Lose control and massacre

Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma, Reina akhirnya berunding sendiri setelah permisi dan meminta ijin kepada Kira dan Momo. Mereka keluar sebentar dari ruangan dan menuju keluar rumah.

“Gimana ? kita beritahu ?” Tanya Makoto.

“Terserah….” Jawab Nanako singkat.

“Tapi kita ga ada baju lagi loh, semua kena lendir di depan, yang selamat hanya seragam yang masih ada di dalam plastik.” Reina menunjuk tas tas mereka di halaman.

“Satu orang saja yang menunjukkan, gimana ?” Tanya Ryoma.

“Hmm tapi kalau hanya satu orang nanti mereka tidak yakin dengan yang lain….” Balas Kana.

“Gini aja, gimana kalau kita semua telanjang dan masuk ke dalam…..” Usul Tetsuo.

Semua langsung menoleh kepada Tetsuo dengan pandangan geram, sebab dia dianggap bercanda.

“Jangan bercanda….” Teriak semuanya.

“Loh siapa yang bercanda, aku serius…..” Bantah Tetsuo meyakinkan teman teman nya.

“Sebenarnya perlu ga sih kita tunjukkan ke mereka ?” Tanya Reina.

“Sekarang kalau kita tidak berkerjasama dengan mereka, kita mau kemana lagi ? kalau kamu ada ide, kita pergi dari sini.” Jawab Makoto.

“Umm….tidak tahu juga sih.” Balas Reina.

“Berarti tidak ada pilihan lain…..” Nanako langsung membuka bajunya dan bersembunyi di belakang Makoto.

“Loh loh loh…kamu ngikutin usul si gorilla itu Nanako chan ?” Tanya Kana.

“Heh…sesama gorilla di larang meledek….” Celetuk Tetsuo.

“Sepertinya tidak ada pilihan lain….” Makoto langsung membuka semuanya dan menutupi bagian bawah nya dengan tangan.

Akhirnya semua nya ikut membuka pakaian mereka semua. Tangan mereka menutupi bagian bagian penting di tubuh mereka, kecuali Kana dan Tetsuo. Setelah itu mereka masuk ke dalam dan menuju ruang tengah. Di dalam, Kira dan Momo kaget melihat semuanya telanjang. Tapi mereka tidak merasa malu atau apapun. Mereka hanya bingung saja.

“Maafkan penampilan kami….kami akan tunjukkan.” Makoto menoleh kepada yang lain.

“Change form…..” Teriak semuanya serempak.

[Comencing] Terdengar suara di kepala mereka.

Cahaya terang keluar dari tubuh mereka dan membuat silau seluruh ruangan. Kira dan Momo tetap melihat mereka tanpa berkedip. Tak lama kemudian cahaya menghilang.

[Weapon Transform executed…Transformation completed]

Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina berubah bentuk menjadi wujud weapon mereka di depan Kira dan Momo. Keduanya langsung berdiri dan mulai mengamati tubuh Makoto dan lainnya. Mereka mencoba menyentuh tubuh Makoto dan lainnya sambil bergumam sendiri, kemudian berdiskusi sesama mereka di depan Makoto dan lainnya.

“Menarik….benar benar menarik….” Gumam Kira.

“Ok silahkan berubah kembali seperti semula….” Tambah Momo.

“Anoooo…..kita keluar sebentar ya….” Makoto dan lainnya langsung keluar.

Tak lama kemudian, [Human Transform executed….Transformation completed] suara terdengar lagi. Makoto dan lainnya masuk kembali keruang tengah setelah memakai pakaian mereka. Semuanya kembali duduk di depan Kira dan Momo. Setelah itu Makoto dan lainnya mulai menjelaskan siapa mereka kepada Kira dan Momo. Tapi mereka tidak menceritakan suara yang keluar setiap mereka berubah atau membuka status. Kira dan Momo berdiskusi sebentar di depan mereka. Kemudian mereka berbalik menghadap Makoto dan lainnya lagi.

“Kenapa kalian harus telanjang dulu sebelum berubah ?” Tanya Kira.

“Sebab kalau tidak, pakaian kami hilang dan pakaian yang lekat ini tinggal satu satunya, yang lain hancur terkena lendir.” Jawab Makoto.

“Oh begitu…coba buka status kalian….” Kira meminta Makoto dan lainnya membuka status mereka.

Makoto dan lainnya kaget, karena Kira meminta hal yang mereka sangka hanya mereka yang tau. Makoto langsung maju dan duduk di sebelah Kira.

“Open status…..”

[commencing]

Window status berbentuk kotak dan berwarna merah melayang di depan wajah Makoto. Kira langsung melihat nya dan membaca status nya. Dia menunjuk nunjuk window status itu dan sebuah window lagi muncul di bawah window status Makoto. Kemudian dia membaca nya dan menekan sesuatu di window itu. Dia mengangguk ngangguk.

“Sekarang coba berubah lagi, tanpa telanjang….kemudian berubah menjadi semula.” Ujar Kira.

Makoto langsung berubah menjadi bentuk weapon nya. Kemudian dia langsung berubah kembali menjadi wujud manusianya. Makoto kaget melihat pakaian nya masih utuh. Dia langsung mengamati pakaiannya. Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina langsung mendekati Makoto dan memegang pakaian nya. Pakaian nya utuh tanpa sobek sedikit pun. Makoto langsung berterima kasih kepada Kira dan bertanya padanya.

Kira menjelaskan, kalau di dalam window status itu ada sebuah tombol kecil di sebelah kiri bertuliskan adjustment. Di dalam window tambahan ada tombol yes dan no di pertanyaan “Revert clothes ?” Kira hanya menghidupkan nya, yang tadinya no di ubah menjadi yes. Mendengar penjelasan Kira. Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina langsung mencoba nya. Kemudian mereka langsung berubah menjadi bentuk weapon dan kembali menjadi bentuk manusia. Pakaian mereka tetap utuh melekat di badan mereka.

Di wajah mereka semua langsung terlihat senyuman yang lebar, mereka senang karena tidak perlu lagi membuang pakaian mereka dan telanjang. Semuanya kembali menunduk kepada Kira dan berterima kasih. Tapi di hati mereka muncul pertanyaan, bagaimana Kira dan Momo bisa mengetahui nya.

“Maaf kalau kami bertanya, tapi kenapa Kira san bisa tau mengenai hal ini ?” Tanya Makoto.

“Waktu sehabis perang, ada beberapa orang yang datang ke sini. Mereka sama seperti kalian, mereka juga bisa membuka window status seperti kalian, hanya saja bentuk nya berbeda. Aku melihat mereka mengajari bawahan nya cara berubah tanpa membuang pakaian mereka karena mereka mengajari nya di depan kita berdua. Sekarang mereka semua sudah terbunuh oleh sisa sisa tentara yang menyerbu di garis depan, yang tidak perdulu kalau perang sudah berakhir.” Kira menjelaskan.

“Maksudnya sama seperti kami ? bisa berubah ?” Tanya Kana.

“Oh tidak, mereka bisa memakai perlengkapan perang mereka, bukan berubah, tapi kalau mereka memakainya pakaian mereka hilang. Itu saja.” Jawab Momo.

“Makanya aku bilang kalian menarik dan bukan sepenuh nya manusia. Aku merasakan jiwa kalian bukan manusia, tapi tubuh kalian semua manusia utuh, bahkan pikiran kalian juga manusia. Ini yang aku tidak mengerti.” Tambah Kira.

“Mungkin kalau prof masih hidup, dia bisa menjelaskan dan sudah tentu, dia akan tertarik dengan kalian.” Tambah Momo lagi.

“Jadi maksudnya ?” Tanya Tetsuo yang tidak mengerti.

“Maksudnya adalah, kalian manusia, tapi ketika berubah, kalian makhluk hidup yang lain, atau boleh di bilang monster dengan wujud seperti senjata. Tapi berbeda dengan monster karena mutasi dan radiasi. Kalian berubah menjadi monster dari dalam tubuh kalian sendiri.” Kira menjelaskan dengan gamblang tanpa perasaan.

“Mo..monster.” Nanako mulai gemetar.

“Jangan bercanda, kita semua di sini manusia…” Teriak Reina.

“Jangan marah dulu, kalian manusia yang bisa berubah menjadi monster. Dan ajaib nya bukan karena mutasi, melainkan bawaan sejak lahir. Harus di pelajari lebih lanjut….” Balas Kira.

“Kalian mau kan tinggal di sini ? ijinkan kami membantu mencari jati diri kalian….” Tambah Momo.

“Maksud kalian, jadi kelinci percobaan kalian, begitu ?” Tanya Ryoma geram.

“Hmm bukan itu maksudnya, kami berdua adalah ciptaan prof yang bertujuan menyelidiki keanehan dunia setelah perang, dan kalian termasuk keanehan itu. Kami wajib menyelidikinya…..”

Mendengar perkataan Kira, Makoto dan Tetsuo berdiri. Mereka langsung berjalan keluar. Nanako, Kana, Ryoma dan Reina mengikuti Makoto dan Tetsuo keluar. Makoto dan Tetsuo langsung keluar dari rumah dan mengambil tas mereka yang masih berlendir. Mereka mengeluarkan rokok dari kantong nya dan mulai merokok. Keduanya diam saja dengan wajah yang sangat geram. Nanako, Kana, Ryoma dan Reina keluar dari rumah dan bergabung bersama mereka.

“Ayo kita pergi dari sini…..” Ajak Makoto.

“Kemana ?” Tanya Nanako.

“Kemana saja, yang penting tidak di sini….” Jawab Tetsuo.

“Ok aku setuju…kemana nya kita pikirkan nanti…sekarang kita keluar dulu.” Balas Ryoma.

“Ryo kun, aku bukan monster kan ?” Tanya Reina.

“Bukan, kita manusia….” Jawab Ryoma sambil memegang kepala Reina.

“Ayo, aku tidak betah di sini….minta rokok Tetsu kun.” Tambah Kana.

“Nih….ayo kita keluar….Mako.”

“Ya….kita keluar…..Nana, Tetsu, Kana, Ryo dan Rei, kita jalan…..” Makoto langsung melangkah maju dan membuka pagar.

Mereka ber 6 langsung keluar dari rumah dan membawa tas mereka yang masih basah berlendir. Mereka berjalan menuju tempat mereka datang. Sementara di depan pintu, Kira dan Momo yang kembali ke wujud anak kecil melihat mereka pergi, mereka saling merangkul satu sama lain.

“Sayang, mereka akan kembali kan ?” Tanya Momo.

“Pasti, mereka tidak akan ada pilihan lain selain kembali ke sini. Cepat atau lambat mereka akan kembali.”

“Woof…..” Piro ikut berbicara.

Sementara itu, Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina berjalan menelusuri trotoar di depan taman. Hari sudah gelap, di kawasan elit, langit langit kubah berubah mengikuti kondisi di luar, jadi kalau malam akan gelap dan kalau siang akan terang. Lampu lampu taman menerangi jalan trotoar yang di lewati ke enamnya. Mereka ber enam tidak berbicara sepatah kata pun dan hanya melangkah tidak tahu akan kemana. Banyak mobil yang lewat di jalan raya melewati mereka.

Orang orang yang berpapasan dengan mereka ber enam langsung menutup hidung karena bau menyengat dari tas tas mereka yang berlendir. Setelah berjalan cukup lama, mereka sampai di sebuah sungai buatan yang mengalir memotong jalan. Mereka ber enam langsung turun ke bawah jembata dan mencuci tas mereka di sana. Setelah itu mereka membersihkan badan di sungai buatan dan duduk di kolong jembatan. “Growwwl…..” Perut mereka berbunyi karena lapar. Tapi karena mereka tidak punya uang, mereka hanya bisa merokok karena hanya rokok yang tersisa. Ke enam nya duduk bersender di dinding terowongan.

“Haaah….jadi begini ya….lolos dari tempat kumuh, di sini jadikan kelinci percobaan hahaha.” Gumam Makoto.

“Mau gimana lagi…..” Balas Nanako dengan wajah dingin.

“Ah lapar, masih ada yang punya roti atau biscuit ga ?” Tanya Tetsuo.

“Semua habis dan sisanya berlendir….kalau mau ada tuh di tong sampah….” Jawab Kana sambil menunjuk tong sampah di dekatnya.

“Huh aku tanya serius jawaban nya seperti itu…payah….gorila betina.” Gumam Tetsuo kesal.

“Kamu bilang apa ? jadi mau nya apa gorilla ?” Tanya Kana yang sudah berdiri mengahadap Tetsuo.

Tetsuo langsung berdiri dan menjenggut baju Kana. Tidak mau kalah, Kana juga menjenggut baju Tetsuo. Mereka siap untuk berkelahi. Makoto dan Ryoma langsung berdiri dan melerai mereka.

“Kalian ini, kita jangan ribut sendiri….” Teriak Ryoma sambil memegang tangan Tetsuo.

“Tetsu, Kana….lepas….” Makoto memegang tangan keduanya.

Setelah sadar, mereka berdua melepaskan genggaman nya. Kemudian mereka duduk kembali bersebelahan. Ryoma dan Makoto saling melihat satu sama lain. Kemudian mereka duduk kembali di tempat nya. Mereka tau, semua sudah lelah, bahkan Reina sudah tertidur. Tetsuo menoleh melihat Kana yang menahan geram nya di sebelahnya.

“Kana…maaf…aku keterlaluan.” Ujar Tetsuo sambil melihat ke atas.

Kana melirik Tetsuo, wajah nya mendadak sudah tidak geram lagi, dia melipat kakinya dan memeluk kedua lutut nya sambil menyembunyikan wajah nya.

“Sama…aku juga minta maaf…seharusnya aku tidak jawab seperti tadi.” Gumam nya.

Tetsuo menoleh melihat Kana yang sedang meringkuk memeluk lututnya, tanpa sadar tangannya langsung merangkul Kana, karena di rangkul Kana lansung bersender ke Tetsuo. Makoto dan Ryoma lega melihat keduanya sudah berbaikan. Ryoma tidak bisa bergerak, karena Reina tidur di pahanya. Sedangkan Makoto juga tidak bisa bergerak karena Nanako berseder padanya. Mereka hanya bisa menghisap rokok dan melihat ke langit langit jembatan.

Tiba tiba dari kejauhan terdengar teriakan dan suara motor yang jumlah nya banyak. Banyak lampu yang terlihat mengarah ke mereka yang berada di kolong jembatan. Teriakan semakin jelas terdengar. Makoto, Tetsuo, Kana dan Ryoma menoleh ke arah suara datang. Dari kejauhan mereka melihat sepertinya ada seorang wanita yang sedang di kepung oleh motor motor. Dia berusaha melarikan diri dan motor motor itu mengejarnya tanpa menyentuh nya walau sudah berada di sampingnya. Motor motor itu seperti sedang mempermainkannya. Suara tawa juga terdengar dari kejauhan.

Makoto dan Ryoma membangunkan Nanako dan Reina yang tertidur. Setelah Nanako dan Reina bangun, mereka semua berdiri.

“Change form….” Teriak semuanya.

[Weapon mode activated] [Transform completed]

Cahaya terang muncul memenuhi kolong jembatan. Melihat ada cahaya muncul, wanita yang sedang di kejar itu berlari sekuat tenaga menuju kolong jembatan. Cahaya berangsur angsur menghilang. Wanita yang sudah berada di depan kolong jembatan langsung terjatuh dan terduduk, badannya gemetar dan mulutnya menganga, dia sangat ketakutan melihat wujud Makoto dan lainnya berdiri di depan nya dan perlahan mendekatinya.

Wanita itu mengangkat tangannya, dia pasrah melihat Makoto dan lainnya mendekatinya. Tapi ternyata Makoto dan lainnya melewati nya dan berjalan menuju motor motor yang mengejarnya. Banyak motor motor itu bebalik karena melihat wujud Makoto dan lainnya mendekati mereka sambil berbaris menyamping. Beberapa nekat menerjang maju dengan motornya berniat menabrak mereka. Tetsuo langsung berjalan lebih depan dari yang lain. Dia merentangkan tangannya. Dua motor yang menabrak nya langsung hancur berserta pengemudinya. Makoto, Nanako, Tetsuo yang di depan, Kana, Ryoma dan Reina terus berjalan maju tidak memperdulikan ledakan dua motor yang mejilat tubuh nya.

“Mo..monster….lariiii…….” Teriak salah satu pengemudi motor yang sedang memutar balik motornya.

Mendengar teriakan itu, Makoto dan lainnya menjadi geram, mereka mengejar motor motor yang masih berusaha memutar balik.

“Kami bukan monster….” Teriak mereka serempak.

Tanpa belas kasihan, mereka semua langsung menerjang motor motor di depan mereka. Potongan tubuh dan kepala berterbangan, ledakan terjadi beruntun karena motor motor yang meledak, darah bercipratan kemana mana membasahi dinding dan mencemari sungai. Seorang pengemudi motor terjatuh dan sudah tidak bisa bergerak karena melihat pembantaian di depan nya, di tambah lagi Makoto dan lainnya berjalan ke arah nya. Celana nya langsung basah dan mulutnya menganga tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulut nya.

Nanako mengeluarkan tangannya dan membelah dari atas ke bawah. Orang yang terduduk itu langsung terbelah dua dari atas ke bawah dalam keadaan duduk. Para pejalan kaki yang melihat pembantaian itu, berlarian ketakutan. Ada beberapa orang yang merekam aksi mereka dan kemudian lari. Suara sirene polisi mulai terdengar. Makoto dan lainnya yang sudah gelap mata tidak memperdulikan nya dan terus maju. Saat ini mereka benar benar tidak stabil, marah, lelah, lapar, sedih dan lainnya, semua menjadi satu di kepala mereka ber enam.

“Anooo…….kalian berhenti….” Teriak suara wanita di belakang mereka.

Makoto dan lainnya langsung menoleh dengan wajah garang. Mereka melihat wanita yang mereka tolong ada di belakang mereka. Melihat wanita yang berbadan kecil, mengatup kan kedua kepalan di dada dan gemetar sambil menangis ketakutan, ke enam nya langsung kembali ke nalar mereka. Ke enamnya melihat hasil karya mereka di belakang wanita itu.

“Aaaahh……” Reina dan Kana berteriak.

Makoto, Nanako, Tetsuo dan Ryoma tidak bisa bergerak dan menunduk sambil menangis. Tiba tiba terdengar suara di kepala mereka [Human mode activated] cahaya terang muncul menyelimuti tubuh mereka. [Transform completed] Setelah cahaya menghilang, Makoto dan lainnya berubah kembali menjadi manusia di depan wanita itu.

“Semuanya ikut aku…..” Ajak wanita itu setelah melihat ke enam nya berubah menjadi manusia.

Karena dalam keadaan bingung dan lemah, mereka mengikuti wanita itu kembali ke kolong jembatan. Begitu sampai di kolong, wanita itu melihat sekeliling. Ketika sudah tidak ada orang, dia menekan sebuah batu yang menonjol di dinding. Tiba tiba terdengar suara kunci di buka dan sesuatu yang bergeser. Dinding di sebelah batu yang menonjol itu terbukan dan di baliknya ada sebuah lorong.

“Ayo cepat……” Wanita itu masuk ke dalam.

Makoto dan lainnya langsung menyambar tas mereka dan mengikuti wanita itu masuk kedalam. Begitu mereka semua masuk, terdengar bunyi bergeser, dinding di belakang mereka kembali menutup. Makoto dan lainnya terus mengikuti wanita itu yang berlari semakin masuk ke dalam. Lorong yang mereka lewati terang karena banyak lampu terpasang di sana. Setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya melihat ujung dari terowongan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!