2

Cahaya akhirnya pergi ke dapur, mengambilkan minuman untuk suaminya, Arka. Setelah itu ia menyodorkan gelas tersebut bersamaan dengan sodoran pertanyaan yang membuat Arka tak bisa menyembunyikan semua nya.

"Aku bangkrut Cahaya, perusaan bangkrut," ucap Arka yang akhirnya bersuara.

"Ha, apa Mas? Mas, kamu jangan becanda dong, kenapa bisa bangkrut si!" omel Cahaya tidak percaya dengan kebenaran yang ia dengar.

"Kamu tidak salah dengar Cahaya, aku bangkrut, rumah ini saja terpaksa harus kita tinggalkan untuk membayar hutang." jelas Arka menambah sesak di dada Cahaya.

Cahaya benar-benar tidak habis pikir, jika kehidupannya akan sangat berubah, karena kekayaan dan kekuasaan yang suaminya miliki kini diambil oleh sang pemilik rezeki.

Wulandari, ibu kandung Arka tersenyum tipis kala itu, meskipun dirinya sendiri merasa sangat sedih, namun ia tidak bisa jika harus menambah beban yang saat ini dirasakan oleh Arka, putra nya.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu terdengar begitu nyaring, malam-malam begini ada tamu yang datang dan membuat Cahaya sedikit kesal untuk membukanya, saat itu Arka bangkit, ia tidak mau jika Cahaya memperlihatkan wajah masamnya pada tamu.

"Cahaya, biar aku saja yang membuka pintunya," ucap Arka.

"Bagus lah, aku juga lagi males ketemu sama orang!" celetuk Cahaya kesal.

Arka menerima sikap Cahayala, ia sadar bahwa apa yang dilakukan oleh Cahaya adalah sebagai bentuk rasa kecewa atas apa yang telah terjadi, ia tidak membalas sikap Cahaya yang seperti itu.

Saat pintu dibuka oleh Arka, betapa terkejutnya ia karena yang datang adalah beberapa karyawan yang di kantor yang belum mendapatkan gaji bulanan darinya.

"Emmm, kalian ada apa malam-malam datang ke sini?" tanya Arka gugup, ada rasa takut yang terlihat jelas di matanya.

"Pak, tentu saja kami datang ke sini untuk meminta hak kami, gaji bulanan kami belum Bapak berikan, Pak," ucap salah satu dari mereka yang menatap kecewa pada Arka.

"T-tunggu dulu, kita bisa bicarakan ini di kantor saja, kenapa kalian nekat datang ke rumah saya," seru Arka yang tidak enak pada istri dan ibunya.

"Tidak bisa Pak, saat kami tahu bahwa perusahaan bangkrut, tidak mungkin kami akan kembali lagi ke sana untuk bekerja, tentu saja kami akan mencari tempat lain. Tapi sebelum itu kami lakukan, kami ingin meminta hak kami pada Bapak." jelas salah satu dari mereka dan di anggukkan oleh lain nya.

Arka sangat bingung saat itu, ia tidak tahu harus berkata apa untuk meminta mereka bersabar, tentu saja mereka memiliki hak atas gaji yang seharusnya Arka bayar, dan mereka juga memiliki keluarga yang harus mereka nafkahi.

Saat itu Cahaya terpancing untuk datang, karena terdengar suara yang sangat ramai di depan pintu. Dan saat Cahaya keluar mata para karyawan itu tertuju pada semua perhiasan yang dipakai oleh Cahaya.

"Itu, istri Bapak punya banyak perhiasan, Bapak bisa menjualnya dan membayar gaji kami," ucap salah satu dari mereka.

"Ee j-jangan, itu sudah menjadi hak istri saya, saya akan cari cara agar saya bisa membayar gaji kalian, saya janji," seru Arka tidak enak hati untuk menyetujui permintaan mereka.

"Apa yang akan Bapak lakukan? Usaha apa yang akan Bapak coba untuk membayar gaji kami, pokoknya kami tidak mau tahu, bayar gaji kami secepatnya, Pak!" desak mereka yang tidak sabar.

Cahaya sangat kesal saat itu, lantaran suara bising yang ia khawatir kan akan terdengar oleh para tetangga, dan itu akan membuat harga dirinya sangat jatuh. Salah satu karyawan pun berusaha nekat, merampas gelang emas yang dipakai oleh Cahaya, dan saat itu Cahaya terkejut karena ulah salah satu dari mereka.

"Eh, apa-apaan ini, kenapa kalian mengambil gelang ku!" pekik Cahaya tidak terima.

"Lebih baik Ibu lepaskan perhiasan Ibu secara mandiri, atau kami akan mengambil nya secara paksa, kami juga punya keluarga yang harus kami nafkahi Bu, jadi kami harus melakukan ini," suruh salah satu dari mereka.

"Ya nggak bisa gitu dong, ini perhiasan saya," tolak Cahaya masih berusaha mempertahankan miliknya.

"Bu, kalau Ibu tidak menuruti permintaan kami, kami lah yang akan merebut paksa perhiasan itu." jelas mereka dengan tegas.

Cahaya menatap Arka yang seperti patung tak bersuara dan tak bergerak, ia sebelum nya berharap bahwa Arka akan menghentikan perbuatan mereka, namun justru Arka nampak memohon dengan tatapan mata yang berkaca-kaca, hingga akhirnya Cahaya pun melepaskan apa yang ia miliki saat itu.

Setelah semua yang dipakai oleh Cahaya habis, mereka pun merasa sangat senang. Wulandari merasa kasihan pada Cahaya yang terlihat sangat marah dan kecewa itu, ia mendekati pintu dan memberikan sebuah cincin yang pernah Arka hadiahkan untuknya.

"Bapak-bapak, saya punya satu cincin, kalian bisa menjual cincin ini untuk menutup hutang putra saya pada kalian," ucap Wulandari menyerahkan dengan ikhlas.

"Tapi Bu, itu cincin___" Arka nampak menolak saat Wulandari melakukan itu.

"Sssstt, jangan bedakan Ibu dengan Cahaya, Ibu ikhlas membantu mu." jawab Wulandari lirih.

Cahaya menangis dan membuang muka, ia pergi berlalu meninggalkan mereka semua dan masuk ke kamar. Saat itu semua karyawan merasa lega karena setidaknya mereka bisa membawa pulang uang dari hasil penjualan perhiasan yang mereka dapatkan.

Mereka pun pergi dengan hati senang, meninggalkan Arka dan Wulandari yang sedang berdiri mematung di sana.

"Ibu, maafin Arka, Arka jadi merepotkan Ibu," ucap Arka merasa bersalah.

"Tidak Arka, Ibu sama sekali tidak merasa telah membuat kamu repot, dengan tetap tinggal dan hidup bersama mu saja, Ibu sudah merasa sangat senang," sahut Wulandari melempar senyum.

"Ibu, aku harus menemui Cahaya, saat ini pasti Cahaya sedang sangat sedih," kata Arka yang langsung tertuju pikirannya pada sang istri.

"Temui lah, berikan ia pengertian, bahwa saat ini memang kamu sedang diuji." jawab Wulandari meminta putra nya untuk pergi.

Arka mengangguk kecil dan pergi menemui Cahaya yang sedang menangis di kamar, Arka duduk di sudut ranjang dan menatap Cahaya dengan kasihan.

"Cahaya, maafkan aku, aku harus membuat kamu kehilangan perhiasan yang kamu pakai," ucap Arka, lirih.

"Aku berjanji, saat aku punya uang nanti, aku akan mengembalikan semua itu dengan hasil kerjaku." sambung Arka mencoba untuk memberikan keyakinan pada Cahaya.

Mendengar penuturan dari Arka justru membuat Cahaya semakin kesal dan benci, bagaimana dia bisa mengembalikan perhiasannya sedang saat ini ia sudah tidak memiliki harta sedikit pun.

"Nggak perlu berjanji Mas, memangnya kamu yakin bisa mengembalikan perhiasan ku dalam waktu dekat, ha! Enggak kan," hardik Cahaya marah.

"Mungkin sekarang memang belum bisa Cahaya, tapi aku berjanji akan berusaha," ucap Arka.

"Omong kosong! Sekarang lebih baik kamu pergi dari kamar ini, aku tidak sudi tidur satu ranjang denganmu!" usir Cahaya melempar Arka dengan sebuah bantal.

Arka tak bersuara, ia sadar saat istrinya sedang sangat kecewa dan marah, akan lebih baik jika dirinya tidak mengajak Cahaya bicara dulu karena ia sedang tidak baik-baik saja. Arka pun keluar dari kamar dan meninggalkan Cahaya sendiri.

Saat itu Cahaya sangat marah, ia berteriak kencang untuk melampiaskan kemarahannya seorang diri.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38 (TAMAT)
39 Bab 1
40 Bab 2
41 Bab 3
42 Bab 4
43 Bab 5
44 Bab 6
45 Bab 7
46 Bab 8
47 Bab 9
48 Bab 10
49 Bab 11
50 Bab 12
51 Bab 13
52 Bab 14
53 Bab 15
54 Bab 16
55 Bab 17
56 Bab 18
57 Bab 19
58 Bab 20
59 Bab 21
60 Bab 22
61 Bab 23
62 Bab 24
63 Bab 25
64 Bab 26
65 Bab 27
66 Bab 28
67 Bab 29
68 Bab 30
69 Bab 31
70 Bab 32
71 Bab 33
72 Bab 34
73 Bab 35
74 Bab 36
75 Bab 37
76 Bab 38
77 Bab 39
78 Bab 39
79 Bab 41
80 Bab 42
81 Bab 43
82 Bab 44
83 Bab 45
84 Bab 46
85 Bab 47
86 Bab 48
87 Bab 49
88 Bab 50
89 Bab 51
90 Bab 52
91 Bab 53
92 Bab 54
93 Bab 55
94 Bab 56
95 BAb 57
96 Bab 58
97 Bab 59
98 Bab 60
99 Bab 61
100 Bab 62
101 Bab 62
102 Bab 64
103 Bab 65
104 Bab 66
105 Bab 67
106 Bab 68
107 Bab 69
108 Bab 70
109 Bab 71
110 Bab 72
111 Bab 72
112 Bab 73
113 Bab 74
114 Bab 75
115 Bab 76
116 Bab 77
117 Bab 78
118 Bab 79
119 Bab 80
120 Bab 81
121 Bab 82
122 Bab 83
123 Bab 84
124 Bab 85
125 Bab 86
126 Bab 87
127 Bab 88
128 Bab 89
129 Bab 90
130 Bab 91
131 Bab 92
132 bab 93
133 Bab 94
134 Bab 95
135 Bab 96
136 Bab 97
137 Bab 98
138 Bab 99
139 Bab 100
140 Bab 101
141 102
142 103
143 104
144 105
145 106
146 107
147 108
148 109
Episodes

Updated 148 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38 (TAMAT)
39
Bab 1
40
Bab 2
41
Bab 3
42
Bab 4
43
Bab 5
44
Bab 6
45
Bab 7
46
Bab 8
47
Bab 9
48
Bab 10
49
Bab 11
50
Bab 12
51
Bab 13
52
Bab 14
53
Bab 15
54
Bab 16
55
Bab 17
56
Bab 18
57
Bab 19
58
Bab 20
59
Bab 21
60
Bab 22
61
Bab 23
62
Bab 24
63
Bab 25
64
Bab 26
65
Bab 27
66
Bab 28
67
Bab 29
68
Bab 30
69
Bab 31
70
Bab 32
71
Bab 33
72
Bab 34
73
Bab 35
74
Bab 36
75
Bab 37
76
Bab 38
77
Bab 39
78
Bab 39
79
Bab 41
80
Bab 42
81
Bab 43
82
Bab 44
83
Bab 45
84
Bab 46
85
Bab 47
86
Bab 48
87
Bab 49
88
Bab 50
89
Bab 51
90
Bab 52
91
Bab 53
92
Bab 54
93
Bab 55
94
Bab 56
95
BAb 57
96
Bab 58
97
Bab 59
98
Bab 60
99
Bab 61
100
Bab 62
101
Bab 62
102
Bab 64
103
Bab 65
104
Bab 66
105
Bab 67
106
Bab 68
107
Bab 69
108
Bab 70
109
Bab 71
110
Bab 72
111
Bab 72
112
Bab 73
113
Bab 74
114
Bab 75
115
Bab 76
116
Bab 77
117
Bab 78
118
Bab 79
119
Bab 80
120
Bab 81
121
Bab 82
122
Bab 83
123
Bab 84
124
Bab 85
125
Bab 86
126
Bab 87
127
Bab 88
128
Bab 89
129
Bab 90
130
Bab 91
131
Bab 92
132
bab 93
133
Bab 94
134
Bab 95
135
Bab 96
136
Bab 97
137
Bab 98
138
Bab 99
139
Bab 100
140
Bab 101
141
102
142
103
143
104
144
105
145
106
146
107
147
108
148
109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!