Nanako's purpose

Ketika keluar dari terowongan, Makoto, Nanako, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina kaget, ternyata mereka ada di dalam shelter dan kota yang berada di dalamnya ada di depan mereka. Tapi mereka ada di sisi lain kota yang berbeda dari lokasi sekolah mereka. Wanita itu membuka kerudung nya dan berbalik menghampiri mereka. Dia langsung melompat memeluk Nanako.

“Ne san……apa kabar….”

Makoto dan lainnya yang melihat Nanako di peluk oleh wanita itu dan di panggil Ne san menjadi kaget.

“Rika…chan…?” Tanya Nanako yang di peluk.

“Benar ne san, aku Rika….apa kabar ne san….”

Nanako langsung melepaskan diri dari pelukan Rika dan bersembunyi di belakang Makoto. Melihat sikap Nanako, Makoto langsung menghalangi Rika.

“Bisa jelaskan ada apa ini ?” Tanya Makoto

“Oni chan tachi, one chan tachi….ikut aku pulang kerumah, nanti aku ceritakan semuanya.” Jawab Rika.

Nanako memegang erat lengan Makoto dari belakang. Tangannya gemetar dan berkeringat deras.

“Aku tidak mau pulang…..” Teriak Nanako.

Semua langsung berdiri di depan karena mendengar teriakan Nanako, sebab selama ini mereka baru pertama kali mendengar teriakan Nanako dengan suara gemetar.

“Ceritakan dulu di sini, kami putuskan nanti….” Ujar Tetsuo.

“Jangan sembarangan ya….kamu tau kan apa resikonya kalau membuat kami marah…” Tambah Kana.

“Katakan dulu di sini sekarang…..jangan main main….” Tambah Ryoma.

“Kalau sampai ada yang terjadi dengan Nana chan, awas saja…..” Tambah Reina.

Karena tidak punya pilihan lain dan tau kalau mereka marah akan jadi seperti apa, Rika mengajak mereka masuk ke lorong tempat mereka keluar. Mereka semua mengikuti Rika. Kemudian mereka semua duduk menghadap Rika dengan Nanako masih di belakang Makoto.

“Baiklah aku jelaskan, sebenarnya aku di tugasi oleh keluarga untuk menjemput ne san. Aku bukan adik kandung ne san, melainkan sepupunya.”

“Aku tidak mau pulang…..” Nanako kembali teriak dengan suara gemetar.

“Tolong jangan betele tele, cepat katakan apa maksudmu.” Bentak Makoto karena melihat Nanako gemetar di belakang nya.

“Ne san, papamu sudah meninggal, kamu sudah tidak di suruh menikah lagi, lagipula tunangan mu juga hilang di penyerangan kemarin di kawasan kumuh.”

Nanako semakin erat memegang tangan Makoto dari belakang, Makoto merasakan air mata Nanako yang membasahi lengannya dan tangannya yang begetar walau dia tidak bersuara. Makoto mengangkat tangannya satunya dan memegang kepala Nanako sambil menatap tajam ke arah Rika.

“Aku tidak mau pulang…..” Nanako kembali berkata kepada Rika.

“Baiklah ne san, aku mengerti, tapi sekarang semua sudah kacau, keluarga kita sudah hancur dan keluarga tunangan mu, yaitu Narukami yang pewaris nya hilang di penyerangan juga hancur. Semua sudah di ambil alih organisasi gabungan Takano dan Gondo kemarin. Papaku juga di bunuh, itulah alasannya aku ada di shelter.” Rika menjelaskan.

Mendengar nama yang di sebutkan Rika, Tetsuo, Kana, Ryoma dan Reina langsung menoleh melihat Makoto dan Nanako. Wajah Nanako terlihat merah walau dia berusaha menyembunyikan nya di punggung Makoto. Sedangkan Makoto juga terdiam seribu bahasa mendengar ucapan Rika. Tetsuo berdiri dan duduk di depan Rika.

“Sebentar, bisa di ulang siapa tunangan dia ?” Tunjuk Tetsuo menggunakan jempolnya kebelakang.

“Aku tidak tau namanya, tapi dia dari keluarga Narukami. Apa ni san kenal ?” Tanya Rika.

“Sangat kenal……” Jawab Tetsuo singkat.

Dia kembali berdiri dan berjalan kebelankang sambil menepuk pundak Makoto. Kana langsung menoleh kepada Nanako.

“Nanako chan, jawab jujur, kamu sebelumnya sudah tau ?” Tanya Kana.

Nanako tidak menjawab, tapi dia mengangguk di punggung Makoto. Kemudian dia membenamkan kepalanya kembali di punggung Makoto. Melihat sikap Nanako, Reina langsung maju mendekati nya.

“Berarti tujuan kamu ke daerah kumuh mencari tunangan mu ?” Tanya Reina.

Sekali lagi Nanako mengangguk. Karena sudah terbongkar, dia langsung mundur dan melepaskan kepalanya dari punggung Makoto.

“Iya, benar, tujuan ku ke kawasan kumuh memang mencari tunangan ku.” Akhirnya Nanako berbicara.

“Kalau melihat mu, tujuan mu bukan sekedar mencari, benar ?” Tanya Ryoma.

“Benar, aku ingin membunuh nya supaya aku tidak di paksa menikah dengannya.” Nanako menunduk.

“Kalau begitu, giliran ku bertanya, apa sekarang niat mu masih sama ?” Tanya Makoto di depan nya.

Tangan nya mengepal, dia merasa tidak mengerti apa apa dan di libatkan secara sepihak oleh kakek yang mengusir papa, mama, one chan dan dirinya ke kawasan kumuh yang menyebabkan mereka terbunuh menyisakan dirinya. Apalagi mendengar niat Nanako yang datang ke kawasan kumuh untuk menghabisinya. Kemarahan nya langsung memuncak.

“Ti..tidak…sekarang tidak….tolong percaya padaku….” Nanako merangkul Makoto dari belakang.

Langsung saja Makoto yang sudah kelelahan, lapar dan marah mengibaskan tangannya dan melepaskan pelukan Nanako. Dia berdiri dan mendekati Nanako yang terpental. Tetsuo langsung berdiri dan berlari ke depan nya.

“Sadar bro….dia sekarang lain….sadar…atau aku mengambil tindakan.” Tetsuo menahan Makoto dengan meletakkan telapaknya di dada Makoto.

“Minggir, memang kamu bisa apa hah…..” Makoto langsung berubah dan bersiap menyerang.

Melihat Makoto berubah, Tetsuo juga langsung berubah. Mereka berdua langsung berhadapan. Kana, Ryoma dan Reina berdiri dan berusaha menghentikan mereka. Sebelum keduanya saling menyerang, tiba tiba Nanako yang berada di belakang Tetsuo berubah dan melompat ke tengah tengah. Dia langsung berlari memeluk Makoto dari depan. Tangan Makoto mengangkat dan menembus perut Nanako yang tetap memeluk nya. Darah segar keluar dari ujung bibir Nanako. Tapi Nanako tersenyum dan bertambah erat memeluk Makoto yang masih dalam keadaan mengamuk.

Makoto menarik tangannya dan Nanako langsung muntah darah sambil memeluk Makoto. Tetsuo langsung mendekati keduanya. Tapi tangan Nanako mencegah nya maju. Nanako juga mencegah Kana, Ryoma dan Reina yang sudah berubah dan berlari ke arah nya. Setelah menghentikan mereka, Nanako kembali merangkul leher Makoto. Dia mencium pipi Makoto yang tidak sadar dengan apa yang di lakukannya. Di wajah nya terlihat senyuman dan kepasrahan, tidak dingin seperti biasanya. Nanako mendekatkan mulutnya ke telinga Makoto dan berbisik.

“Memang benar, awalnya aku datang untuk mencari mu dan membunuh mu, tapi setelah hampir setahun kita bersebelahan dan sekelas, aku jadi mengerti kalau kamu tidak mengerti apa apa dan kamu tidak seperti yang aku bayangkan. Sejak itu aku memutuskan untuk mengamati mu, maaf aku tidak mengatakan ini sebelumnya, tapi apa yang aku katakan di stasiun lama itu benar, aku merasa mengenal mu jauh sebelum kita bertemu dan aku sendiri tidak tahu penyebab nya. Maafkan aku….terima kasih sudah ada di samping ku selama ini…” Nanako melepaskan pelukannya karena dia tidak sadarkan diri.

Tangan Makoto menangkap tubuh Nanako dan memeluk erat Nanako yang tidak sadarkan diri. Dia berteriak teriak dengan histeris dan meminta maaf kepada Nanako. Tetsuo mendekatinya perlahan, dia melihat luka Nanako sudah menutup. Hatinya langsung menjadi lega dan memberi tahu teman temannya dengan kode, kalau Nanako tidak apa apa. Kana, Ryoma dan Reina menjadi lega. Makoto terus menangis tersedu sedu memeluk Nanako. Rika hanya bisa melihat nya dan menangis sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Tetsuo berjalan ke arah Kana dan merangkul nya, dia sengaja tidak memberitahu Makoto soal luka Nanako yang sudah menutup, tujuannya supaya ke depannya Makoto tidak mengamuk lagi kalau melihat Nanako. Dia mengatakan kepada Kana maksudnya. Kana mengerti dan menyampaikan kepada Reina dan Ryoma di belakang nya. Akhirnya mereka ber empat memutuskan tidak bertindak apa apa dan hanya melihat. Kana tanpa sadar merangkul lengan Tetsuo dan Ryoma merangkul Reina yang gemetar di sebelah nya. Tak lama kemudian, tangan Nanako mulai bergerak.

“Ugh…..ugh….erghhh.”

“Nana chan ?” Makoto langsung memeriksa lukanya setelah mendengar erangan Nanako.

Dia melihat lukanya sudah sembuh total dan tidak ada kelainan lain di tubuh nya. Dia memeriksa nafas dan detak jantung Nanako. Semuanya normal. Dia melihat wajah Nanako yang poni nya menutupi sebelah matanya. Dia menyingkirkan poninya dan melihat seluruh wajah Nanako yang sedang tertidur. Tiba tiba Nanako membuka matanya dan langsung melihat Makoto di depannya. Dia langsung bangun dan merangkul Makoto. Tanpa ragu, Nanako mencium Makoto. Tapi Makoto langsung mendorong nya dan melepaskan pelukan nya secara perlahan. Kemudian Makoto memegang pangkal lengan Nanako di depan nya dan menunduk. Dia langsung berdiri dan berbalik.

“Maaf, tolong biarkan aku sendiri…..” Makoto berjalan meninggalkan Nanako ke dalam lorong melewati teman teman nya.

Nanako yang tidak bisa berkata apa apa hanya bisa melihat Makoto berjalan semakin menjauh ke dalam lorong. Dia langsung terlungkup sambil duduk dan menangis tersedu sedu. Kana dan Reina langsung mendekati Nanako dan memeluk nya. Ryoma berniat menyusul Makoto, tapi pundaknya di hentikan oleh Tetsuo yang menggelengkan kepalanya. Nanako terus menangis tersedu sedu sambil memeluk Kana dan Reina.

“Nana chan, biarkan dia sendiri dulu….kamu tenang dulu di sini.” Kana berusaha menenangkan Nanako yang berada di pelukan nya.

“Kana chan benar Nana chan. Banyak yang terjadi, biarkan Mako kun sendiri dulu….” Tambah Reina.

“Dia membenci ku……” Balas Nanako.

“Aku rasa tidak, dia hanya belum bisa menerima semuanya. Ketika kamu jatuh tadi, dia yang menangkap mu dan berteriak. Dia menangis histeris dan memeluk mu. Jadi kamu sabar saja, dia tidak seperti yang kamu kira. Aku paham…..” Balas Reina sambil memeluk Nanako dari belakang.

Ryoma mendekati Rika. Dia langsung menyentil kening Rika yang sudah terlihat lega. Rika kaget dan memegang kepalanya yang sakit.

“Lain kali, tolong mengerti perasaan kita kalau mau memberi tahu sesuatu, ini bukan hanya tentang one san mu….” Ryoma memarahi Rika.

“Maaf ni san, aku tidak bermaksud menyebabkan ini semua…..” Rika menunduk sambil memegang kepalanya yang sakit.

“Sudah lah, tidak apa apa, tidak ada yang terjadi.” Ryoma berbalik dan kembali menghampiri Tetsuo.

Dia kembali mengambil rokok nya yang di taruh di sebelah Tetsuo dan menghisap nya. Ketika suasana sudah mulai tenang, tiba tiba terdengar teriakan dari dalam lorong. Mendegar teriakan itu, Nanako langsung melepaskan pelukan Kana dan Reina. Dia langsung berdiri dan berlari ke dalam lorong. Kana dan Reina langsung berdiri. Tetsuo dan Ryoma sudah berdiri tapi mereka tertegun. Kana langsung memukul kepala Tetsuo dari belakang.

“Hei, jangan bengong, kejar…..” Kana menarik tangan Tetsuo yang bengong.

“Oh..iya…..” Tetsuo pasrah di tarik Kana.

Ryoma dan Reina tidak menyusul nya karena mengawasi Rika yang masih duduk gemetaran di ujung lorong. Tetsuo dan Kana akhirnya sampai di dalam lorong, mereka melihat dari jarak yang agak jauh, Nanako sedang memeluk Makoto dari belakang yang terduduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Tiba tiba, Makoto pingsan dan di pangku oleh Nanako yang terlihat juga sedang memegang kepalanya. Tetsuo dan Kana yang melihat dari jauh juga tiba tiba merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Mereka terjatuh dan terduduk. Keduanya saling merangkul.

Tetsuo menoleh, dia melihat Rika di belakang nya dalam keadaan panik. Dia mengatakan kepada Tetsuo dan Kana kalau Ryoma dan Reina pingsan dan meminta Tetsuo dan Kana kembali. Tetsuo melihat ke arah Makoto dan Nanako. Dia melihat Nanako juga sudah pingsan. Tiba tiba dia merasakan pengangan Kana lepas. Kana sudah pingsan di sebelahnya. Pandangannya menjadi kabur dan kemudian gelap.

[System Error]

[Rebooting]

Rika yang melihat nya kebingungan karena semuanya pingsan. Dia terduduk lemas dan masih mencerna apa yang terjadi barusan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!