7

"Oke, aku mau kerja sama kamu, dan ini aku yakin," ucap Cahaya menatap wajah Ratih dengan serius.

"Bagus, kita akan memulai pekerjaan itu bersama-sama." jawab Ratih sangat senang ketika mendengarnya.

Cahaya pun melempar senyuman, Ratih pun memaksa Cahaya untuk mencoba minuman yang ia nikmati saat itu. Dan dengan ragu Cahaya pun meminum seteguk demi seteguk hingga akhirnya ia terbiasa. Mereka menghabiskan malam yang panjang berdua, hingga saat itu mereka tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

Mereka tertidur di sofa dalam keadaan mabuk. Kepala mereka sangat pusing hingga terpejam di sana.

***

Pagi harinya, Wulandari sibuk membuatkan sarapan pagi untuk kedua cucunya, karena ia sadar bahwa ibu dari kedua cucunya itu masih belum ada kabar ke mana ia pergi.

Arka pun dibuat tidak bisa tidur nyenyak lantaran memikirkan sang istri yang tak kunjung pulang, ia segera menghampiri ibunya di dapur, dengan keadaan tergesa-gesa Arka berhenti di hadapan ibunya.

"Arka, kamu kenapa, Nak?" tanya Wulandari melihat putranya yang cemas.

"Bu, apa sudah ada kabar dari Cahaya, apa Cahaya sudah kembali?" Arka melemparkan pertanyaan pada Wulandari yang sudah bangun lebih dulu.

"Belum Arka, Ibu sudah cek tadi dan Cahaya belum kembali juga," sahut Wulandari merasa kasihan pada putranya itu.

"Ya Allah Ibu, ke mana Cahaya. Apa dia tidak cemas sama aku dan anak-anak yang dia tinggalkan, aku sangat takut, Ibu." jelas Arka mengutarakan perasaannya.

Wulandari tak bisa berkata apapun selain meminta Arka untuk bersabar, karena juga sadar betapa cinta dan sayangnya Arka pada Cahaya. Wulandari meminta Arka duduk dengan tenang, saat Aldo dan Tasya keluar dari kamar.

"Arka, jangan nampak kan kecemasan pun di hadapan anak-anak, nanti dia juga ikutan cemas memikirkan ibunya," ucap Wulandari berbisik.

"Ya Bu, Arka mengerti." jawab Arka menatap ke arah kedua anaknya.

Arka menghembuskan nafas pelan, lalu setelah itu ia berjalan mendekati anak-anak yang sedang duduk di meja makan. Saat itu Tasya menyadari bahwa ada yang kurang pagi itu. Ya, pagi itu ia tidak melihat adanya sang ibu yang biasanya mengomel sambil membuatkan sarapan pagi.

"Ayah, di mana Ibu? Apa dari semalam Ibu tidak pulang?"

Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut anak-anak, Arka tidak tahu harus menjawab apa lantaran saat ini ia sendiri masih menyembunyikan kecemasannya.

"Emmm, belum sayang, tapi nanti Ayah pastikan Ibumu akan kembali, Ayah akan meminta maaf pada Ibu atas pertengkaran kemarin, Ayah janji," ucap Arka melempar senyum pada anak-anak.

"Ayah janji ya, bawa ibu pulang," seru Aldo ikut bersuara.

"Ya sayang, Ayah janji." jawab Arka tersenyum tulus.

Arka sendiri berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan mencari Cahaya sampai ketemu, karena saat ini hatinya tidak bisa berbohong bahwa ia sedang mencemaskan Cahaya.

Saat Arka telah mengantarkan Aldo dan Tasya ke sekolah, Arka pun memulai pencahariannya terhadap Cahaya. Ia hanya mengikuti ke mana hatinya menujuk dirinya untuk menyetir sepeda motor butut miliknya. Saat itu Arka sangat berharap bahwa ia akan bertemu dengan Cahaya.

Sementara di tempat lain, Cahaya baru saja tersadar dari tidurnya. Dalam keadaan yang sangat pusing sekali, Cahaya duduk di dan memijit kepalanya, Ratih yang sudah bangun sejak tadi hanya tersenyum memandangi Cahaya, dan saat Cahaya membuka kedua mata, ia tersadar bahwa Ratih sudah ada di sampingnya.

"Ratih, kok kamu nggak bangunin aku, si!" protes Cahaya pada Ratih.

"Maaf Cahaya, aku melihatmu sangat panik, jadi aku memutuskan untuk membiarkan kamu tidur sepanjang yang kau inginkan," ucap Ratih sambil menyeruput kopi buatannya.

"Kau mau minum kopi? Kalau mau, aku akan buatkan sekarang, dan jam sembilan nanti, kita akan bertemu dengan seseorang," sambung Ratih menatap Cahaya yang masih mengumpulkan nyawa.

"Ketemu siapa?" tanya Cahya membalas tatapan Ratih.

"Kalau dia suka padamu, kau akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari dia. Tenang, orang yang ingin aku pertemukan padamu, sesuai kok dengan ketampanan suamimu, nggak kalah kalau sama Arka." jelas Ratih melempar senyuman tipis.

Cahaya mengerti maksud ucapan Ratih. Jawaban setuju nya itu benar-benar membuat Ratih akan mengantarkan dirinya pada jalan yang salah, Ratih sudah mempersiapkan seseorang yang akan membooking dirinya, dan mau tidak mau, Cahaya harus mengikuti permainan yang telah ia mulai sendiri.

Tepat pukul sembilan pagi, Cahaya keluar dari rumah Ratih dalam keadaan yang sangat segar. Ratih memberikan Cahaya modal berupa pakaian seksi dan make up yang membuat dirinya begitu cantik.

Saat itu Ratih dan Cahaya tiba di sebuah restoran mahal, ia sudah memiliki janji pada seorang laki-laki yang ternyata sudah menunggu mereka berdua di sana.

"Nah, itu orangnya," ucap Ratih menunjuk ke salah satu meja di sana.

"Oh, itu." jawab Cahaya yang menangkap seorang laki-laki berkacama hitam di sana.

Dengan antusias Ratih mengajak Cahaya mendekati meja tersebut, dan saat mereka tiba di sana. Laki-laki itupun membuka kacamata hitam yang ia pakai, benar kata Ratih, laki-laki yang akan ia kenalkan itu adalah seorang laki-laki tampan, dan hal itu membuat Cahaya sangat senang.

Entah apa yang ada dalam pikiran Cahaya kala itu, hingga Tasya, Aldo, Arka, dan juga Wulandari sama sekali tak terlintas di benaknya, ia terpaku pada dua orang saja. Ratih, dan juga laki-laki yang ada di hadapannya itu.

Ratih menyapa dan memperkenalkan Cahaya pada laki-laki itu, saat itu Cahaya mengulurkan tangannya dengan manja, seperti yang diajarkan oleh Ratih padanya.

"Namaku Cahaya," ucap Cahaya melempar senyum.

"Halo, namaku Alex, senang sekali bisa bertemu dengan wanita secantik dirimu." puji Alex penuh senyum.

Cahaya tersenyum tipis mendengar pujian pria tampan di hadapannya, dan saat itu Ratih pun ikut tersenyum melihat pandangan mereka.

"Emm, kalau gitu kalian ngobrol-ngobrol dulu aja ya, aku mau ke toilet sebentar," ucap Ratih pamit.

"Oh, oke___" jawab Cahaya dan Alex secara bersamaan.

Saat itu Cahaya dipersilahkan duduk oleh Alex, ia pun duduk dan tersenyum kecil menatapnya. Pandangan pertama yang berhasil membuat Alex merasa nyaman itu membuatnya tak bisa berkedip saat menatap wajah Cahaya.

"Aku belum pernah melihat wanita secantik dirimu," ucap Alex memuji Cahaya.

"Ah, bisa saja. Kamu terlalu memuji, sebenarnya wanita cantik itu banyak, dan mungkin aku adalah wanita yang kesekian kalinya yang kamu temui," sahut Cahaya membalas ucapan Alex.

"Kau bisa saja, apakah kau adalah sekelas Ratih? Wanita yang membawa dirimu kepadaku?" tanya Alex.

Cahaya terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa, sejujurnya ia sangat malu jika harus mengakui bahwa dirinya sekelas Ratih. Apakah ia harus menjawab iya dengan gelar barunya itu.

"Ya, aku adalah wanita sekelas Ratih, tapi aku baru saja bergabung," ucap Cahaya akhirnya mengakui.

"Oh, jadi aku adalah pelanggan pertamamu?" tebak Alex menatap Cahaya.

"Bisa di bilang begitu, aku sendiri tidak tahu cara mainnya seperti apa." jawab Cahaya lugu.

Alex tertawa kecil, lalu mengalahkan pembicaraan saat Ratih kembali dari toilet, ia tidak mungkin membahas hal itu saat ada orang lain, meskipun sebenarnya Ratih yang telah membawa Cahaya padanya.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38 (TAMAT)
39 Bab 1
40 Bab 2
41 Bab 3
42 Bab 4
43 Bab 5
44 Bab 6
45 Bab 7
46 Bab 8
47 Bab 9
48 Bab 10
49 Bab 11
50 Bab 12
51 Bab 13
52 Bab 14
53 Bab 15
54 Bab 16
55 Bab 17
56 Bab 18
57 Bab 19
58 Bab 20
59 Bab 21
60 Bab 22
61 Bab 23
62 Bab 24
63 Bab 25
64 Bab 26
65 Bab 27
66 Bab 28
67 Bab 29
68 Bab 30
69 Bab 31
70 Bab 32
71 Bab 33
72 Bab 34
73 Bab 35
74 Bab 36
75 Bab 37
76 Bab 38
77 Bab 39
78 Bab 39
79 Bab 41
80 Bab 42
81 Bab 43
82 Bab 44
83 Bab 45
84 Bab 46
85 Bab 47
86 Bab 48
87 Bab 49
88 Bab 50
89 Bab 51
90 Bab 52
91 Bab 53
92 Bab 54
93 Bab 55
94 Bab 56
95 BAb 57
96 Bab 58
97 Bab 59
98 Bab 60
99 Bab 61
100 Bab 62
101 Bab 62
102 Bab 64
103 Bab 65
104 Bab 66
105 Bab 67
106 Bab 68
107 Bab 69
108 Bab 70
109 Bab 71
110 Bab 72
111 Bab 72
112 Bab 73
113 Bab 74
114 Bab 75
115 Bab 76
116 Bab 77
117 Bab 78
118 Bab 79
119 Bab 80
120 Bab 81
121 Bab 82
122 Bab 83
123 Bab 84
124 Bab 85
125 Bab 86
126 Bab 87
127 Bab 88
128 Bab 89
129 Bab 90
130 Bab 91
131 Bab 92
132 bab 93
133 Bab 94
134 Bab 95
135 Bab 96
136 Bab 97
137 Bab 98
138 Bab 99
139 Bab 100
140 Bab 101
141 102
142 103
143 104
144 105
145 106
146 107
147 108
148 109
Episodes

Updated 148 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38 (TAMAT)
39
Bab 1
40
Bab 2
41
Bab 3
42
Bab 4
43
Bab 5
44
Bab 6
45
Bab 7
46
Bab 8
47
Bab 9
48
Bab 10
49
Bab 11
50
Bab 12
51
Bab 13
52
Bab 14
53
Bab 15
54
Bab 16
55
Bab 17
56
Bab 18
57
Bab 19
58
Bab 20
59
Bab 21
60
Bab 22
61
Bab 23
62
Bab 24
63
Bab 25
64
Bab 26
65
Bab 27
66
Bab 28
67
Bab 29
68
Bab 30
69
Bab 31
70
Bab 32
71
Bab 33
72
Bab 34
73
Bab 35
74
Bab 36
75
Bab 37
76
Bab 38
77
Bab 39
78
Bab 39
79
Bab 41
80
Bab 42
81
Bab 43
82
Bab 44
83
Bab 45
84
Bab 46
85
Bab 47
86
Bab 48
87
Bab 49
88
Bab 50
89
Bab 51
90
Bab 52
91
Bab 53
92
Bab 54
93
Bab 55
94
Bab 56
95
BAb 57
96
Bab 58
97
Bab 59
98
Bab 60
99
Bab 61
100
Bab 62
101
Bab 62
102
Bab 64
103
Bab 65
104
Bab 66
105
Bab 67
106
Bab 68
107
Bab 69
108
Bab 70
109
Bab 71
110
Bab 72
111
Bab 72
112
Bab 73
113
Bab 74
114
Bab 75
115
Bab 76
116
Bab 77
117
Bab 78
118
Bab 79
119
Bab 80
120
Bab 81
121
Bab 82
122
Bab 83
123
Bab 84
124
Bab 85
125
Bab 86
126
Bab 87
127
Bab 88
128
Bab 89
129
Bab 90
130
Bab 91
131
Bab 92
132
bab 93
133
Bab 94
134
Bab 95
135
Bab 96
136
Bab 97
137
Bab 98
138
Bab 99
139
Bab 100
140
Bab 101
141
102
142
103
143
104
144
105
145
106
146
107
147
108
148
109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!