Mereka ber enam langsung menuju ruang loker dan mengganti pakaian mereka dengan menggunakan jersey mereka. Baju seragam mereka lenyap tidak berbekas. Reina dan Nanako masih mendekap diri mereka masing masing karena mereka tidak memakai pakaian dalam. Setelah selesai berganti pakaian mereka melihat keluar jendela. Kubah yang berlubang sudah menutup kembali secara otomatis. Di daerah kumuh mereka melihat banyak mayat monster yang bergelimpangan dan mulai meleleh. Kemudian mereka berkumpul di kelas Ryoma dan Kanaka yang tidak terlalu membuat mual. Mereka mengambil kursi dan duduk dengan membuat lingkaran.
“Ok, berarti kita ber enam adalah senjata yang dari mana asalnya kita tidak tahu….” Makoto membuka pembicaraan.
“Sudah jelas dari dunia lain, di sini kita tidak ada naga seperti di penglihatan kita, tapi ga tau kalau sekarang.” Tambah Ryoma.
“Banyak yang kita belum mengerti…..” Nanako berkata sambil memeluk dirinya sendiri.
“Aku cek ke kelas 3 dulu di atas. Mudah mudahan senpai tidak kenapa kenapa….” Reina langsung berdiri dan berlari keluar kelas.
Tetsuo dan Kanaka masih asik sendiri dan hanya berbincang bincang berdua. Makoto menegur mereka, sebab ini masalah penting. Akhirnya mereka ikut bergabung dengan yang lain. Ryoma mulai mengutarakan teorinya. Dia mengatakan kalau suara yang ada di kepala mereka adalah suara sistem dunia menurut buku yang pernah dia baca. Makoto, Nanako, Tetsuo dan Kanaka yang memang tidak tahu hal hal seperti itu hanya mengangguk saja.
“Ya sudah lah, aku terima saja teori mu saat ini Ryoma kun…..” Mata Makoto melihat jauh ke kawasan elit.
Dia terus menatap kesana, karena di sana tidak ada sedikitpun asap, sedangkan di daerah nya penuh asap di berbagai tempat dan suara sirene polisi. Nanako melihat Makoto yang termenung melihat ke daerah elit.
“Kamu mau kesana ?” Tanya nya singkat.
“Ya, bertemu keluarga papa ku……” Jawab Makoto.
“Loh sama dong…aku juga Mako…aku juga mau kesana, ketemu keluarga ku.” Tambah Tetsuo.
“Jangan jangan kita semua punya cita cita yang sama lagi, aku ingin mencari ibu ku di sana.” Ryoma berkata sambil membetulkan kacamatanya.
“Hahahaha ternyata, bukan cuma jadi senjata sama sama, kemauannya juga sama. Mungkin aku agak sedikit berbeda. Aku di buang ke sini, kalau pun aku kembali ke sana, aku mau membuat perhitungan dengan mereka.” Kanaka berkata dengan geram.
“Sama……” Nanako menambahkan dengan singkat.
“Yah…kalau perhitungan mungkin bukan ya, tapi aku mau bertanya, kenapa aku dan keluarga ku di usir ke sini…..” Makoto berkata sambil menunduk.
“Mungkin aku juga mau membuat perhitungan, karena ibu ku membawa ku kabur ke sini, kemudian ayah ku menjemputnya tapi tidak membawaku kesana….” Ryoma berkata sambil memegang kacamatanya.
Mereka terdiam, mereka menyadari kisah hidup mereka mungkin mirip satu dan lainnya walau baru secara garis besar saja. Tak lama kemudian, Reina datang sambil membawa potongan lengan yang penuh tato. Begitu masuk kelas, dia langsung membuang nya. Semua yang melihat nya menjadi bingung dan heran.
“Lengan siapa itu Reina chan ?” Tanya Masato.
“Pacarku…eh salah, mantan pacarku….rupanya dia ga selamat.” Jawab Reina santai.
“Kok kamu tenang tenang saja ?” Tanya Ryoma.
“Yah…aku pacaran sama dia bukan untuk serius sih, dia hanya tiket supaya aku bisa ke sebrang sana…..” Jawab Reina.
“Wah sama lagi rupanya…hahahaha….berarti di sini semua anak anak bermasalah, aneh lagi.” Tetsuo bercanda.
Nanako melihat lengan itu, dia langsung membuka lengannya dan di lengannya ada tato, tapi motif nya berbeda. Dia menutup lagi jersey nya. Mereka sempat melihat lengan Nanako walau hanya sekejap. Makoto juga membuka kaki nya dan ada tato di betis sampai naik ke pahanya.
“Hmm kalian anak Yakuza rupanya….pantas aku sepertinya tau nama keluarga kalian berdua.” Ujar Ryoma.
“Yah….tapi ujung ujung nya ada di sini kan…hahahaha….” Makoto tertawa.
“Tinggal Reina dan Ryoma yang belum ketahuan…..” Nanako langsung menunjuk Reina dan Ryoma.
“Loh aku…dia….?” Tanya Kana sambil menunjuk Tetsuo di sebelah nya.
“Kamu di pinggang tadi udah kelihatan waktu telanjang, sedangkan Tetsuo di pundak sampai punggung bagian atas. Memang tinggal Reina dan Ryoma yang belum ketahuan.”
Ryoma langsung berbalik, dia mengangkat rambutnya yang terurai dan mengikatnya ke atas. Dari pangkal lehernya terlihat ada tato sampai punggung nya. Sedangkan Reina membuka kemejanya sedikit dan memperlihatkan tato di atas buah dadanya yang besar itu.
“Yak, berarti kita semua anak buangan, anak aneh, senjata jaman dulu….klop…..” Teriak Tetsuo.
“Hampir semua anak anak di sekolah ini seperti kita tau….yang ada di daerah kumuh hanya orang orang buangan dari sana dan orang tidak mampu yang hidupnya di tekan keluarga kita. Benar kan ?” Tanya Kana.
Semua terdiam kembali, suasana kelas jadi agak gelap karena sudah sore. Nanako langsung berdiri dan berbalik.
“Mau kemana Nanako chan ?” Tanya Makoto.
“Pulang….” Jawab Nanako singkat.
“Ngomong ngomong besok sekolah ga ya ? dalam keadaan begini ?” Tanya Tetsuo.
“Tidak mungkin, sensei nya pada mati hehe.” Jawab Kana.
“Ngomong ngomong, boleh aku minta id kalian semua, Nanako juga.....” Reina mengeluarkan smartphone nya.
Mereka semua langsung mengeluarkan smartphone nya dan saling menambahkan id mereka bersama. Makoto mempunyai ide untuk membuat grup khusus mereka ber enam, walau mereka sebenarnya belum terlalu kenal satu sama lain dengan dekat dan hanya menganggap teman sekelas atau seangkatan. Tanpa ada perdebatan, mereka semua setuju. Setelah itu mereka meninggalkan kelas dan turun menuju pintu keluar gedung. Karena insiden siang tadi, jalan di depan sekolah mereka menjadi sangat sepi. Setelah sampai persimpangan mereka berpisah menuju rumah mereka masing masing.
Makoto langsung menuju stasiun. Sesampainya di stasiun, ternyata tidak ada kereta karena insiden siang tadi. Makoto berjalan lunglai keluar stasiun dan jongkok di pinggir toko yang tutup. Selagi dia merenung memikirkan cara untuk pulang, ada sepasang sepatu berdiri di depan nya. Dia langsung melihat ke atas, ternyata Nanako berdiri di depannya. Nanako langsung jongkok di sebelah Makoto.
“Lagi ngapain ?” Tanya Nanako singkat.
“Ga ada kereta, ga bisa pulang….bingung.”
“Sama……”
“Oh…sama ?”
Nanako mengangguk. Tiba tiba pundak Makoto di tepuk lagi, ternyata Reina ada di sebelah nya. Reina juga jongkok di sebelah Makoto.
“Ga pulang ?” Tanya Makoto.
“Ga ada kereta…..ga bisa pulang….kalian ?” Tanya Reina.
“Sama….” Jawab Makoto dan Nanako bersamaan.
Akhirnya mereka bertiga merenung mencari jalan untuk pulang seperti anak hilang yang tidak punya rumah. Tak lama kemudian, terdengar seseorang batuk di depan mereka.
“Ehem……”
Ketiganya langsung melihat ke atas. Mereka melihat Ryoma berdiri di depan mereka sambil menghadap ke stasiun dan membetulkan kacamatanya.
“Biar ku tebak, ga bisa pulang kan ?” Tanya Makoto.
“Yap benar….ga ada kereta….” Jawab Ryoma.
Reina langsung bergeser sedikit menjauh dari Makoto. Ryoma langsung jongkok di tengah tengah Reina dan Makoto. Mereka berempat akhirnya merenung mencari cara untuk pulang ke rumah masing masing. Akhirnya anak yang hilang bertambah satu. Setelah cukup lama mereka bertengger di sana, ada dua orang berbadan besar berjalan ke arah mereka dari kejauhan. Mereka langsung menunduk karena tau siapa kedua orang itu. Tetsuo dan Kana langsung menghampiri mereka.
“Ngapain kalian di sini ?” Tanya Kana.
“Ga bisa pulang….” Jawab ke empat nya.
“Oh sama, tapi tadi ketemu orang ini dan apartemenya dekat sini, jadi aku menginap.” Jawab Kana.
“Ok semua ikut…..tapi kita ke convini dulu sebentar, beli makanan, di apartemen ku tidak ada makanan.” Ajak Tetsuo.
Akhirnya mereka ber empat berdiri dan berjalan menuju convini bersama Tetsuo dan Kana. Ke enam nya berjalan mencari toko yang masih buka, tapi mereka tidak menemukannya. Semua bangunan seperti sudah kosong, semua penduduk berada di dalam shelter. Akhirnya mereka memutuskan masuk ke sebuah convini dan mengambil keperluan mereka. Mereka meninggalkan catatan dan uang di counternya. Setelah itu mereka keluar dan kembali ke apartemen Tetsuo. Hari sudah semakin gelap, selagi berjalan mereka melihat sekeliling. Benar benar seperti kota yang sudah mati.
Melihat kondisi di sekitar sekolah yang seperti kota mati, pikiran mereka campur aduk dan kemana mana. Mereka melihat di seberang, penuh lampu dan terang, membuat mereka sedikit iri. Akhirnya mereka terus berjalan menuju apartemen Tetsuo. Sesampainya di apartemen Tetsuo, mereka langsung naik ke lantai dua dan masuk ke unit milik Tetsuo. Di dalam hanya ada ruangan 4x5, sebuah meja di tengah, sebuah televisi kecil dan sebuah lemari. Ada kamar mandi dan toilet di dalam apartemen Tetsuo. Mereka mandi secara bergantian, pertama Nanako, Reina dan Kana duluan. Makoto, Tetsuo dan Ryoma menunggu di luar. Karena Tetsuo merokok, Makoto dan Ryoma juga ikut merokok.
Setelah para gadis selesai, mereka keluar dari apartenen. Makoto, Tetsuo dan Ryoma masuk ke dalam untuk bergantian mandi. Karena tidak ada baju ganti, mereka memakai jersey yang mereka ambil dari loker di sekolah tadi. Untuk pakaian dalam, mereka sudah mengambil di convini sebelum mereka pulang. Setelah itu, mereka duduk bersama di ruangan kecil itu dan makan bekal yang di beli di convini.
Tetsuo mencoba menyalakan tv nya dan tidak ada siaran sama sekali. Dia mencoba mencari channel channel nya dan menemukan siaran yang menampil kan sebuah movie. Cerita movie itu menceritakan kehidupan di sebrang. Tetsuo langsung mematikan tv nya. Akhirnya mereka sibuk sendiri dengan smartphone mereka masing masing. Hari sudah semakin malam, mereka akhirnya berbaring di dalam ruangan tanpa futon. Karena sempit, mereka sedikit bedesak desakan, tapi dengan begitu mereka jadi hangat dan tidak kedinginan.
Makoto yang tidak bisa tidur, mengambil sebatang rokok milik Tetsuo dan berjalan keluar apartemen. Dia menyalakan rokok nya dan bersender di railing depan kamar Tetsuo. Makoto melihat ke atas, pandangan nya mengarah ke dome yang tidak terlihat apa apa. Dia menghisap rokok nya dan menyemburkan asap nya ke atas.
“Di luar dome ada apa ya ? belum pernah ada lagi kan yang keluar, apa masih ada radiasi ?” Pikirnya.
Dia terus termenung, pikirannya mulai melayang layang, secara tidak sadar dia mengenang pertarungan terakhir di dunia lain. Dia jadi penasaran seperti apa dunia itu, apa sama seperti dunia yang dia tinggali sekarang atau berbeda sama sekali. Tiba tiba pintu di buka, seseorang keluar dari pintu.
“Ngapain ?” Tanya Nanako yang juga tidak bisa tidur.
“Merokok, ga bisa tidur…..” Jawab Makoto singkat.
“Bagi……” Nanako menjulurkan telapak nya.
“Aku minta Tetsu di dalam, rokok nya di meja.”
Nanako langsung masuk ke dalam. Tak lama kemudian dia keluar membawa dua batang rokok. Dia memberikan Makoto sebatang, karena dia tau rokok Makoto sudah mau habis. Makoto mengambil nya dan meneruskan rokok nya. Mereka akhirnya merokok bersama. Keduanya terdiam sambil menghisap rokok dan menyemburkan nya. Nanako terus melihat ke Makoto. Karena merasa risih, dia bertanya kepada Nanako.
“Ada apa melihat ku begitu ?”
“Tidak apa apa…..”
Mereka kembali diam, suasana menjadi canggung. Tak lama kemudian, pintu terbuka lagi. Kali ini Kana yang keluar, dia langsung mengambil rokok dari kantong celana jersey nya dan menghisapnya.
“Kalian tidak tidur ?” Tanya Kana.
“Tidak bisa tidur….” Jawab Nanako singkat.
“Siapa yang bisa tidur dengan kejadian tadi siang, di tambah lagi banyak kita seharus nya tidak tahu, menjadi tahu…..” Tambah Makoto.
“Hahaha..sama….nih tambah rokok nya….” Kana menawarkan rokok nya.
Makoto dan Nanako mengambil masing masing sebatang. Setelah menghisap nya Makoto baru sadar kalau rokok yang di tawarkan Kana adalah rokok Tetsuo yang di letakkan di meja.
“Hei, kamu bawa keluar semua rokok Tetsuo ?” Tanya Makoto.
“Memang kenapa ? dia beli tiga bungkus kok tadi…..” Jawab Kana.
“Oh masih ada, kupikir sudah habis……” Balas Makoto.
“Hahaha aku tidak setega itu lah, ngomong ngomong habis ini kalian berdua mau ngapain ?” Tanya Kana.
“Tidur…..” Jawab Nanako singkat.
“Bukan itu, ke depannya….mau ngapain ?” Tanya Kana lagi setelah memperjelas maksudnya.
“Aku mau ke sana……” Makoto menunjuk ke kawasan di sebrang nya menggunakan rokok nya.
“Bukaaaaaan, maksudnya setelah tau semua ini……” Kana mempertegas lagi maksudnya.
“Kalau hal itu aku belum tau…..” Balas Nanako singkat.
“Yah kalau aku jalani saja dulu, sambil mencari tau lagi.” Tambah Makoto.
“Oh begitu, yah memang paling bagus begitu.” Kana berkata sambil mengambil lagi sebatang rokok nya.
Tetsuo dan Ryoma keluar dari kamar dan bergabung bersama mereka. Akhirnya mereka merokok bersama di teras apartemen. Mereka semua bertengger di railing, karena tetangga Tetsuo tidak ada di rumah, mereka sedikit membuat gaduh. Tak lama kemudian, Reina keluar dengan berlari karena dia takut di tinggal sendirian di dalam apartemen. Dengan nafas masih ter engah engah, dia mengambil sebatang rokok dan menyalakan nya.
Akhirnya mereka ber enam bertengger di railing. Semuanya terdiam dan tidak ada yang berbicara satu patah kata pun. Ke enam nya hanya memandang ke arah lampu lampu yang menerangi gelap nya malam di kejauhan, ke enam nya tidak ada yang tidur sampai pagi. Pagi pagi smartphone mereka semua begetar, ada pengumuman melalui pesan, sekolah sementara di pindah ke dalam shelter sampai gedung sekolah selesai di perbaiki dan sekolah di shelter mulai efektif dua hari dari sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments