18

Ratih duduk di samping Cahaya, menatap temannya yang saat ini terlihat memang sedang jatuh cinta pada seorang laki-laki yang telah memakai dirinya, saat itu Cahaya masih menunggu jawaban Ratih yang meminta dirinya jangan berharap pada laki-laki.

"Cahaya, jangan pernah berharap pada seorang laki-laki yang jelas membutuhkan kita yang hanya saat dia membutuhkan kita, apalagi kamu berharap pada Alex yang hanya menjadikan kamu sebagi tempat pelampiasan nafsu saja," ucap Ratih memberikan saran.

"Apa maksud Ratih? Mas Alex tidak seperti itu, bahkan dia berbeda dari laki-laki lainnya," protes Cahaya saat Ratih berkata demikian.

"Apa bedanya Cahaya, menurutku semua laki-laki itu sama, apalagi kita bertemu di sebuah pekerjaan seperti ini, kamu tahu, akan ada rasa bosan dari diri seorang laki-laki ketika sudah puas memakai kita." jelas Ratih menatap Cahaya dengan serius.

Saat itu Cahaya masih tidak percaya dengan ucapan Ratih, ia yakin bahwa laki-laki yang ia kenal itu tidak lah sama seperti yang Ratih pikirkan, saat itu Cahaya sangat yakin bahwa Alex benar-benar tulus mencintai dirinya dan membutuhkan dirinya tidak hanya di saat dia membutuhkannya.

"Ratih, aku akan membuktikan padamu, kalau mas Alex benar-benar mencintaiku," ucap Cahaya dengan yakin.

"Kalau seperti itu keyakinan mu, kamu boleh mencobanya Cahaya." jawab Ratih melempar senyum.

Cahaya mengangguk penuh keyakinan, dan saat itu Cahaya memutuskan untuk menghubungi Alex dan mengajaknya bertemu, saat itu Alex menerima permintaan Cahaya, ia menjanjikan bahwa ia akan menjemput Cahaya di rumah.

Saat malam tiba, Cahaya sudah bersiap-siap untuk pergi bersama dengan Alex, saat itu Alex sudah tiba dan masuk ke rumah Ratih yang tak tertutup itu. Ia melihat Cahaya sedang duduk bersama Ratih di ruang tamu.

"Halo, sepertinya kalian lagi santai banget," sapa Alex melempar senyum.

"Halo Alex, kedatangan kamu sudah ditunggu sama Cahaya, dari tadi dia gelisah takut kamu nggak datang," ucap Ratih menggoda Cahaya.

"Ya ampun, udah kangen banget ya, sampai aku ditungguin," sambung Alex melempar senyum pada Cahaya.

"Tentu, aku tentu merindukan mu, sekarang bawa aku pergi." pinta Cahaya yang langsung bangkit dari duduknya.

Alex pun tersenyum, lalu mengangguk pelan, ia tidak keberatan sama sekali dengan permintaan Cahaya saat itu. Alex pun pamit dan meninggalkan Ratih seorang diri di rumah.

Saat itu Ratih hanya menatap mobil yang semakin menjauhi rumahnya, ia tersenyum saat mengingat permintaan Cahaya yang begitu tinggi pada Alex.

Sementara di tempat lain, Cahaya begitu percaya diri menggandeng lengan Alex di dalam mobil, saat itu mereka seperti sudah seperti sepasang suami istri yang begitu sangat romantis.

"Mas, kamu mau bawa aku ke mana kali ini?" tanya Cahaya penuh senyum.

"Kamu mau kubawa ke mana sayang, aku akan ada untukmu," ucap Alex membalas senyuman Cahaya.

"Mas, kali ini aku ingin kamu mengajak aku makan di sebuah restoran yang mahal, aku ingin sekali menikmati waktu santai bersama kamu, ada hal yang ingin aku bicarakan." jawab Cahaya.

Alex mengerutkan kening, ia penasaran sekali ingin tahu apa yang akan dibicarakan oleh Cahaya, namun Cahaya sendiri tidak mau membuka suara sebelum mereka tiba di tempat yang diinginkan oleh Cahaya.

Saat tiba, Cahaya pun memesan makanan, lalu setelah itu Cahaya baru bersuara ketika makanan itu tiba.

"Mas, aku sudah cukup lama berkencan denganmu, apa kamu tidak ingin melamar ku dan menjadikan aku sebagai istrimu?" tanya Cahaya yang langsung mengutarakan keinginannya.

Uhuk... Uhuk...

Saat Alex mendengarkan ucapan Cahaya, ia tersedak karena permintaan Cahaya yang tiba-tiba. Dengan cepat Cahaya menyodorkan minuman pada Alex, ia terlihat cemas lantaran melihat Alex karena wajahnya yang memerah.

"Mas, kamu nggak papa, kan?" tanya Cahaya.

"Nggak, aku nggak papa sayang," sahut Alex.

"Mas, kenapa kamu keliatannya terkejut sekali, padahal permintaan ku ini tidak membuat kamu rugi?" Cahaya nampak penasaran saat melihat wajah Alex yang tegang.

"Cahaya, permintaan kamu ini terlalu berat, selama ini aku tidak pernah menjalin hubungan di atas keseriusan," ucap Alex yang memasang wajah datar.

"Tapi Mas, bukannya selama ini kamu sangat mencintai aku? Lalu apa salahnya jika kita menjalin hubungan yang lebih serius, yaitu menikah," seru Cahaya yang masih ngotot ingin di halalkan oleh Alex.

"Tidak bisa sekarang Cahaya, aku hara kamu mengerti. Apalagi aku mengenal kamu sebagai wanita pemuas nafsu para laki-laki, akan sangat sulit untukku bisa menerima dirimu sepenuhnya." jelas Alex.

Betapa sakitnya jawaban yang diberikan oleh Alex itu untuk Cahaya, ia tidak menyangka jika ternyata Alex bisa berpikir seperti itu. Bahkan ia sendiri tidak tahu ternyata Alex memandangnya selama ini sebelah mata.

Cahaya meneguk jus di tangannya, berusaha untuk menerima ucapan Alex yang begitu rendah di matanya. Sementara Alex sendiri menyadari bahwa ia telah melukai hati Cahaya dengan berkata demikian, namun ia tetap melanjutkan makannya sampai selesai.

Sepanjang makan siang bersama dengan Alex, Cahaya sama sekali tidak bersuara, rasa kecewa di hatinya itu masih nampak terlihat sangat jelas.

"Sayang, apa kata-kataku terlalu melukai hatimu?" tanya Alex menyentuh jemari Cahaya.

"Tidak Mas, mungkin apa yang kamu katakan itu benar. Wanita murahan seperti diriku tidak pantas mendapat hak kehalalan bagi laki-laki yang telah memakai ku, aku salah besar karena telah berharap padamu," ucap Cahaya menahan kecewa.

"Maafkan aku sayang, bukan maksud ku mengatai mu, tapi dengan menjalin hubungan seperti ini saja, aku sangat menikmatinya, aku bisa memberikan uang sebanyak yang kamu mau, dan sementara aku, bisa mendapatkan apa yang aku inginkan darimu, impas kan!" jelas Alex melempar senyum manis.

Cahaya tak membalas senyuman itu, tersadar bahwa ia selama ini sudah sangat jauh melangkah. Hingga membuat pandangan laki-laki terhadap dirinya begitu sangat kotor dan menjijikkan untuk dinikahi, dan saat makan siang itu berakhir, Cahaya meminta Alex untuk mengantarkan dirinya pulang.

"Sudah kan makannya? Sekarang bawa aku pulang, ya," ucap Cahaya yang sudah bersiap-siap.

"Kamu mau aku bawa ke mana lagi sayang? Biar aku temani kamu, kebetulan hari ini aku tidak terlalu sibuk di kantor," seru Alex menawarkan diri pada Cahaya.

"Aku hanya ingin pulang, Mas. Aku sudah tidak menginginkan jalan-jalan lagi." jawab Cahaya singkat.

Alex mengerti bahwa mood Cahaya tiba-tiba berubah karena kata-katanya, saat itu Alex ikut bangkit dan merayu Cahaya. Agar Cahaya bersedia pergi jalan-jalan bersamanya, akhirnya Cahaya pun bersedia ikut pergi bersama Alex, meskipun sebenarnya ia sangat keberatan saat itu.

Di sebuah mall yang sangat ramai, Alex menggandeng mesra Cahaya layaknya seorang istri, saat itu Alex dengan penuh percaya diri berjalan bersama dengan Cahaya.

"Sayang, apa selama kamu berkencan denganku, aku tidak memperlakukan kamu dengan baik?" tanya Alex.

"Tidak Mas, kamu memperlakukan aku dengan sangat manis," ucap Cahaya tersenyum tipis.

"Itulah yang aku inginkan selamanya sayang, kalau kita menikah, pasti akan ada rasa bosan di antara kita. Dan kita kan saling mencari kebebasan lagi seperti yang terjadi di antara kamu dengan mantan suami kamu dulu." jelas Alex tegas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!