Mereka hanya bisa terdiam memandangi pemandangan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, kecuali Nanako yang memang lari dari tempat ini.
“Lalu ? sekarang mau kemana ?” Tanya Tetsuo
Nanako mengambil buku catatan senpai yang dia bawa, dia langsung membuka halaman tertentu dan memperlihatkan buku itu kepda teman temannya.
“Kita ke sini….” Nanako menunjuk sebuah tulisan yang berisikan alamat.
“Alamat apa itu Nana chan ?” Tanya Kana.
“Kalau di baca, rumah ini di sediakan senpai untuk mereka nanti, aku juga menemukan kunci rumah ini bersama dengan kartu pelajar yang banyak itu di laci.” Nanako mengeluarkan dua buah kunci dari tas nya.
“Hmmm….baiklah, kita coba ke sana.”
Ke enam nya langsung berjalan menuju tempat yang tertulis di buku catatan itu. Karena tidak mengetahui lokasinya, mereka memanggil taksi dan minta di antar ke tempat itu. Di jalan mereka mengeluarkan dompet masing masing untuk patungan membayar taksi. Pengemudi taksi yang melihat mereka bertanya mereka datang darimana. Ke enam nya tidak menjawab karena takut di curigai. Tapi pengemudi itu malah bercerita tentang dirinya yang berasal dari kawasan kumuh, dia dari kecil bersekolah dengan rajin dan mendapatkan rangking atas di sekolah nya. Dia di ijinkan pindah ke kawasan elit tapi di sana rupanya sulit mencari pekerjaan, akhinya dia menjadi pengemudi taksi dan dia sudah melakukannya selama 15 tahun.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina yang mendengar cerita pengemudi taksi itu merenung, hidup di kawasan elit ternyata sulit. Mereka hanya bisa diam mendengarkan pengemudi bercerita tentang hidupnya. Akhirnya mereka sampai ke rumah yang tertera di alamat. Begitu membayar, mereka langsung turun membawa barang barang mereka. Rumah itu adalah rumah kosong yang sudah lama tidak di huni. Ada beberapa bagian rumah itu yang rusak. Karena modelnya adalah rumah tradisional jepang, mereka berpikir pasti masih ada rumah yang masih bisa di pakai.
Nanako memberikan kuncinya kepada Makoto untuk membukakan kuncinya. Makoto memasukkan kunci ke lubang kunci pagar yang lumayan besar itu. Kuncinya cocok dan Makoto langsung membuka pagarnya. Di dalam mereka melihat rumput dan alang alang yang sudah panjang memenuhi halaman rumah. Mereka semua masuk ke dalam. Tiba tiba ada seorang perempuan paruh baya mendekati mereka. Dia mengatakan kalau di rumah itu ada hantunya dan banyak orang yang masuk tidak keluar itu. Ibu itu memberi mereka peringatan supaya hati hati.
Makoto dan lainnya hanya sekedar menanggapi, sebab mereka tidak takut dengan hal hal seperti itu. Setelah ibu itu keluar, untuk mencegah ada orang masuk lagi, Tetsuo menutup pintu. Kana yang habis mendengar cerita ibu tadi, terus berada di samping Tetsuo dan menempel kepadanya.
“Kana chan, kamu ini gimana ? masa takut sama hal hal seperti itu, sanaan dong, gerah.” Ujar Tetsuo.
Karena di tempel oleh Kana, wajah nya sedikit menjadi merah dan dia membuah wajah nya kesamping.
“Diam….biarkan aku sementara seperti ini….” Balas Kana.
Mereka semua langsung masuk ke dalam rumah. Bagian dalam rumah utama masih bagus dan tidak rusak walau kotor. Ke enamnya langsung membersihkan rumah utama. Makoto melihat foto foto yang di pajang di meja. Penghuni rumah ini sebelumnya adalah seorang nenek yang sepertinya sudah lama meninggal. Reina mengenali beberapa foto anak lelaki di sana, dia bilang ke teman teman nya kalau anak yang di foto itu adalah senpai yang merupakan mantan pacarnya.
Setelah selesai membereskan rumah, mereka beristirahat di ruang keluarga yang berada di lantai satu. Semua makanan yang mereka bawa di keluarkan dan di taruh di meja. Mereka mulai makan malam. Ternyata selesai makan, makanan mereka tinggal sedikit. Mereka ber enam mulai berpikir bagaimana cara supaya mereka bisa bertahan hidup di rumah itu sambil menyusup ke sekolah.
“Baiklah, aku keluar dulu, tadi kita lewat beberapa convini di depan komplek, kali saja ada yang membutuhkan tenaga part time.” Makoto berdiri bersiap untuk keluar.
“Aku ikut…..” Nanako juga langsung berdiri.
“Dasar, ga boleh pacarnya pergi, dia langsung mau ikut….” Sindir Reina.
“Hmm kamu ajak sebelah mu saja…..” Balas Nanako.
“A..apa….? aku dan dia belum pacaran…..” Reina membalas lagi dengan wajah sedikit merah.
“Belum ?” Tanya Nanako singkat.
“Eh….aku memang bilang belum Ryo ?” Tanya Reina kepada Ryoma di sebelahnya.
“Ahh tidak tau ah…..aku ga dengar….” Ryoma menoleh menyembunyikan wajah nya yang merah.
“Sudah sudah, aku pergi dulu…. “ Makoto langsung berjalan keluar.
“Ikut…..” Nanako langsung lari keluar menyusul Makoto.
Suasana di dalam ruangan menjadi canggung dan kaku. Tidak ada satu pun yang berbicara. Karena mereka melihat Makoto dan Nanako yang terang terangan menunjukkan mereka pacaran. Tapi semua pemikiran itu hanya ada di benak mereka saja.
“Aku juga, mulai besok aku akan cari pekerjaan, sepertinya jadi pengemudi taksi enak juga.” Tetsuo berdiri dan merengangkan badan nya.
“Aku juga deh, tidak mungkin aku berdiam diri.” Tambah Kana.
“Aku akan coba mencari uang lewat internet pakai laptop ini….” Ryoma mengeluarkan laptop yang ada di ruang bawah tanah gudang olah raga.
“Boleh aku temani ? aku ingin belajar.” Tanya Reina.
“Bebas…..” Jawab Ryoma.
Kemudian mereka keluar ruang tengah dan berjalan menuju kamar mereka masing masing. Karena ada banyak kamar, mereka masing masing mengambil satu kamar. Sementara itu, Makoto dan Nanako mencari pekerjaan paruh waktu. Mereka berpencar mengunjungi beberapa toko dan convini di daerah rumah itu. Tak sengaja, Makoto menemukan sekolah tempat mereka menyusup. Ternyata jarak rumah itu ke sekolah sangat dekat. Persis di sebrang nya ada sebuah convini, dia membaca sebuah pamfley yang tertempel di kaca pintunya berisi lowongan pekerjaan paruh waktu di toko itu.
Makoto merobek pamflet nya dan membawanya ke dalam untuk bertanya kepada manager yang mengelola tempat itu. Setelah berbicara dengan manager nya, akhirnya Makoto di terima dan mulai masuk kerja setelah pengaturan jadwa yan baru keluar, yaitu 3 hari lagi. Setelah itu, Makoto menunduk dan berpamitan dengan manager. Dia langsung keluar ari convini itu. Sementara Nanako melihat sebuah pamflet tertempel di sebuah pemandian umum. Pamflet itu berisikan lowongan untuk menjadi kasir di rumah mandi itu. Nanako langsung masuk dan bicara dengan pengelolanya. Nanako mendapatkan pekerjaan paruh waktu itu dan sudah bisa bekerja besok.
Setelah selesai, keduanya bertemu kembali di depan gerbang sekolah. Setelah saling bercerita, keduanya langsung kembali menuju rumah. Ketika sampai di depan gerbang rumah, Makoto membuka gerbang. Ternyata gerbang sudah di kunci dari dalam.
“Hmm sepertinya mereka tidur….”
“Ya, jadi gimana ?” Tanya Nanako.
“Yah, kita lompat saja….”
Mereka berdua langsung lompat melewati pagar dan turun di halaman rumah. Pintu utama rumah utama tidak terkunci. Keduanya langsung masuk. Di dalam sudah sepi, jadi keduanya langsung naik ke kamar mereka masing masing. Di kamar, Makoto berbaring terlentang di atas futonnya sambil melihat ke langit langit.
Tiba tiba terdengar suara langkah kaki di atas nya. Awal nya dia berpikir biasa, tapi kemudian dia sadar kalau dia berada di lantai dua dan lantai dua sudah paling atas. Dia langsung duduk dan mendengarkan dengan serius. Ternyata suara itu terdengar lagi dan semakin jelas. Dia langsung berdiri dan berjalan ke jendela. Dia membuka jendela dan melihat ke atas.
Tidak ada apa pun di atas, dia menutup kembali jendelanya. Tiba tiba pintu kamarnya di ketuk. Dia langsung membukanya. Ternyata Nanako datang ke kamarnya membawa bantal.
“Aku masuk….takut….”
Nanako langsung menerobos masuk dan tiduran di dalam futon Makoto. Suara yang sama terdengar lagi dan sekarang malah lebih keras. Nanako langsung bersembunyi di balik selimut. Makoto membuka pintu dan melihat keluar, ternyata dia malah melihat Tetsuo dan Ryoma mengintip dari kamar masing masing. Mereka ber tiga langsung berkumpul di tengah koridor.
“Kalian dengar ?” Tanya Makoto.
“Ya, aku cek di atas tidak ada apa apa….” Jawab Ryoma.
“Suara langkah kaki seperti anak kecil sedang berlari dan melompat…….” Tambah Tetsuo.
Tiba tiba pintu kamar ketiga nya terbuka kencang. “Braaak……” Kana keluar dari kamar Tetsuo, Reina dari kamar Ryoma dan Nanako dari kamar Makoto.
“Kenapa keluar ?” Teriak ketiga gadis itu bersamaan.
Melihat itu, Makoto, Tetsuo dan Ryoma saling melihat satu sama lain. Wajah ketiga nya langsung menjadi aneh dan merah. Nanako langsung mendekap lengan Makoto, Kana langsung mendekap tangan Tetsuo dan Reina mendekap tangan Ryoma.
“Eh……” Ketiga perjaka itu kaget.
“Jangan Eh….” Balas ketiga gadis itu karena takut.
Tiba tiba, suara langkah kaki yang sangat keras dan ramai berjalan di dinding rumah di sekeliling mereka. Suaranya seperti anak anak kecil sedang berlarian di sekitar mereka. Nanako, Kana dan Reina semakin erat memeluk Makoto, Tetsuo dan Ryoma. Makoto mengangkat tangannya dan membentuk tangannya menjadi tebasan. Dia langsung menghujam dinding di samping nya. Tangan nya masuk ke dalam dinding dan langsung mencabut nya. Darah segar keluar dari dinding dan terdengar suara teriakan anak kecil yang kesakitan.
Dinding mulai berubah menjadi daging yang bedenyut berwarna merah muda yang sangat menjijikan. Mereka langsung saling bergandengan dan lari keluar rumah. Di luar baru lah nampak wujud asli rumah yang di masuki mereka. Rumah itu adalah seekor monster berbentuk bola daging berdenyut yang sangat besar dan menyamar menjadi rumah. Makoto dan lainnya bersiap berubah, tiba tiba seorang anak kecil yang badannya tembus pandang menghalangi mereka.
“Stooooop……” Teriak anak itu sambil merentangkan tangannya di depan monster itu.
Makoto dan lainnya tidak jadi berubah dan berdiri berhadapan dengan anak kecil tembus pandang itu. Anak itu berbalik dan berlari menuju monster itu. Anak kecil itu berkata sesuatu kepada monster itu. Tiba tiba gumpalan bola daging besar itu mengecil dan mengeluarkan cairan hijau. Setelah itu gumpalan itu membentuk seekor anjing kecil. Makoto dan lainnya mual melihat perubahan yang menjijikan itu. Anjing itu membuka mulut nya dan mengeluarkan semua barang mereka. Akhirnya Nanako dan Reina muntah karena melihat barang barang mereka di penuhi lendir berwarna hijau. Makoto dan Ryoma mengelus ngelus punggung mereka
Ke enam nya melihat sebuah rumah berada di belakang monster tadi dan anak kecil itu menghilang. Tiba tiba pintu rumah itu terbuka dan keluarlah anak kecil yang tembus pandang seperti hantu tadi. Karena kesal, Makoto, Ryoma dan Tetsuo mendekati anak itu. Mereka melihat anjing yang di peluk anak itu dengan pandangan siap membunuh.
“Maaf…tolong maafkan Piro…..dia teman ku satu satunya.” Anak kecil itu memohon kepada mereka.
“Siapa kamu, kenapa dia menyerang kami ?” Tanya Makoto.
“Dia tidak menyerang, dia hanya menakut nakuti supaya kalian pergi dari rumah ku…..” Jawab anak kecil itu.
“Lain kali bilang, kami pikir ini rumah kosong…..ayo kita pergi.” Makoto berbalik sambil menepuk pundak Tetsuo dan Ryoma. Tetsuo dan Ryoma juga berbalik dan berjalan bersama Makoto menuju Nanako, Kana dan Reina.
“Tunggu….maaf kalau aku menakuti pacar pacar kalian. Tapi maksud ku bukan seperti itu. Mohon tunggu sebentar…maafkan aku dan Piro.” Anak kecil itu memegang baju Makoto.
Ketiga nya langsung berbalik dengan wajah merah. Anak kecil dan Piro merasa ketakutan karena berpikir mereka bertiga marah besar terhadapnya.
“Mereka bukan pacar….” Teriak ketiganya malu malu.
“Eh….maaf kalau begitu….ayo semuanya masuk dulu…aku ceritakan di dalam.” Ajak anak kecil itu.
Makoto memanggil Nanako, Kana dan Reina untuk masuk bersama mereka ke dalam mengikuti anak kecil itu. Anak kecil itu langsung mengajak mereka semua ke dalam ruang tengah. Di dalam ada seorang anak kecil perempuan sedang duduk, sepertinya dia sudah menyiapkan minuman untuk Makoto dan lainnya.
“Silahkan duduk……” Sapa anak kecil perempuan yang berdiri itu.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina duduk di depan kedua anak kecil itu, anjing mereka juga berada di antara mereka.
“Perkenalkan namaku Nadeshio Kira dan ini istri ku Nadeshio Momo…boleh tau nama kalian ?”
Makoto dan lainnya bingung dan saling melihat satu sama lain, anak kecil yang sepertinya baru berumur 9 atau 10 tahun sudah menikah. Lagipula, mereka duduk seperti orang dewasa dan tutur katanya bagus. Makoto memperkenalkan dirinya sementara yang lain masih bingung.
“Nama ku Yamada Makoto, sebelah ku Satou Nanako, yang berbadan besar Kaname Tetsuo, sebelah nya Saikoji Kanaka, yang berambut panjang di ikat bernama Takezo Ryoma dan sebelah nya Mori Reina. Ano…..” Makoto memperkenalkan semua teman teman nya sekalian.
“Ya ? ada pertanyaan ?” Tanya Kira karena melihat Makoto ragu ragu ingin bertanya.
“Kalian kan masih kecil, kok udah menikah ?” Tanya Makoto.
Kira dan Momo saling menoleh dan akhirnya mereka melihat badan mereka. Tiba tiba mereka berdua meleleh dan menjadi slime, kemudian membentuk kembali sebagai kakek (jiji) dan nenek (baba). Mereka duduk lagi seperti semula dan berhadapan dengan Makoto dan lainnya.
“Haaaaaah……” Makoto dan yang lain berteriak karena kaget.
“Barusan gaki (bocah), kenapa sekarang jadi jiji dan baba ?” Kana menunjuk ke arah mereka dari belakang Tetsuo.
“Maaf mengagetkan kalian, kami berdua bukan manusia, kami sudah di rumah ini semenjak perang berakhir. Pencipta kami adalah prof Takemitsu Hugo. Kami berdua adalah AI yang di masukkan ke dalam tubuh android cair yang di bentuk dari cairan nano machine, kami bisa merubah wujud kami sesuka hati….sebentar….” Kira menjelaskan tentang dirinya dan istrinya.
Mereka berdiri lagi dan kembali meleleh, kemudian cairan nya membentuk kembali tubuh mereka, sekarang mereka menjadi remaja berumur sekitar 17 tahun, sama seperti Makoto dan lainnya.
“Mungkin kalau seperti ini kita lebih mudah berbicaranya.” Tambah Kira setelah berubah menjadi remaja.
Makoto dan lainnya akhirnya duduk mendekat ke meja, mereka tadinya merapat di dinding yang berada di belakang mereka.
“Maaf, kami benar benar takjub, jadi tidak sopan….” Ryoma menunduk kepada mereka.
“Hihihi….tak di sangka, penampilan kalian semua seperti anak nakal dan gangster, tapi ternyata kalian sopan. Kalian berasal dari sebrang ?” Tanya Momo.
“Bagaimana bisa tau ?” Tanya Reina.
“Dari tingkah laku kalian, di banding kawasan elit ini, orang yang dari kawasan kumuh jauh lebih sopan walau penampilan nya jauh dari orang di kawasan ini.” Jawab Momo.
“Selain itu, kalian sepertinya tidak tahu rumah ini dan berani masuk ke sini. Di kawasan ini, tidak ada yang berani masuk kesini. Lagipula kalian tidak takut melihat Piro.” Tambah Kira.
Makoto dan lainnya saling menoleh dan melihat satu sama lain. Akhirnya mereka memutuskan mempercayai kedua AI di depan nya.
“Benar, kami semua berasal dari kawasan kumuh. Kami kesini karena ada tujuan.” Makoto memberitahu keduanya.
“Kami kesini karena mengikuti alamat di buku ini…..” Nanako menaruh buku nya yang sudah terbuka di meja.
Kira dan Momo mengambil buku itu dan membolak baliknya setelah melihat lembar berisi alamat mereka. Setelah itu, Makoto menceritakan tujuan mereka ke kawasan elit. Dia mengatakan kalau mereka tidak mempunyai tempat di kawasan kumuh semenjak penyerangan kemarin.
“Kalau begitu baiklah, aku dan istriku mengerti, tapi kalian sebenarnya siapa ? aku merasakan kalian hanya separuh manusia.” Tanya Kira.
Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina menjadi bingung di tanya seperti itu, mereka ragu apa mereka harus tunjukkan diri mereka yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments