9

"Ini uang untukmu, sayang," ucap Alex menyodorkan uang itu pada Cahaya.

"Makasih banyak ya Mas," seru Cahaya meraih uang itu dari tangan Alex.

"Sama-sama, sayang." jawab Alex melempar senyum.

Saat itu Cahaya sedang memegangi uangnya dengan semangat, saat itu nampak tergambar semua apa yang saat itu ada di kepalanya, ia sangat ingin sekali bisa membelanjakan semua uang itu untuk keperluan pribadinya. Bahkan sama sekali ia tidak mengingat anak-anak dan suami yang sudah sangat bingung harus mencari dirinya ke mana.

"Sayang, aku akan memberikan uang padamu jauh lebih banyak lagi, jika pagi ini kamu bersedia melayani aku lagi," ucap Alex yang sudah candu dengan tubuh seksi Cahaya.

"Serius Mas? Aku mau Mas," seru Cahaya dengan gembira.

"Ya, kamu mau berapa juta lagi sayang, aku akan memberikan semua padamu. Dan aku ingin kamu menjadi pelanggan ku untuk seterusnya, atau bila perlu, kau ku jadikan sebagai kekasihku," rayu Alex yang saat itu sangat ingin sekali menikmati sentuhan Cahaya.

"Itu terlalu cepat Mas, antara aku dan dirimu baru saja kenal, jadi aku rasa untuk menjadi kekasih mu, itu sangat terlalu cepat." jelas Cahaya yang menolak ada ikatan di antara mereka berdua.

Alex pun saat itu tak perduli apa yang dikatakan oleh Cahaya, saat itu ia memutuskan untuk segeran menyentuh Cahaya kembali seperti yang ia inginkan. Percintaan itu pun diulang untuk kedua kalinya, bahkan saat ini Cahaya dalam keadaan sadar.

Beberapa menit kemudian mereka pun terkulai lemas tak berdaya di atas ranjang, keringan mengucur di tubuh kekar Alex dan ia tersenyum saat melihat Cahaya ikut merasakan kepuasan antara keduanya.

"Bagaimana sayang, apa hanya aku yang merasakan candu dengan semua trik mu ini," ucap Alex dengan suara tersengal.

"Aku lelah dengan permainan mu, aku harus pulang dan meneruskan istirahat ku, Mas," ucap Cahaya yang tidak ingin membahas hal itu.

"Baik lah, hari ini aku akan melepaskan dirimu, tolong berikan aku kabar karena mungkin saat ini aku benar-benar telah jatuh cinta padamu." jelas Alex menatap Cahaya serius.

Cahaya tersenyum, ia memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan setelah itu ia kembali dalam keadaan memakai pakaian yang sebelumnya berjatuhan di lantai.

"Untung saja pakaian ku tidak kamu rusak Mas, hanya kamu buang ke sembarang tempat sesuka hatimu," ucap Cahaya menatap Alex yang masih berada di atas kasur.

"Aku tidak akan melakukannya sayang, aku akan mengantar kamu pulang, ya," tawar Alex bergegas hendak memakai pakaian.

"Tidak perlu, aku bisa pulang dengan taksi saja, kamu harus istirahat karena tadi malam dan pagi ini, kamu sudah bekerja keras untukku." jelas Cahaya melempar senyum.

Alex tersenyum menatap Cahaya, lalu setelah itu Cahaya keluar dari kamar meninggalkan Alex seorang diri. Saat berada di kamar mandi, Cahaya merubah pikirannya untuk membelanjakan semua uang yang telah diberikan oleh Alex padanya, ia justru ingin sekali pulang ke rumah dan memberikan uang itu pada anak-anak dan suaminya. Ia ingin membuktikan pada semua bahwa ia juga saat ini bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dalam waktu semalam.

"Kalau aku membawa uang ini pulang ke rumah, Mas Arka dan ibu pasti kaget, aku akan mengatakan kalau aku sudah bekerja, dan akan aku injak-injak harga diri mas Arka yang sekarang masih pengangguran itu." ungkap Cahaya saat ia keluar dari rumah Alex.

Cahaya menggunakan taksi untuk pulang ke rumah, saat itu ia sudah merencanakan banyak hal ketika tiba di rumah nanti. Dan saat tiba di rumah, Cahaya di sambut oleh Wulandari yang menyadari kepulangan menantunya itu.

"Arka.... Arka... Istrimu telah kembali..."

Suara Wulandari melengking memanggil putranya.

Saat itu Arka sedang bermain bersama dengan anak-anak, dan saat mendengar bahwa Cahaya sudah kembali, mereka pun berlari secepat kilat untuk memenuhi panggilan Wulandari. Saat itu Arka tiba di depan pintu, dan menatap wajah istrinya yang sudah berpenampilan sangat berbeda. Cahaya menggunakan dress yang cukup seksi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ibu___"

Spontan Tasya dan Aldo memanggil ibunya dari balik pintu, mereka juga berlari hingga sampai di pelukan ibunya. Cahaya memeluk kedua anaknya dengan penuh kasih sayang, lalu setelah itu melepaskannya kembali saat Arka dan Wulandari tiba di hadapannya.

"Cahaya, dari mana saja kamu, kenapa kamu membuat aku cemas seperti orang gila di jalanan kebingungan mencari kamu," ucap Arka menumpahkan kecemasannya selama ini.

"Iya Cahaya, bukan hanya Arka yang kebingungan atas kepergian kamu, tapi Ibu juga, anak-anak juga mencemaskan kamu." sambung Wulandari ikut mengutarakan kecemasannya.

Cahaya menanggapi hal itu dengan santai, ia tidak begitu perduli dengan ibu mertua dan suaminya itu. Saat itu Cahaya hanya fokus mengajak Aldo dan Tasya masuk ke rumah, dan membawakan makanan yang cukup mahal untuk mereka santap di meja makan.

Saat itu Wulandari merasa bingung, lantaran sikap Cahaya yang hanya diam saja membuat ia menatap Arka, dan begitu pun juga sebaliknya. Arka menatap ibunya dengan tajam.

"Ada apa dengan Cahaya ya, Bu. Kenapa dia bersikap dingin sekali," ucap Arka penasaran.

"Ibu juga tidak tahu Arka, lebih baik sekarang kita masuk dan ikut duduk bersama Cahaya," jawab Wulandari mengajak Arka masuk.

Arka mengangguk pelan mengikuti keinginan ibunya, dan saat itu Cahaya sedang sibuk menyiapkan makanan di meja makan yang mewah untuk kedua anaknya, dan saat Wulandari dan Arka datang, Cahaya pun mengubah senyumnya dengan sikap dinginnya.

"Cahaya, ini makanan mahal, dari aman kamu bisa mendapatkan ini semua, dan memberikan anak-anak makanan yang enak?" tanya Arka penasaran.

"Sudah lah Mas, kalau kamu rindu dengan makanan enak, lebih baik kamu ikut makan di meja makan ini, sama ibu juga pastinya. Dan jangan tanya apapun tentang dari mana aku mendapatkan semua ini, yang jelas itu tidak gratis." jawab Cahaya dengan suara cetusnya.

Arka dan Wulandari tidak bisa berkata apapun saat itu, melihat Tasya dan Aldo sangat menikmati makanan mahal yang dibawa oleh Cahaya. Saat itu juga Arka memutuskan untuk mengajak Cahaya masuk ke dalam kamar. Ia masih sangat penasaran, mengenai kedatangan Cahaya yang menghilang beberapa hari yang lalu.

"Apaan si Mas, kenapa kamu membawa aku ke sini!" protes Cahaya kesal dan menghempaskan tangan Arka.

"Cahaya, bicaralah dengan jujur, dari mana kamu beberapa hari ini, dan kenapa kamu pulang dalam keadaan berbeda dari sebelumnya, membeli makanan itu untuk anak-anak. Cahaya, kamu tahu kan, makanan yang kamu bawa itu tidak lah murah, dan dari mana itu?" tanya Arka dengan tatapan serius.

"Sebaiknya kamu tidak perlu tahu Mas, seperti yang aku katakan tadi, aku membeli nya dengan uang, dan itu tidak gratis." jawab Cahaya singkat.

Jawaban yang tentu saja menggantung membuat Arka sedikit kesal, namun ia tidak bisa memaksa. Karena sejujurnya ia sangat senang ketika Cahaya kembali ke rumah.

"Oke, aku tidak akan lagi mempertanyakan hal itu, tapi yang harus kamu tahu Cahaya, aku sangat mencemaskan kamu," ucap Arka menyentuh kedua tangan Cahaya dengan erat.

"Kejadian waktu itu, aku minta maaf, ya," sambung Arka tulus.

"Aku bahkan sudah lupa kalau aku pernah bertengkar padamu Mas, aku datang ke sini untuk mengambil pakaianku, dan aku akan pergi lagi." jawab Cahaya tak menanggapi ucapan Arka.

Mendengar kabar itu tentu saja membuat Arka terkejut, mengapa Cahaya memutuskan untuk pergi lagi setelah kembali ke rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!