19

Tibanya di rumah, saat itu Ratih sudah menebak bahwa temannya itu akan mendapatkan kekecewaan dari keinginannya yang berlebihan baginya, Ratih menghampiri Cahaya yang saat itu sedang duduk di sofa. Ia masih teringat sekali penjelasan dari Alex mengenai permintaannya.

Ratih datang membawakan segelas kopi untuk Cahaya, ia pun mengubah posisi duduknya, dan menatap Ratih.

"Diminum dulu nih," ucap Ratih menyodorkan kopi untuk Cahaya.

"Terima kasih banyak," sahut Cahaya lemas.

"Bagaimana Cahaya, apa kamu mendapatkan jawaban yang memuaskan soal permintaan kamu itu?" tanya Ratih menatap Cahaya dengan serius.

Cahaya membalas tatapan Ratih, ia menggelengkan kepala saat itu, dan menyeruput kopi manis yang dibuatkan oleh Ratih.

"Tidak, aku tidak mendapat apa yang aku inginkan, mas Alex menolak permintaan ku," ucap Cahaya, lirih.

"Apa yang aku katakan itu benar, kan? Alex itu sama seperti laki-laki lainnya yang pernah aku temui, laki-laki yang hanya menginginkan kepuasan sesaat itu akan sulit menerima kita sebagai wanita yang ingin dinikahi, sebab itulah selama ini aku tidak pernah meminta pria kencan ku untuk menikahi aku, karena aku akan kecewa jika aku menginginkan itu." jelas Ratih memainkan rambut panjangnya.

Cahaya menoleh ke arah Ratih, apa yang dikatakan oleh Ratih memang benar. Ketika ia berharap ingin di halal kan, ia justru kecewa lantaran keinginannya tidak terpenuhi.

Saat itu Cahaya memutuskan untuk memendam dalam keinginannya itu, karena tidak akan pernah ia ungkapkan lagi pada laki-laki lain selain Alex.

Setelah kejadian itu, Cahaya nampak tidak pernah lagi berharap pada laki-laki atas perasaan yang ia miliki, bahkan kencannya bersama Alex sudah terlihat renggang lantaran Cahaya sudah tidak merasakan kenyamanan lagi.

Tring... Tring...

Dering telpon Cahaya terdengar, saat itu Cahaya sedang tidak ingin mengangkat telpon dari siapapun, bahkan dari Alex. Teman kencang yang sangat dekat dengan dirinya.

"Cahaya, kenapa kamu nggak angkat telponnya?" tanya Ratih menghampiri Cahaya.

"Aku sedang malas mengangkat telpon siapapun," ucap Cahaya masih fokus dengan kesendiriannya.

"Mau sampai kapan kamu terlihat tidak bersemangat seperti itu, Cahaya? Sementara kita hidup itu butuh uang, nafas saja kita membutuhkan uang untuk membayarnya. Kenapa kamu menjadi sosok wanita yang tidak bersemangat seperti ini," protes Ratih ketika melihat Cahaya.

"Ratih, aku tidak ingin mengangkat telpon Alex, kalau kamu punya teman kencan lainnya, boleh ajukan padaku," seru Cahaya justru mengalihkan pembicaraan.

"Kau serius, Cahaya?"

Ratih menatap tajam ke arah Cahaya, ia sampai tidak habis pikir jika temannya itu meminta yang lain saat tidak ada laki-laki lain yang sangat royal kecuali Alex.

"Kenapa tiba-tiba kamu meminta laki-laki lain, Cahaya?" tanya Ratih terkejut.

"Aku sedang tidak ingin bersama mas Alex, dan entah sampai kapan aku merasakan kecewa ini terus menerus." jawab Cahaya.

Ratih tersenyum, ia akhirnya mengikuti keinginan Cahaya untuk memberikan Cahaya pria yang baru, dan saat itu Cahaya bangkit untuk merias dirinya, ia akan pergi bersama Ratih untuk menemui pria baru yang ia inginkan.

"Ratih, di sini kah tempatnya?" tanya Cahaya ketika tiba di sebuah restoran.

"Ya, di sini tempatnya. Kamu akan bertemu dengan pria tampan kedua setelah Alex." jawab Ratih melempar senyum.

Cahaya pun ikut tersenyum lalu, setelah itu ia menunggu di sebuah meja dan memesan minuman, sambil menunggu pria yang dijanjikan oleh Ratih tiba.

Tak lama kemudian, pria baru itu pun tiba. Laki-laki tampan yang usianya jauh lebih muda dari Cahaya, yaitu Anton. Laki-laki itu nampak dengan percaya diri menghampiri meja Ratih dan Cahaya.

"Halo, apa ini meja Ratih dan Cahaya?" tanyanya dengan tatapan penuh senyum.

Ratih dan Cahaya saling menatap, sebelum akhirnya mereka menatap Anton, pria tampan yang wajahnya sangat imut dan muda.

"Oh, iya, saya Ratih, dan ini teman saya, Cahaya," ucap Ratih menyambut sapaan pria itu.

"Wah, senang sekali bisa bertemu dengan dua wanita cantik seperti kalian," puji Anton dengan senyuman.

"Ah, bisa saja. Seharusnya pujian itu kamu berikan pada Cahaya, karena Cahaya lah yang akan menjadi teman kencan mu." jelas Ratih membalas senyuman Cahaya.

Saat itu Cahaya hanya tersenyum tipis, ia tidak yakin bahwa laki-laki yang ada di hadapannya itu bisa membuat mood nya kembali. Karena melihat pria yang ada di hadapannya itu sangat tepat jika disebut sebagai seorang adik.

Seperti biasa, saat Cahaya sudah mendapatkan yang ia inginkan, Ratih pun pamit dan pergi dari tempat itu. Karena ia ingin Cahaya mengenal lebih dekat lagi dengan laki-laki yang baru ia kenal itu.

Saat Ratih pergi, Cahaya nampak kikuk ketika menatap wajah Anton, sementara Anton sendiri tidak begitu perduli dengan tatapan Cahaya padanya.

"Emmm, apa kamu masih kuliah?" tanya Cahaya penasaran.

"Tidak, aku tidak kuliah, aku lebih suka nongkrong di pinggir jalan bersama teman-teman," sahut Anton tersenyum.

"Berapa usia kamu?" lanjut Cahaya melempar tanya.

"Usiaku 26 Tahun," sahut Anton.

"Kenapa, apa ada yang salah dengan usia ku?" sambung Anton membalas tatapan Cahaya.

"Oh, tidak ada yang salah. Tapi aku tidak percaya jika kamu ingin bertemu dengan wanita panggilan seperti diriku." jawab Cahaya.

Anton tersenyum tipis, ia merasa lucu dengan penjelasan Cahaya. Saat itu Anton sama sekali tidak berpikir bahwa ada seorang wanita panggilan yang tidak percaya dengan dirinya, bahkan ia tidak percaya jika Cahaya justru mempertanyakan usianya.

"Kalau boleh tahu, memangnya berapa usiamu?" tanya Anton yang ikut penasaran mengenai usia lawan jenisnya itu.

"Aku sudah hampir menginjak 40 tahun," sahut Cahaya.

"Wau, usia yang cukup jauh berbeda. Tetapi jika kamu bersedia, aku tetap ingin memakai dirimu," seru Anton melempar senyum.

"Berapa tarif yang akan kau bayarkan kepadaku?" tanya Cahaya.

"Sebanyak yang kau inginkan, aku akan memenuhinya, kamu harus ingat, bahwa aku adalah putra kedua dari pengusaha kayak, dan aku tidak akan terhambat untuk membayar dirimu." jelas Anton dengan percaya diri.

Cahaya mengangkat kedua alisnya, ia seakan dibuat tidak percaya dengan penjelasan dari Anton, dua laki-laki yang dikenalkan oleh Ratih ternyata adalah seseorang yang memiliki banyak uang. Hal itu tentu saja membuat Cahaya merasa sangat senang.

Beberapa menit kemudian setelah menikmati makan bersama, akhirnya Anton pun mengajak Cahaya pergi berkencan. Ia sudah menyiapkan tempat yang tepat untuk membawa Cahaya bermalam. Saat itu Cahaya sama sekali tidak perduli dengan telpon yang terus berdering, Alex menghubungi Cahaya karena ingin bertemu, namun Cahaya justru sedang asik bersama laki-laki lain.

"Silahkan masuk tuan putri," ucap Anton setelah membuka pintu hotel itu.

"Terima kasih Anton, kamu baik sekali," puji Cahaya melempar senyum.

"Tentu saja, malam ini kau resmi menjadi milik ku, jadi aku akan memperlakukan kamu dengan sangat baik." jawab Anton Melempar senyum.

Cahaya terlihat sangat senang, berkencan dengan seorang pria yang usianya jauh lebih muda, ternyata membuat dirinya terlihat sangat enjoy.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38 (TAMAT)
39 Bab 1
40 Bab 2
41 Bab 3
42 Bab 4
43 Bab 5
44 Bab 6
45 Bab 7
46 Bab 8
47 Bab 9
48 Bab 10
49 Bab 11
50 Bab 12
51 Bab 13
52 Bab 14
53 Bab 15
54 Bab 16
55 Bab 17
56 Bab 18
57 Bab 19
58 Bab 20
59 Bab 21
60 Bab 22
61 Bab 23
62 Bab 24
63 Bab 25
64 Bab 26
65 Bab 27
66 Bab 28
67 Bab 29
68 Bab 30
69 Bab 31
70 Bab 32
71 Bab 33
72 Bab 34
73 Bab 35
74 Bab 36
75 Bab 37
76 Bab 38
77 Bab 39
78 Bab 39
79 Bab 41
80 Bab 42
81 Bab 43
82 Bab 44
83 Bab 45
84 Bab 46
85 Bab 47
86 Bab 48
87 Bab 49
88 Bab 50
89 Bab 51
90 Bab 52
91 Bab 53
92 Bab 54
93 Bab 55
94 Bab 56
95 BAb 57
96 Bab 58
97 Bab 59
98 Bab 60
99 Bab 61
100 Bab 62
101 Bab 62
102 Bab 64
103 Bab 65
104 Bab 66
105 Bab 67
106 Bab 68
107 Bab 69
108 Bab 70
109 Bab 71
110 Bab 72
111 Bab 72
112 Bab 73
113 Bab 74
114 Bab 75
115 Bab 76
116 Bab 77
117 Bab 78
118 Bab 79
119 Bab 80
120 Bab 81
121 Bab 82
122 Bab 83
123 Bab 84
124 Bab 85
125 Bab 86
126 Bab 87
127 Bab 88
128 Bab 89
129 Bab 90
130 Bab 91
131 Bab 92
132 bab 93
133 Bab 94
134 Bab 95
135 Bab 96
136 Bab 97
137 Bab 98
138 Bab 99
139 Bab 100
140 Bab 101
141 102
142 103
143 104
144 105
145 106
146 107
147 108
148 109
Episodes

Updated 148 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38 (TAMAT)
39
Bab 1
40
Bab 2
41
Bab 3
42
Bab 4
43
Bab 5
44
Bab 6
45
Bab 7
46
Bab 8
47
Bab 9
48
Bab 10
49
Bab 11
50
Bab 12
51
Bab 13
52
Bab 14
53
Bab 15
54
Bab 16
55
Bab 17
56
Bab 18
57
Bab 19
58
Bab 20
59
Bab 21
60
Bab 22
61
Bab 23
62
Bab 24
63
Bab 25
64
Bab 26
65
Bab 27
66
Bab 28
67
Bab 29
68
Bab 30
69
Bab 31
70
Bab 32
71
Bab 33
72
Bab 34
73
Bab 35
74
Bab 36
75
Bab 37
76
Bab 38
77
Bab 39
78
Bab 39
79
Bab 41
80
Bab 42
81
Bab 43
82
Bab 44
83
Bab 45
84
Bab 46
85
Bab 47
86
Bab 48
87
Bab 49
88
Bab 50
89
Bab 51
90
Bab 52
91
Bab 53
92
Bab 54
93
Bab 55
94
Bab 56
95
BAb 57
96
Bab 58
97
Bab 59
98
Bab 60
99
Bab 61
100
Bab 62
101
Bab 62
102
Bab 64
103
Bab 65
104
Bab 66
105
Bab 67
106
Bab 68
107
Bab 69
108
Bab 70
109
Bab 71
110
Bab 72
111
Bab 72
112
Bab 73
113
Bab 74
114
Bab 75
115
Bab 76
116
Bab 77
117
Bab 78
118
Bab 79
119
Bab 80
120
Bab 81
121
Bab 82
122
Bab 83
123
Bab 84
124
Bab 85
125
Bab 86
126
Bab 87
127
Bab 88
128
Bab 89
129
Bab 90
130
Bab 91
131
Bab 92
132
bab 93
133
Bab 94
134
Bab 95
135
Bab 96
136
Bab 97
137
Bab 98
138
Bab 99
139
Bab 100
140
Bab 101
141
102
142
103
143
104
144
105
145
106
146
107
147
108
148
109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!