuo langsung mengangkat kepalan nya dan Makoto menempelkan kepalan nya. Ryoma membetulkan kacamatanya.
“Maksud kalian, perang antar beberapa sekolah 2 tahun lalu ketika kita kelas 3 SMP ? yang penyebab nya hanya gara gara gakuren yang sobek ?” Tanya Ryoma.
“Loh kok kamu tau bro ?” Tanya Tetsuo kaget.
Ryoma langsung membuka kacamata nya dan menggulung rambutnya ke atas membentuk bola di atas kepalanya. Kemudian dia memakai masker hitam yang dia ambil dari tasnya. Melihat penampilan Ryoma, Makoto dan Tetsuo langsung menunjuk nya.
“Samurai gila……” Teriak keduanya.
“Hoi nama itu sudah lama aku lepas…jangan panggil itu….” Teriak Ryoma.
“Loh berarti yang waktu itu bertiga di tengah sungai, kita bertiga ?” Tanya Makoto.
“Ya benar, aku kenal kalian sejak kita pertama ketemu di gudang waktu itu, aku pikir kalian ingat aku…..” Ryoma menunduk.
“Sekarang ingat hehe….” Balas Makoto dan Tetsuo.
“Iya setelah berpenampilan begini…..huh.” Ryoma cemberut.
Nanako dan Reina juga tahu kejadian 2 tahun lalu, karena sekolah mereka ikut serta, sedangkan Kana malah ikut terjun tapi tidak bertemu dengan Makoto, Tetsuo dan Ryoma. Mereka bernostalgia dan tertawa tawa. Tiba tiba beberapa orang berdiri di belakang mereka. Ke enam nya langsung menoleh. Ternyata siswa kelas 3 yang bernampilan seperti gangster berjumlah 7 orang berada di belakang mereka sambil melihat mereka.
Ke enam nya langsung berdiri dan menghadap ke para senpai itu.
“Ada yang bisa kami bantu senpai ?” Tanya Makoto.
“Ikut kami….ada yang mau bicara dengan kalian.” Jawab salah satu senpai itu.
Para senior itu berbalik, beberapa langsung berjalan ke belakang ke enam nya untuk memastikan ke enam nya tidak kabur. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina berjalan mengikuti mereka dengan santai. Tiba tiba di kepala ke enamnya terdengar suara yang sudah biasa mereka dengar.
[Warning…..unknown life form detected]
Medengar itu, ke enam nya langsung bersiap. “Open status” Ke enam nya berbicara di dalam hati. Enam window status berwarna merah muncul di depan masing masing dari ke enamnya. Mereka mulai menekan configuration dan menghidupkan pilihan agar pakaian mereka masih ada setelah berubah nanti. Lalu Ryoma menyadari kalau ada pilihan untuk telepathy, dia menghidupkan nya dan mencoba bebicara.
“Tes, kalian semua dengar ?”
Semua langsung menoleh kepada Ryoma karena mendengar suara Ryoma di dalam kepala mereka. Ryoma langsung memberitahu mereka untuk menghidupkan fitur telepathy di configuration sistem mereka masing masing. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana dan Reina langsung memilih yes di pertanyaan nya dan telepathy mereka hidup.
“Tes….” Nanako mencoba berbicara di kepalanya.
“Ya aku dengar..” Balas Makoto.
“Nah ini baru asik…..” Tambah Kana.
“Bagus bagus…sekarang kita bisa mengamuk sepuasnya.” Tetsuo mulai tersenyum senang.
“Hmm ini masih banyak yang bisa kita pelajari, kita bisa mengalokasikan poin ke status, belajar skill dan macam macam. Kira san benar…..” Gumam Ryoma.
“Berarti kita bisa jadi super kuat, begitu maksudnya Ryo ?” Tanya Reina di kepalanya.
“Benar, tapi itu nanti, sudah mau sampai…..” Jawab Ryoma.
“Sip…” Mereka semua tersenyum.
Para senpai itu menggiring mereka ke sebuah gudang tidak terpakai jauh di belakang sekolah, sepertinya gudang itu di pakai untuk markas gangster. Banyak sekali orang berpakaian urakan berdiri di depan gudang itu yang seperti nya bukan murid sekolah. Banyak juga wanita berpakaian seksi dan siswi siswi yang terlihat nakal sedang memeluk beberapa pria sambil melihat mereka.
Pintu di buka, Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina di dorong masuk ke dalam oleh para senpai itu. Di dalam banyak orang menunggu dan seseorang berbadan besar, berambut Mohawk di cat hijau, memakai kaos singlet loreng seperti tentara, sedang duduk di sebuah sofa sambil memeluk dua orang gadis. Di sebelahnya ada seorang pria berdiri yang tampak rapi dan sedang merokok cerutu. Rambutnya di sisir rapi kebelakang dan memakai kacamata modis.
Selain kedua orang itu, sisanya hanyalah orang orang berpakaian preman dan siswa siswa berseragam. Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina yang sedang sibuk mengatur window status mereka, tidak perduli dan sibuk sendiri sambil menekan sesuatu di udara. Mereka benar benar mempelajari window status yang bisa di konfigurasi dan berbicara antar mereka sendiri di kepala mereka.
Merasa di acuhkan, si rambut mohawk itu melemparkan botol ke depan mereka dan pecah. Window status Makoto dan lainnya langsung menutup, mereka melihat ke arah si kepala mohawk itu.
“Kalian anak baru jangan bertingkah, aku memanggil kalian ke sini untuk mengajak kalian kerjasama, dan aku tidak menerima penolakan.”
“Oh kerja sama apa ? dan kamu siapa ?” Tanya Makoto santai.
“Oi jelaskan…..” Perintah si mohawk kepada pria klimis yang berdiri di sebelahnya.
Pria itu langsung maju mendekati Makoto dan lainnya, kemudian dia memberikan sebuah kartu nama. Kana mengenal nama di kartu nama itu, karena kartu nama itu bertuliskan nama Tendouji Group. Langsung Kana berceloteh di pikirannya dan teman temannya menenangkannya.
“Kalian semua berada di kelas dua, dan kalian hanya orang biasa, kami minta kalian bekerja untuk kami untuk menyebarkan ini….” Pria itu mengeluarkan sebuah kantong dari plastik berisi beberapa pil berwarna hitam.
“Apa itu ?” Tanya Makoto.
“Ini obat untuk memberi kekuatan pada tubuh melalui proses mutasi. Membuat manusia menjadi memiliki kekuatan setara monster. Paham kalian ?”
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina saling menoleh satu sama lain sebelum menjawab, mereka berdiskusi di kepala mereka menggunakan telepathy.
“Maksudnya bagaimana, kami tidak mengerti….”
Tiba tiba pria itu menjentikkan jarinya, seseorang dari samping yang berpakaian seragam sekolah maju ke depan. Pria itu memberikan satu pil kepada siswa itu yang tanpa ragu langsung meminum nya. Setelah menelan pil nya, siswa itu mundur sedikit dan mulai mengerang sambil memeluk badannya sendiri. Dia berteriak seperti sedang kesakitan, badannya berubah menjadi besar, semua urat keluar, bulu tumbuh di sekujur badannya yang berlendir, tulang kaki nya seperti patah dan menjadi kaki belakang serigala. Wajah nya mengembang menjadi wajah serigala, kuku kuku besar muncul dari setiap jarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments