[POV] Tetsuo dan Kanaka.
Cerita kembali setelah mereka berpisah sewaktu pulang sekolah, Tetsuo dan Kana mengikuti guru olah raga yang mecurigakan.
Tetsuo dan Kana berpura pura berjalan ke arah yang sama dengan sensei yang masih terus menelpon dengan berbisik. Sensei berjalan agak terburu buru dan melihat sekeliling tanpa henti seakan takut ada yang mengintai nya. Beberapa kali sensei menengok kebelakang dan melihat Tetsuo yang sedang merangkul Kana untuk berpura pura.
“Dia cari apa sih ?” Tanya Tetuso melalui telepati.
“Tau deh, dari tadi menoleh kemana mana, tapi kok kuat ya sepanjang perjalanan telepon seperti itu, apa tidak panas telingnya ?” Tanya Kana.
“Hmmm mencurigakan, apa yang di rencakanan ossan ?”
Kana langsung menoleh melihat Tetsuo yang wajah nya terlihat sedikit geram. Karena penasaran dia bertanya, sebab hanya Tetsuo yang belum cerita apa yang terjadi pada dirinya sehingga dia mau ke kawasan elit.
“Maaf Tetsu, aku boleh tanya ? Sebenarnya apa tujuan mu ke kawasan elit ini ? waktu itu kamu bilang mau mencari keluarga mu kan ?”
Tetsuo terdiam, pertanyaan Kana membuat nya sulit untuk menjawab dan dia merasa heran Kana memanggil namanya, biasanya gorilla. Dia menoleh melihat Kana yang wajah nya terlihat sedikit cemas sambil melihat dirinya. Dia menarik nafas panjang dan akhirnya dia memutuskan untuk bicara.
“Sebenarnyat tujuan aku ke sini mau membalas dendam dengan kakak dan adik adik papa. Mereka sudah menyusun siasat untuk memfitnah papa dan menyebabkan papa, mama dan aku di buang ke kawasan kumuh. Tidak berhenti di situ, mereka lalu menangkap mama ku yang masih muda. Papa yang mengetahuinya karena melihat video mama, pergi untuk menuntut balas dan tidak pernah kembali lagi sampai sekarang. Meninggalkan aku sendiri di kawasan kumuh. Maaf Kana chan…aku tidak mau cerita sebenarnya……karena benar benar tidak enak di dengar.”
Kana hanya terdiam, dia mulai merangkul lengan Tetsuo dan bersender padanya. Dia bisa merasakan apa yang di rasakan Tetsuo.
“Makanya Kana chan, waktu Mako bilang dia mau pergi sendiri dan walau maksudnya baik, aku jadi naik pitam, apa beda nya aku sama dia…dan kita semua. Tapi mungkin kamu berbeda ya Kana chan…..”
“Huh sama saja….tujuan ku ke sini juga mau membuat perhitungan, alasan papa dan mama di usir dari rumah itu hanya karena mereka saling mencintai dan mama sedang hamil aku. Kalau hanya di usir aku tidak mempermasalahkan nya, tapi bisnis dan pekerjaan papa di jegal oleh keluarga, sampai mama harus bekerja di hiburan malam demi kehidupan kita. Akhirnya, papa sakit sakitan dan mama meninggal karena di rampok lalu di bunuh sepulang kerja. Tak lama setelah mama meninggal, papa menjadi stress dan sakitnya bertambah parah kemudian menyusul mama waktu aku sd kelas 6. Sejak itu aku hidup di jalanan.”
Tetsuo yang mendengar cerita Kana dengan nada yang begetar karena gemetar, langsung melepaskan rangkulan tangan Kana dan merangkul pundaknya. Karena cerita mereka mirip, Tetsuo juga mengerti penderitaan Kana, apalagi Kana sejak kelas 6 SD sendirian, sedangkan dirinya masih kelas 2 SMP ketika mulai sendirian.
“Berarti yang kamu katakan waktu ketemu dia di lorong waktu itu……”
“Ya, kakak dan adik adik papa memang mengincar mama, alasan memfitnah papa yang menyebabkan nya diusir juga karena itu, tapi mama tetap mengikuti papa ke kawasan kumuh bersama ku……aku tidak tahu apa yang mereka lakukan terhadap mama, tapi jelas mama di paksa bekerja melayani semuanya sampai di videokan.”
Kana terdiam, ternyata kisah Tetsuo lebih tragis dari kisah dirinya. Walau Tetsuo baru di buang ke kawasan kumuh kelas 1 SMP, dia mengalami banyak hal yang melebihi dirinya. Kana menjadi geram melihat sensei yang berjalan dengan menengok ke kanan dan kiri di depan nya. Tetsuo dan Kana melihat sensei di jemput oleh sebuah mobil warna hitam ketika dia sudah sampai ujung trotoar.
Tetsuo langsung melihat kanan kiri untuk mencari cara mengejarnya. Dia melihat sebuah motor terparkir di pinggir jalan dan pemiliknya sedang di dalam convini. Dia melihat pemiliknya yang seperti anggota gangster. Tanpa ragu lagi, dia langsung naik motornya dan membonceng Kana. Dia menyambung kabel untuk starter dan menginjak tuas di kaki nya untuk menyalakan mesinnya. Dia langsung menjalankan motornya mengejar mobil sedan berwarna hitam itu.
Tetsuo yang membonceng Kana, berjalan agak jauh dari mobil yang masih terlihat di depan nya. Setelah terus mengikuti mobil dari belakang, mereka melihat mobil berbelok masuk ke dalam sebuah perumahan. Pintu gerbang masuk ke dalam perumahan itu di jaga ketat oleh penjaga penjaga berpakaian kemeja kantoran dan membawa senjata api. Tetsuo memarkir motor agak jauh dari pintu masuk dan tidak kelihatan. Kemudian dia turun bersama Kana, mereka mengendap ngendap mendekati dinding pembatas yang mengelilingi komplek.
Setelah melihat tidak ada orang, mereka menyalakan fitur ‘Float’ di konfigurasi mereka. Mereka melompat lompat di udara sampai bisa menyebrangi dinding, setelah melewati dinding, mereka mematikan fungsinya dan mereka langsung jatuh ke semak semak. Begitu melihat keluar dari semak, seluruh komplek itu terlihat jelas bagian dalam nya. Ada satu rumah terletak di paling belakang komplek yang besar dengan design gaya eropa abad pertengahan. Tetsuo dan Kana langsung mendekati rumah besar itu dan mengecoh para penjaganya.
Rumah besar itu di batasi oleh pagar tanaman yang cukup tinggi. Pintu gerbang nya sangat tinggi dan terbuat dari besi. Tetsuo dan Kana melihat ke dalam dari celah celah pagar tanaman. Mobil yang mereka ikuti ada di dalam dan sedang parkir. Penjaganya sangat banyak, sepertinya rumah itu adalah rumah utama dari sebuah keluarga besar. Karena banyak penjaga yang mengitari pagar, cara mereka untuk melompat menggunakan ‘float’ tidak akan berhasil. Tetsuo dan Kana memutari pagar tanaman menuju ke belakang rumah. Dibelakang rumah, ada sebuah rumah kecil yang sepertinya di pakai untuk penjaga berkumpul.
Atap rumah kecil itu terlihat keluar dari pagar tanaman, karena rumah itu menempel dengan pagar tanaman. Mereka mendekati nya dan dengan menggunakan float, mereka naik ke atas atap itu. Mereka berjalan dengan mengambang di udara sehingga tidak menimbulkan suara. Setelah sampai di ujung rumah kecil itu, mereka mematikan float nya dan langsung tiarap melihat ke bawah. Banyak penjagan berjalan di bawah mereka. Kana menarik lengan baju Tetsuo, dia menunjuk sebuah kamar di rumah utama yang jendela nya persis di atas rumah itu. Jendela kamar nya terbuka dan gelap.
Mereka melompat dan langsung masuk ke dalam jendela itu manggunakan float. Ketika mereka sudah di dalam kamar itu, mereka langsung melihat sekeliling. Sepertinya kamar itu adalah kamar seorang gadis muda kalau di lihat dari perabot dan suasana nya. Tetsuo membuka sedikit pintu kamar untuk melihat keadaan di luar. Kondisi di lorong depan kamar sepi dan tidak ada penjaga. Mereka langsung membuka kamar dan ingin keluar. Tiba tiba, terdengar suara langkah kaki berlari ke atas dan ada suara teriakan seorang wanita.
“Iya…aku di kamar…….” Teriak nya.
Mendengar itu, Tetsuo dan Kana langsung panik, karena pasti yang di maksud kamar adalah kamar tempat mereka berada. Keduanya langsung mencari tempat untuk bersembunyi. Akhirnya mereka bersembunyi di sebuah lemari pakaian yang besar dan di tanam di dalam dinding. Tetsuo menutup mulut Kana dan Kana menutup mulut Tetsuo, mereka masuk bersamaan dalam satu lemari.
Tak lama setelah mereka bersembunyi dan menutup pintu, pintu kamar di buka dengan kencang dan seseorang masuk. Mereka melihat seorang gadis yang mengenakan seragam sama dengan mereka masuk dan langsung rebahan di ranjang nya.
“Siapa ?” Tanya Tetsuo melalui telepati.
“Kalau tanya aku, trus aku harus tanya siapa ? jelas kita sama sama tidak tahu.”
Mereka terus melihat gadis yang sedang berbaring sambil memainkan smartphone nya itu. Tiba tiba pintu kamar di ketuk, gadis itu langsung melompat turun dan membukakan pintu kamar. Seorang pria muda yang mungkin hanya lebih tua sedikit dari Tetsuo dan Kana, masuk ke dalam.
“Oni chan….”
Gadis itu melompat dan langsung mencium nya. Pria muda itu menutup pintu dengan kaki nya sambil terus mencium gadis itu dan membawa nya keranjang. Kana melihat nya dengan wajah mulai memerah. Tiba tiba ada sebuah telapak tangan menghalangi pandangannya.
“Hei…apa apaan gorilla…..” Kana juga langsung menutup mata Tetsuo.
“Aduh…kenapa aku juga di tutup, dasar gorilla betina……”
Akhirnya keduanya saling menutup mata sambil mengintip sedikit. Pakaian mulai berterbangan dan kedua muda mudi itu mulai melakukan sesuatu yang seharusnya tidak di lakukan di siang hari. Wajah Tetsuo dan Kana yang melihat nya merah padam. Bagi mereka berdua hal ini adalah siksa yang sangat kejam karena mereka hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apa apa. Tanpa sadar mereka melepaskan tangan yang menutup mata satu sama lain dan menonton pertunjukan di depan mata mereka. Setelah selesai, kedua muda mudi itu mulai berpakaian kembali. Mereka mulai membahas sesuatu yang menarik perhatian Tetsuo dan Kana.
“Gimana di sekolah ? semua lancar ?” Tanya pria muda itu.
“Kacau oni chan, si bodoh itu di bunuh ketika sedang merekrut anak anak pindahan. Lalu anak anak pindahan itu lolos lagi…payah…papa sampai marah marah.”
“Oh pantas si tua itu ada di sini sekarang, guru olah raga mu kan ?” Tanya pria muda itu.
“Dia tidak ngajar kelas 3, hanya kelas 1 dan 2, yah paling di tembak papa di bawah, biarkan saja….lagipula dia tidak berharga, cuma gara gara wanita rela menjual ni san nya hahaha.”
Mendengar ucapan gadis itu, Tetsuo mulai mengepalkan tangan. Kana memegang tangannya dan menggenggam nya. Kana menenangkan Tetsuo melalui telepati.
“Haaaah padahal Takano dan Gondo sudah bergabung, makanya kita bertunangan kan ?”
“Hehe iya oni chan…..lalu yang sebelah gimana kabarnya ?”
“Siapa ? Tendouji ? kalau itu sudah beres, tidak ada sisa…..” Jawab pria itu.
“Bukan, maksudnya anak nya sudah ketemu belum ?”
“Beres, pasti sudah mati waktu insiden di kawasan kumuh kemarin itu….”
Mendengar ucapan pria muda itu, sekarang gantian Kana yang mengepalkan tangan. Tetsuo yang melihatnya langsung merangkul nya dan membuka kembali tangannya. Dia menenangkannya melalui telepati. Kedua muda mudi itu terus berbicara sambil berbaring di ranjang. Mereka kembali melakukan hal yang sama walau memakai pakaian nya. Kali ini Tetsuo dan Kana gerah melihat mereka.
“Gimana kalau kita berubah dan keluar dari sini…aku malas di sini….” Tetsuo berbicara melalui telepati.
“Sabar sabar…aku juga sama kesalnya dengan mu….tapi kalau kita keluar malah jadi masalah….”
Selagi mereka berdiskusi sambil melihat adegan di depan nya yang menjadi semakin panas lagi daripada sebelumnya, terdengar suara di kepala mereka yang mereka sudah agak bosan mendengarnya.
[Warning….Warning….unknown life form detected]
Tiba tiba terdengar suara tembakan dari kejauhan. Sepasang muda mudi itu berhenti sebentar dan menoleh, kemudian mereka meneruskan lagi kegiatannya. Tak lama kemudian terdengar teriakan yang sangat kencang, seperti banyak orang yang minta tolong.
“Keluar ?” Tanya Kana.
“Yuk keluar, berubah dulu.”
“Change form.”
Cahaya terang keluar dari dalam lemari dan membuat sepasang muda mudi itu kaget. Ketika cahaya menghilang, lemari terbuka dengan kencang. Seorang pria berbadan besar mengenakan baju zirah hitam dan membawa dua buah perisai bundar keluar, di sebelahnya, seorang wanita berbadan kekar dan memakai armor berbulu warna hitam juga membawa kapak besar yang menempel di kedua samping lengannya keluar. Wanita itu sempat menoleh ke muda mudi yang menutupi tubuh mereka dengan selimut dan meringkuk ketakutan, dia mengangkat jari tengah nya ke arah muda mudi yang bingung dan takut melihatnya. Kemudian dia melangkah keluar dengan pria berbaju zirah hitam.
Tetsuo dan Kana berjalan menuruni tangga, kondisi di bawah sangat mengenaskan, banyak darah tergenang, tubuh tubuh tergeletak baik pria yang adalah penjaga dan wanita yang merupakan asisten rumah tangga. Mereka mengikuti jejak darah dan keluar dari rumah. Terdengar suara tembakan yang beruntun dan teriakan di komplek perumahan yang berada di depan rumah besar itu. Tetsuo dan Kana langsung berlari menuju arah teriakan dan tembakan itu. Di depan, mereka melihat seekor monster yang sama persis dengan yang menyerang sekolah di pagi hari, ketika mereka sedang pelajaran olah raga.
Para penjaga yang baru keluar dari rumah besar di belakang mereka, mengira kalau mereka juga monster dan mulai menembaki mereka. Para penjaga bingung karena keduanya tidak mempan peluru. Tetsuo menoleh dan mengacungkan jari telunjuknya sambil di goyangkan, maksudnya adalah jangan coba coba. Tetsuo dan Kana langsung berjalan maju menuju monster yang mengamuk di depan nya. Ketika sudah mendekat dengan monster itu, mereka baru tahu siapa monster itu sebenarnya. Pakaian yang masih tersisa di badannya adalah jersey yang sama dengan yang di pakai sensei yang mereka ikuti.
Senyuman lebar tersungging di wajah Tetsuo. Dia langsung maju dan menghantamkan satu perisainya ke wajah monster yang sedang memegang 2 orang dengan kedua tangannya. Monster yang kepalanya di hantam perisai langsung memegang wajah nya dengan ke empat tangannya dan menutupi wajah nya. Tetsuo memukul sekali lagi dan kali ini ke perut nya. Mosnter itu mundur sambil kesakitan memegang perut nya dengan dua tangan di bagian bawah nya, sedangkan bagian atas nya tetap menutup wajah nya.
Kana meminta Tetsuo menyingkir melalui telepati. Tetsuo langsung berjalan kembali dan berdiri di sebelah Kana. Setelah Tetsuo ada di sebelah nya, Kana langsung mengangkat tangannya dan mengeluarkan skill nya yaitu “Ax Boomerang.” Satu mata kapak di tangan Kana yang terangkat terlepas dan langsung melesat menuju monster itu dengan berputar kencang. Tangan monster itu langsung terputus begitu kapak itu lewat. Monster langsung mengerang kesakitan. Kapak yang sudah lewat itu terus berputar. Kapak itu memutar dan mengarah kembali ke monster dari belakang. Kepala monster terlepas ketika kapak lewat dan kembali ke tangan Kana.
Setelah kepalanya terlepas, monster langsung jatuh dan mati. Kepalanya jatuh persis di tengah badannya yang terlungkup di tanah. Para penjaga dan anak buah yang berada di sana langsung menembaki Tetsuo dan Kana kembali. Keduanya menoleh kebelakang, mereka melihat sepasang muda mudi tadi sedang berdiri di antara para penjaga dan seorang pria paruh baya yang agak gemuk berdiri di antara mereka. Mereka hanya mencibir dan berjalan kembali menuju pintu keluar komplek tanpa menghiraukan hujan peluru yang di tembakkan kepada mereka.
Tetsuo menendang gerbang nya, gerbang menjadi copot dan hancur. Keduanya dengan santai keluar sambil berpegangan tangan. Tujuan mereka berdua berpegangan tangan adalah mereka saling mencegah satu sama lainnya supaya tidak mengamuk, karena mereka sudah sangat geram, apalagi orang orang yang membuat mereka geram ada di sana. Setelah berjalan cukup jauh, mereka mencari tempat sepi dan berubah kembali menjadi manusia. Mereka berjalan lunglai sampai akhirnya mereka sampai di sebuah taman. Mereka tidak tahu posisi mereka ada di mana sekarang.
Tetsuo dan Kana duduk untuk beristirahat di sebuah kursi yang ada di taman. Tetsuo mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong nya dan mulai merokok. Kana menoleh dan meminta rokok dari Tetsuo. Setelah mengambil sebatang, dia langsung menyalakan nya. Mereka terdiam sambil menghisap rokok dan menghembuskan nya. Keduanya menengadah ke atas.
“Berarti keluarga ku sudah habis juga ya…..” Kana berbicara melalui telepati.
“Sepertinya begitu, kalau kata oni san tadi…..aku lega dan puas dendam ku terbalas, baru satu tapi.”
“Ya benar, satu sudah terbalas. Tinggal sisanya…..”
“Haaaah cape nya…..benar benar cape……” Keluh Tetsuo sambil menghisap rokok nya.
“Sama……aku juga cape banget…apalagi dari sore tadi. Gila mereka berapa ronde melakukan itu, aku sampai cape melihatnya.”
“Loh kamu capenya gara gara itu ? kirain benaran cape. Dasar gorilla betina.”
“Hah…memang gara gara itu cape nya, memang apa lagi, payah gorilla.”
Keduanya saling menoleh dan melihat satu sama lain, kemudian keduanya mulai tersenyum dan tertawa. Banyak yang mereka dapatkan selama satu harian ini. Takeno dan Gondo berkerja sama, si kepala mohawk, pengedar obat obat itu adalah suruhan mereka yang bekerja sama dengan sensei. Setelah itu mereka saling pandang, wajah mereka sudah mendekat satu dengan yang lain, tiba tiba di kepala mereka terdengar seseorang berbicara.
“Tetsu, Kana chan….cepat kembali ke sekolah, keadaan darurat, aku akan menghubungi Ryoma dan Reina chan….cepat kembali.” Suara Makoto terdengar di kepala mereka.
“Bro…bro…ada apa ?” Tanya Tetsuo.
Tidak ada jawaban dari Makoto dan Nanako. Keduanya mulai khawatir, mereka langsung berdiri dan berlari menuju sekolah mereka sambil melihat arah posisi mereka sekarang ada dimana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments